Anda di halaman 1dari 5

Gout Athritis Gout athritis adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia.

Gout athtritis merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraselular. Gangguan metabolisme yang mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl. 1. Epidemiologi Gout merupakan penyakit yang dominan pada pria dewasa. Gout jarang pada pria sebelum masa remaja, sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause. Pada tahun 1986 dilaporkan prevalensi gout di Amerika Serikat adalah 13./1000 pria dan 6.4/1000 perempuan. Prevalensi gout bertambah dnegan meningkatnya taraf hidup. Di Indonesia belum banyak publikasi epidemiologi tentang gout athritis. 2. Etiologi Gout Primer: akibat langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout Sekunder: disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obat tertentu. 3. Patogenesis dan Patofisiologi Onset serangan gout akut berhubungan dengan perubahan kadar asam urat serum, meninggi ataupun menurun. Pada kadar urat serum yang stabil, jarang mendapat serangan. Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium urat dari depositnya dalam tofi. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperatur lebih rendah pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, menyebabkan kristal MSU mengendap pada kedua tempat tersebut. Predileksi untuk pengendapan kristal MSU pada metatarsaofalangeal (MTP-1) berhubunngan juga dengan trauma ringan yang berulang0ulang pada daerah tersebut. Peradangan atau inflamasi merupakan reaksi penting pada atritis gout terutama gout akut. Reaksi ini merupakan reaksi pertahanan tubuh non spesifik untuk menghindari kerusakan

jaringan akibat agen penyebab. Peradangan pada atritis gout akut adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu kristal monosodium urat pada sendi. Hal ini diduga oleh peranan mediator kimia dan selular. Pengeluaran berbagai mediator peradangan akibat aktivasi melalui berbagai jalur, antara lain aktivitas komplemen (C) dan selular.

4. Manifestasi Klinis Stadium Athritis Gout: radang sendi pada stadium ini sangat akut dan yang timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering pada MTP-1 yang biasanya disebut podagra. Sembuh beberapa hari samapai beberapa minggu, bila tidak diobatai, rekuren yang multipel, interval antar serangan singkat dan dapat mengenai beberapa sendi.

Stadium Interkritikal: stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjafi periode interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Keadaan ini dapat terjadi satu atau beberapa kali pertahun, atau dapat sampai 10 tahun tanpa serangan akut. Apabila tanpa penanganan yang baik dan pengaturan asam urat yang tidak benar, maka dapat timbul serangan akut lebih sering yang dapat mengenai beberapa sendi dan biasanya lebih berat. Manajemen yang tidak baik, maka keadaan interkritik akan berlanjut menjadi stadium menahun dengan pembentukan tofi.

Stadium Athritis Gout Menahun: stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri (self medication) sehingga dalam waktu lama tidak berobat secara teratur pada dokter. Athritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan terdapat poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder. Lokasi tofi yang paling sering adalah cuping telinga, MTP-1, olekranon, tendo achilles dan jari tangan. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun.

5. Diagnosis Differential Rheumatoid athritis: karena penyakit ini memiliki gejala kaku pada pagi hari, nyeri sendi yang biasa terkena pada vertebra servicalis, gelang bahu, siku-siku, tangan, panggul, lutut dan kaki. Osteo athritis: karena penyakit ini merupakan penyakit sendi yang degeneratif. Yang sering terkena pada bagian vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki. Dengan faktor resiko umur (pada orang tua), jenis kelamin, suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerja dan olahraga, kelainan perrtumbuhan, dll. Yang memiliki gejala yaitu nyeri sendi, kaku pada pagi hari, krepitasi, pembesaran sendi dan perubahan gaya berjalan. Gout Athritis: penyakit heterogen akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. Dengan manifestasi klinis: Athritis Gout Akut: berlangsung cepat, sakit pada pagi hari, tidak bisa berjalan, monoartikuler, nyeri, bengkak, hangat, merah, gejala sistemik, yang paling sering terkena adalah MTP1 (ibu jari kaki).

Stadium interkritikal gout: gejalanya asimptomatik, terjadi 1 atau beberapa kali dalam setahun.

Athritis gout menahun: terjadi pada pasien yang mengobati sendiri, pengobatan tidak teratur, ada tofi dan poliartikuler, tofi sering pecah dan sulit sembuh, timbul infeksi sekunder, tofi yang sering pada cuping telinga dan MTP1.

6. Diagnosis Anamnesis: sesuai dengan manifestasi klinis dan keluhan pasien. Pemeriksaan: dengan menemukan kristal urat dalam tofi merupakan diagnosis spesifik untuk gout. Akan tetapi tidak semua pasien mempunyai tofi, sehingga tes diagnosti ini kurang sensitif. Oleh karena itu kombinasi dari penemuan-penemuan dibawah ini dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis: Riwayat inflamasi klasik athritis monoartikuler khusus pada sendi MTP-1. Diikuti oleh stadium interkritik dimana bebas simptom. Resolusi sinovitis yang cepat degan pengobatan kolkisin Hiperurisemia Pemeriksaan radiografi pada serangan pertama athtritis gout akut adalah non spesifik. Kelainan utama radiografi pada kronik gout adalah inflamasi asimetri, athtritis erosif yang kadang-kadang disertai nodul jaringan lunak. 7. Faktor-Faktor yang Berperan Diet tinggi purin dapat memicu terjadinya serangan gout pada orang yang mempunyai kelainan bawaan dalam metabolisme purin sehingga terjadi peningkatan produksi asam urat. Tetapi diet rendah purin tidak selalu dapat menurunkan kadar asam urat serum pada setiap keadaan. Minum alkohol dapat menimbulkan serangan gout karena alkohol meningkatkan produksi urat. Kadar laktat darah meningkat sebagai akibat produk sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam laktat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam serum. Sejumlah obat-obatan dapat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga dapat menyebabkan serangan gout. Yang termasuk diantaranya adalah aspirin dosis rendah

(kurang dari 1-2g/hari), sebagian besar diuretik, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, asetazolamid, dan etambutol. 8. Penatalaksanaan Secara umum penanganan artritis gout adalah membeerikan edukasi, pengaturan diet, instirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan artritis gout akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat seperti: Kolkisin: pemberian kolkisin dosis standar untuk artritis gout akut secara oral 3-4kali, 0,5-0,6 mg/hari dengan dosis maksimal 6mg. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS): dosis tergantung dari jenis obat yang dipakai. Disamping efek anti inflamasi obat ini juga mempunyai efek analgetik. Jenis OAINS yang banyak dipakai pada artritis gout akut adalah indometasin. Dosis obat ini adalah 150-200mg/hari selama 2-3 hari dan dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai minggu berikutnya atau sampai nyeri atau peradangan berkurang Kortikosterois dan hormon ACTH: pemberian kortikosteroid dan ACTH diberikan apabila kolkisisn dan OAINS tidak efektif atau merupakan kontra indikasi. Pemakaian kortikosteroid pada gout dapat diberikan oral atau parenteral. Indikasi pemberian adalah pada artritis gout akut yang mengenai banyak sendi (poliartikular). Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan kadar asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat allupurinol bersama obat urikosurik yang lain. 9. Prognosis Jika diberikan penangan yang baik atau adekuat maka prognosis kedepan akan baik serta tidak akan mengalam kekambuhan yang terlalu sering.

Anda mungkin juga menyukai