Anda di halaman 1dari 4

aaaaaaaaaaaaaaaaJUDUL : PENGUKURAN JUMLAH TOTAL LEUKOSIT PADA MENCIT GALUR SWISS JANTAN YANG DIBERI CRUDE EKSTRAK BIJI

CEMPEDAK SEBAGAI IMMUNOSTIMULAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali bahan bahan alam yang kurang dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat karena masih kurangnya penelitian tentang bahan alam tersebut. Akibatnya banyak sisa-sisa bahan alam yang terbuang begitu saja menjadi sampah karena kurangnya pengetehaun tentang bagaimana cara pemanfaatannya . Lingkungan sekitar kita banyak terdapat berbagai macam agen agen penginfeksi yang dapat membahayakan kesehatan manusia, seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Di indonesia sendiri timbulnya berbagai macam penyakit sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh individu itu sendiri. Contohnya pada penyakit infeksi Tuberculosis yang dilaporkan sebagai penyebab kematian utama didunia. Dimana satu pertiga penduduk dunia terinfeksi secara asymptomatic oleh mycobacterium Tuberculosis. Dimana M. TB ini memiliki

kemampuan untuk bertahan didalam tubuh penjamu dikarenakan kemampuannya dalam menghambat maturasi pagosomal dan memiliki respon anti apoptosis (interplay between MTB and Host signaling pathways). Selain TB, kasus HIV semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Dalam tubuh manusia terdapat suatu sistem yang berfungsi menjaga kesehatan tubuh manusia itu sendiri. Sistem ini dikenal dengan sistem kekebalan atau sistem imun. Terdapat dua sistem imun yang berbeda, yaitu sistem imun nonspesifik ( innate ) dan sistem imun spesifik ( adaptif ), yang saling bekerja sama maupun secara terpisah befungsi dalam menjaga tubuh. Sistem kekebalan nonspesifik memberikan pertahanan pertama terhadap substansi asing.

Sistem ini cepat, tidak memiliki memori imunologis, dan hanya berlangsung dalam durasi yang singkat. Sistem kekebalan spesifik / adaptif memiliki spesifitas yang sangat baik, lebih lambat dalam perkembangannya, memiliki memori imunologis, dan berlangsung lebih lama (Folds, 2008). Dalam hal ini sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup (karnen hal 29). Berbagai cara telah dilakukan untuk menjaga agar sistem imun tetap berfungsi dengan baik. Telah banyak obat immunostimulan yang beredar di masyarakat. Namun telah banyak juga penelitian yang membuktikan bahwa banyak ekstrak tumbuhan yang mempunyai khasisat terhadap immunomodulator. Di Indonesia banyak sekali tumbuh berbagai tumbuhan yang terbukti mempunyai aktivitas sebagai imunomodulator diantaranya antara lain: echinacea, mengkudu, jahe dan meniran dan sambiloto. Buah cempedak (Artocarpus integrifolia sp.) adalah buah yang memiliki banyak manfaat. Daging buahnya dapat dikonsumsi dan kaya zat gizi, khususnya vitamin A. Belakangan diketahui bahwa biji buah cempedak dapat diolah menjadi tepung.

http://kemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT-10-UM-HafizPemanfaatan-Biji-Cempedak-.pdf Di Indonesia sendiri, buah cempedak hanya dimanfaatkan sebagai makanan. Belum ada pemanfaatan lain karena minimnya penelitian. Pemanfaatan yang ada hanya bertaraf tradisional, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi saja, seperti mengolah buahnya menjadi selai, biji yang diolah menjadi tepung, sampai kayunya menjadi perabot rumah tangga. Padahal, masih banyak bagian dari buahnya yang masih bisa dimanfaatkan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai gunanya. http://kemahasiswaan.um.ac.id/wp-

content/uploads/2010/04/PKM-GT-10-UM-Hafiz-Pemanfaatan-Biji-Cempedak-.pdf

Biji cempedak yang belakangan diketahui memiliki efek terhadap peningkatan aktifitas sistem imun mulai dilirik oleh banyak penelitian. Dari penelitian yang telah dilakukan, ekstrak biji cempedak memiliki kandungan glicoprotein yang disebut dengan lectin. Dimana Gabriela Pereira da Silva (2006) telah meneliti efek lectin dari ekstrak biji cempedak yang menginduksi aktifitas neutrofil. Virginie Lavont juga menemukan bahwa secara spesifik lectin dapat mengaktifkan sel signaling pada CD4+ T lymposit pada sistem imun spesifik seluler. Dalam hal ini peneliti memiliki keinginan untuk meneliti crude ekstrak biji cempedak pada mencit ( secara invivo ) terhadap sistem imun seluler non spesifik. Dimana hal yang menjadi indikator untuk melihat adanya aktivitas immunostimulan pada crude ekstrak biji cempedak ialah kadar total leukosit dan hitung jenis leukosit.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh crude extrak biji cempedak terhadap jumlah leukosit total pada mencit galur swiss jantan? 2. Bagaimana pengaruh crude ekstrak biji cempedak terhadap perubahan dari hitung jenis leukosit pada mencit galur swiss jantan? 3. Bagaimana pengaruh immunostimulan crude ekstrak biji cempedak terhadap jumlah total leukosit pada mencit galur swiss jantan ?

1.3 Tujuan masalah 1. Untuk mengetahui pengaruh crude extrak biji cempedak terhadap jumlah leukosit total pada mencit galur swiss jantan? 2. Untuk mengetahui pengaruh crude ekstrak biji cempedak terhadap perubahan dari hitung jenis leukosit pada mencit galur swiss jantan? 3. Untuk mengetahui pengaruh immunostimulan crude ekstrak biji cempedak terhadap jumlah total leukosit pada mencit galur swiss jantan 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis/akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai efek pemberian ekstrak biji cempedak terhadap peningkatan respon imun ( imunostimulan ) Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutny

1.4.2 Kegunaan praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi pengembangan biji cempedak sebagai salah satu terapi alternatif obat imunostimulant.

Anda mungkin juga menyukai