Bab 6
Bab 6
PENGERTIAN
Jarak pandangan adalah panjang bagian jalan di depan pengemudi yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh pengemudi diukur dari titik kedudukan pengemudi yang bersangkutan dari permukaan jalan.
1. Jarak Pandangan Henti (Stopping Sight Distance). jarak pandangan henti yaitu panjang bagian jalan yang diperlukan oleh pengemudi untuk menghentikan kendaraannya. Ada 2 parameter yang sangat menentukan yaitu jarak PIEV dan jarak mengerem.
a. jarak PIEV Adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan dari saat pengemudi melihat adanya suatu penghalang di depan jalur lintasnya. Rumusnya :
b. Jarak Mengerem Jarak mengerem adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan mulai dari pengemudi menginjak pedal rem sampai kendaraan berhenti. dalam penetapan besarnya jarak mengerem hanya diperhitungkan akibat adanya pengaruh gesekan antara ban dan permukaan jalan, yaitu : Pada keadaan jalan datar, pada keadaan jalan dengan landai tertentu, dan pada daerah tikungan.
Keterangan : dr = Jarak mengerem, meter V = Kecepatan permulaan, km/jm fn = Nilai koefisien gesekan normal antara ban dan permukaan jalan
Dimana : L = % landai jalan, tanda (+) adalah pendakian, dan tanda (-) adalah penurunan.
Dari pertimbangan jarak mengerem rumus diatas, bahwa gesekan antara ban dan permukaan jalan sangat menentukan besarnya panjang jarak mengerem yang diperlukan. Pada keadaan tersebut koefisien gesekkan yang menentukan adalah gesekan normal (fn) dan gesekan melintang (fm) yang terjadi dalam arah tegak lurus terhadap sumbu jalan.
Dari uraian diatas, maka diperoleh besarnya jarak pandangan henti minimum. Panjang jarak henti minimum
Vr (km/jm) Vj (km/jm) Fm Jarak Henti Vr (meter) Jarak henti Vj (meter) 30 27 0,400 29,71 40 36 0,375 44,60 50 45 0,350 63,87 60 54 0,330 84,65 70 63 0,313 110,28 80 72 0,300 100 90 0,285 120 108 0,280
25,94
38,63
54,05
72,32
93,71
118,07
174,44 239,06
40 - 45 55 - 65 75 85
175 230
240 285
2. Jarak Pandangan Menyiap Jarak ini merupakan panjang bagian jalan yang diperlukan oleh pengemudi untuk mendahului / menyiap kendaraan lain yang bergerak didepan jalur lintasannya.
penetapan panjang jarak menyiap yang digunakan sebagai pedomen pada perencanaan, yaitu dihitung berdasarkan panjang yang diperlukan untuk menyelesaikan gerakan menyiap baik satu kendaraan ataupun dua kendaraan sekaligus.
Menyiap pada jalan 2 jalur dan 2 arah terhadap karakteristik kendaraan dan sifat lalu lintas, diantaranya : Kendaraan yang didahului harus mempunyai kecepatan yang tetap. ketika menyiap harus mampu memacu kecepatan kendaraanya lebih cepat 15 km/jm. pada saat memasuki daerah penyiapan, maka kendaraan yang akan menyiap harus mengurangi kecepatan kendaraan yang akan didahuluinya dengan kecepatan yang sama.
Bila sudah berada pada jalur kanan untuk menyiap, maka pengemudi harus mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan apakah gerakan menyiap dapat diteruskan atau tidak. Pada saat kendaraan yang menyiap telah berada kembali di jalur kanan pada lintasannya, maka pengemudi harus menyediakan jarak yang cukup aman. Kendaraan yang datang dari arah berlawanan mempunyai kecepatan yang sama dengan kendaraan yang hendak melakukan gerakan menyiap.
Dengan demikian panjang jarak pandangan menyiap total untuk jalan raya 2 jalur dengan 2 arah dapat diperoleh dengan menjumlahkan ke 4 macam jarak yang telah diketahui, yaitu :
d = d1 + d2 + d3 + d4
d min = 2/3 . d2 + d3 + d4
dalam hal jarak bebas antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan yang datang berlawanan arah setelah gerakan menyiap (d3), lebih lanjut Direktorat Jenderal Bina Marga merekomendasikan jarak bebas tersebut sebagai berikut : Jarak Bebas Pada Proses Menyiap (d3)
Kecepatan (km/jm) Kecepatan rata-rata Jarak bebas (d3) meter 45 - 65 55 30 65 80 70 60 80 95 85 85 95 - 112 100 100
Pada jalan dengan kelandaian tertentu khususnya pada daerah pendakian (+), pertimbangan ini perlu dilakukan karena daya percepatan dari kendaraan yang menyiap akan semakin berkurang, sedangkan kendaraan yang datang berlawanan arah justru sering mempercepat kecepatan kendaraannya setelah melihat adanya kendaraan yang menyiap.
Pertimbangan lain yaitu, pada jalan yang menurun (-) jarak pandang lebih pendek disebabkan karena kendaraan mobil penumpang yang menyiap dapat mempercepat kecepatannya dengan mudah. Akan tetapi adakalanya kendaraan yang disiap juga mempercepat kecepatannya, sehingga dapat berakibat terjadinya kecelakaan. Dengan pertimbangan keadaan tersebut maka diperlukan untuk memperpanjang jarak pendangan menyiap, agar faktor keamanan dapat tercapai secara optimal.
Pada keadaan malam hari penetapan jarak pendangan dibatasi oleh kemampuan penyinaran dan ketinggian letak lampu besar dari permukaan jalan, serta sifat pemantulan benda-benda disekitarnya. Dalam hal terjadinya penurunan kemampuan untuk melihat pada malam hari yang diakibatkan oleh kesilauan lampu besar dari kendaraan yang datang dari arah berlawanan, sesungguhnya dapat diminimalkan dengan pembatas-pembatas pada kekuatan lampu besar dan bentuk berkas sinarnya.
Oleh sebab itu keadaan yang paling menentukan untuk melakukan gerakan menyiap pada malam hari adalah Jarak Pandangan Henti , sedangkan jarak pandangan menyiap tidak menentukan, hal ini disebabkan karena sorot lampu kendaraan yang datang dari arah berlawanan akan tampak terlihat dengan jelas.
Agar perencana memiliki pedoman dalam menetapkan panjang jarak menyiap, daftar dibawah ini menunjukkan nilai batas jarak pandangan menyiap minimum yang dapat dipergunakan, yaitu diperoleh berdasarkan nilai korelasi antara waktu PIEV (t1) dan waktu kendaraan yang menyiap berada dijalur kanan (t2).
30 40 50 60 70 80 100 120
TERIMA KASIH