Anda di halaman 1dari 25

Alinyemen vertikal diartikan sebagai garis potong atau garis irisan melalui sumbu jalan yang menyatakan bentuk

geometrik jalan dalam arah vertikal.


Garis alinyemen vertikal tersebut pada ketinggian dari setiap titik serta bagianbagian yang terpenting dari suatu jalan dalam arah memanjang. Oleh sebab itu gambar alinyemen vertikal disebut juga sebagai gambar Penampang memanjang yang terdiri dari rangkaian garis lurus yang satu sama lainnya dihubungkan dengan lengkungan vertikal.

Pada jalan raya yang terpisah oleh median garis irisan vertikal tersebut pada umumnya diambil melalui sumbu tepi atau tepidalam dari masing perkerasan jalan dengan bidang permukaan jalan yang bersangkutan. Pada alinyemen vertikal perhatian tidak ditunjukan hanya pada bagian lengkung peralihan seperti halnya pada alinyemen horizontal, akan tetapi perhatian pertama justru ditunjukan pada bagian jalan lurus yang merupakan suatu Landai Jalan yaitu adanya pendakian dan penurunan vertikal sepanjang jalan.

Landaian jalan menunjukan suatu besaran selisih beda tinggi dari dua buah titik dalam arah vertikal berbanding dengan panjang jarak mendatar dari kedua titik tersebut dalam satuan prosen (%). Pada umumnya suatu gambar rencana dibaca mulai dari sebelah kiri ke sebelah kanan, sehingga landai jalan yang diperoleh adalah merupakan Pendakian yang diberi simbol positif (+) dan penurunan dengan simbol (-)

Gn (grade) =

t2 - t1 Jarak

x 100 %

Keterangan : gn = landai jalan dalam arah vertikal (dalam %) t1 = Elevasi ketinggian titik awal (meter) t2 = Elevasi ketinggian titik berikutnya (meter)

Dalam perencanaan geometrik landai jalan faktor utama yang harus dipertimbangkan adalah kemampuan daya mesin dan ukuran berat kendaraan truck. Oleh sebab itu perencanaan landai jalan haruslah dipertimbangkan perbandingan berat dan kemampuan daya mesin kendaraan truck yang bersangkutan yang mencerminkan kendaraan truck pada umumnya, yaitu dengan membatasi besarnya landai dan panjang jalan pendakian

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, AASHO 54 dan juga Direktorat Jenderal Bina menetapkan ketentuan standar perencanaan nilai batas landai jalan maksimum berdasarkan kecepatan rencana sebagai berikut :
40 60 80 100 120

Kecepatan Rencana (km/jm)

Landai Maksimum

8-10 %

5-8 %

4-6 %

3-5 %

3-4 %

Selain dengan melakukan pembatasan terhadap landai jalan berdasarkan kendaraan truck rencana di atas, pembatas juga ditetapkan terhadap panjang pendakian maksimum yang disebut sebagai Panjang Kritis. Panjang Kritis Landai Jalan
Landai jalan (%) 3 480 4 330 5 250 6 200 7 170 8 150 10 135 12 120

Panjang kritis (meter)

Lengkung vertikal adalah lengkung yang digunakan untuk mengadakan peralihan secara berangsur-angsur dari suatu landai ke landai berikutnya, dimana diantara serangkaian garis tangen sebagai landai jalan dihubungkan oleh garis lengkung secara vertikal. Dalam hal ini ada 2 macam lengkung vertikal, yaitu :

Pada umumnya panjang lengkung vertikal yang diperoleh dari yang memenuhi persyaratan keamanan ini juga dapat memenuhi persyaratan kenyamanan, akan tetapi untuk memenuhi syarat keserasian bentuk masih diperlukan ketentuan panjang lengkung minimum. Oleh sebab itu untuk memenuhi persyaratan faktor kenyamanan panjang lengkung vertikal cembung dianjurkan tidak kurang dari 3 detik perjalanan.

Oleh sebab itu pada penetapan panjang lengkung vertikal cembung, maka perhitungan dan penurunan rumus dihitung berdasarkan atas dua kemungkinan, yaitu pada keadaan dimana jarak pandangan pengemudi seluruhnya berada dalam daerah lengkung vertikal yang bersangkutan (S < L), dan pada keadaan dimana jarak pandangan pengemudi melampaui panjang batas lengkung vertikal yang bersangkutan atau ( S > L )

Rumus :
Lv = A . S2 100 .

Keterangan : Lv = Panjang jarak mendatar lengkung vertikal (meter) C = Konstanta h1 = Mata pengemudi h2 = Penghalang A = selisih antara dua landai

Bila pada perencanaan panjang lengkung vertikal cembung di atas dipergunakan jarak pandangan menyiap, atau jarak pandangan henti. Maka ketentuan dibawah ini dapat dipergunakan sebagai pedoman. Besaran tinggi kedudukan mata pengemudi dan nilai konstanta

Tinggi kedudukan objek dan nilai konstanta

Menurut Bina Marga * 1990

Menurut AASHTO 1990

Dengan Pand. Henti Mata pengemudi (h1 ) Penghalang (h2 ) Konstantan( 1,20 m

Dengan Pand. Dengan Menyiap Pand. Henti 1,20 m 1,07 m

Dengan Pand. Menyiap 1,07 m

0,10 m

1,20 m

0,15 m

1,30 m

399

960

404

946

Pada puncak lengkung vertikal cembung terdapat bagian permukaan jalan yang relatif lurus dan datar sehubungan dengan panjang lengkung. Lengkung vertikal cembung yang panjang dan relatif datar tersebut sering menimbulkan masalah pada drainase jalan raya, khususnya pada saluran samping.

Masalh tersebut sering disebabkan oleh tidak lancarnya aliran air, dan terjadinya banjir karena meluapnya air ke permukaan jalan. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan menetapnya persyaratan landai minimum untuk keperluan drainase adalah sebesar 0,5 % pada jarak 20 m dari puncak lengkung Dan menetapkan persyaratan panjang maksimum lengkung vertikal cembung adalah Lv = 50. A. Ketentuan ini juga berlaku untuk lengkung vertikal cekung.

Panjang lengkung vertikal cekung ditetapkan berdasarkan pertimbangan faktor keamanan untuk keadaan pada malam hari, serta terpenuhinya persyaratan kenyamanan karena penambahan gaya berat oleh gaya sentripental.

Selain itu, karena bentuk lengkung vertikal cekung umumnya merupakan bentuk parabola sederhana, maka dalam menetapkan panjang lengkung harus pula diperhatikan persyaratan keluwesan bentuk, persyaratan drainase dan jarak pandangan bebas di bawah suatu bangunan.

Penyinaran lampu besar diukur setinggi 0,60 m dari permukaan jalan dengan sudut penyebaran sinar ke atas sebesar 1 derajat. Letak titik perpotongan sinar tersebut terhadap perkerasan jalan dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu jarak pandangan akibat penyinaran lampu besar lebih pendek dari panjang lengkung (S<L), dan jarak pandangan lebih besar panjang lengkung (S>L).

Rumus S<L
Lv = A . S2 120 + 3,5 . S

Rumus S>L
Lv = 2 . S

(150 + 3,5 S)
A

Dalam hal faktor kenyamanan dipengaruhi oleh timbulnya percepatan sentripental yang menambah percepatan gravitasi. Dari hasil penelitian panjang minimum lengkung vertikal cekung dengan percepatan sentripental tidak melebihi 0,3 m / detik2 , maka panjang lengkung minimum diperoleh :
Lv = A . V2 390

Pada keadaan suatu jalan raya melintas bangunan-bangunan tertentu, seperti adanya jembatan penyebrangan, viaduct, aquaduct dan lain-lain, sering terjadi bahwa pandangan pengemudi terhalang oleh bagian bawah dari bangunan-bangunan tersebut.

Untuk menghindari keadaan tersebut maka panjang lengkung vertikal cekung harus diperhitungkan berdasarkan jarak pandang henti minimum, yaitu dengan memperhitungkan tinggi mata pengemudi truck adalah 1,80 m (h1) dan tinggi objek h2 ( tinggi lampu belakang ) adalah 0,5 m terhadap permukaan jalan. Dalam hal ini dipergunakan pendekatan untuk menyederhanakan perhitungan, bahwa titik perpotongan kedua landai (PPV) berada tepat di bagian bawah bangunan, dan ruang bebas vertikal minimum adalah 5 meter (C).

a.) Panjang lengkung untuk S>L


Lv = 2 . S 800 . C 400 (h1 + h2)

Jika disarankan ruang bebas (C) diambil 5,5 m untuk kemungkinan diadakan pelapisan ulang konstruksi perkerasan di kemudian hari, maka :
3480 A

Lv = 2 . S

b.) Panjang lengkung untuk S<L


A . S2 800 . C 400 ( h1 + h2 )

L=

Dan bila disarankan ruang bebas (C) diambil 5,5 m untuk kemungkinan diadakan pelapisan ulang konstruksi perkerasan di kemudian hari, maka :
L= A . S2 3480

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai