Anda di halaman 1dari 36

Bab 9

Aplikasi Pada Perencanaan

Pendahuluan
Bab ini agar mahasiswa mampu merencanakan geometrik jalan raya yang memenuhi persyaratan disain (syarat kenyamanan, keamanan dan memiliki nilai ekonomis yang layak dan efisiensi yang optimal)

Maka pemahaman mendalam tentang berbagai landasan teoritis konseptual sangat diperlukan, antara lain sebagai berikut :

1. Ketentuan standar klasifikasi dan spesifikasi jalan raya di Indonesia 2. Memahami landasan teoritis konseptual tentang perencanaan masing-masing bagian/elemen Alinyemen Horozontal jalan raya 3. Memahami landasan teoritis konseptual tentang perencanaan masing-masing bahian/elemen Alinyemen Vertikal jalan raya 4. Memiliki data lalu lintas yang sesuai dengan keadaan lapangan dan mengetahui proyeksi angka pertumbuhannya dikemudian hari

5.Mencermati dan memahami keadaan topografi dan karakteristik potensi daerah setempat, serta strategi pengembangannya di kemudian hari 6.Memahami ketentuan standar, petunjuk dan pedoman perencanaan/pembangunan bagianbagian geometrik jalan raya di Indonesia

Adapun lingkup perencanaan Geometrik jalan raya dengan baik antara lain :
1. 2. 3. 4. Perencanaan Alinyemen Horizontal Perencanaan Alinyemen Vertikal Perencanaan drainase jalan raya Perencanaan dan perhitungan volume galian dan timbunan tanah Pada bab ini, pembahasan dibatasi hanya tentang beberapa Perencanaan Alinyemen Horizontal, beberapa Perencanaan Alinyemen Vertikal, dan proses perhitungan cut and fill.

1. Perencanaan Trase jalan/garis tangen a) Data perencanaan pada peta topografi skala 1:10.000, diketahui 2 titik sebagai titik awal dan akhir perencanaan geometrik jalan sepanjang 1 km. Buatlah perencanaan trase jalan raya untuk jalan kelas II-C yang memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, dan memenuhi syarat efisiensi yang layak dan optimal.

Dari spesifikasi jalan kelas II-C dapat diketahui antara lain : 1. Kecepatan rencana (Vr) yang diijinkan adalah 30-60 km/jm 2. Lebar daerah penguasaan jalan (DMJ) adalah 30m 3. Lebar perkerasan konstruksi adalah 2x3.00 m 4. Lebar bahu jalan adalah 1-2 m 5. Lereng melintang perkerasan 2%, dan bahu 6% 6. Landai maksimum jalan (pendakian/penurunan 6-10%)

b.) Ketentuan dan persyaratan disain perencanaan garis trase jalan sedapat mungkin dipilih route yang sedatar-datarnya, seluruslurusnya dan sependek mungkin Bahwa perencanaan kecepatan kendaraan rencana (Vr) pada tikungan jalan harus sesuai dengan spesifikasi kelas jalan, dan spesifikasi topografi daerah setempat Bahwa perencanaan sudut belok () pada masing-masing tikungan disesuaikan kecepatan rencana kendaraan yang bersangkutan (Vr) Bahwa volume tanah galian dan tanah timbunan sedapat mungkin direncanakan berbanding sama besar 1:1

C.) Langkah-langkah Perencanaan Pelajari keadaan garis-garis kontur pada topografi secermat mungkin, kemudian pilih route alternatif trase jalan yang paling memenuhi syarat Tetapkan spesifikasi kecepatan kendaraan rencana (Vr) sesuai dengan kelas jalan Hitung sudut belok potongan maksimum dan minimum untuk masing-masing kecepatan kendaraan rencana Rencanakan beberapa alternatif garis trase jalan yang diminta

Periksa masing-masing alternatif trase jalan tersebut dengan gambar profil memanjang, skala 1 : 2000, 1 : 500 atau 1 : 250 Periksa besaran masing-masing sudut belok dan panjang garis tangen yang bersangkutan dengan perhitungan sistem koordinat Tetapkan satu garis trase jalan yang paling memenuhi syarat

d.) Perhitungan sudut belok patokan Dalam perhitungan sudut belok patokan digunakan asumsi, bahwa sudut derajat lengkung adalah sama dan sebanding dengan sudut luar tikungan () Rumus :
181913,53 (e max + f max)

Dmax. Ideal =

+ .toleransi evisiensi
Vr2

untuk jalan luar kota emax diambil = 10% dan nilai f max ditetapkan berdasarkan kecepatan rencana yang bersangkutan. Karena Vr diijinkan 30, 40, dan 60 km/jm, maka diperoleh masing-masing besaran sudut belok maksimum, yaitu :

Vr 30 40 60 80

D max . Ideal 52 33 29 33 13 08 7 33

D Min 29 33 13 08 7 33 ---

D max. Patokan 77 33 50 33 26 08 12 33

e.) Perencanaan garis trase jalan Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan disain Trase Jalan tersebut diatas maka dipilih 3 alternatif trace jalan yang paling memenuhi syarat sebagai route alternatif. Alternatif center line yang dipilih dala tugas perencanaan ini adalah alternatif 1 (satu), masingmasing direncanakan :
1. Kecepatan rencana pada titik belok PI-1 = 40 km/jm 2. Kecepatan rencana pada titik belok PI-2 = 60 km/jm 3. Kecepatan rencana pada titik belok PI-3 = 40 km/jm

f.) Perhitungan sudut belok betul Sebelum perhitungan sudut belok, harus diketahui posisi koordinat dari masing-masing titik pada garis trase jalan.

Koordinat digunakan metode pengukuran tidak langsung, yaitu dengan menggunakan perantaraan data koordinat pada peta topografi.
Dengan cara interpolasi maka diperoleh posisi koordinat masing-masing titik pada garis Trase jalan sebagai berikut :

A (- 16910 , 4260); P1 (- 16820 , 4070); P2 (- 16840 , 3660); P3 (- 17025 , 3298); B (- 16990 , 3050) Pengukuran panjang tangens pada peta Topografi D1 = 210m; d2 = 410m; d3 = 405m; d4 = 250m. Maka d = 1275m. Dari pengukuran sudut belok pada peta Topografi diperoleh : (1) = 29 ; (2) = 24 00 ; (3) = 3430

Rumus yang digunakan : (XA) (X1) 1. Perhitungan Azimuth : = arctg (YA) (Y1) 2. Perhitungan sudut tangent : P1 = A-1 - 1-2

g.) Perhitungan panjang tangen Rumus :

Kontrol Hasil Perencanaan a. Pemeriksaan sudut belok


Vr Sudut belok patokan D mak 40 km/jm 60 km/jm 40 km/jm 50 33 26 08 50 33 D min 26 08 12 33 26 08 Sudut belok rencana Peta 29 00 24 00 34 30 Dihitung 2923 38 23 53 58 34 33 18 Ok, Ok, Ok, Kontrol Sudut

b. Pemeriksaan panjang garis tangen


Panjang Tangen D1 d2 d3 D4 Panjang Total Pada Peta 210 m 410 m 405 m 250 m 1.275 meter Dihitung 210,238 m 410,487 m 405, 176 m 250, 457 m 1276,358 meter Kontrol Jarak Ok, Ok, Ok, Ok, <3%

Kesimpulan : perencanaan dan perhitungan Trase Jalan, Ok

2. Perencanaan dan Perhitungan Lengkung Horizontal

1. Data Perencanaan : dari perencanaan trase jalan dan perhitungan kordinat di muka telah diperoleh data sebagai berikut : a. 3 = 60 49 1, 99 b. Vr 3 = 30 km/jm c. d 3 = 438,00 meter d. e. mak = 0,10 e. f. mak = 0,17

Menentukan bentuk lengkung dan rumus tikungan yang dipakai Rumus : Vr2 Rmin =

127 (e.mak + f.mak)

Karena jalan raya yang direncanakan ini adalah jalan kelas II-C, maka jenis kendaraan barang yang diijinkan masuk adalah dari jenis Truck tunggal 2 as. Oleh sebab itu pada perhitungan ini digunakan spesifikasi ukuran kendaraan jenis Truck tunggal, yaitu dengan jarak gandar 6,09 meter, dan panjang tonjolan depan 1,218 m.

Dari perhitungan elemen tikungan dan lebar perkerasan tambahan di atas, telah diperoleh hasil sebagai berikut : Data perencanaan : 1. Jenis Tikungan Spiral-circle-spiral, belok kanan 2. Panjang tangen d3 = 438,00 meter 3. Lebar tambahan jalan (b) = 0,623 meter 4. Lebar jalur lalu lintas (B) = lebar jalan = 2 x 3 meter 5. Kecepatan rencana (Vr) = 30km/jam

6. R (radius) lengkung = 130 meter 7. Panjang lengkung (L) = 187,89 meter 8. Panjang lengkung spiral (Ls) = d = 50 meter 9. Kemiringan melintang maksimum (emak) = 8,2% 10. Kemiringan melintang normal (en) = 3%

Perencanaan dan Perhitungan Alinyemen Vertikal


1) Data Perencanaan Dari perencanaan dan perhitungan Alinyemen horizontal pada awal proyek (titik A) sampai dengan Sta 1 + 484,5 telah diperoleh data, antara lain sebagai berikut : a) Sta PI 1 = d1 = 0+228,03 meter, Vr -1 = 30 km/jm, dan 1 = 577 30 b) Sta PI 2 = 0+851,84 meter, Vr-2 = 40km/jm, dan 2 = 3649 36,52 c) Panjang tikungan L1 = 178,1 meter; L2 = 170,4 meter d) Keadaan tanah asli pada route rencana menurut gambar profil memanjang tanpa skala.

2) Perencanaan Landai Jalan a. Dari Sta 0 + 000 s/d Sta 0 + 634 Data : t1 = 560 m; t2 = 564.5 m; dan d1 = 634 m
maka : g1 =

t2 t1 d

564.5 - 560

x100%= 634

x100%=0.7% (+)

b. Dari Sta 0 + 634 s/d Sta 0 + 958 Data : t2 = 564.5 m; t3 = 553.5 m, dan d2 = 324m t3 t2 Maka : g2 = x100%= - 3,4 % (-) d

c. Dari Sta 0 + 958 s/d Sta 1 + 484,5 m Data : t3 = 553,5 m; t4 = 560 m; d3 = 526.5 m t4 t3 Maka : g3 = x100% =
d 526.25
560 553.5 x100% = 1.2% (+)

Perhitungan Galian dan Timbunan Tanah


1. Data Perhitungan Volume galian dan timbunan tanah dapat dihitung berdasarkan gambar rencana Alinyemen Horizontal dan Alinyemen Vertikal. 2. Proses Perhitungan a) Buat Gambar Profil Melintang dengan berpedoman pada gambar perencanaan alinyemen dan data-data perhitungan tersebut diatas, maka dapat digambarkan profil melintang terhadap beberapa titik yang diperlukan

Yaitu menurut keadaan topografi disepanjang ruas jalan, atau pada titik-titik lain yang diperlukan.

Dengan gambar profil melintang ini diharapkan dapat diperoleh gambaran sesungguhnya tentang keadaan lapangan, sehingga besarnya volume galian dan timbunan tanah yang diperoleh benar-benar mencerminkan keadaan lapangan, atau yang mendekati keadaan sebenarnya.

Dalam menggambarkan profil melintang tersebut dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : (a) Pada garis rencana alinyemen horizontal maupun pada vertikal, tentukan beberapa titik yang perlu dibuat gambar profil melintang. Perlu dipertimbangkan keadaan topografi daerah setempat dann lebar badan jalan rencana. Penggambaran profil melintang dapat dilakukan setiap internal jarak 25 meter, 50 atau 100 meter.

(b) Pada bidang gambar tentukan garis sumbu jalan, dengan mempergunakan skala gambar tertentu (ke arah samping) buatlah garis batas lebar jalur lalu lintas, lebar bahu jalan, dan lebar daerah badan jalan yang bersangkutan (c) Dengan mencermati gambar dan data elevasi alinyemen vertikal pada titik yang hendak dibuat gambar profil melinyang, pada sumbu jalan tentukan posisi titik elevasi permukaan tanah asli dan elevasi grade line yang bersangkutan

(d) Kemudian cermati gambar rencana alinyemen horizontal, khususnya elevasi ketinggian garis kontur/garis transisi yang terletak berdekatan dengan jalan badan (d) Pastikan bentuk kemiringan melintang bagian jalan tersebut dengan memperhatikan gambar diagram super-elevasi

(d) Lengkapi gambar profil melintang tersebut dengan saluran samping dan kemiringan talud, jika ada

Sebagai contoh untuk menggambarkan profil melintang tersebut titik pengamatan yang dipilih adalah : a. Pada titik TS sebagai titik awal tikungan Spiral-circle-spiral b. Pada Sta 0 + 200, terletak pada daerah diagram super-elevasi di titik C c. Pada titik 0 + 285, terletak di titik PPV lengkung vertikal cembung dan pada daerah diagram super-elevasi di C d. Pada Sta 0 + 320 sebagai akhir tikungan spiral-circle-spiral

b) Perhitungan volume galian dan timbunan tanah sebagaimana yang telah diuraikan diatas, bahwa volume galian dan timbunan tanah dapat dihitung dengan mempergunakan planimetri, atau dengan memperhitungkan luas masing-masing irisan penampang melintang

Rumus :
Volume =

(a1 + a2)
2

xd

Keterangan : V = Volume galian atau timbunan tanah (m3) A1 = Luas bidang galian atau timbunan pada titik awal proyek (m2) A2 = Luas bidang galian/timbunan pada iris penampang berikutnya (m2) d = Panjang antara 2 titik irisan melintang (m)

Untuk mempermudah perhitungan volume galian dan timbunan tanah tersebut diatas, maka format dibawah ini dapat digunakan
STA Luas Penampang (m2)
Galian Sta 0 + 180 G1 ----G2 ----Sta 0 + 285 Sta 0 + 320 Total Gn Tn dn Volume G Volume T Timbunan T1 ----T2 ----d1 d2 G1 + G 2 2 G2 + G3 2

Jarak (Meter)

Volume (m3)
Galian Timbunan

Sta 0 + 200

. d1
. d2

T1 + T 2 2 T2 + T 3 2

.d1
.d2

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai