Anda di halaman 1dari 7

Defenisi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

Sebagian besar kuman menyerang Paru yang merupakan lokasi infeksi primer, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain yang ditularkan melalui udara. Etiologi Tuberculosis disebabkan oleh kuman family Mycobacteriaceae genus mikobakterium yaitu Mycobakterium tuberculosis yang berbentuk batang atau sedikit bengkok dengan ujung tumpul, memiliki lebar 0,2-0,5 m dan panjang 1-4 m. Sifat kuman ini adalah aerob yaitu lebih menyenangi hidup pada jaringan yang tinggi kadar oksigen Oleh karena itu, mycobacterium tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Didalam sel atau dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dorman yaitu tidak aktif atau tidur selama beberapa tahun tetapi bila keluar dari sel maka basil akan berkembang biak, sehingga penyakit ini dapat kembali kambuh pada penderita TBC. Merupakan bakteri tahan asam (BTA/Basil Tahan Asam), Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. tidak dapat terlihat oleh mata telanjang, mati pada air mendidih, mudah mati bila terkena sinar matahari, tahan hidup pada kamar yang lembab, dapat berkembangbiak dalam sel (intra sel maupun diluar sel/ekstra sel). Kuman dapat disebarkan dari penderita Tuberculosis positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang memiliki hubungan kontak erat.

Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 minggu bahkan kadang-kadang setelah 6-8 minggu. Suhu optimum 37C, tidak tumbuh pada suhu 25C atau lebih dari 40C. PH optimum 6,4-7,0. Epidemiologi Insidensi Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua,

muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Di Indonesia khususnya, Penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000 menyebabkan kematian. Bahkan Indonesia

menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah penyakit TBC ini, setelah cina dan india. Diperkirakan 95 % penyakit tuberkulosis berada di negara berkembang, 75 % adalah kelompok usia produktif (28-49 tahun).

Alasan utama meningkatnya beban TBC ini antara lain: a. Kemiskinan pada berbagai penduduk, tidak hanya pada Negara yang sedang berkembang tetapi juga pada penduduk perkotaan tertentu di Negara maju. b. Adanya perubahan demografik dengan meningkatnya penduduk dunia dan perubahan dari struktur usia manusia yang hidup. c. Perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi pada penduduk dikelompok yang rentan terutama di negeri-negeri miskin. d. Tidak memadainya pendidikan mengenai TBC iantara para dokter. e. Terlantar dan kurangnya biaya obat, sarana diagnostic, dan pengawasan kasus TBC dimana terjadi deteksi dan tatalaksana kasus yang tidak adekuat. f. Adanya epidemi HIV, terutama di Afrika dan Asia.

Cara Penularan penyakit TB : 1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. 2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. 3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. 4. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. 5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Pathogenesis penyakit TB Sumber infeksi M.tubercullosis Inhalasi droplet paruparuberkembang biakfokus 3-8 minggu ghonkompleks primer sembuh infeksi kompleks primer komplikasi terbentuk klasifikasi reaktifasi oleh basil dorman Direasorpsi kembali/sembuh membentuk jar. Keju sarang meluas jika dibatukan membentuk smbuh dng jar.fibrotik kavitas Kavitas membentuk memadat membentuk bersih dan sarang diri tuberkuloma sembuh. KET: 1. TUBERCULOSIS PRIMER Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukan atau dibersihkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebar selama 1-2 jam, tergantung pada ada tau tidaknya sinar ultraviolet. Ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulann. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat ia akan menempel pada saluran nafas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel < 5 M. Kuman akan dihadapi oleh netrofil kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan parikel ini akan mati dan dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan trakeobronkial bersamaan dengan gerakan silia dan sekretnya. Bila kuman menetap dijaringan paru, dia akan

berkembangbiak dalam sitoplasma makrofag. Dan akan membentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer (sarang focus ghon). Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis local), dan juga diikuti pemberasan kelenjar getah bening hilus (limfadenitis, regional). Sarang primer limfangitis local+limfangitis regional + kompleks primer (ranke). Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu. Kompleks prmer ini dapat menjadi : Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat. (kebanyakan) Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotic, klasifikasinya dihilus. Biasanya terdapat pada lesi pneumonia yang luasnya > 5 mm dan + 10 % di antaranya dapat terjadi reaktifasi lagi karena kuman yang dorman.

Berkomplikasi dan menyebar secara : a). menyebar b). menyebar dalam satu paru maupun ke paru di sebelahnya. c). limfogen, keorgan tubuh lainnya d). secara hematogen, ke organ tubuh lainnya.

2. TUBERCULOSIS SEKUNDER Kuman yang dorman pada tuberculosis primer akan muncul bertahuntahun kemudian sebagi infeksi endogen menjadi tuberculosis dewasa (tuberculosis post primer = TB pasca primer = TB sekunder). Mayoritar yang reinfeksi mencapai 90%. Tuberculosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti malnutrisi, alcohol, penyakit maligna, diabetes, gagal ginjal dan AIDS. Tuberculosis pasca primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di region atas paru (bagian apical-posterior). Invasinya ke daerah parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru. Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-10 minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel histiosit dan sel Datia-langerhans (sel besar dengan banyak inti) yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat.

TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda menjadi TB usia tua (elderly tuberculosis). Tergantung dari jumlah kuman, virulensinya dan imunitas pasien, sarang ini dapat menjadi: 1. Direabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat. 2. Sarang yan mula-mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan serbukan jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi keras sehingga menimbulkan perkapuran. Sarang dini yang meluas menjadi granuloma berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis, menjadi lembek membentuk jaringan keju. Jika jaringan keju dibatukkan maka akan terjadi kavitas. Kavitas ini mula-mula berdinding tipis, lama-lama dindingnya tebal karena infiltrasi jaringan fibroblast dalam jaringan besar. Sehingga menjadi kavitas sklerotik (kronis). Terjadinyta perkejuan dan kavitas juga karena hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh enzim yang diproduksi makrofag, dan proses

yang berlebihan sitokin dengan TNF-nya. Bentuk perkejuan yang lain adalah cryptic disseminate Tb yang terjadi pada imonodefisiensi dan usia lanjut.

Disini lesi sangat kecil, tetapi banyak berisi bakteri. Kavitas dapat: 1) Meluas dan menimbulkan sarang pneumonia baru TB miler 2) Memadat dan membungkus diri sehingga terjadi tuberkeloma TB endotrakeal 3) Bersih dan sembuh open healed cavity.

Keseluruhan akan terdapat 3 macam sarang yakni : Sarang yang sedah sembuh. (tidak perlu pengobatan) Sarang aktif eksudatif (perlu pengobatan yang lengkap dan sempurna) Sarang yang berada diantar aktif dan sembuh 9dapat sembuh sepontan tetapu dapat terjadi kembali eksaserbasi, pengobatan yang sempurna juga)

Klasifikasi Tuberculosis Menurut American Thoracic society pada tahun 1974 bembagi Tb berdasarkan aspek kesehatan masyarakat adalah: No 1. 2. 3. 4. Kategori PajananInfeksi I II III IV Negative Positif Negative Positif Testuberculin Negative Negative Positif Positif Radiologi Negative Negative Positif Positif Sputum Negative Negative Negative Positif

Menurut WHO 1991 berdasarkan terapi membagi Tb dalam 4 kategori Kategori I, ditunjukkan terhadap : Kasus baru dengan sputum positif. Kasus baru dengan bentuk TB berat Kategori II, ditunjukkan terhadap : Kasus kambuh

Kasus gagal dengan sputum BTA positif Kategori III, ditunjukkan terhadap : Kasus BTA negative dengan kelainan paru yang luas. Kasus TB ekstra paru selain yang disebut dalam kategori I Kategori IV, ditunjukan pada TB kronis Gejala-Gejala Klinis Keluhan terbanyak yang sering dirasakan pasien bermacam-macam, dintaranya sebagai berikut: a) Demam dan berkeringat, terutama pada malam hari. Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat mencapai 400 410. b) Batuk/Hemoptisis, batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. c) Sesak nafas, jika ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru. d) Nyeri dada, timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik atau melepaskan nafasnya e) Malaise, gejalanya diantara anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam1 f) Sputum mukoid atau purulen. Gejala khusus: Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara nafas melemah yang disertai sesak. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), suara mengi, dapat disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Komplikasi Penyakit tuberkulosis bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut. Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus, Poncets arthrophy Komplikasi lanjut: Obstruksi jalan napas -> SOPT (Sindrom obstruksi pasca tuberkulosi) , keruskan parenkim berat -> fibrosis paru, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal nafas (ARDS) sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB. Sumber: Amin Zulkifli, Bahar Asril. 2009. Tuberkulosis Paru Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi V. Jakarta : EGC hal : 2230-2239

Anda mungkin juga menyukai