Anda di halaman 1dari 3

Kesubyektifitasan Penelitian

Oleh Latifah, 0906528114

Judul: Paradigma Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Penulis: Parluhutan Siregar
Data publikasi: polres.multiply.com/journal, 25 Maret 2008

Setiap penelitian ilmiah tentulah harus objektif. Bagaimana bila penelitian tersebut
meneliti manusia? Manusia yang selalu berkembang sesuai lingkungan hidupnya, tidak
bisa dibatasi dengan batasan-batasan yang bisa diukur, dan selalu menjadi subyek dalam
kegiatanya. Oleh karena itu, ada paradigma kualitatif yang didalamnya terdapat
keteraturan yang tidak dibatasi oleh teori-teori tertentu.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami
(Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Paradigma kualitatif adalah paradigma yang dikembangkan karena keunikan manusia


dan peristiwa-peristiwa yang diintrepretasikan dengan simbol-simbol. Dibandingkan
paradigma kuantitatif yang mempunyai hasil-hasil berupa numerik, paradigma kualitatif
lebih menghasilkan deskripsi-deskripsi. Selain itu, paradigma kualitatif juga lebih
menekankan pada proses saat melakuakan penelitian, menganalisis dan mengambil
keputusan, daripada hasil yang diperoleh.

Paradigma kualitatif bertujuan untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif
dengan menggunakan metode berpikir induktif. Jadi dari data-data yang diperoleh
dikembangkan menjadi formula yang berbentuk deskripsi. Jadi bukan untuk menguji
teori atau hipotesis.
Paradigma kualitatif lebih bersifat intrasubyektif karena penelitian-penelitian yang
dibuat dengan paradigma kualitatif lebih mendekatkan ke obyek penelitian layaknya
orang dalam. Tak jarang orang yang meneliti dengan paradigma kualitatif presepsinya,
tetapi tetap harus menekankan pada validitas.

Paradigma ini sudah didasari oleh filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-
1928) yang menekankan semua peristiwa tidak bisa diukur dangan cara yang sama
(paradigma kuantitatif) karena manusia sebagai pelaku utama memiliki banyak pilihan
untuk melakukan kegiatannya.

Contohnya adalah pada penelitian tahun delapan-puluhan. Saat itu terjadi dua isu yang
keduanya diselesaikan dengan paradigma kualitatif dan buakan paradigma kuantitatif.
Hal itu karena terjadi beberapa perubahan di tempat penelitian tersebut.

Ada beberapa asumsi dalam paradigma kualitatif, setiap preistiwa merupakan hubungan
sebab akibat yang selalu bergantungan, mempunyai objek, yaitu manusia yang selalu
berkembang dan unik dan memaki pengalamannya masing-masing saat melakukan
kegiatan budaya atau sosial. Selain itu, paradigma kualitatif digunakan karena tidak
semua teori dapat diberlakukan pada setiap orang.

Metodi ilmiah yang digunakan dalam paradigma kualitatif adalah induksi. Maksudnya
adalah pengumpualan hipotesis-hipotesis yang berkaitan kemudian dijadikan sebuah
teori. Ada pula jenis-jenis penelitian kualitatif, seperti biografi, fenomenologi, grounded
teori, etnografi dan studi kasus.

Ada banyak sekali kritik dalam paradigma kulitatif ini. Kurang terstrukturnya
pengumpulan hipotesis dan reliabilitas serta validitas yang sukar untuk diukur.
LeCompte dan Goetz (1982) membahas panjang lebar tentang reliabilitas dan validitas
penelitian kualitatif ini. Reliabilitas suatu penelitian merujuk pada tingkat seberapa jauh
penelitian yang bersangkutan dapat direplikasi. Replikasi adalah proses penelitian
kembali dengan metode yang sama dan menghasilkan hasil yang sama pula. Dalam
paradigma kualitatif untuk meningkatkan reliabilitas tidak mudah karena sejumlah
faktor saling kait mengkait.

Paradigma kualitatif sangat berbeda dengan paradigma kuantitatif, bahkan paradigma


kualitatif menghindari perhitungan matematis dan lebih mencari hasil berupa nilai yang
bersifat khusus dan unik.

Anda mungkin juga menyukai