Anda di halaman 1dari 8

Makalah

Peranan Muhammadiyah dalam Pembaharuan Pemikiran islam di Indonesia


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sudi Islam II Dosen Pengampu : Daliman

Disusun oleh :

Pratama Chaerul Umam


1103010006

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2013

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb. Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah Studi Islam II dengan pokok bahasan tentang Peranan Muhammadiyah dalam pembaharuan pemikiran islam di indonesia, yang telah penyusun laksanakan melalui bimbingan dan pembelajaran dari pengampu bersangkutan. Dalam penyusunan Tugas ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan, kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun sampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Daliman. selaku dosen pengampu dan pengajar mata kuliah Studi Islam II. 2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun tugas makalah ini, Penyusun berharap semoga dengan telah selesainya penyusunan laporan Tugas makalah Studi Islam II ini akan dapat membawa banyak manfaat serta menambah referensi ilmu tentang Agama Islam untuk penyusun maupun untuk pembaca. Amin ya Rabbal Alamin.. Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Purwokerto, 21 April 2013

Penyusun

A. Sejarah dan Pengertian Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tahun 1912, organisasi Muhammadiyah telah dikonsentrasikan sebagai gerakan Islam dan da'wah amar ma'ruf nahi munkar yang mengandung arti luas yakni mengajak manusia untuk beragama Islam, meluruskan keislaman kaum muslim serta meningkatkan kualitas kehidupan baik secara intelektual, sosial, ekonomi maupun politik. Dalam usaha untuk memurnikan pengamalan ajaran Islam (purifikasi) sekaligus mengangkat kehidupan umat, Muhammadiyah lebih berani menerapkan sekolah agama modern dengan menerapkan metode rasional yang lebih menekankan pada pemahaman dan penalaran ketimbang hafalan.

Arti Muhammadiyah

Arti Bahasa (Etimologis) Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab "Muhamadiyah", yaitu nama nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan "ya" nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti "umat Muhammad saw." atau "pengikut Muhammad saw.", yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. Adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.

Arti Istilah (Terminologi) Secara istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan sunah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Zulhijah 1330 H, bertepatan 18 November 1912 Miladiyah di kota Yogyakarta.

B. Makna Pembaharuan Pemikiran Muhammadiyah

Model tajdid (pembaharuan) yang dilakukan oleh Muhammadiyah harus mengacu pada pembentukan watak dan karakter. Warga anggota masyarakat yang memiliki kompetensi nilai-nilai, karena itu gerakan keilmuan yang berorientasi pada pengembangan SDM melalui pendidikan tetap menjadi program utama gerakan ini. Ada

tiga hal yang menjadi fondasi utama gerak langkah Muhammadiyah, yakni bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Ketiga hal ini dijalankan oleh Kiai Ahmad Dahlan yang sangat jauh menyimpang dari mainstream saat itu. Mengapa demikian? Karena kondisi masyarakat Indonesia yang terjajah, tertindas, terbelakang, miskin, dan selalu dibodohi oleh para penjajah. Maka, untuk memperbaiki semua itu, harus ada keberanian dalam melakukan perubahan secara menyeluruh.Misalnya, dalam pendidikan. Pola yang dikembangkan Muhammadiyah berusaha untuk mengadopsi pendidikan Barat yang berbeda dengan paham masyarakat Indonesia saat itu. Kemudian dalam bidang kesehatan, beliau berusaha mendorong didirikannya balai pengobatan untuk rakyat miskin. Sebab, waktu itu banyak masyarakat Indonesia dengan kondisi ekonomi yang sangat tertinggal, sangat kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, kecuali mereka yang berasal dari kalangan bangsawan. Dalam bidang kesejahteraan sosial, beliau membentuk lembaga amil zakat, lembaga peduli umat, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan lain sebagainya. Ini semua tak lepas dari pengalaman yang didapatkan Kiai Ahmad Dahlan saat menempuh pendidikan di Tanah Suci. Di sana, beliau mendapatkan gagasan pemikiran dari para tokoh pembaru Islam, seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad Abdul Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, serta Rasyid Ridla. Mereka semua dikenal sebagai pelopor gerakan pembaruan Islam. Kondisi masyarakat saat itu yang mulai jauh dari nilai-nilai Islam. Cara ibadah mereka mulai bercampur dengan kemusyrikan, takhayul, bidah, dan lain sebagainya. Kemudian dalam hal pemikiran, umat Islam saat itu cenderung telah mengalami stagnasi pemikiran. Pola pikir yang dikedepankan cenderung taklid (mengikuti saja) tanpa mau mencari dasarnya. Bahkan, mulai muncul kekhawatiran di masyarakat karena adanya fatwa yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Bagi tokoh pembaru seperti Abduh, Al-Afghani, dan Ibnu Taimiyah, hal ini dapat menyebabkan taklid buta dan pemikiran umat Islam pun menjadi jumud (stagnan). Gerakan pembaruan akan terus dilakukan dan tak akan pernah berhenti. Bisa saja, pembaruan yang dilakukan hari ini, tapi karena satu hal, sehingga besok sudah tidak bisa dilakukan lagi. Maka, pembaruan akan terus berlangsung. Begitulah seterusnya Muhammadiyah selalu melakukan gerakan pembaruan. Muhammadiyah tanpa pembaruan, ibarat makan sayur tanpa garam, maka rasanya hambar. Muhammadiyah harus selalu menjadi pelopor. Sebagai pelopor, Muhammadiyah tidak boleh kehilangan kepeloporannya.

Karena itu, pembaruan menjadi kebutuhan mutlak bagi warga pergerakan Muhammadiyah. Jadi, pembaruan akan selalu terjadi dan terus berkembang.Dan, pembaruan itu akan terjadi dalam semua bidang, tidak hanya terbatas pada bidang sosial. Semuanya yang dilakukan harus dijalankan dengan tindakan nyata. Itulah yang namanya amal syahadah. Majelis Tarjih dan Tajdid itu berkutat melayani persoalan-persoalan yang muncul khususnya masalah keagamaan internal Muhammadiyah. Sehingga warga Muhammadiyah mendapatkan pedoman dan jawaban dalam masalah sosial keagamaan. Tidak hanya masalah fikih tapi juga akidah, akhlak, dan masalah-masalah yang lain

C. Peran dan Jasa-jasa Muhammadiyah

Pada permualaan berdirinya Muhammadiyah mendapat halangan dan rintangan yang sangat hebat, bahwa K.H. Ahmad Dahlan dituduh lawannya telah keluar dari mazhab, maninggalkan paham ahlusunnah wal jamaah pendeknya bermacam-macam tuduhan dan fitnahan yang ditujukan kepada K.H.Ahmad Dahlan, tapi semuanya diterima dengan sabar dan tawakal. K.H. Ahmad Dahlan tetap gigih memperjuangkan cita-citanya untuk melaksanakan roda organisasi. Muhammadiyah merumuskan empat program kerja yang berupa amal usaha dalam gerakanya yaitu: Agama, Pendidikan, Kemasyarakatan dan Politik kenegaraan.

1.

Dalam bidang agama usaha yang dicapai melalui bidang ini antara lain:

a. Terbentuknya Majelis Tarjih (1927) Suatu lembaga yang menghimpun ulama Muhammadiyah, secara berkala mengadakan musyawarah dan memberikan fatwa dalam masalah agama dan masyarakat. b. Terbentuknya Departemen Agama Terbentuknya Departemen Agama ini tidak terlepas dari kepeloporan Muhammadiyah, karna itulah Muhammadiyah dapat menempatkan kadernya. H.M. Rasjid. B.A, sebagai Mentri Agama pertama demikian pula dilakukan upaya penyempurnaan perjalanan haji yang dirintis oleh K.H. Saja dari PKU Muhammadiyah.

Dalam pandangannya terhadap mazhab Muhammadiyah berpendapat sesuai dengan Al-Quran dan Hadits yaitu: a. Apabila engkau berselisih dalam suatu masalah maka kembalilah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir. (Q.S. An-Nisa:59) b. Apakah kamu tidak memikirkan Al-Quran dan andaikata mengambil hukum selain hokum Allah pastilah mereka mendapat perpecahan yang besar. (Q.S. An-Nisa:82) c. Barang siapa melakukan ijtihad dengan benar, maka baginya dua pahala, dan bila salah dalam berijtihad maka baginya satu pahala. (Al-Hadits)

2.

Dalam bidang pendidikan, upaya yang dilakukan yaitu:

Gagasan untuk mendirikan wadah pendidikan atau madrasah untuk menigkatkan pendidikan umat dalam bidang agama dan umum. Maka didirikanlah sekolah pada 1 desember 1911. a. Mendirikan sekolah-sekolah umum yang bersifat modern dengan memasukkan kedalamnya ilmu agama. b. Mendirikan madrasah-madrasah yang juga diberi pendidikan dan pengajaran ilmu agama dan umum.

3.

Dalam bidang masyarakat upaya yang dilakukan adalah:

a.

Mendirikan rumah sakit modern, lengkap dengan segala peralatannya, rumah bersalin, dan lain-lain.

b. c.

Mendirikan panti asuhan untuk mendidik dan menyantuni anak yatim. Mendirikan usaha percetakan, penerbitan dan took-toko buku untuk menyebar luaskan paham-paham keagamaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam.

d.

Membentuk unit-unit perencanaan keluarga sejahtera dan bantuan dana hari tua.

4.

Dalam bidang politik kenegaraan.

Muhammadiyah menebut dirinya bukan organisasi politik dan tidak akan menjadi partai politik, namun demikian Muhammadiyah berpandangan bahwa islam mengatur segala aspek kehidupan manusia didunia, termasuk masalah politik dan kenegaraan, sehingga bidang ini juga menjadi garapan. Keterlibatan Muhammadiyah dalam bidang politik dan kenegaraan masih dalam kerangka gerakan dakwah,

(structural) untuk mewujudkan amar maruf nahi mungkar (Q.S.Ali-Imran: 104) atas dasar itulah K.H.Ahmad Dahlan masuk dalam perkumpulah Boedi Uetomo dan menjadi penasehat syarikat islam (SI) serta masuk di Jamiat Khair. Ahmad Dahlan masuk jamiat khair (organisasi keturunan Arab), motifnya adalah untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dunia islam,khususnya ditimur tengah, waktu itu satusatunya organisasi islam yang mempunyai hubungan baik dengan Negara-negara timur tengah adalah jamiat khair. Gagasan tentang konteks ini merupakan unsur yang sangat penting dalam ideology Muhammadiyah tentang agama. Konteks tentang skema yang dapat dilakukan melalui mana seseorang bisa berusaha membedakan mana yang sacral dan duniawi. Ini berate bukan tanpa kesulitan, tetapi penggunaan yang tepat peristilahan klasik yang ditentukan bagi lingkungan Indonesia kontemporer mungkin saja tidak seluruhnya tidak dapat dicapai. Dengan demikian keputusan dan jawaban Muhammadiyah merupakan petunjuk kepada sumber, inilah defenisi dasar Mmuhammadiyah tentang fatwa. Fatwa-fatwa muhammadiyah berbentuk kurikulm atau program. Hal ini tidak berati bahwa pilihan atau seleksi tidak terbatas, semuanya harus dilakukan dalam ketentuan pasti (Al-Quran, metode dalam pengambilan hukum). Tetapi seleksi mungkin dilakukan melalui ijtihad individu (kolektif) dan ittiba (Itibar)yang terletak diantara wahyu dan ketentuan hukum dalam masyarakat. Kehadiran K.H.Muhammad Dahlan dipentas dakwah islam di Indonesia member warisan tidak hanya pada bidang yang bentuknya fisik, seperti panti-panti asuhan, sekolah-sekolah dan rumah sakit, tetapi juga sebuah sikap adanya dialog untuk memperkecil perbedaaan. Sikap dialog ini akhirnya menimbulkan sikap rahmah sekaligus peka terhadap lingkungan sosialnya. Dengan keterbukaan yang diaplikasikan dalam bentuk dialog-dialog kita bisa menyaksikan bahwa persyerikatan Muhammadiyah diperiode awal dikenal sebagai gerakan pembaharu yang terus menerus berinovasi, kreativitas dan amal nyata adalah buah dari dialog-dialog tersebut. Dan ini akan bisa dilakukan oleh siapa saja baik secara individu maupun secara intitusi.

D. Kesimpulan Muhammadiyah berarti umatnya Muhammad atau pengikut Muhammad, yaitu semua orang-orang yang meyakini bahwa Muhammad adalah pesuruh Allah yang terakhir. Menurut istilah Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakwah amar maruf nahi mungkar, berasa islam dan bersumber dari Al-Quran dan Sunnah. K.H. Ahmad Dahlan tetap gigih memperjuangkan cita-citanya untuk melaksanakan roda organisasi. Muhammadiyah merumuskan empat program kerja yang berupa amal usaha dalam gerakanya yaitu: Agama, Pendidikan, Kemasyarakatan dan Politik kenegaraan Berdirinya Muhammadiyah dengan maksud untuk bertafaul (berpangharapan baik) mencontoh dan meneladai Muhammad Saw dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam semata-mata demi terwujudnya Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan islam sebagai idealita dan kemuliaan hidup umat islam sebagai realita.

E. Daftar Pustaka
http://mendainspiration.blogspot.com/2012/11/pembaharuan-dalam-islam.html http://ipm-smkm.blogspot.com/2011/10/pengertian-muhammadiyah.html http://edisaffan.blogspot.com/2012/04/muhammadiyah-dan-perkembangannya.html http://muhammadiyah8.blogspot.com/2010/12/pengertian-muhammadiyah-secarabahasa.html https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved =0CEEQFjAC&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2FInformasiMuh%2C%2520Rasio%2520n%2520Tradisi%2520oke%2520Tb.doc&ei=Rl11UYeYJIjtrAfJ_IGoCQ &usg=AFQjCNHhDc1fvdSWgR5EPSd652KGcTVIgA&sig2=yhywkI2DgawNjNMW2eGCIg&bvm=bv .45512109,d.bmk http://www.slideshare.net/coepoe12/pengertian-dan-urgensi-muhammadiyahsebagai-gerakan-tajdid-dan-purifikasi http://ariefpurwanata.wordpress.com/2012/10/31/makalah-memahamimuhammadiyah-sebagai-gerakan-islam-yang-berwatak-tajdid/

Anda mungkin juga menyukai