y
Rumus rumus yang digunakan untuk analisa varian (anava) akan disajikan sebagai
berikut :
Ry =
dkPxdkKxn
y
y = y1+...+y32
2
y = y
1
2
+...+y
32
2
Py =
dkPxn
Z Z Z Z
4
2
3
2
2
2 2
1
+ + +
- Ry
Ky =
dkKxn
N N
2 2
2 1 +
- Ry
Jpk = - Ry
=
n
i
xi
1
2
Pky = Jab Py Ky
Ey = - Ry Py Ky Pky
2
y
Notasi-notasi yang digunakan dalam Anava adalah sebagai berikut :
DK = Derajat Kebebasan. KT = Kuadrat Tengah
JK = Jumlah Kuadrat
Berikut ini akan disampaikan tabel matriks penghitungan Anava :
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
Tabel 3.2. Tabel Matriks Perhitungan Anava
Sumber Variasi dk Jk KT Fhitung Ftabel
Rata-rata
Perlakuan
P
K
PK
Galat
1
P-1
K-1
PxK
PxKxn
Ry
Py
Ky
Pky
Ey
dk
Ry
dk
Py
dk
Ky
dk
PKy
dk
Ey
KTG
KTP
KTG
KTK
KTG
KTPK
Nilai Ftabel
diambil dari buku
Sudjana dengan
nilai = 0.10 dan
0,05
Jumlah
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Pendahuluan
Tahap uji pendahuluan adalah tahap untuk menentukan pada suhu berapa karbonisasi
menghasilkan nilai total karbon terikat yang optimum dan dari hasil uji pendahuluan
suhu karbonisasi pada tahap selanjutnya dilakukan. Hasil dari uji pendahuluan adalah
sebagai berikut :
Tabel. 4.1 Data hasil uji pendahuluan penentuan suhu karbonisasi
No Kode Sample Parameter
Metode
Analisa
Fix
Carbon
%
1 Cangkang (700 oC) 83.38 Gravimetri
2 Tandan Kosong (700 oC) 74.30 Gravimetri
3 Cangkang (600 oC) 88.38 Gravimetri
4 Tandan Kosong (600 oC) 79.27 Gravimetri
5 Cangkang (500 oC) 93.38 Gravimetri
6 Tandan Kosong (500 oC) 81.17 Gravimetri
7 Cangkang (400 oC) 92.92 Gravimetri
8 Tandan Kosong (400 oC) 79.32 Gravimetri
9 Cangkang (300 oC) 85.58 Gravimetri
10 Tandan Kosong (300oC) 73.35 Gravimetri
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas hasil pengukuran terhadap suhu karbonisasi 500
o
C,
cangkang dan tandan kosong menghasilkan persentase nilai total karbon terikat paling
tinggi masing-masing 93.38 dan 81.17 %. Jadi suhu optimal dari
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
karbonisasi adalah 500
o
C. Berdasarkan hal ini maka suhu karbonisasi pada tahap II
( tahap karbonisasi ) adalah pada suhu 500
o
C. Pada suhu 100
o
C dan 200
o
C cangkang
dan tandan kosong belum menjadi arang. Pada suhu 100
o
C tankos mulai terbakar
(Ignition Point) dan suhu 200
o
C cangkang baru mulai terbakar. Pada suhu 600
o
dan
700
o
C dapat dilihat nilai total karbon terikatnya menurun hal ini disebabkan banyak
cangkang dan tandan kosong yang berubah menjadi abu dibandingkan dengan yang
menjadi arang. Cangkang dan tandan kosong berubah menjadi abu disebabkan suhu dan
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh cangkang dan tandan kosong cukup untuk
merubah cangkang dan tandan kosong menjadi abu. Pada penelitian ini proses
pembakaran dilakukan dengan udara yang dibatasi dengan pertimbangan jika
pembakaran dilakukan tanpa udara (pirolisis) maka sosialisasi pembuatan bio arang ini
kepada masyarakat akan menjadi lebih sulit.
4.2 Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap
Variabel Uji.
4.2.1Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat
terhadap Nilai Bakar
Analisa nilai bakar dilakukan untuk mengetahui nilai bakar briket dan pengaruh
dari variasi perbandingan komposisi bahan dan perekat terhadap nilai bakar dari briket
arang yang dihasilkan. Hasil analisa nilai bakar terhadap perlakuan yang dibuat (variasi
komposisi bahan dengan komposisi perekat) selengkapnya dipaparkan pada Tabel 4.2
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
serta pengaruh perlakuan yang dibuat (variasi komposisi bahan dan komposisi perekat)
terhadap nilai bakar dapat dilihat dalam Gambar 4.1.
Tabel 4.2. Data Pengamatan Uji Nilai Bakar (Kal/gr)
Perlakuan Nilai Bakar
Kal / gr
PaKo 4806.83
PaK1 4749.68
PaK2 4733.95
PaK3 4700.43
PbKo 5220.22
PbK1 5299.165
PbK2 5303.07
PbK3 4976.955
PcKo 5106.12
PcK1 5094.84
PcK2 5080.095
PaK3 5000.785
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
PaKo
PaK2
PaK3
PbKo
PbK1 PbK2
PbK3
PcKo
PcK1
PcK2
PcK3
PaK1
4600
4700
4800
4900
5000
5100
5200
5300
5400
0 1 2 3 4 5
Komposisi Perekat (%)
N
i
l
a
i
B
a
k
a
r
(
k
a
l
/
g
r
)
Pa=1:10
Pb=1:20
Pc=1:30
0% % 10% 20% 30
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap
Nilai Bakar
Dari data pada Tabel 4.2 dan melihat Gambar 4.1 dapat diambil kesimpulan bahwa
perbandingan bahan dan konsentrasi perekat berpengaruh terhadap nilai bakar dengan
nilai bakar yang tertinggi diperoleh pada perbandingan komposisi bahan cangkang
kelapa sawit dan TKS pada 1 : 20 dan komposisi perekat 20 % yaitu sebesar 5303.07
(kal/gr).
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat pada perbandingan komposisi bahan 1:10 dan 1:30
semakin banyak komposisi perekat maka nilai bakar akan semakin menurun. Hal
ini disebabkan tanah liat sebagai perekat merupakan isolator dan mengurangi nilai
bakar dari briket yang dihasilkan. Tandan kosong memiliki nilai total karbon yang
lebih
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
rendah bila dibandingkan dengan cangkang kelapa sawit tetapi bila komposisi dari
tandan makin banyak maka akan makin meningkatkan nilai bakar. Terdapat suatu
fenomena yang menarik pada perbandingan komposisi bahan 1:20 dimana pada
perbandingan komposisi tersebut semakin banyak komposisi perekat maka nilai bakar
akan meningkat dan mencapai puncak pada perbandingan komposisi perekat 20% dan
menurun tajam pada komposisi perekat 30%. Hal ini mungkin disebabkan adanya
pengaruh kombinasi antara perekat, tandan kosong dan cangkang kelapa sawit
merupakan yang terbaik diantara kombinasi yang lain. Dibawah ini akan disajikan hasil
uji statistik terhadap pengaruh perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat
terhadap nilai bakar briket yang dihasilkan.
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Nilai Kalor Briket
Sumber DK JK KT F Hitung F=0.05 F=0.10
Variasi
Rata-rata 1 601443667.36 601443667.36
Perlakuan
P 2 867529.20 433764.60 703.28 3.89 2.81
K 3 102912.70 34304.23 55.62 3.49 2.61
PK 6 63791.71 10631.95 17.24 3.00 2.33
Galat 12 7401.26 616.77
Total 24 602485302.24
Dari Tabel 4.3 untuk sumber variasi perbandingan komposisi bahan terhadap nilai bakar
diperoleh F hitung > Ftabel dimana untuk F tabel diambil nilai = 0.05
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil uji pendahuluan diperoleh bahwa suhu karbonisasi yang optimal
adalah pada suhu 500
o
C.
2. Dari hasil penelitian diperoleh briket yang memiliki parameter yang optimum
adalah briket dengan perbandingan konsentrasi bahan 1 : 20 dan konsentrasi
perekat 20%, dengan parameter sebagai berikut :
a. Nilai Bakar : 5303.07 kal/gr
b. Total Karbon : 61.41 %.
c. Kadar air : 7.81%
d. Kadar abu : 9.26 %
e. Kadar CO
x
: 27.64 mg/l
f. Uji Mekanik : 6.02 kg/in
2
.
g. Uji Pm
10
: 0.0200 mg/m
3
3. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata
terhadap nilai kalor briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai =0,05 dan
0,1.
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
4. Perbandingan komposisi bahan berpengaruh nyata terhadap nilai total karbon
briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai =0,05 dan 0,1. Komposisi
perekat tidak berpengaruh terhadap nilai total karbon briket dengan nilai Fhitung
< Ftabel serta nilai =0,05 dan 0,1.
5. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata
terhadap nilai kadar air briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai =0,05
dan 0,1.
6. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata
terhadap nilai kadar abu briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai =0,05
dan 0,1.
7. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata
terhadap nilai kadar CO
x
briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai =0,05
dan 0,1.
8. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata
terhadap kekokohan brket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai =0,05 dan
0,1.
9. Pembakaran briket arang pada tungku pembakaran menghasilkan emisi yang
tidak melewati ambang batas baku mutu emisi tungku batu bara.
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan campuran komposisi
yang lebih kompleks seperti dengan menggunakan campuran pelepah, janjang,
cangkang serta sampah organik ( termasuk kotoran hewan ) serta digunakan
bahan perekat lain diluar tanah liat dan tepung kanji seperti menggunakan black
liquor, campuran semen, endapan pada oil catcher crude destilation unit dan
campuran putih telur dengan kulit telur.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai perancangan kiln yang lebih efisien
diluar furnace yang tidak menggunakan tenaga listrik dan BBM tetapi
menggunakan energi alternatif yang banyak disekitar kita serta perancangan
tungku masak yang efisien dan praktis sehingga penggunaan briket arang dapat
cepat disosialisasikan kepada masyarakat.
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Ahsonul Anam & Taufik Sastrawinata, 1994. Pengujian Briket Batu Bara Sarang
Tawon. Laporan Penelitian UPT-LSDE BPP Teknolog Serpong
Ambar Astuti. 1997. Pengetahuan Keramik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Anonim. 2003. Statistik Kelapa Sawit 1997 2003. Jakarta : Badan Pusat Statistik
Republik Indonesia
Anonim. 2005. Clays. http://en.wikipedia.org /org/Clays (2 Nopember 2005)
Anonim. 2005. Pemanfaatan Limbah Tanaman Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Pulp
dan Kertas. www.balitbangsumut.go.id ( 2 Nopember 2005)
Anonim. 2005. Tanah Liat. www.avobe.com /ms/wikipedia/t/ta/tanah_liat.html (
2 Nopember 2005 )
Anonim. 2002. Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan Era Otonomi Daerah.
Jakarta : Kementerian Lingkungan Hidup
Anonim, 1995, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jil.2. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
Darnoko dan Putboyo Guritno. 1995. Pembuatan Briket Arang dari Limbah Padat
Kelapa Sawit. Laporan Kegiatan Penelitian PPKS 1994/1995
Debby Shintya Dewi. 2005. Uji Karakteristik Dasar Bio-Briket dari Campuran Ilalang
dan Cangkang Sawit sebagai bahan bakar Alternatif. Laporan akhir skripsi
jurusan Teknik kimia Unsyiah 2005
David, RW. 1986. Mechanical behaviour of ceramics. Cambridge : Cambridge
University Press
Edwi Mahajoeno dan Isroi. 2005. Energi Alternatif Pengganti BBM : Potensi Limbah
Biomassa Sawit sebagai Sumber Energi Terbarukan.
www.ipard.com/art_perkebunan/apr11-05-isr+dw.asp ( 22 Nopember 2005)
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository 2008
Eka Nuryanto. 2000. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Sumber Bahan
Kimia. Warta PPKS 2000, Vol,8(3) : 137-144
Meilita Tryana Sembiring dan Tuti Sarma Sinaga. 2003. Arang Aktif
(Pengenalan dan Proses Pembuatannya ). USU digital Library
Ismu Uti Adan. 1998. Membuat Briket Bio Arang. Yokyakarta : Kanisius
Johannes, H . 1991. Menghemat kayu bakar dan arang kayu untuk memasak di Pedesaan
dengan Briket Bio arang. Laporan Karya Ilmiah Fakultas Teknik Universitas
Gajah Mada. Yokyakarta. 1991
Philip Kristanto. 2002. Ekologi Industri. Yokyakarta : Penerbit Andi
Santi Purwaningsih et al. 2000. Pemanfaatan arang aktif cangkang kelapa sawit sebagai
adsorben pada limbah cair kayu lapis. Laporan Penelitian Tahunan Fakultas
Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda. 2000
Sudjana. 1994. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung : Tarsito
Sukarrumidi. 2006. Batu Bara dan Pemanfaatannya.Yokayakarta : Gajah Mada
University Press
Widarto,L & Suryanta. 1995. Membuat Bioarang dari Kotoran Lembu. Yokyakarta :
Kanisius