Anda di halaman 1dari 12

BAB III METODOLOGI PENELETIAN 3.1.

Pendekatan Desain Fungsional Dalam melakukan perancangan terhadap alat gasifikasi updraft, perlu dilakukan pendekatan rancangan (penyusunan model) terhadap rancang bangun alat tersebut. Pendekatan desain secara fungsional diperlukan dalam tahap ini, karena dalam rancangan fungsional akan dijelaskan tentang fungsi dari sistem. Berikut akan diuraikan fungsi dari sistem yang ada dalam alat gasifikasi updraft. 1. Reaktor Gasifikasi Komponen dalam reaktor ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu : a. Penutup reaktor : Tutup ini terketak di bagian paling atas reaktor yang berfungsi sebagai penutup reaktor (gasifier) selama proses gasifikasi berlangsung. b. Reaktor (Ruang Pembakaran) : Berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar sehingga terjadi proses gasifikasi yang mengubah bahan bakar menjadi gas mampu bakar (syngas). c. Tempat penampungan abu : Berfungsi sebagai tempat pembuangan abu dari pembakaran di dalam ruang bakar (reaktor). d. Grate : Berfungsi sebagai tungku pembakaran yang kotak langsung dengan bahan bakar, grate juga berfungsi sebagai tempat pemisahan abu dan arang. 2. Gas Cleaning Gas Cleaning merupakan sistem pembersihan gas dari partikel pengotor berupa tar dengan cara melewatkan air. Selain Venturi Scrubber, sistem ini juga dilengkapi dengan separator yang berfungsi sebagai tempat pemisahan air, pertikel dan syngas sehingga air yang sudah mengandung partikulat pengotor akan jatuh secara gravitasi ke bawah dan syngas yang bersih keluar ke atas separator. 3. Blower Fungsinya sebagai penyuplai udara ke dalam reaktor gasifier kebutuhan pembakaran bahan bakar. untuk

21

22

4.

Pompa Fungsinya untuk mensirkulasikan air dari tangki penampungan air ke gas

cleaning (Venturi Scrubber). 5. Pipa dan Alat sambung Berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan udara primer, syngas, dan air dalam rangkaian proses. Pipa PVC digunakan untuk mengalirkan fluida bersuhu rendah dan untuk fluida bersuhu tinggi diguanakan pipa stainless steel. Alat sambung digunakan untuk menghubungkan dan membagi arah aliran fluida sedangkan valve untuk membuka dan menutup aliran. 6. Burner Berfungsi sebagai tempat untuk membakar syngas yang dihasilkan. Flame ini terbuat dari pelat stainless steel yang diberi lubang sebanyak 24 buah sebagai tempat suplai oksigen. 7. Water Rotameter Alai ini berfungsi untuk mengukur laju alir air yang akan masuk ke Venturi Scrubber yang dipasang pada jalur pemipaan air, antara keluaran dari tangki penampungan air menuju ke Venturi Scrubber. 8. Manometer U Manometer U berfungsi mengukur perbedaan tekanan sebelum dan setelah memasuki lubang orifis. 9. Termokopel Tipe-K Berfungsi untuk mengukur temperatur dalam reaktor. Temperatur di setiap tahap bagian dari reaktor gasifikasi berbeda-beda sesuai dengan tahapan prosesnya. Selain untuk mengukur temperatur yang ada di reaktor, termokopel ini digunakan juga untuk mengukur temperatur api di burner. Pembacaan temperatur terbaca di display. Pembacaan rentang suhu untuk jenis termokopel tipek dari 200 C hingga +1200 C.

23

10.

Pelat Orifice Pelat orifice merupakan sebuah hambatan bagi aliran Syngas dan perbedaan

tekanan antara bagian hulu yang berkecepatan rendah dam bagian hilit yang berkecepatan tinggi. 11. Gas Chromatography Berfungsi sebagai instrument analitik untuk mengetahui komposisi dan kadar gas yang terdapat dalam syngas. Alat ini merupakan alat yang mengacu kepada ASTM standart atau Gas Petroleum Analysis standart (GPA) Varian 450GC. 3.2. Pendekatan Desain Struktural Pendekatan desain secara struktural merupakan hal lain yang diperlukan dalam melakukan melakukan pendekatan rancangan selain rancangan fungsional. Rancangan struktural merupakan penjelasan secara detail mengenai struktur dari prototipe updraft gasifier. 1. a. Reaktor Gasifikasi Penutup Reaktor Penutup gasifier dibuat dari plat baja chrom dengan ketebalan 10 mm dan berdiameter 260 mm. Penutup ini dipasang ke ruang pembakaran dengan baut tahan panas M8 dan diberi lubang dengan 10 mm sebanyak 8 lubang, Untuk mempermudah proses buka-tutup penutup ini dipasang gagang pada bagian atas.

Gambar 6. Penutup Reaktor

24

b.

Reaktor (Ruang Pembakaran) Ruang pembakaran merupakan tempat terjadinya proses gasifikasi dan

terbuat dari material bahan stainless steel dengan ketebalan 8 mm. Pemilihan material ini berdasarkan pertimbangan bahwa suhu yang terjadi dalam ruang pembakaran lebih dari 1000 0C. Stainless Steel mempunyak titik leleh sampai suhu 1400 0C, stabil dan non reaktif. Ruang pembakaran dibuat dalam bentuk silinder dengan diameter 22 cm dan tinggi 55 cm. Penyangga grate terletak setinggi 5 cm dari bawah ruang bakar. Volume pada ruang pembakaran ini diketahui melalui perhitungan (lampiran B). Gambar reaktor (ruang pembakaran) dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Reaktor Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Rinovianto (2012) , diketahui zona gasifikasi dalam ruang pembakaran sesuai temperatur pada ketinggian tertentu. Melihat hal ini maka ruang pembakaran diberi lubang dengan jarak 5 cm, 10 cm,20 cm, 25 cm dari penyangga grate secara berurutan, lubang ini nanti akan dibuka tutup dengan baut sebagai tempat untuk mengukur suhu guna melengkapi kelengkapan data penelitian. c. Tempat penampungan abu Di ruang pembuangan ini abu sisa pembakaran akan ditampung sebelum dibuang keluar. Sama seperti ruang pembakaran, pembuangan abu ini terbuat dari stainless steel dengan ketebalan 8 mm dengan diameter atas dan bawah sebesar 22 cm dan tinggi 15 cm. Gambar tempat penampungan abu dapat dilihat pada gambar 8.

25

Gambar 8. Tempat Penampungan Abu Pada pembuangan abu terdapat 2 pipa stainless yang dipasang pada dinding silinder. Pipa ini dipasang 7,5 cm dari dasar ruangan dan terdapat disebelah kanan dan kiri ruangan. Pipa ini digunakan untuk suplai udara primer dan yang lain untuk outlet syngas. d. Grate Grate terbuat dari pelat stainless steel dengan ketebalan 2 mm dan berdiameter 204 mm. Grate dipasang 5 cm dari bagian bawah reaktor. Grate diberi lubang kecil yang berdiamater 10 mm dan jarak antar lubang sebesar 5 mm dengan jumlah total lubang 118 buah.

Gambar 9. Grate 2. a. Gas Cleaning Venturi Scrubber Venturi Scrubber dibuat dari material stainless steel ketebalan 2 mm. Pemilihan material ini karena stainless steel merupakan logam yang tahan terhadap korosi mengingat proses yang terjadi di dalam wet srubber adalah pencampuran air dan gas kotor. Jenis venturi yang dibuat adalah jenis rectangular venturi. Total tinggi venturi wet srubber ini adalah 461 mm dengan total lebar 166 mm.

26

Gambar 10. Venturi Scrubber Untuk mensuplai air kedalam venturi scrubber digunakan pipa injeksi. Pada pipa injeksi dibuat lubang-lubang dengan ukuran 5 mm, 6 mm, 7 mm, 8 mm, 9 mm dan 10 mm dari yang terdekat dengan masuknya air. b. Separator Sama halnya dengan venturi srubber, separator terbuat dari material stainless steel dengan ketebalan 2 mm. Separator dibuat dalam bentuk tabung dengan diameter 203 mm dan ketinggian 650 mm. Inlet pada separator dibuat membelok agar menciptakan gerakan memutar pada campuran arus gas-droplet. Air dan partikulat pengotor akan jatuh kebawah separator dan syngas bersih akan ke atas dan siap digunakan.

Gambar 11. Separator 3. Pelat Orifice Pelat orifice digunakan untuk membuat beda tekan pada pipa udara primer maupun syngas agar diketahui laju alirnya. Orifice ini dibuat dari pelat stainless steel dengan ketebalan 2 mm dan mempunyai diameter 16 mm.

27

Gambar 12. Pelat Orifice 4. Pompa Pemilihan pompa dengan daya 125 Watt dikarenakan berdasarkan perhitungan desain, daya yang dibutuhkan untuk proses gas cleaning sebesar 17,32 Watt. 3.3. Pertimbangan Percobaan 3.3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 tahapan yaitu tahap rancang bangun dan pengujian (pengambilan data) dan dilakukan di Bengkel PJP Politeknik Negeri Sriwijaya. Adapun uraian waktu penelitian sebagai berikut. 1. 2. Rancang Bangun Alat Pengujian dan Pengambilan Data : 21 Maret - 01 Mei 2013 : 02 Mei - 20 Juni 2013

3.3.2. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam pengujian gasifikasi updraft akan diuraikan di bawah ini. 1. Bahan yang Digunakan : tempurung kelapa ( 2cm x 2cm x 1mm), air dan minyak tanah. 2. Alat yang Digunakan a. Reaktor Penutup Material Ketebalan Jumlah : Baja Chrom : 260 mm : 10 mm : 1 unit

28

Ruang Pembakaran Material Ukuran Ketebalan Jumlah : Cylinder Stainless Steel : 22 x 55 cm : 8 mm : 1 unit

Pembuangan Abu Material Ukuran Ketebalan Jumlah Grate Material Ukuran Ketebalan Jumlah b. Gas Cleaning Venturi Scrubber Material Ketebalan Jumlah Separator Material : Stainless Steel Ketebalan Jumlah c. Pelat Orifice Material Ukuran Diameter Ketebalan Jumlah : Stainless Steel : 3x3 cm : 1,6 cm : 2 mm : 1 unit : 2 mm : 1 unit : Stainless Steel : 2 mm : 1 unit : Stainless Steel : 20,4 cm : 2 mm : 1 unit : Cylinder Stainless Steel : 22 x 15 cm : 8 mm : 1 unit

29

d. Blower Merk Daya Speed Volt Putaran e. Pompa Merk Tipe Output Daya Hisap : DAB King : DB 125 B : 125 Watt : 9 meter : Kairos : 260 Watt : 3000/3600 rpm : 220 V : 50/60

f. Pipa dan Alat sambung Pipa Material : Stainless Steel, PVC Ukuran : 1,5 x 2 m, 1,5 x 3 m Elbow Material : Stainless Steel, PVC Ukuran : 1,5 , 1,5 Jumlah : 2 buah, 2 buah Ball Valve Merk : TIKZ Japan

Material : Stainless Steel, PVC Ukuran : 1,5 , 1,5 Jumlah : 4 buah, 1 buah g. Termokopel Tipe Material Range Rec h. Manometer Type : 1221 U Tube :K : Chromel/alumel : 1400 0C : Digital

30

Fluid Jumlah

: Air : 3 buah

i. Water Rotameter Merk Flow max : Muelle : 76 lpm

j. Neraca Analitik k. Saringan l. Stopwatch m. Gas Cromatography (GC) 3.3.3. Prosedur Percobaan 1. Proses Pembakaran Awal (Start Up) Langkah langkah yang dilakukan adalah : a. Membuka baut yang terpasang pada tutup reaktor. b. Memasukkan tempurung kelapa sebanyak 0,5 kg ke dalam reaktor gasifikasi,
kemudian siram dengan miyak tanah (kerosene).

c. Menghidupkan blower yang dikontakkan dengan listrik, kemudian mengatur


bukaan katup pada daerah aliran tiupan blower terbuka penuh (1800) dan valve pipa syngas dalam kondisi tertutup.

d. Menyulut bahan bakar di dalam reaktor dengan api dan tunggu selama 5-15
menit atau sampai mendapatkan bahan bakar telah menjadi bara.

2.

Prosedur Gasifikasi (Tanpa Venturi Scrubber) Langkah langkah yang dilakukan adalah : a. Setelah tempurung kelapa menjadi bara, mematikan blower untuk sementara waktu. b. Memasukkan tempurung kelapa 3,5 kg perlahan-lahan ke dalam reaktor. c. Menutup bagian atas reaktor dengan memasang ke-6 baut yang tersedia pada tutup dan mengencangkannnya. d. Menghidupkan kembali blower. e. Mengatur bukaan katup pada daerah aliran tiupan blower hingga manometer U menunjukkan nilai h sebesar 0,8 mm H2O atau dengan kata lain, laju

31

aliran udara sebesar 122,4 lpm (berdasarkan referen), dan valve pada pipa syngas dibuka penuh. f. Menunggu 15-30 menit sampai timbul asap pekat di burner. g. Setelah terlihat asap pekat, melakukan penyulutan dengan pemantik di ujung burner. Bila belum terlihat, lakukan berulang-ulang. h. Waktu ke 0 menit dilihat setelah lidah api terbentuk. i. Pada menit ke- 15 mengambil data temperatur syngas yang masuk dan keluar venturi scrubber, beda tekan syngas yang masuk venturi scrubber. j. Kemudian menyaring tar pada pipa keluaran separator tiap 15 menit selama 2 menit dalam 1 jam operasi. 3. Prosedur Gasifikasi (dengan Venturi Scrubber) Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti prosedur gasifikasi tanpa venturi scrubber, namun di langkah e menghidupkan pompa dan mengatur laju aliran air pada 15 lpm. * Untuk laju aliran 20 lpm dan 25 lpm langkah yang dilakukan sama. 4. Prosedur Mematikan Gasifier Langkah langkah yang dilakukan adalah : 1. Melepaskan alat ukur yaitu termokopel dan manometer pipa u. 2. Memastikan semua valve dibuka penuh. 3. Tetap menyalakan blower untuk mengeluarkan semua asap dan residu yang masih tersisa dalam reaktor. Saat asap sudah berkurang dan tidak pekat matikan pompa air dan blower 4. Setelah reaktor dingin, mengeluarkan sisa pembakaran dan abu dari ruang penampungan abu, kemudian menimbangnya. 5. Membersihkan bagian dalam reaktor dan burner untuk menghindari tar yang mengeras.

32

5. a.

Tahapan Pengukuran / Pengambilan Data Prosedur Pengambilan Sampel Tar 1. Setelah asap yang dihasilkan di burner mulai pekat, pengambilan sampel dimulai. Menyalakan pompa kemudian mengatur laju aliran. Meletakkan saringan yang dilapisi kain lap di bawah pipa saluran pembuangan yang ada di bagian bawah separator selama 2 menit setiap 15 menit sekali. 2. Menimbang saringan yang telah berisi tar. 3. Berat tar dapat dihitung dari : Tar (gr) = (Berat saringan + kain lap + tar) - (Berat saringan + kain lap)

b.

Prosedur Pengambilan Sampel Gas 1. Pengambilan gas dilakukan saat api menyala konstan. 2. Keran sampling dihubungkan dengan selang tahan panas berdiameter 1/4 inch. 3. Menghubungkan ujung selang ke lubang yang ada di balon sampling gas. 4. Membuka keran sampling dan membiarkan sampai bola sampling terisi penuh. 5. Setelah pengambilan gas selesai, menutup keran sampling.

Anda mungkin juga menyukai