Anda di halaman 1dari 19

1

KARSINOMA SEL BASAL


Oleh : Wiwin Meiriana, S.Ked Pembimbing : dr. Inda Astri Aryani, Sp.KK Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Dr. Muhammad Hoesin Palembang 2013 PENDAHULUAN Karsinoma sel basal (KSB) adalah tumor ganas yang berasal dari sel pluripotensial pada lapisan basal epidermis, yaitu sel non-keratinosit. Umumnya timbul di bagian tubuh yang terpajan sinar matahari seperti kepala dan leher, namun dapat juga terjadi pada bagian tubuh lainnya.1,2 Bentuk lesi berupa ulserasi, telangiektasis, translusensi dan rolled border. Penyebab karsinoma sel basal belum diketahui secara jelas, namun terdapat beberapa faktor yang memiliki hubungan dengan timbulnya karsinoma sel basal antara lain radiasi sinar ultraviolet, penggunaan fotokemoterapi (PUVA) dan fototerapi UVB, riwayat terpajan X-ray, infeksi Human papilloma virus (HPV), pajanan bahan yang bersifat karsinogenik seperti arsenik, serta riwayat kanker dalam keluarga.1,2,3 Karsinoma sel basal temasuk dalam salah satu jenis kanker kulit nonmelanoma. Kanker kulit non-melanoma sendiri merupakan kanker kulit yang paling sering terjadi pada manusia. Sekitar 75% sampai 80% dari kanker kulit non-melanoma adalah karsinoma sel basal, sedangkan sisanya 25% adalah karsinoma sel skuamosa.1,2,4 Karsinoma sel basal banyak diderita oleh kelompok kulit putih terutama yang tinggal di daerah panas dan dataran tinggi.2,3 Penyakit ini lebih sering terjadi pada usia lebih dari 60 tahun namun frekuensinya meningkat pada usia kurang dari 50 tahun dengan penderita laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sekitar 57% penderita karsinoma sel basal adalah laki-laki.1,4 Penyakit ini sangat jarang bermetastasis dan menyebabkan kematian, namun memiliki kecenderungan untuk berinvasi dan merusak jaringan sekitarnya sehingga tingkat morbiditasnya dapat meningkat bila terjadi kesalahan diagnosis

ataupun terapi yang tidak tepat.1,2,3 Kesalahan diagnosis dan terapi yang tidak tepat tersebut sering terjadi karena sulitnya membedakan gambaran klinis karsinoma sel basal dengan karsinoma atau kelainan kulit lain, khususnya karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana kriteria diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat bagi karsinoma sel basal.

DEFINISI Karsinoma sel basal (KSB) adalah kanker kulit non melanositik yang berasal dari sel basal stratum basalis epidermis. Ukuran tumor bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Tumor dapat menginvasi dermis tapi jarang menginvasi bagian tubuh lainnya. KSB memiliki distribusi yang khas tubuh yaitu 70% pada kepala (paling sering pada wajah ), 25% pada batang tubuh, dan 5% pada penis, vulva, atau kulit perianal. 2,5

ETIOLOGI KSB disebabkan seringnya terpapar sinar UVL yang umumnya spektrum ultraviolet. Pasien yang terpapar arsenik, pasien dengan imunosupresif kronis, xeroderma pigmentosum, sindrom nevus sel basal, dan sindrom Bazex merupakan predisposisi untuk terjadinya KSB. Jenis kulit albinisme juga cenderung terkena KSB. Sinar UV menyebabkan mutasi pada gen supresor tumor p53 dan Patched Tumor-Supressor Homologue (PTCH) sehingga mensimulasi penghantaran sinyal terus menerus untuk pembentukan sel. 3,6

PATOGENESIS Radiasi UV, terutama UVB dengan spektrum 290-320 nm diduga sebagai faktor utama KSB. Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen supresor tumor p53 yang terletak pada kromosom 17p. Fungsi gen p53 adalah mengontrol siklus sel dan menyebabkan apoptosis. Mutasi pada tumor supressor gen p53 menyebabkan inaktifasi gen tersebut dan perkembangan resisitensi tumor terhadap apoptosis.1,6

Selain mutasi pada gen supressor tumor p53, pada KSB juga terjadi mutasi gen penyandi Patched Tumor-Supressor Homologue (PTCH) yang terletak pada kromosom 9q22. Gen PTCH mengkode reseptor yang bekerja pada jalur penghambatan proliferasi sel ( jalur Hedgehog). Terdapat dua gen utama pada jalur Hedgehog, yaitu PTCH dan Smoothed G-protein-coupled receptor (SMO). Mutasi pada gen PTCH mencegah PTCH terikat dengan SMO dan menstimulasi kehadiran Sonic Hedhoge (SHH). Ketika SHH hadir, ia mengikat PTCH, dan kemudian melepaskan dan mengaktifkan SMO. Sinyal SMO disampaikan ke inti melalui Glioma (GLI). Gen SMO dan GLI yang aktif menstimulasi penghantaran sinyal terus menerus untuk pembentukan sel. Gen SMO memungkinkan penghantaran sinyal tanpa hambatan yang menyebabkan pertumbuhan tumor tidak terkendali. Kehilangan penghambatan jalur ini dikaitkan dengan keganasan termasuk karsinoma sel basal.6,7

Gambar 1. Patogenesis Molekuler Karsinoma Sel Basal6

KLASIFIKASI KSB diklasifikasikan menjadi beberapa subtipe antara lain KSB subtipe nodular, KSB subtipe pigmentasi, KSB subtipe superfisial, KSB subtipe morpheafom, dan KSB subtipe fibroepitelioma.1

Subtipe Nodular KSB tipe nodular adalah tipe KSB paling umum. KSB tipe nodular paling sering terjadi pada kepala, leher, dan punggung atas. KSB tipe nodular mungkin memiliki beberapa ciri, yaitu papula dengan cekungan di sentral, warna seperti mutiara, terdapat erosi atau ulserasi, pendarahan spontan, pengerasan kulit, batas tidak tegas, translusen, telangiektasis dan riwayat perdarahan dengan trauma minor. Khasnya tipe nodular adalah lesi luas dengan bagian tengah terdapat nekrosis (ulkus rodent).1

Gambar 2. KSB subtipe nodular1

Subtipe Pigmentasi Karsinoma sel basal berpigmen adalah subtipe dari KSB nodular yang menunjukkan peningkatan melanisasi. Karsinoma sel basal berpigmen muncul sebagai papul hiperpigmentasi, berwarna coklat atau homogen (hitam merata).1

Gambar 3. Karsinoma sel basal pigmented1

Subtipe Superfisial Tipe superfisial muncul biasanya pada batang tubuh dan bahu. Lesi berupa patch eritema yang menyerupai eksema, sering multipel, berwarna merah jambu atau merah, tumbuh perlahan dalam beberapa bulan atau tahun , mudah berdarah dan dapat membentuk ulkus. Eksema yang tidak ada perbaikan dengan pengobatan harus dicurigai sebagai KSB subtipe superfisial. 1,2

Gambar 4. KSB subtipe superfisial1

Subtipe Morpheaform Subtipe Morpheaform adalah subtipe KSB yang pertumbuhannya progresif dan gambaran klinis serta histologinya jelas. Lesi pada subtipe ini putih dan terdapat scar. Scar yang muncul tanpa riwayat trauma sebelumnya atau tanpa riwayat luka pada kulit akibat operasi. Biasanya ditemukan pada bagian tengah wajah dan dapat menginfiltrasi saraf wajah.1

Gambar 5. KSB subtipe Morpheaform1

Subtipe Fibroepithelioma Subtipe fibroepitelioma atau fibroepithelioma of pinkus memiliki gambaran berupa satu atau beberapa nodul yang keras, permukaannya halus dan berwarna sedikit kemerahan (pink), biasa terdapat pada pundak bagian bawah.1,2

DIAGNOSIS BANDING Gambaran klinis KSB secara umum menyerupai gambaran klinis karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna. Bedanya, KSB seringkali meninggi dan memiliki pembuluh telangiektatis pada permukaannya, sedangkan karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna berupa nodul menebal, bersisik, berulserasi dan kadang-kadang berdarah. Khusus pada melanoma maligna lesinya asimetri, tepi tidak beraturan, warna yang berbeda-beda, dan diameter yang lebih besar dari 6 mm.2,6,8

Diagnosa banding untuk KSB subtipe nodular adalah nevus melanosit, molluscum contagiosum, dan hiperplasia kelenjar sebasea senile. Subtipe nodular biasanya nampak jelas ketika diameternya lebih dari beberapa milimeter. Pada lesi awal, mungkin sulit dibedakan dari beberapa diagnosis tersebut. Nevus dapat dikenali jika rambut tumbuh dari permukaan, dan pada molluscum contagiosum atau hiperplasia kelenjar sebasea terdapat central keratin. Krusta di permukaan dapat menyebabkan KSB sulit dibedakan dengan karsinoma sel skuamosa dan molluscum contagiosum. Pada semua kasus KSB, debris atau skuamanya sangat mudah dilepaskan.2,8 Subtipe pigmentasi dan ulserasi kadang-kadang sulit dibedakan dengan melanoma maligna. Bentuk KSB biasanya bulat, terdapat telangiektasis dan multinoduler serta tidak ada halo berpigmentasi. Warnanya cenderung coklat tua, kontras dengan warna coklat keabu-abuan pada melanoma maligna.2 Subtipe superfisial merupakan KSB yang paling sulit dibedakan dengan penyakit lain. Inspeksi mungkin menunjukkan adanya patches of eczema, psoriasis atau suatu Bowens disease. Diagnosisnya bisa disingkirkan dengan melepaskan krusta dan meregangkannya kemudian diinspeksi secara teliti. Inspeksi hanya dapat menyingkirkan eczema atau psoriasis sedangkan untuk menyingkirkan Bowens disease diperlukan pemeriksaan biopsi.2,8

DIAGNOSIS Kanker kulit non melanoma, khususnya KSB membutuhkan suatu deteksi dini dan ketepatan diagnosis. Hal ini berguna untuk menentukan modalitas terapi, baik berdasarkan temuan secara klinis maupun patologi, serta bagaimana pendekatan dan upaya pencegahan terhadap pasien dengan faktor resiko spesifik. Deteksi dini KSB sangat bergantung pada pengenalan faktor resiko dan karakteristik perkembangan tumor pada masing-masing kelompok resiko tersebut. Deteksi dini KSB dapat ditentukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, sedangkan untuk diagnosis pasti ditentukan dengan pemeriksaan histopatologi.2,3,4

Anamnesis Pada anamnesis ditanyakan keluhan yang dirasakan pasien, perjalanan penyakitnya serta faktor-faktor yang mungkin menjadi resiko untuk terjadinya KSB. Pasien biasanya mengeluhkan rasa gatal atau nyeri. Lesi mengalami perubahan yang berarti dalam hal warna, ukuran dan konsistensinya. Perubahan warna bisa menjadi lebih gelap, pucat ataupun terang. Ukurannya membesar dalam waktu yang cukup singkat. Lesi melebar tak merata ke samping begitu juga permukaannya semakin tak rata. Ditanyakan apakah ada riwayat trauma sebelumnya pada lesi tersebut, riwayat adanya ulkus dan riwayat infeksi yang sukar sembuh. Hal ini penting karena dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya KSB sekaligus menjadi gambaran bagaimana perkembangan lesi tersebut. Perdarahan yang terjadi walaupun karena trauma ringan juga penting untuk ditanyakan.1,2

Pemeriksaan fisik Lesi yang tampak pada KSB antara lain tidak berambut, warnanya mulai dari hipopigmentasi hingga hiperpigmentasi, pada tipe tertentu warna khas seperti mutiara (translusen). Penyebaran warna tidak homogen. Permukaan lesi KSB biasanya tak rata, cekung ditengah dengan pinggir agak menonjol (linear atau papular), kadang disertai skuamasi halus atau krusta yang melekat, bila diangkat mudah timbul perdarahan. Perabaan berbeda-beda sesuai dengan keadaan, dapat keras, kenyal, terasa nyeri, dan dalam taraf permulaan mudah digerakkan dari dasarnya. Pada KSB sering timbul tunas yang bersifat seperti tumor induknya. Diameter terpanjang tumor membentuk sudut dengan garis RSTL (Rest Skin Tension Line) dan telangiektasis kadang-kadang ditemukan mulai dari pinggir ke arah sentralnya.2,4

Gambar 6. Gambaran klinis Karsinoma Sel Basal (A) tipe nodular dengan telangiektasis (panah); (B) tipe nodulo-ulseratif : lebar; (C) plak eritem superfisial disertai ulserasi yang terdapat pada tipe superficial; (D) patch sklerotik (panah) di hidung yang terdapat pada tipe morphea; (E) nodul gelap (panah) pada tipe pigmentasi4

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang dapat menunjang penegakkan diagnosis KSB antara lain lampu wood dan biopsi kulit. Pemeriksaan lampu wood dilakukan dengan cara menyinari lesi dengan lampu. Lesi akan tampak seperti gambaran mutiara. Sedangkan biopsi kulit dilakukan dengan mengambil jaringan di seluruh area lesi. Pisau yang digunakan adalah scalpel no. 15. Biopsi yang mencakup area pokok dilakukan pada KSB subtipe morpheaform atau KSB yang berulang pada lesi yang sudah menjadi scar.9

10

Gambar 7. (A) potongan melintang kulit : tampak lapisan jaringan epidermis, dermis dan subkutan serta daerah invasi tumor di bagian atasnya; (B) tampak nukleus hiperkromatik dan sel palisade pada KSB; (C) gambaran histopatologi KSB subtipe fibroepitelioma; (D) sel basal yang tipis dan irreguler pada KSB subtipe morphea4

PENATALAKSANAAN Dalam hampir semua kasus, modalitas pengobatan yang dianjurkan untuk KSB adalah operasi. Beberapa pengobatan topikal ada untuk beberapa bentuk KSB, meskipun secara umum dengan tingkat kesembuhan kurang dibandingkan modalitas bedah. Perawatan bervariasi menurut ukuran, kedalaman, dan lokasi kanker. Idealnya, pilihan perawatan harus dievaluasi bersama-sama dengan dokter bedah, dermatolog, dan radiotherapist dan harus didasarkan pada diagnosis histologis.

11

Penatalaksanaan Umum10 Penatalaksanaan umum yang dapat dianjurkan untuk penderita KSB antara lain : (a) lindungi kulit dari cahaya matahari dengan menggunakan topi, kemeja lengan panjang, celana panjang atau rok panjang; (b) sebaiknya hindari sinar matahari pada tengah hari karena sinar matahari yang paling kuat adalah pada tengah hari; (c) gunakan tabir surya berkualitas tinggi setengah jam sebelum berpergian minimal dengan SPF 15, yang menghambat sinar UVA dan UVB; (d) periksa kulit secara teratur untuk mengetahui adanya berbagai perubahan yang mengarah kepada keganasan (pertumbuhan baru di kulit yang membentuk tukak, mudah berdarah, sukar sembuh, berubah warna, ukuran, struktur, terasa nyeri, meradang atau gatal).

Penatalaksanaan Khusus Penatalaksanaan khusus untuk penderita KSB terdiri dari penatalaksanaan bedah dan non-bedah. Berikut penjelasan mengenai kedua modalitas penatalaksanaan tersebut : 1. Non-bedah (terapi dengan Obat-obatan ) antara lain : 11, 12,13 a. 5-fluorourasil 5% (Efudex) topikal 5-fluorourasil (5-FU) dipakai dua kali sehari selama 2-12 minggu bisa efektif dalam mengobati KSB superfisial, dengan angka kesembuhan dilaporkan setinggi 93%. Penggunaan 5-fluorourasil untuk jenis KSB lain pada umumnya tidak direkomendasikan karena tidak cukup menembus ke dalam lapisan kulit untuk memberantas semua sel tumor. Iritasi dan pengerasan kulit umum terjadi bila menggunakan obat ini. Tingkat kekambuhan sangat tinggi. Efek samping 5-fluorourasil antara lain pengerasan kulit, kemerahan, nyeri, peradangan, atau iritasi kulit. Efek samping yang berat dapat berupa ruam, gatal-gatal, sulit bernapas, sesak nafas, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah, BAB berdarah, perubahan warna kulit, menggigil, demam, parut atau luka di daerah yang dirawat , kulit terbakar terus-menerus, pengerasan kulit, kemerahan, nyeri terus menerus, peradangan berat, atau iritasi kulit yang luas, dan muntah.

12

Cara menggunakan Efudex antara lain menggunakan aplikator non-logam atau memakai sarung tangan karet sambil mengoleskan krim Efudex, mencuci lembut daerah di mana akan dioleskan krim Efudex, bilas dengan air, keringkan dengan handuk, dan menunggu 10 menit sebelum mengoleskan krim Efudex dan mengoleskan krim Efudex. b. Interferon alfa-2b Interferon digunakan pada kasus KSB non rekuren primer dan kasus KSB superfisial primer. Interferon diberikan melalui suntikan. 1,5 juta IU interferon alfa-2b disuntikkan pada lesi minggu. Efek samping interferon timbul beberapa jam setelah injeksi diberikan. Efek samping dari pemberian interferon diantaranya adalah rasa seperti gejala flu, demam, mengigil, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi. Setelah beberapa jam, gejala dari efek samping tersebut mereda dan hilang. Efek samping jangka panjang yang dapat timbul adalah gangguan pembentukan sel darah yaitu menurunnya jumlah sel granulosit (granulositopenia) dan menurunnya jumlah trombosit (trombositopenia), mengantuk bahkan rasa bingung. c. Imiquimod Krim Imiquimod 5 % membantu membunuh sel-sel yang tidak normal dan menghentikan pertumbuhannya, tetapi tidak menyembuhkan. Penggunaan Imiquimod (Aldara) disetujui FDA untuk pengobatan KSB superfisial termasuk pada wajah. Beberapa studi telah menunjukkan imiquimod kuratif pada semua pasien dengan KSB superfisial jika digunakan dua kali sehari, dan berhasil pada 73-82% pasien bila digunakan sekali sehari selama 6-12 minggu. Studi lebih kecil telah menunjukkan respon yang sama untuk KSB nodular. Efek samping penggunaan Imiquimod antara lain adalah kemerahan pada kulit, kulit menjadi kering dan mudah pecah. Selain itu, juga menimbulkan efek samping berat antara lain gatal yang hebat, rasa terbakar pada kulit, 3 kali per minggu selama 3 mencuci tangan segera setelah

13

perubahan warna kulit permanen, pembengkakan, timbul bula, erosi dan ulkus. Cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan krim tipis-tipis sampai setengah inchi diluar margin tumor. Setiap delapan jam cuci dengan menggunakan sabun yang lembut. Krim ini biasanya digunakan lima kali seminggu dan digunakan selama 6 minggu. Penggunaan krim biasanya dimulai pada 3 kali per minggu dan meningkat ditoleransi untuk satu kali sehari. Pada saat sedang menggunakan krim ini, pasien harus menghindari terpapar sinar matahari. d. GDC-0449 Obat yang diperkenalkan pada pertemuan 2008 dari Asosiasi Penelitian Kanker Amerika yaitu GDC-0449 menunjukkan hasil yang menjanjikan pada KSB yang berkembang lokal, moltifokal atau metastase. Senyawa yang ditemukan pada GDC-0449 adalah bahan kimia sintetik yang dirancang untuk mereproduksi cyclopamine . GDC-0449 yang

menghalangi jalur Hedgehog sehingga tidak terjadi ikatan antara PTCH dan SMO. SMO yang tidak terikat akan menginisiasi aktivasi pembentukkan gen GLI yang menghantarkan sinyal kepada inti sel untuk pembentukkan sel. Efek samping nya relatif kecil antara lain fungsi pengecapan lidah berkurang, kerontokan rambut dan kehilangan berat badan. Dalam uji klinis pertama GDC-0449, delapan sampai sembilan pasien merespon pengobatan dengan penyusutan tumor atau stabilisasi. Penurunan jumlah gen GLI ditemukan di kulit pasien setelah perawatan. GDC-0449 oral digunakan satu kali sehari dan kemudian dua kali sehari pada hari ke-8 sampai minggu ke 49 penggunaan GDC-0449. Pasien dilakukan pemeriksaan darah, urin rutin, pemeriksaan sample rambut, dan biopsi kulit secara periodic untuk menganalisa farmakokinetik dan farmakodinamik. Plasma dan urine diperiksa secara terpisah dengan

menggunakan cairan kromatografi atau metode spektometri.

14

e. Radioterapi Radioterapi baik dilakukan pada KSB karena bersifat radiosensitif. Radioterapi digunakan untuk pasien yang memiliki kontraindikasi untuk dilakukan operasi, misalnya, kondisi genetik predisposisi untuk kanker kulit xeroderma pigmentosum, alergi terhadap obat bius, radiodermatitis, kanker rekuren, sedang mendapat terapi antikoagulan, kecenderungan untuk membentuk keloid, dan tumor terletak pada wajah. Meskipun radioterapi digunakan secara luas di masa lalu karena angka kesembuhan tinggi (95%), sekarang jarang digunakan karena menghabiskan banyak waktu dan biaya. Radioterapi kurang efektif untuk tumor di luar muka. Metode pengobatan dengan sinar dilakukan dengan cara pemberian sinar luar (radiasi eksterna) dan sinar dalam (brakhiterapi) yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk memperoleh hasil yang optimal seringkali kedua metode diberikan secara kombinasi. Sesuai dengan istilahnya maka sinar dalam diberikan dengan cara langsung pada jaringan kankernya, bisa dengan menancapkan sumber radiasi (berupa jarum) langsung ke jaringan kanker seperti pada kanker lidah atau prostat, atau dengan menempatkannya pada struktur anatomis seperti pada kanker rahim. Dengan cara demikian hanya jaringan kanker saja yang memperoleh dosis sinar, sedangkan jaringan normal sekitarnya praktis tidak memperolehnya. 2. Bedah 2,15,16,17,18 Ada beberapa macam modalitas penatalaksanaan KSB melalui prosedur bedah, yaitu bedah listrik dan bedah scalpel. Bedah listrik terdiri dari electrodesiccation dan kuretase (tanpa electrodesiccation). Sedangkan bedah scalpel terdiri dari bedah eksisi, bedah plastik, Mohs Mikrografi, cryosurgery dan bedah laser. Bedah Mohs Mikrografi merupakan salah satu prosedur bedah yang dapat dilakukan oleh seorang spesialis kulit. Mohs operasi dilakukan dalam empat langkah, yaitu pengangkatan jaringan tumor; pemetaan potongan jaringan, pembekuan dan pemotongan jaringan antara 5 mm dan 10 mm menggunakan cryostat , dan pewarnaan

15

dengan hematoksilin dan eosin (H & E); interpretasi slide mikroskop (patologi); dan rekonstruksi defek bedah. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh seorang dokter setelah pasien dibius secara lokal. Sebuah pisau bedah kecil digunakan untuk memotong di sekitar tumor yang terlihat. Sebuah margin bedah digunakan sangat kecil, biasanya dengan 4 sampai 6 mm di luar margin tumor. Setelah setiap pembedahan jaringan, spesimen diproses, potong pada cryostat dan ditempatkan pada slide, diwarnai dengan H & E dan kemudian dibaca oleh ahli bedah Mohs / ahli patologi yang memeriksa bagian sel-sel kanker. Jika kanker ditemukan, lokasi yang ditandai pada peta (gambar jaringan) diperlihatkan kepada ahli bedah untuk mengangkat jaringan kanker dari tubuh pasien Prosedur ini diulang sampai tidak ada kanker lebih lanjut yang ditemukan. Keuntungan operasi Mohs adalah angka kesembuhannya tertinggi dibandingkan modalitas pengobatan lainnya (99% untuk karsinoma basal sel primer) dan merupakan terapi pilihan untuk KSB infiltrasi, KSB mikronodular, KSB morpheaform, dan KSB berulang. Kekurangan operasi Mohs adalah memerlukan waktu lama dan mungkin tidak tersedia di beberapa tempat karena harganya mahal. Pasien mungkin memerlukan anestesi tambahan sebelum memulai setiap tahap.18

KESIMPULAN KSB adalah tumor ganas yang berasal dari sel pluripotensial pada lapisan basal epidermis, yaitu sel non-keratinosit. Insiden penderita KSB meliputi 75 % dari seluruh kanker kulit non melanositik. KSB disebabkan seringnya terpapar sinar ultraviolet. Pasien yang terpapar arsenik, pasien dengan imunosupresif kronis, sindrom nevus sel basal, dan sindrom Bazex merupakan predisposisi untuk terjadinya KSB. UV-menyebabkan mutasi pada gen supresor tumor p53 dan PTCH sehingga menstimulasi penghantaran sinyal terus menerus untuk pembentukan sel. Umumnya, KSB

16

didiagnosa bila ada lesi yang berdarah dalam waktu yang singkat kemudian sembuh sempurna. KSB terjadi pada bagian tubuh yang terekspos sinar matahari, terutama mengenai kepala dan leher, tapi dapat juga mengenai bagian tubuh yang lain. Diagnosa KSB ditegakkan dari hasil biopsi kulit. KSB terbagi menjadi beberapa subtipe antara lain KSB subtipe nodular, KSB subtipe pigmentasi, KSB subtipe superfisial, KSB subtipe morpheafom, dan KSB subtipe fibroepitelioma. Pengobatan antara lain terapi menggunakan obat-obatan dan terapi melalui tindakan bedah. Obat-obatan yang digunakan pada terapi KSB antara lain 5-FU, interferon, imiquimod, dan GDC-0449. Metode bedah yang paling umum adalah electrodesiccation dan kuretase (tanpa electrodesiccation), eksisi, operasi Mohs Mikrografi, cryosurgery, operasi plastik, dan bedah laser. Operasi Mohs memiliki angka kesembuhannya tertinggi dibandingkan modalitas pengobatan lainnya (99% untuk karsinoma basal sel primer, 90-95% untuk KSB berulang) dan merupakan terapi pilihan pada hampir semua subtipe KSB (KSB infiltrasi, KSB mikronodular, KSB morpheaform, dan KSB berulang).

17

DAFTAR PUSTAKA
1. John A, David J. Basal Cell Carcinoma. In: Wolff, Goldsmith LA, Katz SI, Gilcherst BA, Paller AS, Leffel DJ, editors. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th ed. United states of America: McGraw-Hills Companies, Inc; 2012:p.1294-1302 2. Mackel, Quinn. Non-Melanoma Skin Cancer and Other Epidermal Skin Tumours. In: Burns, Stephen, Neil, Christopher, editors. Rooks Text Book of Dermatology. 7th ed. Oxford: Blackwell Publishing Ltd; 2004:p.18031826 3. James WD, Berger TG, Elston DM. Basal Cell Carcinoma. Andrews Diseases of The Skin Cinical Dermatology. 10th ed. Philadelphia: Elsevier Inc; 2006:p.646-650 4. Bhawan, Jag. Premalignant and Malignant Epithelial Neoplasms. In: Grant-Kels, Jane M, editors. Color Atlas of Dermatopathology. New York: Informa Healthcare USA, Inc; 2007:p.191-208 5. Erba P, Farhadi J, Wettstein R, Arnold A, Harr T, Pierer G. Morphoeic Basal Cell Carcinoma of The Face. Scand J Plast Reconstr Surg Hand Surg. 2007;41(4):184-8 6. Samarasinghe V, Madan V, Lear J. Focus on Basal Cell Carcinoma. Journal of Skin Cancer. 2010;2011:1-5 7. Tang J, So P, Epstein E. Novel Hedgehog pathway targets against Basal Cell Carcinoma. NIH Public Access. Toxicol Appl Pharmacol. 2007;224(3):257-264 8. Fresini A, Rossiello L, Severino BU, Del Prete M, Satriano RA. Giant Basal Cell Carcinoma. Skinmed. 2007;6(4):204-5 9. Klein RD, Dykas DJ, Bale AE. Clinical Testing for The Nevoid Basal Cell Carcinoma Syndrome in a DNA Diagnostic Laboratory. Genet Med. 2005;7(9):611-9 10. Wicking C, McGlinn E. The Role of Hedgehog Signalling in Tumorigenesis. Cancer Lett. 2001;173(1):1-7

18

11. Griffin JR, Cohen PR, Tschen JA, et al. Basal Cell Carcinoma in Childhood: Case Report and Literature Review. J Am Acad Dermatol. 2007:S99-7 12. Miller BH, Shavin JS, Cognetta A, et al. Nonsurgical Treatment of Basal Cell Carcinomas with Intralesional 5-Fluorouracil/Epinephrine Injectable Gel. J Am Acad Dermatol. 1997;36(1):72-7 13. Geisse JK, Rich P, Pandya A, Gross K, Andres K, Ginkel A. Imiquimod 5% cream for the treatment of superficial basal cell carcinoma: a doubleblind, randomized, vehicle-controlled study. J Am Acad Dermatol. 2002; 47(3):390-8 14. Von Hoff DD, et al. "Efficacy data of GDC-0449, a systemic Hedgehog pathway antagonist, in a first-in-human, first-in-class phase I study with locally advanced, multifocal, or metastatic basal cell carcinoma patients". AACR Meeting. 2008 15. Lewis JE. Keloidal basal cell carcinoma. Am J Dermatopathol. 2007; 29(5):485 16. Kempf RA. Systemic therapy of skin carcinoma. Cancer Treat Res. 1995; 78:137-62 17. Mukamal KJ. Alcohol consumption and self-reported sunburn: a crosssectional, population-based survey. J Am Acad Dermatol. 2006; 55(4):584-9 18. Barlow JO, Zalla MJ, Kyle A, DiCaudo DJ, Lim KK, Yiannias JA. Treatment of basal cell carcinoma with curettage alone. J Am Acad Dermatol. 2006;54(6):1039-45

19

TUGAS Rumus ABCDE untuk diagnosis kanker kulit (American Academy of Dermatology, AAD 2009) A Asymmetry (asimetris): Apakah lesi simetris atau tidak. Pada kanker kulit, jika digambarkan sebuah garis di tengah lesi, tampak area lesi tak sama pada kedua sisinya. B Border (batas): Lesi kanker kulit biasanya memiliki batas yang tidak jelas C Color (warna): Lesi yang lebih dari satu memerlukan evaluasi dari dokter. Lesi yang normal biasanya memiliki satu warna, termasuk perubahannya semakin terang atau semakin gelap. D Diameter (diameter): Lesi dapat dicurigai suatu kanker jika diameternya lebih dari 1/4 inch atau 6mm. E - Elevation/Evolving (penonjolan): Bagaimana perubahan penonjolan lesi di atas permukaan kulit dan bagaimana permukaan lesi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai