Anda di halaman 1dari 11

BAB VIII EFEK TEMPERATUR & NERACA ENERGI REAKTOR 8.

1 Pendahuluan Dalam bab-bab terdahulu telah dibahas cara-cara perhitungan untuk mendesain suatu reaktor, baik untuk reaktor tertutup (reaktor batch), reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dan Reaktor Aliran Sumbat (Plug Flo Reaktor)! Perhitunganperhitungan tersebut dilakukan dengan anggapan bah a temperature reaksi adalah tetap selama operasi! Sehingga analisisn"a relati# sederhana karena han"a ada satu $ariabel sa%a "ang berubah, "aitu konsentrasi reaktan! Apabila pada saat reaksi reaksi berlangsung, e#ek panas turut diperhitungkan, maka ada kemungkinan bah a temperatur reaksi %uga akan turut berubah dengan aktu ( aktu reaksi untuk reaktor batch atau aktu tinggal untuk reaktor alir kontin"u)! Dalam hal ini perhitungan-perhitungan desainn"a men%adi lebih sulit, karena selain harus menghitung neraca massa dari komponen-komponen "ang terlibat reaksi, %uga harus menghitung neraca energi di dalam reaktorn"a, %uga ditin%au pengaruh panas reaksi terhadap kecepatan reaksi! 8.2 Panas Reaks Panas reaksi (&otasi '() merupakan ukuran tentang ban"akn"a panas "ang diserap atau dikeluarkan pada saat suatu reaksi berlangsung! )isaln"a untuk reaksi berikut ini * aA + bB rR + sS '(r kkal,mol Panas reaksi ('(r) dide#inisikan sebagai panas "ang dibutuhkan,dihasilkan bil a mol -at A bereaksi dengan b mol -at B membentuk r mol -at R dan s mol -at S! Besarn"a panas reaksi ini selain, selain tergantung pada temperatur dan tekanan operasin"a, %uga tergantung pada keadaan sistim itu sendiri, "aitu apakah sistim tempat reaksi berlangsung merupakan sistim terbuka atau tertutup!

8.2.1. ! s" # "e$%uka

Ga#%a$ 8.1. T n&auan ! s" # Reak"'$ Secara termodinamika bisa dibuktikan bah a panas reaksi untuk sistim terbuka adalah sama dengan perbedaan entalpi produk total dengan entalpi reaktan total, atau * '(r . / ni hi di mana * hi adalah entalpi molar komponen i 2alau entalpi produk total lebih besar dari pada entalpi reaktan total, maka '(r akan berharga positi#! 3ni berarti bah a se%umlah panas harus ditambahkan agar reaksi dapat berlangsung! Reaksi "ang semacam ini disebut reaksi end'"e$# k. 4ntuk keadaan sebalikn"a, "aitu '(r 5 6 , berarti bah a se%umlah panas akan dibebaskan pada saat reaksi berlangsung dan reaksi ini disebut reaksi eks'"e$# k. (arga panas reaksi pada suhu standar untuk reaksi-reaksi tertentu biasan"a telah tersedia di dalam tabel-tabel termodinamika! Bila seandain"a untuk reaksi-reaksi tertentu data panas reaksin"a tidak bisa diperoleh secara langsung, maka bisa sa%a ditempuh cara lain, "aitu dengan menghitungn"a berdasarkan * 1! Data entalpi pembentukan standar ('(#o) atau 7! Data entalpi pembakaran ('(co)! 8.2.2. ! s" # Te$"u"u( Sistim tertutup dapat dibagi dalam 7 (dua) katagori, "aitu * 1! Sistim tertutup pada tekanan konstan 7! Sistim tertutup pada $olume konstan 8.2.2.1. ! s" # "e$"u"u( (ada "ekanan k'ns"an 4ntuk sistim seperti ini, panas reaksi dihitung tepat sama dengan apa "ang telah diturunkan untuk sistim terbuka, "aitu panas reaksi adalah sama dengan perbedaan entalpi produk dan reaktan! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! (0!1)

8.2.2.2. ! s " # "e$"u"u( (ada )'lu#e k'ns"an )enurut hukum termodinamika panas reaksi untuk sistim tertutup pada $olume konstan, adalah sama dengan perbedaan energi dalam (internal energi)antara produk dan reaktan, atau dituliskan * '4r . / ni 4i di mana * 4i adalah energi dalam molar sen"a a i! 8.*. Es" #as E+ek Panas Penentuan panas reaksi biasan"a dilakukan di dalam suatu alat "ang disebut 8Bomb calometri9! Alat ini berupa suatu sistim reaktor tertutup dengan $olume konstan, sehingga panas reaksi "ang kita dapatkan adalah sama dengan perubahan enrgi dalamn"a! 4ntuk merubah panas reaksi pada $olume konstan men%adi panas reaksi pada tekanan konstan seperti din"atakan dalam ban"ak literatur, dipakai korelasi sebagai berikut * ( . 4 + p: '(P,T . '4P,T + p(':)T di mana * '4P,T adalah perubahan energi dalam pada temperatur dan tekanan konstan 4ntuk gas-gas "ang mendekati hukum gas ideal dan perubahan tekanan di dalam alat bomb calorimeter tidak terlalu besar, nilai '4P,T kira-kira sama dengan perubahan energi dalam pada temperatur dan $olume konstan, atau dituliskan * '4P,T . '4:,T Sehingga persamaan (0!<) men%adi * '(P,T . '4:,T + p(':)T !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!>) !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!=) !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!;) !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!<) Perubahan entalpi pada temperatur dan tekanan konstan adalah * !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!7)

Apabila selama reaksi %umlah mol total adalah tetap (atau kalau di dalam sistim ter%adi proses pengembunan, sehingga %umlah mol di dalam #asa adalah tetap), maka * '(P,T . '4:,T p(':)T . 'n RT Sehingga persamaan (0!>), dapat dituliskan men%adi * !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !(0!?) !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! (0!0) Apabila campuran reaksi di dalam reaktor dianggap mengikuti hukum gas ideal, maka *

'(P,T . '4:,T + 'n RT

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!@)

Pada perhitungan-perhitungan praktis harga p(':)T ini biasan"a relati# kecil dibandingkan dengan '4:,T , sehingga kalau diambil sa%a * '( P,T . '4:,T , kesalahan "ang dibuat bisa diabaikan! 8.,. Pen-a$uh Te#(e$a"u$ Te$hada( Panas Reaks Panas reaksi pada temperatur T7 (keadaan akhir) dapat ditentukan berdasarkan data panas reaksi pada temperatur T1 (keadaan a al) "ang diketahui menurut korelasi sebagai berikut *
H ro7 = H ro1 + Cp dT
T1 T7

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!!(0!16) di mana *
Cp

. A ni Cpi

Cpi = panas %enis komponen i


H ro7 , H ro1 . panas reaksi molar pada temperatur T1 dan T7

2arena panas %enis Bp dari masing-masing komponen biasan"a din"atakan dalam bentuk #ungsi temperatur "aitu * Bp . C + D T + E T7
Cp dT dapat dituliskan men%adi * maka * F
T7

Cp dT . F

T1

( + T + T 7 ) dT

di mana * 'C . A ni C 'D . A ni D 'E . A ni E Sehingga persamaan (0!16) men%adi *


H ro7 = H ro1 + (T7 T1 ) + (T77 T17 ) + (T7; T1; ) 7 ;

!!!!!!!!!!!!!!!!!

(0!11) Apabila panas %enis tiap komponen dalam campuran reaksi adalah konstan antara T1 dan T7, maka perbedaan panas %enis antara produk dan reaktan %uga konstan, sehingga panas reaksi pada temperatur T7 bisa dituliskan sebagai berikut *

H T7 = H T1 + Cp (T7 T1 )

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!17)

8...

Ne$a/a Ene$- un"uk Reak"'$ Ba"/h (al "ang pertama diperhatikan untuk menurunkan persamaan neraca energi di

dalam reaktor batch adalah diketahui dahulu apakah sistim operasi pada $olume konstan atau pada tekanan konstan! 4ntuk keadaan "ang pertama ($olume konstan) setiap perubahan energi "ang dialami sistim adalah eki$alen dengan perubahan energi dalamn"a! Sedangkan untuk sistim "ang kedua (tekanan tetap) setiap perubahan energi "ang dialami sistim adalah eki$alen dengan perubahan entalpi! Dengan demikian neraca energi untuk reaksi * aA Panas "ang masuk + + bB rR + sS !!!!!!!!!! (0!1;) dapat dituliskan sebagai berikut * Panas "ang dihasilkan . Panas "ang reaksi terakumulasi

4ntuk sistim dengan $olume tetap *


Q + (rA )V R ( U r ) = M T Cv dT dt

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!!(0!1<) 4ntuk sistim dengan tekanan tetap *


Q + ( rA )V R ( H r ) = M T Cp dT dt

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!!(0!1=) di mana * VR = $olume reaktor MR . massa total campuran di dalam reaktor Cv . panas %enis campuran pada $olume tetap, kal,g! oB Cp . panas %enis campuran pada tekanan tetap, kal,g!oB Ur . panas reaksi per mol A (pada $olume tetap)
U 1 U r = ( rU R + sU S aU A bU B ) = r a a

Hr . panas reaksi per mol A (pada tekanan tetap)


H r = H 1 ( rH R + sH S aH A bH B ) = r a a

2edua prinsip diatas harus betul-betuk dipahami,

alaupun di dalam

perhitungan-perhitungan praktis seringkali han"a dipakai model persamaan (0!1=), baik untuk sistim dengan $olume tetap maupun sistim dengan tekanan tetap (konstan)! 2esalahan "ang ter%adi relati# kecil sekali dan dapat diabaikan)! 8...1. Reak"'$ Ba"/h den-an O(e$as Ad a%a" k Dalam operasi adiabatik tidak ada sama sekali panas "ang masuk maupun "ang keluar dari sistim, atau * Q . 6 Sehingga neraca energin"a men%adi *
( rA )V R ( H r ) = M T Cp dT dt

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!!(0!1>) dari de#inisi kecepatan reaksi, "aitu *


( rA ) = 1 dN A N Ao dX A = V R dt V R dt

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!!(0!1?) atau *
( rA ) = C Ao dX A (untuk :R tetap) dt

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!!(0!10) substitusi ke persamaan (0!1>) men%adi *


C Ao dX A dT V R (H r ) = M T Cp dt dt
MT dT Cp VR dt
dT dt
dt

C Ao dX A ( H r ) =

C Ao dX A ( H r ) = mi Cp
C Ao
XA

( mi = densiti campuran)

dX A =

mi Cp
Hr

To

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!1@)

Apabila pada inter$al temperatur di mana operasi berlangsung harga '( r dan Bp dapat dianggap konstan, maka persamaan (0!1@) bisa ditulisskan *
T To = H r C Ao XA Cp mi

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!76)

di mana *

To . temperatur pada a al reaksi (GA . 6) T . temperatur campuran pada saat kon$ersi reaksi GA! Persamaan (0!76) menun%ukkan perubahan temperatur selama reaksi

berlangsung dan perubahan ini akan secara langsung mempengaruhi besarn"a harga konstanta kecepatan reaksi (k)! 2alau pengaruh temperatur terhadap k mengikuti Arhenius, "aitu *

" = " o e !a , RT
maka dengan mengganti T pada persamaan di atas dengan T pada persamaan (0!76) akan diperoleh k sebagai #ungsi dera%at kon$ersi reaksi GA, "aitu *
H r C Ao XA) Cp mi

" = "o e

!a , R (To +

Persamaan neraca massa di dalam reaktor *


rA = " # ( X A )
!a , R (To + dX A C Ao = "o e dt H r C Ao XA) Cp mi

# (X A)

!!!!!!!!!(0!71)

sedangkan aktu "ang diperlukan untuk mendapatkan kon$ersi GA adalah *

t=
!!!(0!77)

C Ao "o

XA

A H r C Ao ! a , R (To + XA) Cp mi

dX

!!!!!!!!

# (X A)

Persamaan di atas sangat sulit diselesaikan secara analitis, sehingga seringkali pen"elesaiann"a dilakukan secara integrasi gra#is "aitu dengan membuat plot antara *

1 e
H r C Ao !a , R (To + XA) Cp mi

$s # (X A )

XA

dengan menentukan luas bidang antara kur$a tersebut dengan sumbu GA! 8...2. Reak"'$ Ba"/h den-an O(e$as Is'"e$#al

Temperatur adalah konstan selama berlangsung, "ang berarti bah a semua panas "ang dihasilkan,diserap adalah sama dengan panas "ang dipindahkan melalui dinding media pemindah panas, sehingga tidak ada akumulasi panas di dalam sistim! Persamaan neraca energi untuk sistim operasi semacam ini adalah * Panas "ang dihasilkan reaksi . Panas "ang dipindahkan

( rA )V ( H r ) = Q

. $ UA %T" & T' di mana * Tk T 4 A Tk - T

!!!!!!!!(0!7;)

. temperatur medium penukar panas . temperatur reaksi . o$er all heat tran#er coe##icient . luas bidang penukar panas . perbedaan temperatur antara campuran reaksi dengan media penukar panas

Hika sebagai medium penukar panas dipakai suatu #luida "ang mengalir di dalam pipa (heat eIchanger), dengan temperatur masuk dan keluar masing-masing adalah Tk1 dan Tk7, maka perbedaan temperatur rata-rata antara medium pemindah panas dan campuran reaksi adalah *

(T" T ) rata rata =

(T" 7 T ) (T"1 T ) (T T ) ln " 7 (T" 1 T )

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!!(0!7<) Sehingga persamaan (0!7;) dapat ditulis man%adi *


( rA )V ( H r ) = UA ((T" T ) rata rata

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!!(0!7=) Jaktu "ang diperlukan untuk mencapai dera%at kon$ersi G A, adalah sama seperti apa persamaan "ang telah diturunkan sebelumn"a untuk reaktor batch adalah *
t = C Ao dX A rA

XA

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!7>)

Ban"akn"a panas "ang dihasilkan atau diserap (K) selama reaksi dapat dihitung berdasarkan %umlah A "ang bereaksi (BAo GA :), atau *

Q = (C Ao X A V )( Hr )

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!7?)

8.0. 8.0.1

Ne$a/a Ene$- un"uk Reak"'$ K'n" n1u Reak"'$ Al $ Tan-k Be$(en-aduk Ideal 2RATB3C!TR) &eraca energi di dalam reaktor adalah sebagai berikut *

Panas "ang terba a + aliran masuk

Panas karena karena reaksi

Panas "ang Panas "ang Panas "ang terba a aliran + dipindahkan + terakumukeluar lasi !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!70)

Qo + Qr = Q ) + Q A + Qa((

dimana *

Q ) = ( )i) Cp i) )(T) T* )

Qr = ( rA )V (H ro )
Qo = ( )io Cp io )(To T* )

QA = US ((To T" )
Qa(( = V d ( CpT dT

dengan * /Fio, /FiF Bpi : - '(ro To, TF TD Tk 4 - rA S L Bp . la%u alir mol umpan dan keluaran . kapasitas panas molar komponen i . $olume reaktor . panas reaksi standar (pada temperatur TD) . temperatur umpan dan temperatur campuran di dalam reaktor . temperatur re#erence . temperatur media pemanas . koe#isien perpindahan panas keseluruhan . kecepatan reaksi komponen A . luas permukaan perpindahan panas . densiti campuran #luida di dalam reaktor . kapasitas panas massa campuran rata-rata

Pada keadaan stasioner(stead+ state) Kacc . 6, sehingga persamaan neracaenergin"a men%adi *


( )io Cp io )(To T* ) + ( rA )V ( H r ) = ( )i) Cp i) )(T! T* ) +
US (To T" )

( rA )V ( H ro ) = ( )i) Cpi) )(T! T* ) ()io Cp io )(To T* )


US (T) T" )

atau *
( rA )V ( H ro ) = Kr (panas "ang dihasilkan,diserap selama reaksi) .
( )i) Cp i) + US )T ! ( )io Cp io )To + ( )i) Cp i) )io Cp io )T * + US T" !!! !!!!!!!!!!!!! (0!7@)

Apabila persamaan kecepatan reaksi (- rA) mempun"ai orde ke-n, maka %umlah panas "ang dihasilkan,diserap di dalam reaktor adalah *
n Qr = ( " C A )(V )(H ro )

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(0!;6) !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

n Qr = (" o e !a , RT) C Ao (1 X A ) n )(V )(H ro )

!!!!!!!!!!!!(0!;1) Persamaan (0!7@) sekarang dapat dituliskan *

8.0.2

Reak"'$ Al $ !u#%a"3Plu- Fl'4 Reak"'$ 2PFR5

Anda mungkin juga menyukai