Anda di halaman 1dari 6

1 www.alhujjah.

com


HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI MENJADI TENANG Seiring dengan makin jauhnya jaman dari masa kenabian , maka semakin banyak pula kesesatan dan bidah yang tersebar di tengah kaum muslimin1, sehingga indahnya sunnah Nabi dan kebenaran makin asing dalam pandangan mereka. Bahkan lebih dari pada itu, mereka menganggap perbuatan-perbuatan bidah yang telah tersebar sebagai kebenaran yang tidak boleh ditinggalkan, dan sebaliknya jika ada sunnah Rasulullah yang dihidupkan dan diamalkan kembali, mereka akan mengingkarinya dan memandangnya sebagai perbuatan buruk. Sahabat yang mulia, Hudzaifah bin al-Yaman berkata: Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh perbuatan-perbuatan bidah akan bermunculan (di akhir jaman) sehingga kebenaran (sunnah Rasulullah ) tidak lagi terlihat kecuali (sangat sedikit) seperti cahaya yang (tampak) dari celah kedua batu (yang sempit) ini. Demi Allah, sungguh perbuatan-perbuatan bidah akan tersebar (di tengah kaum muslimin), sampaisampai jika sebagian dari perbuatan bidah tersebut ditinggalkan, orang-orang akan mengatakan: sunnah (Nabi ) telah ditinggalkan2. Keadaan ini semakin diperparah kerusakannya dengan keberadaan para tokoh penyeru bidah dan kesesatan, yang untuk mempromosikan dagangan bidah, mereka tidak segansegan memberikan iming-iming janji keutamaan dan pahala besar bagi orang-orang yang mengamalkan ajaran bidah tersebut. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau pada saat ini tidak sedikit kaum muslimin yang terpengaruh dengan propaganda tersebut, sehingga banyak di antara mereka yang lebih giat dan semangat mengamalkan berbagai bentuk zikir, wirid maupun shalawat bidah yang diajarkan para tokoh tersebut daripada mempelajari dan mengerjakan amalan yang bersumber dari petunjuk Nabi dan para sahabat beliau . Tentu saja ini termasuk tipu daya setan untuk memalingkan manusia dari jalan Allah yang lurus. Allah berfirman:

} {
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia) (QS alAnaam:112). Bahkan setan berusaha menghiasi perbuatan-perbuatan bidah dan sesat tersebut sehingga terlihat indah dan baik di mata manusia, dengan mengesankan bahwa dengan mengerjakan amalan bidah tersebut hati menjadi tenang dan semua kesusahan yang dihadapi akan teratasi (??!!). Pernyataan-pernyataan seperti ini sangat sering terdengar dari para pengikut ajaran-ajaran bidah tersebut, sebagai bukti kuatnya cengkraman tipu daya setan dalam diri mereka. Allah berfirman:

} {
Apakah orang yang dihiasi perbuatannya yang buruk (oleh setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik, (sama dengan dengan orang yang tidak diperdaya setan?), maka
1 2

Lihat ucapan imam Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Ilaamul muwaqqiiin (4/118). Dinukil oleh imam asy-Syaathibi dalam kitab al-Itishaam (1/106 Tahqiiq syaikh Salim al-Hilali).

2 www.alhujjah.com sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya (QS Faathir:8). Sumber ketenangan dan penghilang kesusahan yang hakiki Setiap orang yang beriman kepada Allah wajib meyakini bahwa sumber ketenangan jiwa dan ketentraman hati yang hakiki adalah dengan berzikir kepada kepada Allah , membaca al-Quran, berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya yang maha Indah, dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya. Allah berfirman:

} {
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram (QS ar-Radu:28). Artinya: dengan berzikir kepada Allah segala kegalauan dan kegundahan dalam hati mereka akan hilang dan berganti dengan kegembiraan dan kesenangan1. Bahkan tidak ada sesuatupun yang lebih besar mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan bagi hati manusia melebihi berzikir kepada Allah 2. Salah seorang ulama salaf berkata: Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini, maka ada yang bertanya: Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?, Ulama ini menjawab: Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya3. Inilah makna ucapan yang masyhur dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah semoga Allah merahmatinya : Sesungguhnya di dunia ini ada jannnah (surga), barangsiapa yang belum masuk ke dalam surga di dunia ini maka dia tidak akan masuk ke dalam surga di akhirat nanti4. Makna surga di dunia dalam ucapan beliau ini adalah kecintaan (yang utuh) dan ma'rifah (pengetahuan yang sempurna) kepada Allah (dengan memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya dengan cara baik dan benar) serta selalu berzikir kepada-Nya, yang dibarengi dengan perasaan tenang dan damai (ketika mendekatkan diri) kepada-Nya, serta selalu mentauhidkan (mengesakan)-Nya dalam kecintaan, rasa takut, berharap, bertawakkal (berserah diri) dan bermuamalah, dengan menjadikan (kecintaan dan keridhaan) Allah satu-satunya yang mengisi dan menguasai pikiran, tekad dan kehendak seorang hamba. Inilah kenikmatan di dunia yang tiada bandingannya yang sekaligus merupakan qurratul 'ain (penyejuk dan penyenang hati) bagi orang-orang yang mencintai dan mengenal Allah 5. Demikian pula jalan keluar dan penyelesaian terbaik dari semua masalah yang di hadapi seorang manusia adalah dengan bertakwa kepada Allah , sebagaimana dalam firman-Nya:

1 2

Lihat kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan (hal. 417). Ibid. 3 Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab Igaatsatul lahfaan (1/72). 4 Dinukil oleh murid beliau Ibnul Qayyim dalam kitab "al-Waabilush shayyib" (hal 69). 5 Lihat kitab al-Waabilush shayyib (hal. 69).

3 www.alhujjah.com

} . {
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya (QS. ath-Thalaaq:2-3). Ketakwaan yang sempurna kepada Allah tidak mungkin dicapai kecuali dengan menegakkan semua amal ibadah, serta menjauhi semua perbuatan yang diharamkan dan dibenci oleh Allah 1. Dalam ayat berikutnya Allah berfirman:

} {
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya" (QS. ath-Thalaaq:4). Artinya: Allah akan meringankan dan memudahkan (semua) urusannya, serta menjadikan baginya jalan keluar dan solusi yang segera (menyelesaikan masalah yang dihadapinya)2. Adapun semua bentuk zikir, wirid maupun shalawat yang tidak bersumber dari petunjuk Rasulullah , meskipun banyak tersebar di masyarakat muslim, maka semua itu adalah amalan buruk dan tidak mungkin akan mendatangkan ketenangan yang hakiki bagi hati dan jiwa manusia, apalagi menjadi sumber penghilang kesusahan mereka. Karena semua perbuatan tersebut termasuk bidah3 yang jelas-jelas telah diperingatkan keburukannya oleh Rasulullah dalam sabda Beliau : Sesungguhnya semua perkara yang diada-adakan adalah bidah, dan semua bidah adalah sesat, dan semua yang sesat (tempatnya) dalam neraka4. Hanya amalan ibadah yang bersumber dari petunjuk al-Quran dan hadits Rasulullah yang bisa membersihkan hati dan mensucikan jiwa manusia dari noda dosa dan maksiat yang mengotorinya, yang dengan itulah hati dan jiwa manusia akan merasakan ketenangan dan ketentraman. Allah berfirman:

{ }
Sungguh Allah telah memberi karunia (yang besar) kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mensucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur-an) dan Al Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Rasul) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata (QS. Ali Imraan:164). Makna firman-Nya mensucikan (jiwa) mereka adalah membersihkan mereka dari keburukan akhlak, kotoran jiwa dan perbuatan-perbuatan jahiliyyah, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya (hidayah Allah )5.
1 2

Lihat penjelasan Ibnu Rajab al-Hambali dalam "Jaami'ul uluumi wal hikam" (hal. 197). Tafsir Ibnu Katsir (4/489). 3 Semua perbuatan yang diada-adakan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah . 4 HSR Muslim (no. 867), an-Nasa-i (no. 1578) dan Ibnu Majah (no. 45). 5 Lihat Tafsir Ibnu Katsir (1/267).

4 www.alhujjah.com Dalam ayat lain Allah berfirman:

} {
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu (al-Quran) dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (hati manusia), dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS Yuunus:57). Oleh karena itu, Rasulullah menyebutkan perumpaan petunjuk dari Allah yang beliau bawa seperti hujan baik yang Allah turunkan dari langit, karena hujan yang turun akan menghidupkan dan menyegarkan tanah yang kering, sebagaimana petunjuk Allah akan menghidupkan dan menentramkan hati manusia. Beliau bersabda: "Sesungguhnya perumpaan bagi petunjuk dan ilmu yang Allah wahyukan kepadaku adalah seperti air hujan (yang baik) yang Allah turunkan ke bumi"1. Ketenangan batin yang palsu Kalau ada yang berkata: Realitanya di lapangan banyak kita dapati orang-orang yang mengaku merasakan ketenangan dan ketentraman batin (?) setelah mengamalkan zikirzikir, wirid-wirid dan shalawat-shalawat bidah lainnya. Jawabannya: Kenyataan tersebut di atas tidak semua bisa diingkari, meskipun tidak semua juga bisa dibenarkan, karena tidak sedikit kebohongan yang dilakukan oleh para penggemar zikir-zikir/wirid-wirid bidah tersebut untuk melariskan dagangan bidah mereka. Kalaupun pada kenyataannya ada yang benar-benar merasakan hal tersebut di atas, maka dapat dipastikan bahwa itu adalah ketenangan batin yang palsu dan semu, karena berasal dari tipu daya setan dan tidak bersumber dari petunjuk Allah . Bahkan ini termasuk perangkap setan dengan menghiasi amalan buruk agar telihat indah di mata manusia. Allah berfirman:

} {
Apakah orang yang dihiasi perbuatannya yang buruk (oleh setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik, (sama dengan dengan orang yang tidak diperdaya setan?), maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya (QS Faathir:8). Artinya: setan menghiasi perbuatan mereka yang buruk dan rusak, serta mengesankannya baik dalam pandangan mata mereka2. Dalam ayat lain Dia berfirman:

} {
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia) (QS alAnaam:112). Artinya: para setan menghiasi amalan-amalan buruk bagi manusia untuk menipu dan memperdaya mereka3.
1 2

HSR Al Bukhari (no. 79) dan Muslim (no. 2282). Lihat kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan (hal. 685). 3 Lihat kitab Maaalimut tanziil (3/180).

5 www.alhujjah.com Demikianlah gambaran ketenangan batin palsu yang dirasakan oleh orang-orang yang mengamalkan zikir-zikir/wirid-wirid bidah, yang pada hakekatnya bukan ketenangan batin, tapi merupakan tipu daya setan untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah , dengan mengesankan pada mereka bahwa perbuatan-perbuatan tersebut baik dan mendatangkan ketentraman batin. Bahkan sebagian mereka mengaku merasakan kekhusyuan hati yang mendalam ketika membaca zikir-zikir/wirid-wirid bidah tersebut melebihi apa yang mereka rasakan ketika membaca dan mengamalkan zikir-zikir/wirid-wirid yang bersumber dari wahyu Allah . Padahal semua ini justru merupakan bukti nyata kuatnya kedudukan dan tipu daya setan bersarang dalam diri mereka. Karena bagaimana mungkin setan akan membiarkan manusia merasakan ketenangan iman dan tidak membisikkan was-was dalam hatinya? Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah membuat perumpaan hal ini1 dengan seorang pencuri yang ingin mengambil harta orang. Manakah yang akan selalu diintai dan didatangi oleh pencuri tersebut: rumah yang berisi harta dan perhiasan yang melimpah atau rumah yang kosong melompong bahkan telah rusak? Jawabnya: jelas rumah pertama yang akan ditujunya, karena rumah itulah yang bisa dicuri harta bendanya. Adapun rumah yang kedua, maka akan aman dari gangguannya karena tidak ada hartanya, bahkan mungkin rumah tersebut merupakan lokasi yang strategis untuk dijadikan tempat tinggal dan sarangnya. Demikinlah keadaan hati manusia, hati yang dipenuhi tauhid dan keimanan yang kokoh kepada Allah , karena selalu mengamalkan petunjuk-Nya, akan selalu diintai dan digoda setan untuk dicuri keimanannya, sebagaiamana rumah yang berisi harta akan selalu diintai dan didatangi pencuri. Oleh karena itu, dalam sebuah hadits shahih, ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah : Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku membisikkan (dalam) diriku dengan sesuatu (yang buruk dari godaan setan), yang sungguh jika aku jatuh dari langit (ke bumi) lebih aku sukai dari pada mengucapkan/melakukan keburukan tersebut. Maka beliau bersabda: Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar, segala puji bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan menjadi was-was (bisikan dalam jiwa)2. Dalam riwayat lain yang semakna, Rasulullah bersabda: Itulah (tanda) kemurnian iman3. Dalam memahami hadits yang mulia ini ada dua pendapat dari para ulama: - Penolakan dan kebencian orang tersebut terhadap keburukan yang dibisikkan oleh setan itulah tanda kemurnian iman dalam hatinya - Adanya godaan dan bisikkan setan dalam jiwa manusia itulah tanda kemurnian iman, karena setan ingin merusak iman orang tersebut dengan godaannya4. Adapun hati yang rusak dan kosong dari keimanan karena jauh dari petunjuk Allah , maka hati yang gelap ini terkesan tenang dan aman dari godaan setan, karena hati ini telah dikuasai oleh setan, dan tidak mungkin pencuri akan mengganggu dan merampok di sarangnya sendiri. Inilah makna ucapan sahabat yang mulia, Abdullah bin Abbas , ketika ada yang mengatakan kepada beliau: Sesungguhnya orang-orang Yahudi menyangka bahwa
1 2

Dalam kitab beliau al-Waabilush shayyib (hal. 40-41). HR Ahmad (1/235) dan Abu Dawud (no. 5112). 3 HSR Mualim (no. 132). 4 Lihat keterangan imam Ibnul Qayyim dalam kitab al-Fawaa-id (hal. 174).

6 www.alhujjah.com mereka tidak diganggu bisikan-bisikan (setan) dalam shalat mereka. Abdullah bin Abbas menjawab: Apa yang dapat dikerjakan oleh setan pada hati yang telah hancur berantakan?1. Nasehat dan penutup Tulisan ringkas ini semoga menjadi motivasi bagi kaum muslimin untuk meyakini indahnya memahami dan mengamalkan petunjuk Allah dan Rasul-Nya , yang hanya dengan itulah seorang hamba bisa meraih kebahagiaan dan ketenangan jiwa yang hakiki dalam kehidupannya. Allah berfirman:

} {
Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan)2 hidup bagimu (QS al-Anfaal:24). Imam Ibnul Qayyim semoga Allah merahmatinya berkata: "(Ayat ini menunjukkan) bahwa kehidupan yang bermanfaat (indah) hanyalah didapatkan dengan memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya . Maka barangsiapa yang tidak memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya maka dia tidak akan merasakan kehidupan (yang bahagia dan indah)Maka kehidupan baik (bahagia) yang hakiki adalah kehidupan seorang yang memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya secara lahir maupun batin"3. Sebagai penutup, akan kami kutip nasehat Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu yang berbunyi: Wahai saudarakau sesama muslim, waspada dan hindarilah (semua) bentuk zikir dan wirid bidah yang akan menjerumuskanmu ke dalam jurang syirik (menyekutukan Allah ). Berkomitmenlah dengan zikir (wirid) yang bersumber dari (petunjuk) Rasulullah , yang berbicara bukan dengan landasan hawa nafsu, (melainkan dari wahyu Allah ). Dengan mengikuti (petunjuk) beliau , (kita akan meraih) hidayah Allah dan keselamatan (di dunia dan akhirat). (Sebaliknya) dengan menyelisihi (petunjuk) beliau , menjadikan amal perbuatan kita tertolak (tidak diterima oleh Allah ). Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan (dalam agama Islam) yang tidak sesuai dengan petunjuk kami, maka amalan tersebut tertolak (HSR Muslim)4.


Kota Kendari, 23 Syawwal 1431 H Abdullah bin Taslim al-Buthoni

1 2

Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab beliau al-Waabilush shayyib (hal. 41). Lihat "Tafsir Ibnu Katsir" (4/34). 3 Kitab "al-Fawa-id" (hal. 121- cet. Muassasatu ummil qura'). 4 Kitab fadha-ilush shalaati wassalaam (hal. 49).

Anda mungkin juga menyukai