Anda di halaman 1dari 14

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I

SULAWESI SELATAN
NOMOR 3 TAHUN 1996
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM HAJI UJUNG PANDANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I
SULAWESI SELATAN
Menimbang :

a.

b.

Mengingat

1.

2.
3.
4.

bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan


pelayanan Rumah Sakit Umum Haji Ujung Pandang sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, maka Organisasi
dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Haji Ujung Pandang
dianggap perlu disempurnakan;
bahwa sehubungan dengan huruf a di atas, dengan
berpedoman kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
22 Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja
Rumah Sakit Umum Daerah, maka perlu ditetapkan Peraturan
Daerah Propinsi Tingkat I Sulawesi Selatan tentang
Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Haji Ujung
Pandang.
Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara
dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2102) Juncto Undang-undang Nomor 13
Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah
Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah
Undang-undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah dan
Daerah Tingkat Sulawesi Selatan Tenggara menjadi
Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 94,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2687);
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974
Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3495);
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang
Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang
Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987

5.

6.
7.
8.
9.
10.

Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347);


Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah (Lembaran
Negara Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3373);
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1985 tentang Jenjang
Pangkat dan Tunjangan Jabatan Struktural;
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
983/MENKES/SR/V/1992, tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit Umum;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 1992
tentang Pedoman Organisasi dan Tatakeija Dinas Daerah;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993
tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah
Perubahan;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994
tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah.

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi


Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I


SULAWESI SELATAN TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA
RUMAH SAKIT UMUM HAJI UJUNG PANDANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


a.
Daerah adalah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan;
b.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
c.
Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
d.
Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
e.
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
f.
Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit Umum Haji Kelas C Ujung Pandang;
g.
Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Haji Kelas C Ujung Pandang;
h.
Wakil Direktur adalah Wakil Direktur pada Rumah Sakit Umum Haji Kelas C Ujung
Pandang;
i.
Seksi, Sub bagian, Sub seksi, Urusan, Instalasi, Komite Medik dan Stat Medik

j.
j.

Fungsional;
adalah Seksi, Sub bagian, Sub seksi Urusan, lnstalasi Komite Medik dan Star
Medik Fungsional pacta Rumah Sakit Umum Haji Kelas C Ujung Pandang;
Pelayanan medik spesialistik dasar adalah pelayanan medik spesialistik penyakit
dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah dan kesehatan anak; k.Instalasi
adalah merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan medik dan keperawatan
pelayanan penunjang medik, kegiatan penelitian pengembangan, pendidikan,
pelatihan dan pemeliharaan sarana Rumah Sakit.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK
DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 2

(1)
(2)

Kedudukan Rumah Sakit Umum adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
pada Dinas Kesehatan.
Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorang Kepala dengan sebutan Direktur yang
secara teknis bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan dan taktis
operasional kepada Gubernur Kepala Daerah.
Bagian Kedua
Tugas Pokok
Pasal 3

Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara


berdaya-guna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Bagian Ketiga
Fongsi
Pasal 4
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 3 Peraturan Daerah ini, Rumah
Sakit Umum mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.
Menyelenggarakan pelayanan medik;
b.
Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medik;
c.
Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
d.
Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
e.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;
f.
Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;
g.
Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

BAB III
ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum terdiri
atas :
a.
Direktur;
b.
Seksi Keperawatan;
c.
Seksi Pelayanan;
d.
Sub Bagian Umum dan Rekam Medik;
e.
Sub Bagian Keuangan dan Program;
f.
Instalasi;
g.
Komite Medik dan Staf Medik Fungsional.
Pasal 6
Seksi Keperawatan terdiri atas :
a.
Sub Seksi Asuhan dan Pelayanan Keperawatan;
b.
Sub Seksi Etika dan Mutu Keperawatan;
c.
Sub Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Kesehatan.
Pasal 7
Seksi pelayanan terdiri atas :
a.
Sub Seksi Pelayanan Medik;
b.
Sub Seksi Pelayanan Penunjang Medik;
c.
Sub Seksi Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Medik.
Pasal 8
Sub Bagian kesekretariatan dan Rekam medik terdiri atas :
a.
Urusan Umum;
b.
Urusan Kepegawaian;
c.
Urusan Perlengkapan;
d.
Urusan Rekam Medik.
Pasal 9
Sub Bagian Keuangan dan Program terdiri atas:
a.
Urusan Penyusunan Anggaran;
b.
Urusan Perbendaharaan dan Verifikasi;
c.
Urusan Akuntansi;
d.
Urusan Mobilisasi Dana dan Penyusunan Program.
Pasal 10
Bagan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum sebagaimana tercantum dalam lampiran
Peraturan Daerah ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV
URAIAN TUGAS
Pasal 11
(1)
(2)

Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijaksanaan pelaksanaan,


membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas
Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Membantu menyelenggarakan tugas pada ayat (1) pasal ini Direktur mempunyai
fungsi:
a.
Penyelenggaraan dan memimpin penyusunan kebijaksanaan;
b.
Menyelenggarakan pembinaan pelaksanaan tugas;
c.
Penyelenggarakan koordinasi;
d.
Penyelenggaraan pengawasan pelaksanaan tugas Rumah Sakit.
Pasal 12

Wakil Direktur mempunyai tugas mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medik


dan keperawatan, melaksanakan pemantauan dan pengawasan fasilitas dan kegiatan
pelayanan medik dan keperawatan serta pengawasan dan pengendalian penerimaan dan
pemulangan pasien.
Pasal 13
Seksi keperawatan mempunyai tugas meliputi bimbingan pelaksanaan asuhan,
pelayanan keperawatan, etika dan mutu keperawatan serta kegiatan pendidikan pelatihan
dan penyuluhan kesehatan.
Pasal 14
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 14 Peraturan Daerah ini, seksi
keperawatan mempunyai fungsi:
a.
Penyelenggaraan Perencanaan perawatan;
b.
Penyelenggaraan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan;
c.
Penjagaan etika dan mutu keperawatan;
d.
Penyelenggaraan perencanaan kegiatan pendidikan dan latihan;
e.
Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan dan Keluarga Berencana;
f.
Penyelenggaraan pengumpulan dan pengolahan data serta fasilitas perawatan;
g.
Penyelenggaraan Evaluasi dan pelaporan;
h.
Pengelenggaraan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 15
(1)

Sub Seksi Asuhan dan Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas melayani dan
menyalurkan tenaga para medik perawatan mengumpulkan bahan penyusunan
pedoman dan petunjuk teknis pembinaan asuhan keperawatan, meneliti dan
menelaah bahan bimbingan pelayanan asuhan keperawatan.

(2)

(3)

Sub Seksi Etika dan Mutu Perawatan mempunyai tugas menyusun program dan
penerimaan kebutuhan, menyusun data peningkatan etika dan multi keperawatan,
mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan, membuat prosedur kerja
dan uraian tugas, mengawasi pelaksanaan tat tertib dan disiplin keperawatan,
membuat daftar barang, menyimpan, memelihara dan menyalurkan barang serta
membuat laporan.
Sub Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Kesehatan mempunyai tugas
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan pedoman penyelenggaraan
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan, mengkoordinasikan dan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kesehatan di
lingkungan Rumah Sakit Umum dan membuat laporan pertanggung-jawabannya.
Pasal 16

Seksi pelayanan mempunyai tugas mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan


medik dan penunjang medik, melakukan pemantauan pengawasan penggunaan fasilitas
kegiatan pelayanan medik, melaksanakan pengawasan dan pengendalian penerimaan
serta pemulangan pasien.
Pasal 17
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 17 Peraturan Daerah ini, seksi pelayanan
mempunyai fungsi :
a.
Pelaksanaan koordinasi terhadap semuakebutuhan pelayanan medik dan
penunjang medik;
b.
Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas kegiatan medik
dan penunjang medik;
c.
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan
pasien;
d.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.
Pasal 18
(1)

(2)

(3)

Sub Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas merencanakan mengkoordinasikan


semua kebutuhan pelayanan medik, melakukan pemantauan dan pengawasan
serta membuat laporan penggunaan fasilitas pelayanan medik dan
penerimaan/pemulangan pasien.
Sub Seksi Pelayanan Penunjang Medik mempunyai tugas merencanakan dan
mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan penunjang medik dan
mengawasi serta membuat laporan penggunaan fasilitas pelayanan penunjang
medik;
Sub Seksi Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Medik mempunyai tugas
mengkoordinasikan semua kegiatan penelitian dan pengembangan pelayanan
medik.
Pasal 19

Sub Bagian Umum dan Rekam Medik mempunyai tugas yang meliputi ketatausahaan
kepegawaian, kerumahtanggaan, perlengkapan rekam medik, laporan, hukum,

perpustakaan, publikasi, pemasaran sosial dan informasi.


Pasal 20
Untuk melaksanakan tugas pada pasal 19 Peraturan Daerah ini, Sub Bagian Umum dan
Rekam Medik mempunyai fungsi :
a.
Penyelenggaraan tugas-tugas ketatausahaan;
b.
Penyelenggaraan administrasi kepegawaian;
c.
Penyelenggaraan administrasi perlengkapan;
d.
Penyelenggaraan perekaman medik dan laporan;
e.
Penyelenggaraan urusan hukum, perpustakaan, publikasi, pemasaran sosial dan
informasi;
f.
Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan atasan.
Pasal 21
(1)
(2)
(3)
(4)

Urusan Umum mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan,


pengamanan, ketertiban, dokumentasi, publikasi, pemasaran sosial, hukum dan
informasi sosial.
Urusan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengurusan kepegawaian,
pendidikan dan latihan.
Urusan Perlengkapan niempunyai tugas pelaksanaan administrasi perlengkapan.
Urusan Rekam Medik dan laporan mempunyai tugas pelaksanaan perekaman
medik dan membuat laporan.
Pasal 22

Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai tugas yang meliputi penyusunan
anggaran, kegiatan perbendaharaan, verifikasi, akuntansi mobilisasi dana dan
penyusunan program.
Pasal 23
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 23 Peraturan Daerah ini, Sub
Bagian Keuangan dan Program mempunyai fungsi:
a.
Penyelenggaraan penyusunan anggaran;
b.
Pelaksanaan kegiatan perbendaharaan dan verifikasi.
c.
Pelaksanaan Akuntansi;
d.
Pengatur mobilitas dana Rumah Sakit;
e.
Pembuatan pertanggungjawaban keuangan dan laporan keuangan;
f.
Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan atasan.
Pasal 24
(1)

Urusan Penyusunan Anggaran mempunyai tugas mempersiapkan rancangan


anggaran pendapatan belanja Rumah Sakit, membuat rancangan keputusan
otorisasi, menerima dan mengoreksi laporan penggunaan anggaran Rumah Sakit,
menyusun perhitungan anggaran berikutnya dan membuat laporan pelaksanaan

(2)

(3)
(4)

tugas.
Urusan Perbendaharaan dan Verifikasi mempunyai tugas membuat surat perintah
penagihan, memberi petunjuk penagihan, membina ketatausahaan keuangan,
menyelesaikan masalah perbendaharaan dan verifikasi, membuat laporan
pelaksanaan tugas.
Urusan Akuntansi mempunyai tugas melakukan audit dan penataan pembukuan,
melaksanakan pemeriksaan pencairan dana meneliti dan menilai pendapatan dan
belanja Rumah Sakit serta membuat laporan pelaksanaan tugas.
Urusan Mobilisasi Dana dan penyusunan program mempunyai tugas
melaksanakan pengumpulan pengolahan dan penyajian data keuangan,
mengelola dan menganalisa data penyusunan program Anggaran Pendapatan dan
Belanja Rumah Sakit dalam rangka program pengembangan Rumah Sakit.
BAB V
INSTALASI
Pasal 25

(1)
(2)
(3)

Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan non struktural.


Jenis instalasi disesuaikan dengan kelas dan kemampuan Rumah Sakit Umum
serta kebutuhan masyarakat, berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri.
Perubahan jumlah jenis lnstalasi ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 26

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pasal 25 Peraturan Daerah ini, instalasi


mempunyai fungsi :
a.
Melaksanakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap berdasarkan fasilitas
perawatan yang tersedia;
b.
Melaksanakan pelayanan Gawat Darurat Medik dan Bedah Central sesuai fasilitas
Rumah Sakit;
c.
Melaksanakan pelayanan perawatan intensif dan radiologi;
d.
Melaksanakan pelayanan farmasi dan gizi;
e.
Melaksanakan pelayanan laboratorium klinik;
f.
Melaksanakan pelayanan rehabilitasi medik;
g.
Melakukan pemeliharaan sarana;
h.
Melaksanakan pelayanan kedokteran forensik.
Pasal 27
Instalasi terdiri atas :
a.
Instalasi pelayanan Rawat Jalan;
b.
Instalasi pelayanan Rawat Inap;
c.
Instalasi pelayanan Gawat Darurat;
d.
Instalasi pelayanan Bedah Central;
e.
Instalasi pelayanan Perawatan lntensif;

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Instalasi pelayanan Radiologi;


Instalasi pelayanan Farmasi;
Instalasi pelayanan Laboratorium klinik;
Instalasi pelayanan Gizi;
Instalasi pelayanan Rehabilitasi Medik; .
Instalasl Pemehharaan Sarana Rumah Sakit;
Instalasi Kedokteran Forensik.
Pasal 28

(1)

(2)
(3)

(4)
(5)
(6)
(7)

(8)
(9)

(10)

(11)

Instalasi pelayanan Rawat Jalan mempunyai tugas melaksanakan diagnosa,


melaksanakan pengobatan, perawatan, pencegahan dan pemulihan akibat suatu
penyakit dan peningkatan kesehatan untuk penderita rawat jalan, melakukan
rujukan baik ke Instalasi lain maupun ke unit pelayanan kesehatan lainnya.
Instalasi pelayanan Rawat lnap mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan terhadap penderita yang di rawat inap dengan bentuk pelayanan yang
meliputi pengobatan, pencegahan, pemulihan dan peningkatan kesehatan.
Instalasi pelayanan Gawat Darurat mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan terhadap penderita dengan kasus yang memerlukan pertolongan
secepatnya secara berdayaguna dan berhasilguna dengan pelayanan yang
berlangsung 24 jam.
Instalasi pelayanan Bedah Central mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
bedah untuk kasus-kasus penderita yang memerlukan pembedahan.
Instalasi pelayanan Perawatan Intensif mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan kesehatan terhadap pendenta yang memerlukan perawatan secara
intensif, terus-menerus dan terkendali dalam rangka penyelamatan jiwa penderita.
Instalasi pelayanan Radiologi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
radiologi untuk melaksanakan diagnosa dan terapi dan membuat laporan.
Instalasi pelayanan Farmasi mempunyai tugas melaksanakan peracikan,
menerima, menyimpan dan menyalurkan obat-obatan, bahan kimia dan alat
kesehatan, melayani penerimaan resep dan pemberian obat-obatan kepada
penderita, mengajukan daftar rancangan kebutuhan obat-obatan, bahan kimia dan
alat kesehatan yang berkaitan dengan kefarmasian dan membuat laporan
pelaksanaan pelayanan farmasi.
Instalasi pelayanan Laboratorium klinik mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pemeriksaan laboratorium berdasarkan rujukan permintaan untuk menegakkan
diagnosa dan transfusi darah dan membuat laporan pelaksanaannya.
Instalasi pelayanan Gizi mempunyai tugas membuat rencana kebutuhan bahan
makanan, standarisasi kebutuhan gizi penderita dan melakukan pengolahan dan
penyajian makanan sesuai kebutuhan gizi penderita mengadakan penyuluhan gizi
di Rumah Sakit serta membuat laporan pelaksanaan pelayanan gizi.
Instafasl pelayanan Rehabilitasi Medik mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan kepada penderita sesuai dengan rujukan yang diterima dan atau
merujuk ke Instansi yang ada kaitannya dalam rangka meringankan dan
memulihkan kesehatan penderita serta membuat laporan pelayanan rehabilitasi
medik.
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum mempunyai tugas membuat
perencanaan dan melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah

(12)

Sakit Umum baik medik maupun non medik serta pengelolaan limbah padat dan
cair serta membuat laporan pelaksanaannya.
Instalasi Kedokteran Forensik mempunyai tugas melaksanakan penerimaan,
identifikasi, perawatan dan pemulasaraan jenazah.
BAB VI
KOMITE MEDIK
Pasal 29

Komite Medik mempunyai tugas membantu Direktur menyusun standar pelayanan,


memantau pelaksanaannya, melaksanakan etika profesi, mengatur kewenangan profesi
anggota stat medik fungsional serta mengembangkan program pelayanan, pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan.
Pasal 30
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 31 Peraturan Daerah ini, komite medik
mempunyai fungsi :
a.
Membantu Direktur menyelenggarakan pembinaan etika profesi;
b.
Membantu Direktur menyusun standar pelayanan;
c.
Membantu Direktur melaksanakan pengaturan kewenangan profesi anggota staf
medik fungsional;
d.
Membantu Direktur mengembangkan program pelayanan;
e.
Membantu Direktur melakukan pemantauan pelaksanaan pelayanan;
f.
Membantu Direktur mengembangkan 15 program pendidikan, pelatihan, penelitian
dan pengembangan Rumah Sakit;
g.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.
Pasal 31
(1)
(2)
(3)
(4)

Komite Medik dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh panitia yang


anggotanya terdiri dari stat medik fungsional dan tenaga profesi
Panitia adalah kelompok kerja khusus dalam Komite Medik yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Direktur untuk mengatasi masalah khusus;
Komite Medik terdiri dari kelompok tenaga medik yang anggotanya dipilih dari
anggota staf Medik Fungsional;
Komite medik berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur.
BAB VII
STAF MEDIK FUNGSIONAL
Pasal 32

Staf medik fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,


pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan penyuluhan kesehatan, pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan.

Pasal 33
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 33 Peraturan Daerah ini, staf medik
fungsional mempunyai fungsi :
a.
Pelaksanaan diagnosa;
b.
Pelaksanaan pencegahan akibat penyakit menurut jenisnya;
c.
Pelaksanaan peningkatan dan pemulihan kesehatan;
d.
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan;
e.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan;
f.
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan;
g.
Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 34
(1)
(2)
(3)
(4)

Staf medik fungsional adalah kelompok dokter dan dokter gigi yang bekerja di
Instalasi dalam jabatan fungsional.
Staf medik fungsional dikelompokkan sesuai dengan keahliannya dan tiap
kelompok dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih anggota kelompok untuk masa
bakti 3 (tiga) tahun.
Tata cara pemilihan ketua kelompok ditetapkan oleh Direktur.
Ketua kelompok di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur.
BAB VIII
PARAMEDIK FUNGSIONAL DAN
TENAGA NON MEDIK
Pasal 35

(1)
(2)
(3)

Paramedik Fungsional adalah paramedik perawatan dan non perawatan yang


bertugas pada Instalasi dalam jabatan fungsional.
Dalam melaksanakan tugasnya Paramedik Fungsional berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Instalasi.
Penempatan Paramedik Perawatan dan Paramedik Non Perawatan-dilaksanakan
oleh Wakil Direktur.
Pasal 36

(1)
(2)
(3)

Tenaga Nonmedik adalah tenaga yang bertugas dibidang pelayanan khusus dan
tidak berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap pasien.
Dalam melaksanakan tugasnya tenaga nonmedik yang bekerja di Instalasi
bertanggungjawab kepada Kepala Instalasi dan secara fungsional bertanggung
jawab kepada Kepala Subbagian terkait.
Penempatan tenaga nonmedik dilaksanakan oleh Direktur.
BAB IX
PENGANGKATAN DALAM
JABATAN

Pasal 37
(1)
(2)
(3)

Direktur dan Wakil Direktur Rumah Sakit Umum diangkat dan diberhentikan oleh
Gubernur Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas.
Kepala seksi, Sub Bagian, diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala
Daerah atas usul Direktur Rumah Sakit Umum setelah mendengarkan
pertimbangan Kepala Dinas Kesehatan.
Pejabat-pejabat lainnya dilingkungan Rumah Sakit Umum diangkat dan
diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BABX
TATAKERJA
Pasal 38

(1)

(2)

(3)
(4)

Dalam melaksanakan tugasnya Direktur, Wakil Direktur, Kepala Seksi, Kepala Sub
Bagian, Kepala Sub Seksi, Kepala Urusan, Kepala lnstalasi, Ketua Komite medik
fungsional wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
baik dalam lingkungan Rumah Sakit Umum maupun dengan instalasi lainnya.
Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Rumah Sakit Umum
bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi serta kerjasama fungsional
terhadap bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk
pelaksanaan tugas bawahannya.
Dalam melaksanakan tugas Rumah Sakit Umum menyelenggarakan koordinasi
dan kerjasama fungsional dengan Dinas Kesehatan.
Rumah Sakit Umum secara fungsional dibina oleh Dinas Kesehatan dan secara
tehnis dibantu oleh Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Sulawesi
Selatan.
Pasal 39

Direktur Rumah Sakit Umum berkewajiban memberikan petunjuk, membimbing dan


mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berada dalam lingkungan satuan kerjanya.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua ketentuan yang mengatur
Organisasi dan tala kerja dari Rumah Sakit Umum Haji Ujung Pandang pada keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor : 802/VII/1992 dinyatakan
tidak berlaku lagi.
Pasal 41
Hal-hal yang belum diatur dalarn Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur kernudian dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah.

Pasal 42
Peraturan Daerah,ini mul.ai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan.
Ditetapkan di Ujung Pandang
Pada tanggal 12 Januari 1996
DEWAN PERWAKlLAN RAKYAT
DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I
SULAWESI SELATAN
Ketua,

GUBERNUR KEPALA DAERAH


SULAWESI SELATAN,
Cap/ttd

Cap/ttd
H. ALIM BACHRI

B. PALAGUNA

DISAHKAN OLEH:
Menteri Dalam Negeri dengan Surat
Keputusan Nomor 132 Tahun 1996
Tanggal 7 Agustus 1996
DIUNDANGKAN:
Dalam Lembaran Daerah Propinsi
Daerah Tingkat/Sulawesi Selatan
Nomor 10 Tahun 1996 Seri D Nomor
10 (Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 132)

SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH,

Drs. H. HAKAMUDDIN DJAMAL


Pangkat : Pembina Utama Madya
NIP : 010 056 31

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I


SULAWESI SELATAN NOMOR 132
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKA T I
SULAWESI SELATAN
NOMOR : 3 TAHUN 1996
TENTANG
ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT UMUM
HAJI UJUNG PANDANG
1.

PENJELASAN UMUM
Upaya meningkatkan pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna, sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,

diperlukan pelaksana yang berkwalitas tinggi dan secara profesional


melaksanakan tugas dalam suatu organisasi yang telah ditetapkan menurut
tatakerja yang jelas sesuai dengan pedoman yang diatur dalam suatu ketentuan.
Bahwa keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah, memungkinkan
Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan untuk menyusun dan menata
kembali Susunan Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Haji Ujung
Pandang yang telah dibentuk berdasarkan keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 802/VII/1992 tanggal 16 Juli 1992.
Penyusunan organisasi dan tatakerja merupakan salah satu langkah upaya
pelembagaan Rumah Sakit Umum Haji Ujung Pandang yang didalamnya
mencakup perumusan kedudukan tugas, fungsi, susunan organisasi dan tatakerja
yang berlandaskan prinsip jalur dan star, Prinsip fungsional, prinsip pembagian
habis tugas serta prinsip koordinasi, Integrasi dan Singkronisasi antar satuan kerja
yang acta.
II.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL


Pasal 1 s/d 5 :
Pasal 6

Pasal 7 s/d 12
Pasal 13
Pasal 14 s/d 32
Pasal 33

Pasal 34 s/d 43

Cukup jelas.
:
Wakil Direktur membantu Direktur dalam pengelolaan
lnstalasi dibawahnya. Pengelolaan yang bersifat
pelayanan medik dikoordinasikan dengan Komite
Medik, sedangkan yang berkaitan dengan sumber
daya dikoordinasikan dengan Unit kerja terkait.
:
Cukup jelas.
:
Dalam hal Direktur berhalangan maka yang
menjalankan togas Direktur sehari-hari adalah Wakil
Direktur.
:
Cukup jelas.
:
Kelompok stat Medik Fungsional dibentuk beidasarkan
spesialisasi atau dikelompokkan dengan cara lain
berdasarkan pertimbangan khusus.
Panitia yang dibentuk antara lain Panitia Pengendalian
Infeksi Nosokomial, Panitia Rekam Medik, Panitia
Farmasi dan Terapi, Panitia Kredensial, Panitia Audio
Medik, Panitia Jaringan dan lain-lain yang bersifat
khusus.
:
Cukup jelas.

Anda mungkin juga menyukai