Anda di halaman 1dari 26

Surabaya University

INDOSTOCK REPORT

Final Paper CHRISTIAN GAMAS 90813907 - FREDRICK HERMANUS 90813910


Surabaya University

Analisis Indostock

Pendahuluan
Dalam pengerjaan tugas ini, pengerjaan portfolio yang dilakukan oleh dua orang
menghasilkan dua macam portfolio, dua macam portfolio dengan investasi yang bertujuan
untuk trading harian, dan yang satu lagi adalah portfolio yang dibentuk untuk tujuan invstasi
jangka panjang. Pembahasan portfolio untuk jangka pendek atau trading harian akan dibahas
dengan menggunakan pembahasan analisis teknikal dan fundamental, sedangkan
pembahasan pada long-term investment akan menggunakan pembahasan dari sisi
fundamental analisis dari portfolio.

Untuk pembahasan masing-masing portfolio maka digunakan data-data historik untuk


kebutuhan perhitungan yang diperoleh dari ICMD 2008 selama 3 tahun terakhir. Sebagai
catatan tambahan, perhitungan dan analisis yang dilakukan dalam laporan ini menggunakan
alat bantu analisis berupa software komputer, yaitu Microsoft Excel dan Metastock.

Analisis Teknikal
Pada bagian ini akan dibahas transaksi harian dengan menggunakan analisis teknikal dari
masing-masing saham yang diperdagangkan pada periode 11 Juni 2009 hingga 1 Juli 2009.

Dasar Teori Analisis Teknikal

Technical analysis adalah teknik yang fokusnya adalah mengamati harga saham secara
langsung. Prinsipnya adalah mempelajari bagaimana harga dan perilaku sekuritas dan ba-
gaimana mengeksploitasi informasi tersebut untuk memperoleh keuntungan dan menghindari
kerugian.

Secara mendasar analisa teknikal dilakukan dengan memperhatikan trend harga, dimana hal
yang harus diidentifikasi adalah arah dari harga sekuritas untuk bergerak naik, turun, atau
mendatar. Berikut ini adalah hal-hal mendasar dalam mengamati dengan analisa teknikal:

- Harga sekuritas bergerak dengan trend seiring berjalannya waktu, dan trend tersebut akan
tetap berlaku hingga sebuah kejadian penting tiba untuk merubah trend tersebut.

INDOSTOCK REPORT 1
Surabaya University

- Harga sekuritas dipengaruhi oleh berbagai informasi, dan saat informasi itu tersebdia dan
dieksekusi maka perubahan harga tersebut akan mempengaruhi supply dan permintaan
sehingga menghasilkan harga baru.

- Trend dapat diidentifikasi dengan pola yang dapat dilihat dan didukung dari informasi yang
telah tersedia.

Dalam analisa teknikal, harga dan trend akan mempengaruhi sehingga mengenali dan men-
dapatkannya adalah sesuatu yang harus dilakukan. Dengan melakukan teknikal analisis maka
indikator yang dapat diketahui secara statistik akan dapat dibaca dengan melihat chart seba-
gaimana ditunjukkan pada gambar berikut ini untuk memperhatikan trend kenaikan (uptrend)
yang hadir setelah trend penurunan.

Secara mendasar tujuan dari analisis teknikal adalah untuk mengetahui dan mengenali key
reversal point yang akan menentukan kapan waktu membeli yang tepat sedini mungkin sebe-
lum hal itu terjadi. Untuk mengetahui hal ini maka diperlukan kemampuan untuk membaca
apa yang dikatakan oleh harga saham.

Market profile atau Profil pasar adalah teknik untuk menganalisis perilaku normal dari keru-
munan sementara dalam proses perdagangan sekuritas. Menggunakan sekuritas fiktif, Gam-
bar dibawah ini menunjukkan perdagangan pada hari tertentu. Tiap tanda X mewakili untuk
blok tiap saham yang diperdagangkan. Semua Xs menambahkan hingga angka volume un-
tuk hari yang bersangkutan, atau dengan kata lain merupakan jumlah saham atau kontrak
diperdagangkan, seperti yang dilaporkan oleh exchange. Jumlah saham atau kontrak dicatat
sesuai dengan harga yang terkait dengan mereka dan waktu hari transaksi terjadi.

INDOSTOCK REPORT 2
Surabaya University

Seperti yang terlihat, harga berkisar dari $ 8 (rendah) menjadi $ 11 (tinggi) pada hari tersebut,
dengan harga rata-rata $ 9,50. (Perhatikan bahwa dalam contoh ini, aritmetik rata-rata ada-
lah sama dengan modus, yang merupakan harga yang terjadi paling sering. Hal ini tidak se-
lalu terjadi, dan jika investor mengejar metode ini mencari di pasar, investor harus mengha-
dapi situasi di mana rata-rata berbeda dari modus).

Bila halaman disampingkan atau sumbu X adalah harga, maka garis yang terbentuk dari dis-
tribusi harga adalah berbentuk kurva distribusi normal. Ini disebut distribusi normal karena

investor dapat menggunakannya untuk memperhatikan informasi dari suatu kumpulan data
yang bervariasi di sekitar nilai rata-rata. Walaupun demikian para pakar statistik berpendapat
bahwa harga saham tidak mengikuti distribusi normal namun hanya sesekali saja terlihat de-
mikian, namun dengan menggambarkan dan memperhatikan market profil atau profil pasar
maka akan dapat dikenali dan diperhatikan perilaku dari kumpulan-kumpulan sekuritas dan
dapat digunakan untuk mengenali sentimen dari harga pasar yang sedang bullish atau se-
baliknya.

INDOSTOCK REPORT 3
Surabaya University

Market profile secara teknis bukan hanya menunjukkan indikator untuk melakukan pembelian
dan penjualan saja. Tapi dapat merupakan cara pengorganisasian secara visual dari harga
dan data volume untuk memberikan perspektif tentang bagaimana perasaan investor secara
keseluruhan selama hari yang dicover. Jika investor mulai memasukkan banyak masukan di
sekitar $ 8 kemudian hari, apa yang investor lihat adalah pergeseran sentimen ke sisi bearish.
Bagaimana investor menafsirkan informasi yang telah diterima. Investor memiliki dua pilihan:

1. Membeli beberapa lagi: Pasar undervaluing sementara terhadap sekuritas tersebut. Dan
investor dapat berharap harga untuk kembali normal. Investor masih berharap untuk melihat
rata-rata pada $ 9,50, dan investor masih berharap untuk melihat harga ekstrim sebesar $
11.

2. Jual: Sentimen yang terjadi terhadap investor melawan keputusan investor tersebut. Ketika
Anda melihat harga berkembang mengekor investor pada umumnya, maka akan terlihat
harga ekstrem. Harga ekstrem tidak normal dan dapat menandai awal dari sebuah tren. Pada
kenyataannya, pasar tren dicirikan oleh penumpukan pengikut, yang berarti banyak volume
yang terjadi di tepi normal kisaran harga. Pilihan investor tergantung pada informasi yang di
dapatkan dari indikator teknis. Sebagai contoh, investor dapat menggunakan profil pasar
bersama-sama dengan rata-rata bergerak atau momentum untuk memperkirakan apakah
tren membentuk kondisi melemah, atau penguatan.

Setelah menggunakan profil pasar, dapat digunakan juga on-balance volume (OBV) yaitu
kumpulan kumulatif dari volume yang sedang berjalan, dengan cara perhitungan yang me-
nambahkan volume harian dari sekuritas dengan harga harian yang lebih tinggi dari hari sebe-
lumnya dan menguranginya dengan volume yang lebih rendah dari hari sebelumnya.

Ketika harga meningkat dari hari sebelumnya, maka permintaan akan meningkat daripada
permintaan yang terjadi pada level supply yang terjadi sehingga pembeli harus menawarkan
harga yang lebih tinggi untuk menjualnya, indikasi inilah yang dapat digunakan untuk menen-
tukan kapan berinvestasi atau kapan tidak berinvestasi.

INDOSTOCK REPORT 4
Surabaya University

Pada gambar diatas ditunjukkan sebuah saham yang harga hariannya berada diatas volume
pada saham lainnya (volume memiliki satuan ribuan, dimana tiap satuannya menyimpan 500
saham). OBV ditunjukkan pada grafik terbawah.

Seperti halnya market profile, OBV tidak selalu bergerak pasti menjadi patokan selamanya
namun perubahan pada indikator dapat menjadi pertanda perubahan harga. Dengan gambar
diatas terlihat bahwa akan ada indikasi sebagai berikut:

- Pergerakan kebawah : Peningkatan volume yang besar mempengaruhi penurunan harga.


Peningkatan volume yang dimulai dari hari sebelum Gap yang menurun adalah tanda
bahwa harga pasar akan menunjukkan penurunan.

- Pergerakan keatas : OBV mencapai pada ptingkatan harga terendah yang dimungkinkan
dua minggu sebelum pivot day 1, hal ini menunjukkan pergerakan terendah dari kumpulan
harga yang terjadi, namun harga penutupan yang lebih tinggi dan gap yang terbentuk men-
ingkat pada hari berkutnya. Ada kemungkinan OBV akan meningkat saat harga masih tu-
run, hal ini menunjukkan petunjuk kritis dari perubahan harga yang akan terjadi.

INDOSTOCK REPORT 5
Surabaya University

Sharpe Ratio

Adalah ratio yang digunakan untuk menguji sudah optimal atau tidaknya sebuah portfolio,
Sharpe ratio dihitung dengan cara sebagai berikut :

1. Kegiatan Perdagangan
1. 11 Juni 2009

11:40

12:04

INDOSTOCK REPORT 6
Surabaya University

12:05

12:09

INDOSTOCK REPORT 7
Surabaya University

Pada saat penutupan 11 Juni 2009

2. 12 June 2009

INDOSTOCK REPORT 8
Surabaya University

3. 1 Juli 2009

i. Portfolio Akhir dari Portfolio 1

Analisis Portfolio 1

Analisis Teknikal dan Fundamental


Seperti yang telah ditampilkan pada gambar diatas, terdapat lima macam saham yang

INDOSTOCK REPORT 9
Surabaya University

menyusun portfolio ini, yaitu VRNA, MNCN, BUMI, UNVR, BTEL, dan ASII. Bagian ini akan
membahas analisis fundamental dan teknikal dari tiap-tiap perusahaan.
A. VRNA
Berikut ini adalah grafik perdagangan bulanan dari VRNA.

Dengan data perdagangan mulai bulan January 2009, saham VRNA mengalami stagnasi,
Namun sdapat terlihat saat-saat untuk menjual dengan harga yang lebih tinggi saat antara
tanggal 9 hingga tanggal 22 yang akhirnya diikuti penurunan dan kenaikan sebelum pada
tanggal 18 agustus saham VRNA meningkat lebih tinggi. Dengan melihat OBV, sudah dapat
diduga bahwa harga saham VRNA akan turun lagi sehingga saat berinvestasi dengan
saham ini ketika harga nya naik sangat disarankan untuk segera menjualnya.

B. MNCN
Berikut ini adalah grafik perdagangan harian dari MNCN

Tidak selamanya peningkatan OBV berarti harga perusahaan serta-merta langsung


menurun. Maraknya pemberitaan yang berkaitan dengan masa kampanye dan hal-hal
lainnya yang terkait dengan media massa memberikan peningkatan harga saham MNCN
selama bulan Mei hingga Juli dan jika ada penurunan, penurunan itu tidaklah signifikan.

3. BUMI
Berikut ini adalah grafik perdagangan harian dari saham BUMI.

INDOSTOCK REPORT 10
Surabaya University

Peningkatan grafik OBV menandakan bahwa harga BUMI akan menurun lagi, namun
penurunan itu relatif kecil dan untuk data yang teredia menunjukkan penurunan tidak
mencapai titik terendah sebelumnya. Untuk analisa fundamental saham BUMI, dapat dilihat
dari indikator-indikator finansial BUMI sebagai berikut :

Bila dilihat dari rasio-rasio keuangan milik BUMI, terdapat peningkatan ratio sejak sempat
turun dari tahun 2005, sehingga ekspektasi dari para investor terhadap saham BUMI cukup
baik.

4. UNVR
Grafik trading harian dari UNVR adalah sebagai berikut :

INDOSTOCK REPORT 11
Surabaya University

Sedangkan rasio-rasio keuangannya adalah sebagai berikut :

Ratio keuangan dari UNVR pada tahun 2005 hingga 2007 berada dalam kondisi yang baik,
sehingga untuk melihat apakah ada kecenderungan harga saham UNVR turun mulai Juni,
maka akan diamati data grafik pada tahun sebelumnya.

INDOSTOCK REPORT 12
Surabaya University

(Kiri : 2006-2007, Kanan 2007-2008)


Dapat dilihat bahwa tiap pertengahan tahun terjadi pergejolakan penurunan harga saham
dari UNVR, sehingga bisa diperkirakan bahwa penurunan ini akiat dari siklus bisnis.

5. BTEL
Berikut ini data perdagangan dalam bentuk grafik untuk BTEL dari January 2009 hingga
September 2009:

Dan berikut ini adalah rasio keuangan milik BTEL :

INDOSTOCK REPORT 13
Surabaya University

Pada saat grafik OBV menunjukkan peningkatan, harga saham BTEL juga bergerak turun,
namun pergerakan ini lebih karena permasalahan supply dan demand dari volume saham
yang terbatas. Bila dilihat ratio-ratio keuangan dari BTEL menunjukkan kondisi perusahaan
ini cukup baik, sehingga adanya ekspektasi yang baik dari para investor, sehingga saat ada
pergerakan turun, tidak semua investor panik untuk segera menjual saham BTEL.

6. ASII
Berikut ini adalah grafik transaksi tahun 2009 hingga bulan September dari saham ASII

INDOSTOCK REPORT 14
Surabaya University

Berikut ini adalah informasi rasio yang milik ASII

Pada saat grafik OBV menunjukkan peningkatan, harga saham ASII juga bergerak turun,
namun pergerakan ini lebih karena permasalahan supply dan demand dari volume saham
yang terbatas. Bila dilihat ratio-ratio keuangan dari ASII menunjukkan kondisi perusahaan ini
cukup baik, sehingga adanya ekspektasi yang baik dari para investor, sehingga saat ada
pergerakan turun, tidak semua investor panik untuk segera menjual saham ASII.

Komposisi Portfolio 1

INDOSTOCK REPORT 15
Surabaya University

!"#$%&
)(")$%& '("')%& ,-./&
0.1.&
2304&
*$"(+%& 3.,-&
*'")$%& 2567&
/844&

'"#+%&

Komposisi portfolio pada saat akhir adalah terlihat sebagaimana gambar diatas.
Dengan pembobotan sebagaimana terlihat diatas, dan penggunaan informasi harga
masing-masing saham mulai Januari 2009 hingga September 2009, maka ditemukan
korelasi sebagai berikut :
Analisis Diversifikasi Portfolio 1
Koefisien varians dari portfolio 1 dengan menggunakan data mulai bulan Januari
2009 hingga September 2009, dan karena investasi yang dilakukan adalah jangka
pendek maka expected return diasumsikan sebesar 10% perbulan atau 90% dari
periode yang berlangsung, dan risk-free rate yang diterima adalah sebesar 0.02,
maka ditemukan data-data yang dihasilkan sebagai berikut :
Daftar Korelasi :

Posisi porfolio dalam efficient frontier adalah sebagai berikut :

INDOSTOCK REPORT 16
Surabaya University

Dan data statistik sebagai berikut :


Mean return : 22.5%
Standard Deviation = 21.24% dan kemungkinan untuk mencapai target dari return
adalah 72.23%.
Dengan komposisi saham yang sama akan dilakukan perhitungan nilai portfolio
dengan nilai harga yang tertera di Indostock, maka perhitungannya adalah sebagai
berikut :

Terdapat profit sebesar 54.73% dengan resiko sebesar 21.24%.

Portfolio 2
Berikut ini adalah komposisi dari portfolio permanen yang disusun pada tanggal 1 September
2009, berbeda dengan portfolio yang melalui serangkaian proses pemilihan saham melalui

INDOSTOCK REPORT 17
Surabaya University

analisa fundamental dan teknikal serta sedikit tindakan yang dilakukan dengan sifat trial and
error, portfolio kedua disusun berdasarkan pemilihan saham dengan memperhatikan industri
dari perusahaan itu berasal, sebagai contoh diambil industri yang saling bertolak belakang
yaitu industri rokok dan farmasi, berikut ini adalah susunannya :

./01&
'"#(%&
!"#$%& 2314&
*("+!%& 5678&
)!"*+%&
89:9&
6.;3&
75:;&
),",+%&
'"(+%& +",,%& .<:;&
09=/&
+"$)%&
1.>3&
-"'+%& +"#,%&
?7::&

Dengan pembobotan sebagaimana terlihat diatas, dan penggunaan informasi harga masing-masing
saham mulai Oktober 2006 hingga September 2009, dan menggunakan asumsi bahwa expected

rate of return sebesar 2% perbulan selama 36 bulan atau total sebesar 72% selama periode

INDOSTOCK REPORT 18
Surabaya University

3 tahun, dan risk free rate yang ditentukan sebesar 0.36% dan data-data yang ada history
harga, maka ditemukan hasil sebagai berikut:

Korelasi

Portfolio ini memiliki posisi sebagai berikut pada efficicient frontier miliknya :

Dengan grafik pengembalian / return sebagai berikut :

INDOSTOCK REPORT 19
Surabaya University

Mean dari return adalah 1.88% dengan standar deviasi 12.46%, hasil perhitungan
menunjukkan bahwa probabilitas untuk memperoleh target pengemballian adalah sebesar
49.62%.

Optimasi Portfolio
Sebelum memutuskan untuk mengoptimalkan portfolio, perlu dilakukan perhitungan terhadap
sharpe ratio portfolio 2, dan diperoleh angka 0.122, angka ini kurang baik dan artinya kom-
posisi dari portfolio belumlah optimal, sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.

Dari kalkulasi berdasarkan data yang telah disediakan untuk menghitung pengembalian dari
portfolio, ditemukan komposisi terbaik sebagai berikut :

INDOSTOCK REPORT 20
Surabaya University

Dimana komposisi diatas memiliki probabilitas pengembalian dalam periode yang diinginkan
sebagai berikut :

Mean dari expected return nya adalah 2.63% (sebelumnya 1.88%), standar deviasi 9.19%
(sebelumnya 12.46%), dan probabilitas mencapai target return yang diinginkan mencapai
52.72% (sebelumnya 49.62%), semua hasil perhitungan menunjukkan hasil yang sedikit lebih
baik dari portfolio 2 sebelum dioptimalisasi dengan sharpe ratio sebesar 0.247 (sebelumnya
0.122).

Untuk menguji efektif atau tidaknya optimalisasi yang dilakukan serta membuktikan teori risk
trade off, maka dengan risk free rate yang sama, akan diperhitungkan investasi dengan nilai
yang sama pada portfolio 2 dengan harapan return yang lebih besar daripada pengujian yang
dilakukan sebelumnya pada portfolio 2, yaitu return sebesar 3% perbulan selama tiga tahun,
dan diperoleh hasil sebagai berikut :

INDOSTOCK REPORT 21
Surabaya University

Komposisi dari portfolio menjadi :

Terjadi trade off dengan kemungkinan memperoleh return yang lebih tinggi yang persenta-
senya semakin berkurang, dan risk-free rate yang sama dan data yang sama diperoleh angka
statistik sebagai berikut :

Mean : 2.55%

Standar Deviasi : 8.99%

Sharpe Ratio : 0.245

INDOSTOCK REPORT 22
Surabaya University

Dan persentase kemungkinan target tercapai sebesar : 48.06%

Membandingkan Kinerja Kedua Portfolio Dalam Kondisi Optimal

Bagian ini akan mencoba membandingkan dari masing-masing portfolio, yaitu portfolio 1 dan
portfolio 2 dalam jangka waktu yang sama untuk keduanya yaitu 9 bulan, tujuannya adalah
sebagai bahan pembanding dari kedua portfolio.

Risk free rate yang diberlakukan untuk tiap bulannya bagi tiap portfolio adalah 0.30% dan re-
turn perbulan yang diharapkan adalah 10%. Melalui perhitungan yang sama maka akan di-
bandingkan mulai dari posisi kedua portfolio pada garis efficient frontier.

Ket : Kiri adalah portfolio 1 dan kanan adalah portfolio 2

Dari sisi utilitas portfolio, dapat terlihat bahwa portfolio 2 yang telah dioptimalkan lebih efisien
dibandingkan dengan portfolio 1 yang telah dioptimalkan. Hal ini menunjukkan bahwa port-
folio 1 memiliki utilitas yang diminati bagi mereka yang cenderung less-risk averse.

Berikut ini adalah hasil pengukuran statistik dari tiap-tiap portfolio :

1. Portfolio 1
Mean : 18.55%
Standar deviasi : 13.73%

INDOSTOCK REPORT 23
Surabaya University

Sharpe ratio : 1.329


Kemungkinan untuk mencapai target return 10% : 73.3%

2. Portfolio 2
Mean : 7.8%
Standar deviasi : 5.83%
Sharpe Ratio : 1.286
Kemungkinan untuk mencapai return 10% : 35.27%

Resiko yang diperoleh dari penggunaan portfolio 1 lebih besar, namun sebagai trade-off nya
return yang diperoleh pun juga lebih besar.

Kesimpulan

Sebagai investor terdapat banyak pilihan untuk melakukan investasi yang pilihannya dapat
diambil berdasarkan preferensi dan tingkat resiko yang dapat ditanggung, umumnya untuk
mengetahui tingkatan resiko yang dapat ditanggung dapat diketahui dengan melihat pada
utilitas dari investor. Pilihan yang dapat diambil adalah saham, obligasi, reksadana, futures,
options, komoditas, foreign currency, dan hedge fund.
Sebelum melakukan penyusunan portfolio seorang investor perlu mengetahui tujuan dari in-
vestasi, time horizon yang diberlakukan, dan volatily dari instrument yang sesuai dengan ting-
kat penerimaan resiko yang dapat ditanggung oleh investor sesuai dengan kenyamanan in-
vestor dan time horizon yang ditetapkan. Dengan mengetahui tujuan dan kemampuan dari
investor maka portfolio yang dibentuk pun akan dapat mengetahui tindakan apa yang akan
diambil dalam berinvestasi.

INDOSTOCK REPORT 24
Surabaya University

REFERENSI

Brown, Reilly, Analysis Of Investments and Management Of Portfolio, Ninth Edition, Cengage
Learning, 2009.

Bouchentouf, Amine., Dolan, Brian., et al, High-Powered Investing All-In-One For Dummies,
Wiley Publishing, 2008.

Indonesia Capital Market Directory 2008

Modul Certified Financial Planner, PT Binar Insan Cemerlang, 2007.

INDOSTOCK REPORT 25

Anda mungkin juga menyukai