Anda di halaman 1dari 26

SELAMAT DATANG

PESERTA DISEMINASI
AGROFORESTRI, PEKARANGAN,
ECOVILLAGE & AGROWISATA

MATERI KKP 2009

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN - IPB
REVITALISASI PRAKTEK
AGROFORESTRY DI PERDESAAN

Harmonisasi Pembangunan Pertanian Berbasis DAS pada


Lanskap Desa-Kota Kawasan Bogor - Puncak – Cianjur
(Bidang Lingkungan, Bangunan dan Energi)
Dibiayai oleh Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dengan Nomor
Kontrak: 317/SP3/PP/DP2M/II/2006 Tanggal 1 Februari 2006

Departemen Arsitektur Lanskap


Fakultas Pertanian – Institut Pertanian Bogor
PENELITI

 Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS.


 Dr. Ir. Aris Munandar, MS.

 Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin, MSc.

 Kaswanto, SP., MSi.

dan
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana - IPB
AGROFORESTRI
 Agroforestri adalah sistem usahatani dengan
penggunaan lahan secara tumpangsari antara
tegakan pohon dengan tanaman pangan untuk
meningkatkan keuntungan, baik secara
ekonomis maupun kelestarian lingkungan.

 Agroforestri adalah nama bagi sistem-sistem


dan teknologi penggunaan lahan di mana
tegakan pohon berumur panjang (termasuk
semak, palem, bambu, kayu, dll) dan tanaman
pangan dan atau pakan ternak berumur pendek
diusahakan pada petak lahan yang sama dalam
suatu pengaturan ruang dan waktu.
PENERAPAN SISTEM TUMPANGSARI
 Merupakan suatu sistem produksi yang
diterapkan atas dasar pertimbangan
EKOLOGI dan EKONOMI.

 Produksi tanaman secara keseluruhan


dapat memberikan hasil yang lebih
tinggi dari pada sistem monokultur
apabila tepat dalam pemilihan
kombinasi tanaman yang
ditumpangsarikan dengan pengelolaan
secara optimal.
PRAKTEK TUMPANGSARI
 Tumpangsari permanen dengan pohon-pohon
pengikat nitrogen.

 Penanaman lorong: penanaman lorong pakan


ternak dan penanaman lorong yang
menghasilkan dedaunan untuk pemulsaan.

 Pepohonan untuk konservasi tanah.

 Penanaman multi-strata: pekarangan, kebun


campuran, talun/hutan keluarga; sistem
agrihortikultura/ hortipastura, silvopastura,
agrosilvofishery, dll.
DUA SISTEM DALAM AGROFORESTRI

 Sistem agroforestri sederhana: menanam


pepohonan secara tumpangsari dengan
satu atau beberapa jenis tanaman pangan
semusim.
 Sistem agroforestri kompleks: menanam
berbagai jenis tanaman dalam beragam
strata/tinggi tanaman dengan pola tanam
dan ekosistem menyerupai hutan, mulai
tegakan pohon, perdu, semak, herba,
hingga yang terbawah yaitu rerumputan.
SISTEM AGROFORESTRY SEDERHANA
 Perpaduan konvensional yang terdiri atas
sejumlah kecil unsur (skema agroforestry
klasik).

 Unsur pohon dengan peran ekonomi penting


(kelapa, karet, cengkeh, jati)

 Unsur pohon dengan peran ekologi (dadap dan


petai cina)

 Unsur tanaman semusim (padi, jagung, sayur-


mayur, empon-empon, rerumputan)

 Tanaman lain dengan nilai ekonomi (pisang,


kopi, coklat, dll).
 Tumpangsari merupakan bentuk agroforestry
sederhana yang paling banyak dibahas 
merupakan sistem taungya versi Indonesia yang
diwajibkan di areal hutan jati di Jawa.

 Dikembangkan dalam program perhutanan sosial


PT Perhutani.

 Agroforestry sederhana juga menjadi ciri umum


pada pertanian komersial: kopi sejak dahulu
diselingi dengan tanaman dadap, yang
menyediakan naungan bagi kopi dan kayu bakar
bagi petani; kelapa dengan coklat; karet dan
rotan; randu di pematang sawah; jeruk dan
cengkeh.
SISTEM AGROFORESTRI KOMPLEKS

 Merupakan sistem-sistem yang terdiri dari


sejumlah besar unsur pepohonan, perdu,
tanaman musiman dan atau rumput.

 Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya


mirip dengan ekosistem hutan alam primer
maupun sekunder.

 Keunggulan sistem ini: perlindungan dan


pemanfaatan sumberdaya air dan tanah; serta
mempertahankan keragaman biologi.
TAHAPAN TERBENTUKNYA
AGROFORESTRY KOMPLEKS

 Pembukaan hutan  perladangan untuk


tanaman semusim (padi ladang 2-3 panen,
atau tanaman palawija).

 Selanjutnya penanaman perpaduan sementara


yang berisi tanaman semusim dan pepohonan
(tidak hanya penghasil kayu tetapi produksi
lainnya).

 Hutan  Ladang  Talun  Kebun Campuran


 Pekarangan.
 Dibiarkan hingga pohon
membesar (termasuk
bambu) dengan aneka
tanaman bawah termasuk
umbi-umbian, pisang 
talun, umumnya agak jauh
dari perkampungan, pada
lahan berlereng curam.
 Dikelola agak intensif
dengan aneka jenis
tegakan maupun
tanaman bawah yang
bernilai ekonomis 
kebun campuran,
letaknya dekat atau
bahkan di tengah
perkampungan.
 Di dalamnya didirikan
bangunan rumah 
pekarangan, tidak hanya
perpaduan tegakan pohon
dan tanaman semusim
tetapi juga kadang-kadang
ada ternak dan kolam ikan.
KEUNTUNGAN AGROFORESTRI
 Keuntungan ekonomi (produksi dengan hasil beragam
berupa hasil tanaman pangan dan pohon berbentuk buah,
bunga, daun dan akar/umbi dan kayu untuk kayu bakar,
bahan bangunan, kerajinan tangan, dll.). Produksi ini bisa
terus-menerus dan dapat mengurangi resiko kegagalan
panen karena jenis tanaman sangat beragam.
 Keuntungan secara sosial (banyak menyerap tenaga
termasuk pelibatan ibu rumah tangga dan anak-anak
dewasa, bisa mengurangi waktu luang terutama setelah
menggarap sawah)
 Keuntungan terhadap lingkungan (kebun/lahan selalu
tertutup tanaman sehingga mengurangi erosi, menambah
bahan organik tanah dari seresah/ kompos tanaman,
kesuburan tanah akan meningkat, dan lingkungan akan
lestari)
 Mudah dilaksanakan oleh petani karena sudah menjadi
budaya yang turun-temurun.
SYARAT AGROFORESTRI
 Memilih komoditi tanaman pangan dan pohon
yang tepat dengan kondisi lahan, sesuai dengan
kondisi lingkungan terutama keadaan iklim dan
tanah.
 Memilih tanaman yang memiliki nilai ekonomis
 Memilih Benih dan bibit yang baik (diusahakan
yang bersertifikat) dan mudah didapat.
 Produksinya diharapkan selain untuk mencukupi
kebutuhan sendiri juga mudah dijual.
PRAKTEK AGROFORESTRI
 Sistem Multistrata yaitu sistem pertanian dengan tajuk
bertingkat. Tajuk tinggi (kayu manis, kayu afrika, albasia,
damar dan pinus), tajuk sedang (pisang, pepaya, gamal), dan
tajuk rendah (cabe rawit, jagung, talas dan terong).

 Pertanaman Lorong yaitu tanaman semusim ditanam pada


lorong di antara barisan tanaman pagar yang ditata menurut
garis kontur. Jarak antara tanaman pagar 5 – 10 m, semakin
curam lereng jarak tanamnya semakin sempit.

 Pagar hidup yaitu barisan tanaman perdu atau pohon yang


ditanam sebagai batas kebun. Apabila ditanam pada lahan
yang berlereng curam, manfaatnya bisa sebagai konservasi
tanah.

 Pertanaman campuran yaitu sistem pertanian dengan


mengkombinasikan berbagai jenis tanaman semusim dan
tahunan, tanpa arah barisan tanaman yang jelas.
 Agrosilvikultur yaitu campuran tanaman pangan
dan tegakan pohon hutan, di mana penggunaan
lahannya secara sadar untuk memproduksi hasil-
hasil pertanian dan kehutanan.
 Silvopastoral yaitu padang penggembalaan
rumput untuk pakan ternak di antara tegakan
pohon hutan.
 Agrosilvopastoral yaitu kombinasi tanaman
pangan, padang rumput/pakan ternak dan tegakan
pohon, pengelolaan lahan hutan untuk
memproduksi hasil pertanian dan kehutanan secara
bersamaan dan sekaligus memelihara hewan
ternak.
 Agrosilvofishery yaitu kombinasi penggunaan
lahan untuk tanaman pertanian, tegakan pohon
dan kolam-kolam ikan.
Agrosylvofisheries
TUMPANGSARI PERMANEN DENGAN
POHON PENGIKAT NITROGEN
 Sistem jalur pepohonan permanen dipadukan
dengan tanaman pertanian.

 Pemilihan jenis pohon yang tepat: e.g. Acacia


albida, ketika dewasa (>3 tahun) daunnya
rontok di musim kemarau  persaingan cahaya
dan kelembaban jadi lebih kecil  penting bagi
zona tanaman pertanian musim kering.

 Prosopis cineraria, Acacia spp., Leucaena


leucochephala, Albizia lebbek  ditanam
dengan kerapatan rendah maka dapat
meningkatkan hasil panen tumbuhan bawah
secara signifikan.
PENANAMAN LORONG
 Penanam lorong dengan baris-baris pohon yang
disejajarkan dengan kontur  efektif
mengendalikan erosi.

 Tajuk pepohonan dipangkas saat penanaman


tanaman pertanian untuk mencegah naungan
berlebihan; di lain pihak hasil pangkasan daun
bisa untuk pemulsaan.

 Bila sedang tidak ada tanaman pertanian 


tajuk dibiarkan tumbuh bebas, kemudian
dipangkas untuk pakan ternak.

 Pohon multi guna: Sesbania spp., Calliandra


spp., Leucaena leucocephala, dll.
PEPOHONAN UNTUK
KONSERVASI TANAH
 Pepohonan, tumbuhan leguminose dan
rerumputan dapat ditanam di pematang, anak
tangga pada terasering, dll.

 Tegakan berkayu dengan baris tunggal, ganda


atau tiga baris yang ditanam rapat sepanjang
kontur dapat berfungsi sebagai tanaman untuk
rintangan terhadap aliran air permukaan
(Leucaena leucocephala, Gliricida spp., Sesbania
spp., dll.).

 Jenis pohon untuk pekerjaan konservasi tanah


melalui perakaran yang dapat meningkatkan
produktifitas lahan: Acacia auriculiformis, Albizia
spp., Acacia spp., dll.
KALENDER PERTANAMAN
Tanaman pangan di bawah tegakan pohon

Zona
DAS
Bulan
O N D J P M A M J J A S
Hulu
Wortel Sawi Talas

Bawang daun Wortel Cabe keriting/rawit

Tengah

Tomat ubi jalar Talas

Ubi jalar Jagung cabe keriting/rawit


PENANAMAN MULTI-STRATA
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai