Anda di halaman 1dari 12

Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam/30 menit setelah kelahiran bayi.

Klasifikasi plasenta merupakan proses fisiologis yang terjadi dalam kehamilan akibat deposisi kalsium pada plasenta. Klasifikasi pada plasenta terlihat mulai kehamilan 29 minggu dan semakin meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan, terutama setelah kehamilan 33 minggu.Sampai usia kehamilan 20 minggu plasenta menempati sekitar luas permukaan miometrium dan ketebalannya tidak lebih dari 2-3 cm, menjelang kehamilan aterm plasenta menempati sekitar 1/8 luas permukaan miometrium, dan ketebalannya mencapai 4-5 cm.

Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan tetapi progresif uterus mengecil, disebut retraksi, pada masa retraksi itu lembek namun serabut-serabutnya secara perlahan memendek kembali. Peristiwa retraksi menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dicelah-celah serabut otot-otot polos rahim terjepit oleh serabut otot rahim itu sendiri. Bila serabut ketuban belum terlepas, plasenta belum terlepas seluruhnya dan bekuan darah dalam rongga rahim bisa menghalangi proses retraksi yang normal dan menyebabkan banyak darah hilang.

Pemisahan plasenta ditimbulkan dari kotraksi dan retraksi miometrium sehingga mempertebal dinding uterus dan mengurangi ukuran area plasenta. Area plasenta menjadi lebih kecil, sehingga plsenta mulai melepaskan diri dari dinding uterus dan tidak dapat berkontraksi atau berinteraksi pada area pemisahan bekuan darah retroplasenta terbentuk.

Grandemultipara
Kehamilan

ganda,sehingga memerlukan implantasi plasenta yang agak luas Kasus infertilitas, karena lapisan endometriumnya tipis Plasenta previa, karena dibagian ishmus uterus, pembuluh darah sedikit sehingga perlu masuk jauh kedalam Bekas operasi pada uterus

1. 2. 3. 4. 5.

Plasenta adhesiva. Plasenta akreta. Plasenta inkreta. Plasenta perkreta. Plasenta inkar serata.

Perdarahan Infeksi

Terjadi polip plasenta


Terjadi degenerasi (keganasan)

koriokarsinoma

Tentukan jenis retensio yang terjaid karena berkaitan dengan tindakan yang di ambil. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi plasenta tidak terjadi, coba traksi terkontrol tali pusat. Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 mL NS/RL dengan 40 tetes permenit. Bila perlu, kombinasikan dengan misoprostol 400 mg per rektal (sebaiknya tidak menggunakan ergometrin karena kontraksi tonik yang timbul dapat menyebabkan plasenta terperangkap dalam kavum uteri). Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan manual palsenta secara hati-hati dan halus untuk menghindari terjadinya perforasi dan perdarahan. Lakukan tranfusi darah apabila diperlukan. Berikan antibiotika profilaksis (ampisislin 2 g IV / oral + metronidazole 1 g supositoria/oral). Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok neurogenik.

Sikap umum bidan

Sikap khusus bidan


Prosedur palsenta manual

Anda mungkin juga menyukai