Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia. Di Indonesia, kedelai merupakan sumber gizi protein nabati utama. Disamping harganya yang cukup murah, kadar protein nabati yang terkandung di dalam kedelai juga sangat tinggi yaitu sekitar 40% membuat kedelai sangat digemari masyarakat Indonesia. Tanaman kedelai merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan seluruhnya sebagai bahan baku industri lain. Setelah kedelai dipanen dan diambil bijinya kemudian biji kedelai dapat diolah menjadi bermacam-macam makanan dan minuman seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco, dan lain - lain. Biji kedelai juga dapat diproses dan diambil minyaknya sebagai bahan bakar biofuel. Akar, daun, dan batang kedelai yang bersisa dapat diolah menjadi pakan ternak. Jumlah permintaan kedelai sangat tinggi di Indonesia. Peningkatan produktivitas kedelai di Indonesia berjalan sangat lambat, hasil produksi kedelai terus menurun dari tahun ke tahun seiring dengan merosotnya areal tanam. Akibatnya terdapat celah yang besar antara jumlah permintaan kedelai dan jumlah pasokan kedelai di pasaran dan akhirnya Indonesia harus mengimpor kedelai dari luar negeri. Kualitas kedelai impor tidak lebih baik daripada kedelai dalam negeri.

Permintaan kedelai impor pun kurang diminati oleh masyarakat Indonesia. Kedelai impor tidak menjamin terpenuhinya permintaan konsumen. Karya ilmiah ini membahas tentang teknik produksi tanaman kedelai dan menyajikan tinjauan kritis terhadap produksi kedelai dalam negeri yang terus merosot akibat penurunan areal tanam. Di sisi lain rendahnya motivasi petani dalam menanam komoditas kedelai akan dianalisa. Cara meningkatkan produksi serta memotivasi petani agar produktivitasnya meningkat adalah upaya menuju swasembada, sehingga akan dibahas dalam karya ilmiah ini. Melihat berbagai macam penyebab lain yang mempengaruhi hasil produksi kedelai yang menurun. Disebabkan oleh masalah-masalah di atas maka penulis memberi judul Upaya Peningkatan Produksi Kedelai Menuju Swasembada.

1.2 Rumusan Masalah Sehubungan dengan latar belakang yang sudah penulis paparkan maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana teknik produksi kedelai? Mengapa tingkat partisipasi petani untuk menanam kedelai rendah? Upaya apa yang harus dilakukan untuk mendorong motivasi petani, serta menaikkan hasil produksi tanaman kedelai?

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Hasil analisis diharapkan dapat memberikan alternatif upaya untuk mengantisipasi permasalahan yang muncul. 1.3.2 Manfaat Manfaat bagi penulis untuk mengetahui tehnik produksi kedelai, penyebab menurunnya produktivitas petani, serta membantu pembaca memahami peranan kedelai di Indonesia. Manfaat bagi pembaca yaitu dapat menghindari kerapuhan ketahanan pangan nasional khususnya pada komoditas kedelai dan membuat negara yang mandiri, serta tidak tergantung pada negara lain.

1.4 Lingkup kajian Untuk menjawab rumusan masalah di atas aspek yang akan dikaji pada penulisan ilmiah ini antara lain: Asal usul kedelai Morfologi kedelai Lingkungan tumbuh Varietas kedelai Teknik budidaya kedelai Upaya peningkatan produksi tanaman kedelai Upaya peningkatan mendorong dan meningkatkan partisipasi petani

1.5 Sumber data dan teknik pengumpulan data 1.5.1. Data primer Angket kuesioner kepada penjual makanan di sekitar Universitas Katolik Parahyangan yang menjual aneka masakan olahan kedelai 1.5.2. Data Sekunder Pusat Data dan Informasi Pertanian Studi literatur

1.6 Sistematika penyajian Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, analisi biaya, budidaya tanaman kedelai, dan simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang mengenai aspek laporan penelitian ini, tujuan dan manfaat penelitian, lingkup kajian, sumber data dan teknik pengumpulan data, dan sistematika penyajian. Pada bab dua akan dibahas teori dasar yang digunakan sebagai sumber untuk meniliti tentang produksi kedelai. Teori yang dipakai teori produksi dan cara pembudidayaan tanaman kedelai. Bab tiga akan membahas metode perhitungan yang dipakai memproduksi kedelai berdasasrkan analisis biaya. Besarnya biaya yang digunakan untuk memproduksi kedelai, termasuk juga menghitung pendapatan dan keuntungan dari hasil produksi tanaman kedelai. Bab empat membahas upaya peningkatan produksi tanaman kedelai, serta upaya mendorong dan meningkatkan partisipasi petani . Bab lima berisi simpulan dan

saran dari penulis mengenai permasalahan yang kami angkat terkait dengan upaya peningkatan produksi kedelai di Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut produsen. Jangka waktu dibedakan menjadi dua. Pertama jangka pendek (short run), yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan, input tetap tidak dapat disesuaikan. Kedua jangka panjang (long run) merupakan seluruh input variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah (W.Nicholson, 2010).

Kurva fungsi produksi

Tahap I menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan total produksi, produksi rata-rata dan produksi marginal.

Tahap II produksi total terus meningkat sampai produksi optimum sedang produksi rata-rata menurun dan produksi marginal menurun sampai titik nol.

Tahap III penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi, dan produksi rata-rata, sedangkan produksi marginal negatif.

2.2 Asal Usul Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau pulau lainnya (Wawan, 2006).

2.3 Morfologi Kedelai Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya dapat optimal (Wawan, 2006).

Akar Akar berfungsi untuk menyerap unsure hara dan zat-zat makanan yg berguna untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan, kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah.

Batang dan cabang Cabang akan muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi tanah, tetapi ada varietas kedelai yang tidak bercabang. Jumlah batang bisa menjadi sedikit bila penanaman dirapatkan dari 250.000 tanaman/hektar menjadi 500.000 tanaman/hektar. Jumlah batang tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah biji yang diproduksi. Artinya, walaupun jumlah cabang banyak, belum tentu produksi kedelai juga banyak.

Daun Umumnya bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Lebat dan tipisnya bulu pada daun kedelai berkait dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama tertentu. Beberapa hama cenderung tidak akan menyerang tanaman kedelai yang berbulu lebat. Oleh karena itu, para peneliti tanaman kedelai

cenderung menekankan pada pembentukan varietas yang tahan hama harus mempunyai bulu di daun, polong, maupun batang tanaman kedelai. Bunga Pembentukan bunga dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, kondisi lingkungan, dan varietas. Bunga adalah fase generative dari tanaman kedelai, bunga berfungsi sebagai alat reproduksi kedelai yang kemudian akan tumbuh menjadi bakal biji dari hasil penyerbukan antara putik dan benangsari. Polong dan biji Polong dan biji akan tumbuh setelah fase penyerbukan dari bunga kedelai. Kecepatan pertumbuhan biji polong akan semakin cepat setelah pembentukan bunga berhenti. Setiap tanaman memiliki lebih dari 50 biji bahkan ratusan. Bintil akar dan fiksasi nitrogen Tanaman kedelai akan mengikat nitrogen di atmosfir melalui aktivitas bakteri rhizobium, fiksasi nitrogen ini akan menentukan tinggi rendahnya kadar protein dalam kedelai. Semakin banyak bakteri yg terdapat pada bintil akar maka akan semakin tinggi kadar protein yg terkandung dalam biji polong kedelai. 2.4 Lingkungan Tumbuh Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan tumbuh yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kedelai. Pertumbuhan kedelai tidak bisa

10

optimal bila tumbuh pada lingkungan dengan salah satu komponen lingkungan tumbuh optimal. Hal ini dikarenakan kedua komponen ini harus saling mendukung satu sama lain sehingga pertumbuhan kedelai bisa optimal (Wawan, 2006). Tanah Agar hasil produksi kedelai optimal, kedelai harus ditanam pada jenis tanah lempung berpasir atau liat berpasir. Ph tanah juga harus netral (ph=7) dan memiliki kandungan unsure kimia dan unsur hara yg mendukung pertumbuhan tanaman kedelai. Iklim Suhu optimal bagi pertumbuhan kedelai yaitu sebesar 30 C dan ditanam pada ketinggian 20m-1000m di atas permukaan laut.. Kebutuhan air berkisar 350mm-450mm selama masa pertumbuhan tanaman kedelai. 2.5 Varietas Tanaman Kedelai Varietas kedelai sangat menentukan tingkat produktivitas tanaman kedelai. Pembentukan varietas unggul dapat meningkatkan potensi daya hasil biji, memperpendek usia panen, memperbaiki sifat ketahanan terhadap hama dan penyakit tanaman, serta menentukan kualitas biji yg dihasilkan. Berikut ini table yang menyajikan jenis-jenis varietas unggul dari tanaman kedelai (Wawan, 2006):

11

Berdasarkan table di atas terlihat bahwa varietas meratus memiliki umur panen terpendek yaitu 75 hari. Varietas sinabung memiliki kadar protein tertinggi di kelasnya yaitu sebesar 46%. Varietas sibayak memiliki kadar minyak terendah yaitu sebesar 5,7%, sedangkan varietas baluran memiliki potensi hasil terbesar yaitu 3,5ton per hektar. 2.6 Teknik Budidaya Langkah-langkah utama yang harus diperhatikan dalam bertanam kedelai yaitu pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, dan pemeliharaan (Wawan, 2006). Pemilihan benih Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas, yaitu: umur panen, ukuran dan warna biji, serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan

12

tumbuh yang tinggi. Benih unggul harus mampu beradaptasi dengan lingkungan tumbuh, tahan hama, dan menghasilkan kualitas biji yg baik. Persiapan lahan Tanaman kedelai biasanya ditanam pada tanah kering (tegalan) atau tanah persawahan. Pengolahan tanah bagi pertanaman kedelai di lahan kering sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, sedangkan pada lahan sawah umumnya dilakukan pada musim kemarau. Dalam persiapan lahan harus memperhatikan kadar air dalam tanah, pemberian pupuk sebelum penanaman, ph tanah harus netral, dan keadaan tanah harus gembur agar akar berkembang dengan baik. Penanaman Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi yaitu dengan membuat lubang tanam memakai tugal dengan kedalaman antara 1,5 2 cm. Setiap lubang tanam diisi sebanyak 3- 4 biji dan diupayakan 2 biji yang bisa tumbuh. arah tanam harus sejajar dengan arah saluran air, populasi optimal 400.000-500.000 tanaman per hektar. Pemeliharaan Pemeliharaan dimulai dengan penebaran mulsa pada lahan yg telah ditanam bibit untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan. Kemudian dilakukan penyulaman setelah bibit ditanam 1 minggu yang bertujuan untuk mengganti bibit yang mati. Setelah itu dilakukan pengairan setiap pagi dan sore hingga tanaman mulai berbunga. Pada saat bunga berubah menjadi biji keadan tanah harus kering , tidak perlu dilakukan pengairan.

13

Berikutnya dilakukan penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk pada umur 20-30hari dan terakhir pemeliharaan terhadap hama dengan penyemprotan pestisida.

2.7 Hama dan Penyakit Tanaman kedelai sangat rentan terhadap hama dan penyakit. sejumlah hama yg menyerang tanaman kedelai adalah Aphis Glycine, Melano Agromyza Phaseoli, kumbang daun tembukur , Cantalan , ulat grayak dan ulat polong. Penyakit yang menyerang tanaman kedelai diantaranya: penyakit layu bakteri, penyakit lapu, penyakit anthracnose, penyakit karat, penyakit busuk batang, dan virus mosaic. Pemeliharaan terhadap hama dan penyakit dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida dithane M 45, copper sandoz, tokuthion, dll (Wawan, 2006).

2.8 Panen dan pascapanen tanaman kedelai Panen dilakukan setelah tanaman kedelai berumur 75-100 hari dengan ciri-ciri daun sudah menguning dan polong berwarna kuning kecoklatan. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman dengan tangan dan memotong dengan bantuan arit. Penanganan pascapanen dilakukan dengan beberapa tahap, tahap pertama dilakukan pengumpulan tanaman kedelai setelah panen dan kemudian dijemur 3 hari hingga kadar air 10%-11%. Setelah itu dilakukan penyortiran dan penggolongan dimana pada tahap ini biji polong dipisahkan dari kulitnya yang dirontokkan dengan alat pemotong padi dan disortir. Setelah disortir dan diambil
14

biji yg berkualitas baik, dilakukan penyimpanan di gudang dan pengemasan pada saat hendak dijual ke pasar (Wawan, 2006).

15

BAB III METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Analisis biaya Analisis ekonomi budidaya kedelai dilakukan dengan cara analisis biaya dan keuntungan, dan juga analisis kelayakan usaha. Biaya dan keuntungan Untuk memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai mengambil data dari salah satu sentra pertanaman kedelai di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Mojokerto pada tahun 2004. Adapun asumsi-asumsi yang dipergunakan sebagai berikut : o Lahan budidaya kedelai seluas 1 ha, berupa lahan sewa. o Upah 1 hari tenaga kerja pria (HKP) senilai Rp 15.000/hari. o Upah 1 hari tenaga kerja wanita (HKW) senilai Rp 10.000/hari. o Harga jual biji kedelai saat panen di tingkat petani Rp 3.000/kg. o Volume produksi sebanyak 2.000 kg. a) Biaya Secara umum, biaya yang digunakan pada kegiatan usaha tani dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah yang tetap dan tidak terpengaruh oleh jumlah produk yang akan dihasilkan. Sementara yang dimaksud dengan biaya tidak

16

tetap adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah produk yang dihasilkan. Ini berarti, semakin besar produk yang dihasilkan maka akan semakin besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

a.1. Biaya tetap Biaya tetap yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai seluas 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) sebagai berikut : Sewa lahan 1 ha .......................................................Rp 500.000,00

a.2. Biaya tidak tetap (variabel) Biaya tidak tetap pada usaha tani kedelai sebagai berikut : Biaya benih kedelai sebanyak 60 kg @ Rp 5.000,00/kg .....................................................Rp 300.000,00 Biaya pupuk 1) Pupuk urea sebanyak 50 kg @ Rp 1.450,00 .....................................................Rp 72.500,00 2) Pupuk SP36 sebanyak 50 kg @ Rp 2.100,00 .........................................................Rp 105.000,00 3) Pupuk KCl sebanyak 50 kg @ Rp 2.250,00 ..........................................................Rp 112.500,00

Total biaya pupuk ....................................................Rp 290.000,00

17

Biaya pestisida 1) Padat 1 kg @ Rp 15.000,00 ....................................Rp 15.000,00 2) Cair 1 liter @ Rp 100.000,00 ......................................................Rp 100.000,00

Total biaya pestisida .................................................Rp 115.000,00 Biaya tenaga kerja (penyiapan lahan, tanam, pemeliharaan, panen, dan proses) 1) 70 HKW @ Rp 10.000,00 ........................................................Rp 700.000,00 2) 40 HKP @ Rp 15.000,00 ........................................................Rp 600.000,00

Total biaya tenaga kerja .........................................Rp 1.300.000,00

Total biaya variabel ...............................................Rp 2.005.000,00 Total biaya produksi = Biaya tetap + Total biaya variabel = Rp 500.000,00 + Rp 2.005.000,00 = Rp 2.505.000,00

b) Pendapatan dan keuntungan Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal tanam 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) mencapai 2 ton/ha. Bila harga

18

jual pada saat panen dapat mencapai Rp 3.000/kg maka pendapatan yang diperoleh petani sebagai berikut : Pendapatan = Volume produksi x Harga jual = 2.000 kg x Rp 3.000,00/kg = Rp 6.000.000,00 Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani kedelai seluas 1 ha: Keuntungan = Pendapatan Total biaya produksi = Rp 6.000.000,00 Rp 2.505.000,00 = Rp 3.495.000,00

Analisis Kelayakan Usaha Penilaian suatu kelayakan usaha tani dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya return of investment (ROI) dan perbandingan biaya dengan pendapatan (benefit cost ratio, B/C rasio). o Return of investment (ROI) Return of investment merupakan ukuran perbandingan antara keuntungan dengan total biaya produksi. Cara ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal atau mengukur

keuntungan usaha tani dalam kaitannya dengan jumlah modal yang diinvestasikan. Perhitungan ROI dilakukan dengan rumus sebagai berikut : ROI = Pendapatan : Total biaya produksi = Rp 6.000.000,00 : Rp 2.505.000,00 = 2,39

19

Nilai ROI untuk usaha tani kedelai sebesar 2,39. Berarti, setiap modal Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usaha tani kedelai akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2,39. Dengan demikian, usaha tani kedelai tersebut dinilai efisien dalam penggunaan modal.

o Benefit cost ratio (B/C rasio) Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara keuntungan bersih dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan usaha taninya. Bila nilai B/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai B/C rasio lebih kecil dari 1, usaha tani tersebut tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan B/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut : B/C rasio = Pendapatan : Total biaya produksi = Rp 3.495.000,00 : Rp 2.505.000,00 = 1,39 Hasil perhitungan nilai B/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 1,39. Artinya, setiap satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 1,39 kali lipat. Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan (Wawan, 2004).

20

3.2 Survei Literatur Indonesian sustained an average increase in agricultural output of 3,6% per year between 1961 and 2006, resulting in a more than fivefold increase in real output. This paper constructs Tornqvist-Thiel indices of agricultural outputs, inputs and total factor productivity (TFP) to examine the sources of growth in Indonesian agriculture over this period. The paper extends previous work on measuring productivity change in Indonesian agriculture by assembling more complete data on cropland and expanding the commodity coverage to include cultured fisheries in addition crops and livestock. It also accounts fot he contribution of the spread of rural education and literacy to agricultural growth. Result show that Indonesia pursued both agricultural intensification to raise yield, especially for food crops, and extensification to expand crop area and absorb more labor. Productivity growth accelerated in the 1970s and 1980s but stagnated in the 1990s once Green Revolution food crop varieties had become widely adopted. TFP growth resumed in the early 2000s led by diversification into non-staple commodities such as tropical perennials, horticulture, livestock and aquaculture. Agricultural extensification continued to be an important source of growth in many of parts of the archipelago where previously forested areas were converted to cropland. Human capital deepening, in the form of the spread of literacy and education in the farm labor force, made a modest but sustained contribution to agricultural productivity growth. Maksud dari kutipan jurnal di atas adalah tentang peningkatan rata-rata output pertanian di Indonesia 3,6% per tahun antara 1961 dan 2006, menghasilkan lebih

21

dari lima kali lipat peningkatan output real. Jurnal ini menggunakan metode Tornqvist-Thiel yaitu di dalamnya mencakup indeks ouput pertanian, input, dan total faktor produksi untuk memeriksa sumber-sumber pertumbuhan di indonesia pertanian selama periode ini. Jurnal ini memperluas pekerjaan sebelumnya mengukur perubahan produktivitas dalam bidang pertanian di Indonesia dengan menyajikan data yang lengkap untuk lahan pertanian dan memperluas cakupan komoditas untuk menyertakan budidaya perikanan. Mengubah sumber daya manusia melalui memberi pendidikan ke wilayah pedesaan dan khusus nya tentang pertanian. Hasilnya didapat yaitu adanya kenaikan terutama di peningkatan hasil tanaman pangan dan perluasan area lahan, serta peningkatan tenaga kerja. Pertumbuhan produktivitas terlihat cepat pada tahun 1970 dan 1980 namun mengalami stagnasi pada tahun 1990 setelah "Green Revolution" varietas tanaman pangan telah menjadi diadopsi secara luas. Penelitian TFP dilanjutkan pada awal tahun 2000 dipimpin oleh diversifikasi ke komoditas non-bahan pokok seperti tanaman tropis, hortikultura, peternakan dan perikanan. Ekstensifikasi pertanian terus menjadi sumber penting pertumbuhan di banyak bagian dari kepulauan di mana daerah yang sebelumnya hutan dikonversi menjadi lahan pertanian. Sumber daya manusia lebih diasah, dalam bentuk tulisan dan pendidikan untuk buruh tani, membuat kontribusi yang sederhana tapi berkelanjutan untuk pertumbuhan produktivitas pertanian (Keith O. Fuglie, 2006).

22

3.3 Kuesioner Melalui sumber data primer, kami menyebarkan angket dengan mengambil sampel sebanyak 15 penjual makanan di sekitar Universitas Katolik Parahyangan Bandung sebagai responden. Berikut adalah hasil pengolahan data angket kuesioner. 1. Apakah Anda menjual produk olahan kedelai? Seluruh responden menjual prdouk olahan kedelai, persentase sebesar 100%. 2. Produk olahan apa yang Anda jual? 80% responden menjual produk olahan tahu, 73,33% produk olahan tempe, dan 66,67% mejual produk olahan tahu dan tempe. 3. Berapa produksi olahan kedelai yang Anda buat per harinya? Sebanyak 80% responden memproduksi > 50 buah olahan produk dari kedelai. 4. Berapa harga jual produk olahan kedelai yang buat? Harga per potong tahu berkisar antara Rp 750,00 Rp 1.500,00 tergantung pada kualitas tahu. Harga per potong tempe berkisar antara Rp 1.000,00 Rp 1.500,00 per potong tempe. 5. Berapa banyak permintaan hasil olahan kedelai dalam satu hari? Sebanyak 73,33% responden dapat menjual >65% dari hasil produksinya dalam satu hari. 6. Berapa lama hasil produk olahan kedelai dapat di konsumsi?

23

Sebanyak 86,67% responden menjawab bahwa produk olahan kedelai dapat dikonsumsi dalam dua hari. Produk olahan harus disimpan dalam lemari pendingin apabila hari pertama produk tidak terjual.Sebanyak 13,33% responden menjawab bahwa produk olahan kedelai yang mereka jual dapat bertahan hingga tiga hingga empat hari, karena kualitas produksi yang lebih baik sehingga dapat bertahan lebih lama. 7. Dipasarkan ke mana saja hasi produk olahan yang Anda buat? Sebanyak 100% responden menjawab hasil olahan produk yang diproduksi hanya dijual oleh responden, tidak didistribusikan lagi untuk penjual lain. 8. Apakah Anda mengetahui harga kedelai mentah yang sekarang berlaku di pasar? Sebesar 73,33% responden mengetahui harga kedelai mentah yang saat ini berlaku di pasar. 9. Berapa harga kedelai per kg yang sekarang berlaku di pasar? Sebesar 73,33% responden menjawab kisaran harga kedelai mulai dari Rp 5.500,00 hinga Rp 6.000,00 per kg.

24

BAB IV UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KEDELAI

4.1 Upaya Peningkatan Produksi Tanaman Kedelai Di samping perluasan areal, upaya peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan menaikkan produktivitas dan stabilitasi hasil. Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan cara memperluas areal tanam, meningkatkan kelembagaan. produktivitas, Peningkatan mengamankan produktivitas produksi, lain dan memperkuat dengan

antara

dilakukan

menggunakan benih varietas unggul bermutu, pengamanan produksi dengan memberikan bantuan sarana pascapanen, dan perbaikan sistem kelembagaan dengan memperbaiki sistem lembaga permodalan dan menguatkan peran gabungan kelompok tani dan kemitraan. Pemberantasan hama dan penyakit serta perbaikan manajemen usaha tani dan penanganan panen dan pascapanen memiliki potensi dan peluang yang besar untuk meningkatkan produksi. Secara teknis pengembangan kedelai sangat potensial dan mempunyai peluang yang besar. Untuk mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi, maka pemertintah memberikan insentif jaminan harga dasar. Didukung oleh penyuluhan, penciptaan teknologi, dan pengembangan infrastruktur (fisik dan kelembagaan). Lahan dan modal yang disediakan pemertintah kurang menarik

25

minat petani untuk menanam kedelai apabila harga jual tidak menguntungkan bagi petani. Dengan jaminan harga, petani dapat melakukan analisis usaha taninya (Supardi, 2008). 4.2 Upaya Mendorong dan Meningkatkan Partisipasi Petani Selama tidak ada insentif harga bagi petani, maka peningkatan produksi kedelai sulit dilakukan. Petani enggan menanam kedelai apabila tidak menguntungkan, kecuali pada kondisi tertentu seperti untuk konsumsi keluarga. Peningkatan produksi kedelai dalam rangka swasembada dapat diwujudkan apabila pemerintah bersedia membenahi tata niaga kedelai yang akhir-akhir ini dikuasai importir melalui penetapan harga dasar yang memadai. Kebijakan ini dimaksudkan untuk melindungi petani dengan memberikan kepastian pendapatan. Memberikan jaminan harga yang layak, petani akan tertarik untuk menanam kedelai. Memberikan jaminan harga sudah cukup untuk mengembalikan kegairahan petani menanam kedelai. Hal ini tidak hanya memantapkan ketahanan pangan nasional, tetapi juga membuat bangsa ini berdaulat atau tidak didikte negara lain. Partisipasi petani dan sikap petani yang dinamis dan bertanggung jawab menjadi kunci utama keberhasilan peningkatan produksi kedelai. Oleh karena itu diperlukan upaya sebagai berikut: Penyuluhan untuk menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi petani, baik individu maupun kelompok. Didasarkan atas kesamaan usaha, skala usaha, wilayah hamparan usaha, latar belakang, dan kultur sosial.

26

Pembinaan untuk meningkatkan kemampuan dan partisipasi petani dalam menyusun Rencana Usaha Bersama (RUB), RDK/RDKK, dan lain-lain dalam skala usaha yang lebih besar sehingga mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya.

Pembinaan

untuk

meningkatkan

kemampuan

petani

dalam

mengidentifikasi informasi (teknologi, permintaan dan harga), serta menetapkan keputusan dalam usaha taninya. Meningkatkan partisipasi pihak swasta dalam pembiayaan dan pemasaran hasil melalui kemitraan. Beberapa komponen pokok yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembangunan pertanian adalah pemerintah, organisasi

nonpemerintah, sektor swasta, dan petani. Pemerintah berperan sebagai perencana dan sekaligus pelaksana. Peran organisasi nonpemerintah (LSM) tidak kalah pentingnya dalam konteks mikrospesifik lokasi. Peran swasta sangat strategis terutama dalam penyediaan barang, jasa, modal, dan pemasaran. Peran petani adalah sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penerima manfaat (Supardi, 2008).

27

BAB V SIMPULAN

Simpulan Hingga saat ini produksi kedelai di dalam negeri belum dapat mencukupi jumlah permintaan kedelai di dalam negeri. Diperlukan koordinasi dari semua pihak yaitu pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan petani agar produksi kedelai dalam negeri meningkat dan dapat mencukupi jumlah permintaan kedelai dalam negeri. Kita dapat memantapkan ketahanan pangan nasional dan tidak tergantung pada negara lain. Ketergantungan kepada bahan pangan dari luar negeri dalam jumlah besar akan melumpuhkan ketahanan nasional dan mengganggu stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Ketahanan pangan dan kedaulatan pangan berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan rakyat.

28

DAFTAR PUSTAKA

Aep, Wawan., 2006. Budidaya tanaman kedelai. Jurusan budidaya pertanian Fakultas Pertanian UNPAD, 2006. Keith O. Fuglie, Sources of Growth in Indonesian Agriculture. 2006. Nicholson and Snyder. 2010. Theory and Application of Intermidiate Microeconomics, Canada : South-Western Learning. Supadi., 2008. Menggalang partisipasi petani untuk meningkatkan produksi kedelai menuju swasembada. Jurnal litbang pertanian, 27 maret 2008.

29

LAMPIRAN

Pertanyaan Kuesioner

1. Apakah Anda menjual produk olahan kedelai? o Ya o Tidak 2. Produk olahan apa yang Anda jual? o Tahu o Tempe o Kecap 3. Berapa produksi olahan kedelai yang Anda buat per harinya? o 10-20 o 20-50 o 50 4. Berapa harga jual produk olahan kedelai yang buat? o Rp 500,00 o Rp 750,00 Rp 1.500,00 o > Rp 1.500,00 5. Berapa banyak permintaan hasil olahan kedelai dalam satu hari? o 20% - 40% dari hasil produksi o 41% - 60% dari hasil produksi o > 60% hasil produksi

30

6.

Berapa lama hasil produk olahan kedelai dapat di konsumsi? o Dua hari o Tiga empat hari o > empat hari

7.

Dipasarkan ke mana saja hasi produk olahan yang Anda buat? o Dipasarkan sendiri o Didistribusikan ke pedagang lain

8. Apakah Anda mengetahui harga kedelai mentah yang sekarang berlaku di pasar? o Ya (lanjutkan ke nomor sembilan) o Tidak 9. Berapa harga kedelai per kg yang sekarang berlaku di pasar? o Rp 3.000,00 Rp 5.000,00 o Rp 5.500,00 Rp 6.000,00 o > Rp 6.000,00

31

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi Nama Lengkap Tempat /tgl. lahir Jenis Kelamin Status Perkawinan Pendidikan formal : Silvia Candra : Bandung, 25 Maret 1991 : Perempuan : Belum Menikah : TKK Guntur BPK Penabur Bandung tahun 1995 SDK 5 BPK Penabur Bandung tahun 1997 SMPK 4 BPK Penabur Bandung tahun 2003 SMAK 2 BPK Penabur Bandung tahun 2006 Unpar Jurusan Ekonomi Pembangunan 2009 Kebisaan : Pengoperasian Microsoft Word Pengoperasian Miscrosoft Excel Pengoperasian Program Statistika ( SPSS, Eviews, Minitab) Editing program (Pinacle, Adobe Photoshop, Photoscape) Tari Modern dan Tradisional

Prestasi

: Juara tiga Dance Competition Kota Baru Parahyangan tahun 2003

32

Data Pribadi
Nama Tempat / tgl. lahir Jenis Kelamin : Indry Maya Sari Sinulingga : Kabanjahe, 09 november 1991 : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Menikah Pendidikan Formal : TK Saintyoseph Kabanjahe 1996 - 1997 SD Rk 3 Kabanjahe 1997 2004 SMP Donbosco 1 Kabanjahe 2004 2006 SMA Negeri 1 Kabanjahe 2006 2009

Kebisaan :

Pengoperasian Microsoft Word Pengoperasian Miscrosoft Excel Pengoperasian Program Statistika ( SPSS, Eviews, Minitab)

33

Anda mungkin juga menyukai