Anda di halaman 1dari 1

Karakteristik Perkembangan Fisika

Jacoub (1968) membagi perkembangan fisika menjadi lima periode, dimana setiap periode mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. sedangkan Periode fisika modern dibagi menjadi dua bagian lagi yaitu masa 1900-1925 dan masa 1925-sekarang.

Perioda I (antara zaman purbakala s.d 1550). Karakteristik umum dari periode I ini adalah belum adanya eksperimen yang sistematis dan kebebasan dalam mengadakan percobaan. Hasil-hasil yang diperoleh pada masa ini tidak memuaskan, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dalam teori fisika tidak mungkin diadakan karena banyak keterangan-keterangan yang bersifat spekulasi dan metafisika (gaib dan sulap). Periode II (antara 1550 s.d 1800). Banyak sekali dasara-dasar perkembangan ilmu yang dikembangkan oleh ilmuwan, diantaranya Galileo Galilei, Newton, Huygens, boyle. Periode ini dikenal dengan periode perkembangan ilmu fisika yang berdasarkan metode eksperimen yang dapat dipertanggungjawabkan, diakui dan dapat diterima sebagai persoalan yang ilmiah. Periode ini berintisari pada pekerjaan klasik Galileo yang hampir dua abad lebih memerlukan waktu untuk mengatasi dogma dan intoleransi kaum gereja. Periode III (antara1800 s.d 1900). karakteristik perkembangan fisika klasik yang meletakkan dasar fisika kuantum . Eksperimen-eksperimen dari Rumford dan Joule telah memberi dasar teori kinetik panas yang dikenal sekarang. Kemajuan dalam periode III ini demikian pesatnya, sehingga pada tahun 1880 tidak sedikit ahli fisika yang percaya bahwa hukum-hukum fisika yang terpenting telah ditemukan. Konsentrasi mereka beralih pada persoalan metode pengukuran yang lebih teliti. Padahal justru pada periode inilah Fisika berada diambang pintu pendapat-pendapat yang menakjubkan yang tidak terpikir sebelumnya. Penelitian di bidang fisika diarahkan untuk membantu produksi manusia dan aplikasi fisika dalam kehidupan sehari-hari serta industri. Periode IV (antara 1900 s.d 1925) dimulai pada tahun 1887 dengan penemuan efek fotolistrik. Dalam waktu 10 tahun dari periode ini telah ditemukan dengan cepat secara berturut-turut: sinar X (1895), Radioaktivitas (1896), dan elektron (1900). Dapat dikatakan bahwa tahun 1900-1925, teori kuantum yang timbul itu masih dihubung-hubungkan dengan teori klasik semi modern, karena itu perkembangannya kurang pesat. Periode ini disebut teori kuantum mekanika lama (the old quantum mechanics). Karakteristik dari periode ini adalah adanya fenomena mikroskopis, yaitu fenomena yang tidak dapat dilihat langsung, seperti elektron, neutron dan lain-lain. Fisika klasik tidak bisa menjawab tantangan fenomena ini, maka ahli fisika mencari ilmu dan model-model baru lagi. Periode V (antara 1925 s.d sekarang)Teori baru itu timbul menurut uraian teoritis dari de Broglie, Heissenbergh, dan Shrodinger serta percobaan-percobaan Davisson dan Germer serta Thompson. Teori baru ini dikenal dengan teori kuantum mekanika baru (the new quantum mechanics), yaitu mekanika gelombang Schrodinger dan mekanika matriks Heissenbergh yang besar sekali pengaruhnya, seperti pendapat Newton 2 setengah abad sebelumnya. Tahun 1926 Schrodinger dan Eckart berhasil menurunkan bahwa mekanika matriks = mekanika gelombang. Ada lagi yang dikemukakan oleh Dirac yang lebih umum (gabungan kedua nya), dinamakan simbolic method, sangat abstrak, agak sukar dimengerti, yaitu relativistic quantum mechanics. Banyak penemuan yang dihasilkan dalam periode ini.

Anda mungkin juga menyukai