Anda di halaman 1dari 22

KOMUNIKASI ANTARA BUDAYA KOREA DAN INDONESIA: Kajian tentang Perilaku Masyarakat Korea an !

a"a Ki# $eung Seo% Pusat Studi Korea UGM I& Pen a'uluan Komunikasi antarbudaya terjadi ketika dua atau lebih orang dengan latar belakang budaya yang berbeda berinteraksi. Proses ini jarang berjalan dengan lancar dan tanpa masalah. Dalam kebanyakan situasi, para pelaku interaksi antarbudaya tidak menggunakan bahasa yang sama, tetapi bahasa dapat dipelajari dan masalah komunikasi yang lebih besar terjadi dalam area baik verbal maupun nonverbal. Khususnya, komunikasi nonverbal sangat rumit, multidimensional, dan biasanya merupakan proses yang spontan. rang!orang tidak sadar akan sebagian besar perilaku nonverbalnya sendiri, yang dilakukan tanpa berpikir, spontan, dan tidak sadar "Samovar, #arry $. dan %ichard &. Porter, '(()*. Kita biasanya tidak menyadari perilaku kita sendiri, maka sangat sulit untuk menandai dan menguasai baik perilaku verbal maupun perilaku nonverbal dalam budaya lain. Kadang!kadang kita merasa tidak nyaman dalam budaya lain karena kita merasa bah+a ada sesuatu yang salah. Khususnya, perilaku nonverbal jarang menjadi ,enomena yang disadari, dapat sangat sulit bagi kita untuk mengetahui dengan pasti mengapa kita merasa tidak nyaman. Pentingnya komunikasi antarbudaya dikarenakan interaksi sosial keseharian kita itu adalah sesuatu yang tak dapat ditolak. Di dalam percakapan biasa antara dua orang terjadi sekitar -./ komponen verbal sedangkan 0./ lagi terjadi dalam komponen nonverbal "%ay #. 1ird+histell, '(0(*. 2amun demikian, studi sistematis
1

tentang komuniksi nonverbal telah lama diabaikan. Studi komunikasi secara tradisional menekankan pada penggunaan bahasa itu sendiri tanpa mencakup bentuk!bentuk komuniksi yang lain. Sepertinya telah ada semacam praduga yang tidak beralasan mengenai bidang tersebut. Misalnya, kebanyakan program!program pengajaran bahasa asing sering mengabaikan perilaku komunikasi nonverbal. De+asa ini, pengetahuan mengenai kebudayaan!kebudayaan asing, baik itu melalui kontak langsung maupun tidak langsung melalui media massa merupakan pengalaman umum yang semakin banyak. 2amun demikian, ketidaktahuan umum akan adanya perbedaan!perbedaan antara perilaku komunikasi nonverbal mereka sendiri dengan perilaku nonverbal kebudayaan asing telah membaut orang a+am berpikiran bah+a gerakan!gerakan tangan dan ekspresi +ajah adalah sesuatu yang universal. Pada kenyataannya, hanya sedikit saja yang mempunyai makna universal khususnya adalah terta+a, tersenyum, tanda marah, dan menangis. Karena itulah, orang cenderung beranggapan bah+a bila mereka berada dalam suatu kebudayaan yang berbeda di mana mereka tidak mengerti bahasanya mereka mengira bisa aman dengan sekedar mengetahui gerakan!gerakan manual. 2amun karena manusia memiliki pengalaman hidup yang berbeda di dalam kebudayaan yang berbeda, ia akan menginterpretasikan secara berbeda pula tanda!tanda dan simbol!simbol yang sama "1ennet, Milton 3., '((4*. 5ujuan kajian tentang komunikasi antarbudaya antara 6ndonesia dan Korea ini adalah untuk mengemukakan hal!hal yang terdapat dalam kehidupan masyarakat di 6ndonesia dan Korea. Makalah ini tidak hanya menekankan bagaimana orang 6ndonesia dan Korea berbeda dalam berbicara, tetapi bagaimana mereka bertindak antarorang dan bagaimana mereka mengikuti aturan!aturan terselubung yang mengatur perilaku anggota masyarakat.
2

(& Di#ensi Raga# Bu aya 5elah dikenal ribuan anekdot mengenai kesalahpahaman akibat komunikasi antarbudaya antara orang!orang dari budaya yang berbeda!beda. Karena besarnya jumlah pasangan budaya, dan karena kemungkinan kesalahpahaman berdasarkan bentuk verbal maupun perilaku nonverbal antara tiap pasangan budaya sama besarnya, maka terdapat banyak anekdot mengenai hal!hal tentang antarbudaya yang mungkin dibuat. 7ang diperlukan adalah cara untuk mengatur dan memahami banyaknya masalah yang mungkin timbul dalam komunikasi antarbudaya. Sebagian besar perbedaan dalam komunikasi antarbudaya merupakan hasil dari keragaman dalam dimensi!dimensi berikut ini. (&) Keakra%an an Ke%e%asan Mengungka*kan Perasaan 5indakan keakraban merupakan tindakan yang secara simultan mengungkapkan kehangatan, kedekatan, dan kesiapan untuk berkomunikasi. 5indakan!tindakan itu lebih menandai pendekatan daripada penghindaran dan kedekatan daripada jarak. 8ontoh tindakan keakraban misalnya senyuman, sentuhan, kontak mata, jarak yang dekat, dan animasi suara. 1udaya yang menunjukkan kedekatan atau spontanitas antarpersonal yang besar dinamakan 9budaya kontak: karena orang!orang dalam negara!negara ini biasa berdiri berdekatan dan sering bersentuhan. rang!orang dalam budaya kontak yang rendah cenderung berdiri berjauhan dan jarang bersentuhan. Sangat menarik bah+a budaya kontak tinggi biasanya terdapat di negara! negara hangat dan budaya kontak rendah terdapat di negara!negara beriklim sejuk. 1anyak penelitian yang menunjukkan bah+a yang termasuk mempunyai budaya kontak adalah negara!negara $rab, Perancis, 7unani, 6tali, &ropa 5imur, %usia, dan 6ndonesia. 2egara!negara dengan budaya kontak rendah misalnya 3erman, 6nggris,
3

3epang, dan Korea "Samovar, #arry $., %ichard &. Porter and #isa $. Ste,ani, '((4*. 3elas bah+a budaya di iklim dingin cenderung berorientasi hubungan antarpersonalnya ;dingin<, sedangkan budaya di iklim hangat cenderung berorientasi antarpersonal dan ;hangat<. 1ahkan, orang!orang di daerah hangat cenderung menunjukkan kontak ,isik lebih banyak daripada orang!orang yang tinggal di daerah dingin. (&( In i+i ualis#e an Kolekti+is#e Salah satu dimensi paling ,undamental yang membedakan budaya adalah tingkat individualisme dan kolektivisme. Dimensi ini menentukan bagaimana orang hidup bersama, dan nilai!nilai mereka, dan bagaimana mereka berkomunikasi. Kajiannya tentang individualisme dalam lima puluh tiga negara, negara yang paling individualistik secara berurutan adalah $merika, $ustralia, 6nggris, Kanada, dan 1elanda yang semuanya negara 1arat atau &ropa. 2egara yang paling rendah tingkat individualismenya adalah =ene>uela, Kolombia, Pakistan, Peru, dan 5ai+an yang semuanya budaya 5imur atau $merika Selatan. Korea berurutan ke!)- dan 6ndonesia berurutan ke!)?. 5ingkat yang menentukan suatu budaya itu individualistik atau kolektivistik mempunyai dampak pada perilaku nonverbal budaya tersebut dalam berbagai cara. rang!orang dari budaya individualistik relati, kurang bersahabat dan membentuk jarak yang jauh dengan orang lain. 1udaya! budaya kolektivistik saling tergantung, dan akibatnya mereka bekerja, bermain, tidur, dan tinggal berdekatan dalam keluarga besar atau suku. Masyarakat industri perkotaan kembali ke norma individualisme, keluarga inti, dan kurang dekat dengan tetangga, teman, dan rekan kerja mereka "@o,stede, Geert, '(4A*. rang!orang dalam budaya individualistik juga lebih sering tersenyum daripada orang!orang dalam budaya yang cenderung ketimuran. Keadaan ini
4

mungkin

dapat

dijelaskan

dengan

kenyataan

bah+a

para

individualis

bertanggungja+ab atas hubungan mereka dengan orang lain dan kebahagiaan mereka sendiri, sedangkan orang!orang yang berorientasi kolekti, menganggap kepatuhan pada norma!norma sebagai nilai utama dan kebahagiaan pribadi atau antarpersonal sebagai nilai kedua. Secara serupa, orang!orang dalam budaya kolekti, dapat menekan penunjukan emosi baik yang positi, maupun yang negati, yang bertentangan dengan keadaan dalam kelompok karena menjaga keutuhan kelompok merupakan nilai utama. rang!orang dalam budaya individualistik didorong untuk mengungkapkan emosi karena kebebasan pribadi dihargai paling tinggi. Penelitian mengenai hal tersebut mengungkapkan bah+a orang!orang dalam budaya individualistik lebih akrab secara nonverbal daripada orang!orang dalam budaya kolekti,. (&, -e#inin an Maskulin Maskulinitas adalah dimensi budaya yang sering terlupakan. 8iri!ciri khas maskulin biasanya disangkutpautkan dengan kekuatan, ketegasan, persaingan, dan ambisi, sedangkan ciri!ciri khas ,eminin dihubungkan dengan kasih sayang, pengasuhan, dan emosi. Penelitian antarbudaya menunjukkan bah+a anak perempuan diharapkan lebih dapat mengasuh daripada anak laki!laki +alaupun ada variasi yang cukup banyak dari negara yang satu dengan yang lain "@all, &d+ard 5., '(?0*. 1udaya maskulin menganggap penting kompetisi dan ketegasan, sedangkan budaya ,eminin lebih mementingkan pengasuhan dan perasaan. 5idak heran, maskulinitas suatu budaya dihubungkan secara negati, dengan persentase +anita dalam pekerjaan teknis dan pro,esional serta dihubungkan secara positi, dengan pemisahan kedua jenis kelamin dalam pendidikan tinggi. 2egara dengan
5

maskulinitas tertinggi adalah 3epang, $ustria, =ene>uela, 6tali, dan S+iss. Kecuali 3epang, negara!negara ini semuanya terletak di &ropa 5engah dan Karibia. 2egara dengan nilai maskulinitas terendah adalah S+edia, 2or+egia, 1elanda, Denmark, dan Binlandia yang semuanya negara Skandinavia atau $merika Selatan kecuali 5hailand. 6ndonesia ditempatkan di urutan ke!-A dan Korea di urutan ke!)'. (&. Kesenjangan Kekuasaan Dimensi ,undamental keempat dalam komunikasi antarbudaya adalah kesenjangan kekuasaan. Kesenjangan kekuasaan telah diukur dalam banyak budaya menggunakan 6ndeks Kesenjangan Kekuasaan "6KK*. 1udaya dengan nilai 6KK tinggi mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang lebih terpusat dalam tangan sedikit orang daripada terbagi dengan cukup merata di seluruh penduduk. 6KK sangat berkaitan dengan otoritarianisme. 2egara dengan 6KK tertinggi adalah Bilipina, Meksiko, =ene>uela, 6ndia, dan Singapura. 2egara!negara tersebut semuanya negara!negara $sia Selatan atau Karibia, kecuali Perancis. 2egara dengan 6KK terendah "mulai dari yang paling rendah* adalah $ustria, 6srael, Denmark, Selandia 1aru, dan 6rlandia. Dalam hal ini, 6ndonesia terletak di tingkat ke!4 yang sangat tinggi dan Korea berurutan ke!C?. Sistem sosial dengan perbedaan kekuasaan juga menghasilkan perilaku kinesik yang berbeda. Dalam keadaan beda kekuasaan, ba+ahan sering tersenyum dalam usaha untuk tampak sopan dan menenangkan atasan. @o,stede "'(4A* menyatakan bah+a garis lintang dan iklim merupakan kekuatan utama dalam membentuk budaya. Dia menekankan bah+a kunci yang mempengaruhi variabel yaitu bah+a teknologi diperlukan bagi pertahanan hidup di iklim yang lebih dingin. Kebutuhan ini menimbulkan rangkaian kejadian di mana anak!anak tidak terlalu tergantung pada penguasa dan lebih banyak belajar dari orang lain daripada tokoh!tokoh penguasa.
6

Kebudayaan yang sangat menjunjung tinggi kesenjangan kekuatan besar selalu menekankan nilai ketidakseimbangan atas status!status individu "$lo #ili+eri, CAA'*. Senyum yang terus menerus yang dilakukan orang!orang 5imur mungkin merupakan usaha untuk menenangkan atasan atau menghasilkan hubungan sosial yang lebih mulus mungkin berhasil dinaikkan jabatannya dalam budaya ber!6KK tinggi. (&/ Konteks Tinggi an Ren a' Dimensi penting terakhir dari komunikasi antarbudaya adalah konteks. @all "'(?0D('* menggambarkan budaya konteks tinggi dan rendah yang cukup mendetil. Komunikasi atau pesan konteks tinggi "K5* adalah suatu komunikasi di mana sebagian besar in,ormasinya dalam konteks ,isik atau ditanamkan dalam seseorang, sedangkan sangat sedikit in,ormasi dalam bagian!bagian pesan yang 9diatur, eksplisit, dan disampaikan:. 5eman yang sudah lama saling kenal sering menggunakan K5 atau pesan!pesan implisit yang hampir tidak mungkin untuk dimengerti oleh orang luar. Situasi, senyuman, atau lirikan memberikan arti implisit yang tidak perlu diucapkan. Dalam situasi atau budaya K5, in,ormasi merupakan gabungan dari lingkungan, konteks, situasi, dan dari petunjuk nonverbal yang memberikan arti pada pesan itu yang tidak bisa didapatkan dalam ucapan verbal eksplisit. Pesan konteks rendah "K%* hanyalah merupakan kebalikan dari pesan K5, sebagian besar in,ormasi disampaikan dalam bentuk kode eksplisit. Pesan!pesan K% harus diatur, dikomunikasikan dengan jelas, dan sangat spesi,ik. 5idak seperti hubungan pribadi, yang relati, termasuk sistem pesan K5, institusi seperti pengadilan dan sistem ,ormal seperti matematika atau bahasa komputer menuntut sistem K% yang eksplisit karena tidak ada yang bisa diterima begitu saja.

1udaya konteks yang ditemukan di 5imur, 8ina, 3epang, dan Korea merupa! kan budaya!budaya berkonteks sangat tinggi. 1ahasa merupakan sebagian dari sistem komunikasi yang paling eksplisit, namun bahasa 8ina merupakan sistem konteks tinggi yang implisit. rang!orang dari $merika sering mengeluh bah+a orang 3epang tidak pernah bicara langsung ke pokok permasalahan, mereka gagal dalam memahami bah+a budaya K5 harus memberikan konteks dan latar dan membiarkan pokok masalah itu berkembang "@all, &d+ard 5., '(4)*. Komunikasi jelas sangat berbeda dalam budaya K5 dan K%. Pertama, bentuk komunikasi eksplisit seperti kode!kode verbal lebih tampak dalam budaya K% seperti $merika dan &ropa Utara. rang!orang dari budaya K% sering dianggap terlalu cere+et, mengulang!ulang hal yang sudah jelas, dan berlebih!lebihan. rang! orang dari budaya K5 mungkin dianggap tidak terus terang, tidak terbuka, dan misterius. Kedua, budaya K5 tidak menghargai komunikasi verbal seperti budaya K%. rang!orang yang lebih banyak bicara dianggap lebih menarik oleh orang $merika, tetapi orang yang kurang banyak bicara dianggap lebih menarik di Korea seperti suatu budaya berkonteks tinggi. Ketiga, budaya K5 lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal dari pada budaya!budaya K%. 1udaya K%, dan khususnya kaum pria dalam budaya K%, tidak dapat merasakan komunikasi nonverbal sebaik anggota budaya K5. Komunikasi nonverbal memberikan konteks untuk semua komunikasi, tetapi orang!orang dari budaya K5 sangat dipengaruhi isyarat!isyarat kontekstual. Dengan demikian, ekspresi +ajah, ketegangan, tindakan, kecepatan interaksi, tempat interaksi, dan pernak!pernik perilaku nonverbal lainnya dapat dirasakan dan mempunyai lebih banyak makna bagi orang!orang dari budaya konteks tinggi. 5erakhir, orang!orang dari budaya K5 mengharapkan lebih banyak komunikasi nonverbal dibandingkan pelaku interaksi dari budaya K%. rang!orang dari budaya K5 mengharapkan para komunikator untuk memahami perasaan yang
8

tidak diungkapkan, isyarat!isyarat yang halus, dan isyarat!isyarat lingkungan yang tidak dihiraukan oleh orang!orang dari budaya K%. ,& Struktur Sosial an Nilai Masyarakat Korea an In onesia Korea dalam sepanjang sejarahnya sangat penting artinya dari sudut strategi. @al tersebut dikarenakan semenanjung Korea itu terletak di tengah tiga negara besar yaitu 3epang, 8ina, dan %usia. Selain itu, sampai akhir masa abad ke!'( semenanjung Korea sudah lama menjadi jembatan penghubung antara kebudayaan, politik, sosial, dan ekonomi dari daratan 8ina dengan kepulauan 3epang. #etak geopolitik kerajaan Korea sebagai sebuah semenanjung yang ber,ungsi sebagai jembatan penghubung itu telah memberikan keuntungan dan kerugian. Di satu sisi kerajaan Korea dapat dengan mudah menyerap seni budaya dari negara tetangga, tetapi sebaliknya senantiasa menjadi sasaran dari negara!negara tetangga yang agresi, Salah satu yang berhasil diserap Korea adalah ajaran kon,usianisme. $jaran kon,usianisme yang berasal dari 8ina ini disampaikan ke 3epang melalui semenanjung Korea. 2amun, anehnya justru ajaran kon,usianisme ini tidak berkembang di 8ina, namun sangat berkembang di Korea dan 3epang. $jaran kon,usianisme ini diajarkan oleh seorang bijak dari 8ina, yang bernama Kong Eui. 1eliau mengajarkan sistem etika moral yang ideal dengan membangun hubungan dalam keluarga dan negara dalam kesatuan yang harmonis. Kong Eui yang diperkirakan hidup pada abad 0 Sebelum Masehi mengungkapkan hubungan tersebut pada dasarnya adalah sebuah sistem subordinasi dari hubunganD '. $yah dan anak "orang tua dan anak* C. 7ang tua dan yang muda -. Suami dan istri
9

). Pertemanan .. Penguasa dan Masyarakat $jaran kon,usianisme sangat menitikberatkan kesetiaan kepada raja dan kerajaan "negara*, moral, dan pembaktian kepada orang tua. Di samping itu menekankan pada perbuatan yang sepatutnya dilakukan dalam kehidupan sehari! hari, seperti cara bermasyarakat dan cara mendidik. 1ahkan, untuk tata cara bermasyarakat yang sangat tinggi. Masyarakat "bangsa* 8ina memberi gelar masyarakat Korea dengan sebutan the country of eastern decorum atau orang ramah dari timur. @al tersebut berkat ajaran kon,usianisme yang merasuk kuat dalam tata nilai yang ada dalam masyarakat Korea. Salah satu negara yang juga terkenal keramahannya adalah 6ndonesia, khususnya suku 3a+a. Masyarakat 3a+a sangat terkenal dengan tutur bahasanya yang lembut dan penuh sopan santun. Meskipun ada sebagian yang berasal dari 3a+a 5imur yang dipandang 9kurang memenuhi syarat9 sebagai orang 3a+a, namun suku 3a+a tetap merupakan suku yang terkenal dengan keramahannya karena biasanya yang dipandang orang 3a+a adalah orang 3a+a yang bertempat tinggal di bagian tengah 3a+a "3a+a 5engah ! Surakarta* dan 3ogjakarta. $da begitu banyak kesamaan dalam tata nilai masyarakat, di antaranya selalu menempatkan orang lain sesuai dengan usianya, kedudukan sosialFstrata sosialnya, atau dengan kata lain pola hubungan yang berlaku lebih cenderung vertikal daripada hori>ontal. Di samping itu, masyarakat kon,usianis Korea dan masyarakat 3a+a sangat mementingkan kekeluargaan. Galaupun dalam keadaaan tidak mampu, mereka tidak dapat melupakan rasa bakti mereka terhadap orang tua. 1aik di saat orang tua hidup maupun ketika sudah meninggal. 1egitu dekatnya hubungan kekerabatan sampai ada peribahasa 3a+a yang menyatakan mangan ora mangan ngumpul yang berarti susah

10

senang ditanggung bersama. 7ang dipentingkan di sini adalah rasa kebersamaan dalam menghadapi segala persoalan hidup. 2amun demikian, ada kesamaan nilai!nilai yang sekarang dipandang tidak menghargai harkat perempuan, yaitu hubungan keluarga pada masyarakat kon,usianis Korea lebih berarti daripada hubungan suami istri. Dapat dikatakan bah+a suami lebih mendengar perkataan ibunya daripada istrinya sendiri. 1ahkan ada peribahasa Korea yang khusus menyatakan hal tersebut adalah darah lebih kental daripada air. 3adi, untuk masyarakat Kon,usianis Korea, istri masih dianggap sebagai orang lain. 1egitupun masyarakat 3a+a menganggap istri hanya sebagai kanca wingking atau teman belakang, sedangkan perbedaan nilai!nilai di antara masyarakat Kon,usianis Korea dan masyarakat 3a+a, yaituD '. Hubungan kekerabatan hanya dihitung dari garis ayah. @al ini tidak terdapat dalam masyarakat 3a+a, karena hubungan kekerabatan masyarakat 3a+a dihitung dari pihak maternal dan paternal, atau dengan kata lain bersi,at bilateral descend. Sedangkan hubungan kekerabatan masyarakat Korea bersi,at paternal, dan begitu kuatnya prinsip kon,usianisme ini sampai tercermin dalam 9pre,iks: bahasa Korea. C. Pernikahan/perkawinan diperbolehkan hanya bila di luar klan darahnya . Masyarakat 3a+a tidak mengenal klan seperti Korea. 2amun pada masyarakat 3a+a kuno, perka+inan justru diharapkan terjadi di antara kerabat jauh mereka. @al tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan 9tulang: yang tercerai berai agar utuh kembali. -. Pernikahan diadakan sebagai perpanjangan dari keluarga yang ada . Prinsip ini biasanya merupakan salah satu tujuan dari pernikahan selain membentuk keluarga baru. 2amun, pada masyarakat kon,usianis Korea lama atau kuno secara tegas berprinsip bah+a kehadiran suatu pernikahan hanya untuk satu
11

tujuan pokok, yaitu mempersembahkan anak lelaki sebagai penerus keluarga. 1ahkan hal tersebut dijadikan dosa utama dalam ajaran kon,usius, bila tidak melahirkan anak lelaki bagi suami dan keluarga suami. Pada masyarakat 3a+a tidak ada ketentuan tentang hal ini karena masyarakat 3a+a tidak mengenal marga atau klan seperti masyarakat kon,usius Korea, namun memang sangat dihargai bila 9si sulung: merupakan anak laki!laki, yang nantinya diharapkan mampu mengangkat harkat dan martabat keluarga. ). Perceraian tidak hanya dilakukan oleh suami/isteri . Perceraian dapat disebabkan beberapa macam, namun yang berbeda bagi masyarakat 3a+a adalah perceraian dapat 9dilakukan: oleh selain suamiFisteri. 7ang dimaksudkan di sini adalah inisiati, perceraian dapat diberikan oleh ayah suami, bahkan kakek suami pada jaman Korea lama. @al tersebut jarang terjadi pada masyarakat 3a+a, itupun karena pihak mertua laki!laki merupakan pihak 9yang sok berkuasa: . .. Adanya upaya adopsi bila tidak mempunyai penerus klan. 1ila mendambakan seorang anak laki!laki untuk meneruskan usaha keluarga, biasanya yang terjadi pada masyarakat 3a+a adalah 9mengambil isteri baru:. Dengan adanya pernikahan baru tersebut diharapkan 9isteri muda: dapat dipersembahkan 9sang penerus keluarga:. 2amun, berbeda dengan masyarakat Kon,usius Korea yang melakukan upaya adopsi untuk mencari penerus keluarga. 2amun, adopsi yang dilakukan pun berbeda, hanya dilakukan kepada saudara laki!laki yang terdekat yang mempunyai anak laki!laki pada >aman Korea lama pula. .& So*an Santun an Ke%iasaan i Korea an !a"a Sopan santun merupakan jalan bagaimana seseorang dapat mendisiplinkan diri mereka dan bagaimana dapat diterima dalam menjalin suatu hubungan. Di Korea, rasa hormat dan sopan santun menjadi aspek penting dalam kehidupan. Di
12

3a+a kerukunan dan kehormatan menjadi aspek penting dalam pergaulan. Seseorang diharapkan agar tidak memacu kon,lik dalam bersikap, dan dalam cara berbicara serta memba+a diri dituntut untuk selalu menunjukan sikap hormat terhadap orang lain sesuai dengan derajat dan kedudukannya. rang Korea menjunjung tinggi senioritas, sedangkan di 3a+a lebih menekankan status. 1aik di Korea maupun di 3a+a mengetahui secara rinci mengenai la+an bicara adalah hal yang +ajar dalam pembicaraan. @al ini dimaksudkan untuk mengetahui status la+an bicara dan bagaimana kita bersikap. Menolak untuk memberi ja+aban juga bukan merupakan hal yang tidak sopan jika kita melakukannya dengan sikap sopan pula. rang Korea dan orang 3a+a pada dasarnya adalah orang yang ramah. $kan tetapi, orang Korea tidak begitu mudah mengekspresikan perasaan mereka dan sangat membatasi kontak ,isik. Ketika bertemu dengan seseorang, orang Korea hanya mengangguk secara sopan atau berjabat tangan. 1erjabat tangan dengan +anita bukanlah hal yang biasa sedangkan di 3a+a hal ini biasa terjadi. $kan tetapi, bila seseorang telah mengenal orang Korea dengan dekat, rasa kekeluargaan akan lebih terasa, dan akan lebih sering terjadi kontak ,isik antarteman atau antarkenalan. .&) So*an Santun i Muka U#u# Membuang ingus di tempat umum, adalah hal yang tidak sopan di Korea. 5etapi, bersenda+a, masih bisa diterima. Di 3a+a, baik membuang ingus maupun bersenda+a di depan umum adalah hal yang tidak sopan. Di Korea, mendorong! dorong dari belakang ketika berada di tempat ramai adalah hal yang biasa. $kan tetapi, bila ini dilakukan di 3a+a, kadang bisa menyulut keributan. $pabila seseorang bermaksud untuk le+at atau terburu!buru, perlu untuk mengucapkan kata 92u+un se+u: atau 9Permisi:.

13

Di Korea terdapat ,enomena yang dianggap +ajar jika laki!laki saling berangkulan atau +anita saling bergandengan tangan. @al ini merupakan ekspresi keakraban atau bila melihat dua orang pria de+asa berjalan sambil berangkulan. $dapun +anita yang berjalan bersama sambil bergandengan tangan adalah hal yang biasa. 1aik di Korea maupun di 3a+a, bila ada sepasang kekasih berpelukan atau berciuman di depan umum dianggap tidak sopan. .&( So*an Santun i Meja Makan Pada umumnya sopan santun di meja makan antara orang 3a+a dan Korea dapat dikatakan hampir sama. Ketika sedang makan, kita tidak boleh bercakap terlalu banyak, tidak boleh mengunyah hingga menimbulkan suara, dan berusaha jangan sampai ada makanan yang tercecer. 5unggulah orang yang lebih tua untuk duduk terlebih dahulu, dan orang muda tidak boleh mendahului orang tua ketika makan. $kan tetapi, di 3a+a, tuan rumah biasanya mempersilahkan tamu untuk memulai hidangan terlebih dahulu. $palagi, jika tamu adalah orang yang lebih tua atau dihormati. 5idak seperti di 3epang dan 8ina, negara tetangga Korea, yang menggunakan sendok untuk makan nasi dan sup, dan sumpit hanya digunakan untuk mengambil hidangan sampingan atau lauk pauk lainnya yang tersedia. Ketika makan, orang Korea tidak mengangkat mangkuk tempat sup atau nasi seperti orang 3epang. rang Korea tidak mengayun!ayunkan sumpit, dan tidak menancapkan sendok atau sumpit di atas nasi karena dianggap seperti memberi makan orang mati. 3ika hal ini dilakukan tamu, dianggap mempermalukan orang yang menjamunya. 1ila selesai makan, sendok dan sumpit diletakkan secara rapi di samping mangkuk, jika sendok dan sumpit diletakkan di mangkuk nasi atau sup, dianggap belum selesai makan. rang 3a+a makan dengan dua cara. $da yang menggunakan sendok, dan ada pula
14

yang menggunakan tangan. $turan makan dengan sendok sama seperti kebiasaan orang barat, hanya saja peralatannya lebih sederhana, terbatas sendok nasi dan garpu saja. .&, Ke%iasaan yang Ber'u%ungan engan Senior 1aik orang 3a+a maupun Korea, sangat menghormati orang tua. Kita tidak boleh berbicara sambil membelakangi atau menatap mata mereka ketika berbicara, karena hal ini tidak sopan. 1ila menerima atau memberikan sesuatu kepada orang tua, kita harus menggunakan kedua tangan kita. Di Korea, dalam hal berjabat tangan, orang muda harus menunggu ajakan orang yang lebih tua, sedangkan di 3a+a kebalikannya, orang yang lebih mudalah yang mengajak berjabat tangan. Kemudinan, orang 3a+a bila berjalan di hadapan orang yang lebih tua akan membungkukkan badan, sedangkan di Korea tidak perlu. Saat minum, di Korea orang yang lebih muda harus memiringkan tubuhnya ketika minum agar tidak dilihat secara langsung oleh orang yang lebih tua. $kan tetapi, jika berhadapan dengan orang yang beda usianya tidak terlalu jauh, mereka tidak perlu melakukannya, sedangkan di 3a+a, hal ini tidak perlu dilakukan. .&. Ke%iasaan Berta#u an Mengun ang Saat berkunjung ke rumah orang Korea, pengunjung perlu untuk membuka alas kaki dan sebaiknya tamu menggunakan kaos kaki atau stoking karena bertelanjang kaki di hadapan orang tua dianggap tidak sopan. Di Korea juga terdapat kebiasaan untuk memba+a bingkisan bila berkunjung ke rumah seseorang. Di 3a+a juga ada kebiasaan melepas alas kaki bila berkunjung ke rumah seseorang, tetapi bertelanjang kaki di hadapan orang tua tidak menjadi suatu masalah yang dianggap serius.
15

Di Korea tidak ada kebiasaan 9go Dutch: atau membayar sendiri!sendiri se! perti di 3epang tetangganya. $pabila kita berada di Korea, kita harus siap untuk menjamu atau dijamu. $kan tetapi, di sana ada kebiasaan bah+a orang yang lebih tua yang akan menjamu yang lebih muda karena mereka merasa bertanggung ja+ab kepada yang lebih muda dan merasa perlu untuk menjaga yang lebih muda. Di 3a+a juga tidak dikenal budaya 9go Dutch:, yang mengundang atau yang mengajak adalah yang berke+ajiban untuk membayar atau menjamu. .&/ Ke%iasaan 0ain Di Korea, orang tidak menulis dengan tinta merah ketika memberikan alamat, atau pesan kepada seseorang. 5inta merah memiliki arti kemarahan atau ketidakramahan. 1agi orang Korea, angka ) adalah angka sial. $ngka ini berarti 9mati:. leh karena itu, bila kita mengundang tamu orang Korea, jangan memesan kamar no ) atau kamar yang berada di lantai ). 1agi orang 3a+a, tidak ada angka sial, tetapi mungkin karena adanya pengaruh barat, ada orang 3a+a yang menganggap angka '- sebagai angka sial. $kan tetapi, orang 3a+a menganggap hari!hari tertentu sebagai hari keramat, seperti 3umat dan Selasa Kli+on, serta malam ' Suro. ' Suro dianggap sebagai hari para raja, karena itu biasanya pada hari! hari itu orang 3a+a tidak mengadakan pesta pernikahan atau syukuran. /& Perilaku Non+er%al In onesia an Korea /&) Bentuk Eks*resi Metode hubungan sosial orang 6ndonesia dan Korea di mana orang berpura! pura menyukai sesuatu +alaupun jelek dan berpura!pura tidak menyukai sesuatu +alaupun bagus, tentunya mempunyai implikasi yang berbeda dengan metode orang $merika yang membedakan dan menganalisa semua hal di muka umum. rang
16

6ndonesia cenderung bergerak dari hal!hal yang khusus dan kecil ke hal!hal yang umum dan lebih besar. Mereka mulai dari masalah!masalah pribadi dan lokal dan berkembang ke masalah!masalah yang menyangkut negara dan bangsa. 2amun orang Korea cenderung melakukan sebaliknya. Mereka merasa lebih enak untuk memulai dari bagian yang umum atau besar dan kemudian menyempit ke ,akta!,akta yang khusus. rang Korea menulis alamat mulai dari nama negara, propinsi, kabupaten, kota, nama jalan, dan akhirnya nomor rumah dan nama orang. 2amun, di 6ndonesia, mulai dari nama orang, nomor rumah, kota, dan akhirnya baru nama negara. Dalam hal nama pun, orang Korea meletakkan nama keluarganya lebih dulu dan baru diikuti namanya sendiri, sedangkan di 6ndonesia sebaliknya. $dapun baik orang 6ndonesia maupun orang Korea menja+ab 9ya:, ini tidak selalu berarti mengiyakan, tetapi hanya berarti 9saya mengerti keadaanmu, silakan lanjutkan ...:, tidak berarti persetujuan atau niat untuk menuruti si pembicara. 3ika seseorang menerima ja+aban ;ya< dari anggota kedua masyarakat sebagai tanda persetujuan, sering timbul kesalahpahaman, dan tampak bah+a orang itu belum cukup mengerti pikiran la+an bicara. 6ni sama halnya se+aktu seseorang mengatakan 9$nda tidak perlu melakukan ini: atau 9Silahkan terima hadiah ini: ketika ada orang lain yang memba+akan hadiah atau benda berharga lainnya. 3ika dia menerima begitu saja hadiah itu, dia dianggap tidak sopan. Selain itu, kedua msyarakat memiliki persamaan tentang cara berpikir yang lebih cenderung ke emosional dibandingkan rasional. rang 6ndonesia dan Korea memecahkan masalah berdasarkan emosi. Ketika orang minta tolong pada orang lain, hal itu menunjukkan bah+a orang yang dimintai tolong harus memecahkan persoalan tersebut +alaupun tanpa memperhitungkan akal sehat. Maksudnya, +alaupun orang yang minta tolong mengetahui bah+a hal itu tidak sah atau bertentangan dengan aturan masyarakat, dia mengharapkan masalah atau kesulitan
17

itu bisa dipecahkan orang yang dimintai tolong dengan menggunakan 9al,a:!nya. Dalam hal ini, orang berorientasi rasional mungkin menolak dengan mengatakan hal itu tidak sah atau mustahil, tetapi dalam masyarakat 6ndonesia dan Korea, seseorang mungkin berpikir bah+a satu perkecualian kecil tidak akan menjadi masalah, dan biasanya orang mengharapkan kesulitan itu akan dipecahkan dengan cara atau metode 9al,a:!nya. rang 1arat mencari keindahan yang ditemukan dalam diri manusia, sedangkan alam hanya merupakan latar belakang bagi umat manusia. 2amun sebaliknya dengan orang 6ndonesia dan Korea. Sebagai contoh, dalam lukisan %enaissance sumber dari sebagian seni 1arat, alam adalah latar belakang yang kabur bagi manusia di masa mudanya. rang 1arat memanusiakan alam, dan orang Korea atau 6ndonesia mengalamkan manusia. @ampir semua sampul majalah Time bergambar manusia, sedangkan sebagian besar sampul majalah Korea bergambar alam tanpa manusia di latar belakangnya. Dari segi hubungan kekerabatan, terdapat konsep persamaan di antara orang 6ndonesia dan Korea. @ubungan lebih cenderung vertikal daripada horisontal. 5iap orang relati, lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam keluarga pun semua dalam hubu! ngan vertikalD kakak laki!laki terhadap adik laki!laki, kakak perempuan terhadap adik perempuan. 1ahkan, anak kembar pun tidak sederajat, yang lahir lebih dulu adalah kakaknya, dan kedudukannya lebih tinggi daripada yang lahir kemudian. Di dalam kedua masyarakat tiap orang dianggap sebagai individu yang memiliki seluruh hubungan manusia mirip dengan hubungan keluarga. @al itu dapat dicontohkan dengan memanggil orang yang lebih tua kakek, nenek, kakak, paman, atau bibi, dan mereka memanggil orang yang lebih muda adik.

18

/&( Bentuk Perilaku Non+er%al Perilaku nonverbal yang terdapat antara masyarakat Korea dan 6ndonesia memiliki persamaan dan perbedaan yang dapat dirinci sebagai berikut. H H rang 6ndonesia maupun orang Korea menganggap kontak mata sebagai tantangan dan tidak boleh dilakukan kepada orang yang dihormati atau lebih tua. Di 6ndonesia, acungan jempol berarti ;bagus< atau ;oke< dan mengacungkan jempol ke arah ba+ah berarti ;jelek< atau ;merendahkan<, sedangkan di Korea acungan jempol berarti ;yang terbaik<, ;nomor satu< atau ;bos<. H rang Korea menghitung dengan melipat jarinya dari ibu jari berurutan ke arah kelingking dengan satu tangan, sedang orang 6ndonesia dengan cara membuka tangan dari ibu jari berurutan ke arah kelingking dengan dua tangan. H 5erdapat konotasi seksual antara 6ndonesia dan Korea dalam menggunakan jari dan tangan. Di 6ndonesia, tabu untuk menunjuk dengan jari tengah. Di Korea, meletakkan ibu jari di antara telunjuk dan jari tengah pada tangan yang sama atau menggosokkan telapak tangan yang terbuka di atas kepalan tangan yang lain berarti hubungan seksual. H Di Korea, membentuk lingkaran dengan ibu jari dan telunjuk berarti ;uang<, sedang di 6ndonesia, ini berarti ;beres<. $dapun melambaikan tangan dengan telapak menghadap keluar dan gerakan vertikal berarti ;selamat jalan<. H Di 6ndonesia untuk menunjukkan sesuatu dengan sopan "menunjukkan sesuatu kepada orang yang lebih tua* menggunakan ibu jari, sedangkan di Korea menunjuk sesuatu dilakukan dengan jari telunjuk. H Di 6ndonesia, meletakkan jari telunjuk miring menempel di jidat menyatakan ;gila<, sedangkan di Korea hal itu dinyatakan dengan membuat lingkaran berkali!kali dengan jari telunjuk di jidat.

19

rang Korea menunjuk pada dirinya sendiri, ia akan menunjuk dadanya dengan jari jempol, sedangkan orang 6ndonesia untuk menunjuk pada dirinya sendiri menepuk atau menunjuk pada dadanya.

Untuk menyatakan tidak punya uang, orang Korea menyatukan jempol dan telunjuk kemudian digerakkan, sedangkan bagi orang 6ndonesia hal tersebut dianggap sebagai pernyataan bah+a orang yang melakukan hal tersebut sedang menyepelekan sesuatu, atau menganggap sesuatu itu mudah sekali.

1agi orang 6ndonesia untuk memberitahu bah+a ia tidak punya uang, cukup de! ngan menggabungkan jempolnya dengan telunjuk dan kemudian digerak! gerakkan.

Melambaikan tangan dengan telapak menghadap ke luar dengan gerakan vertikal berarti ;selamat jalan< di 6ndonesia, sedang di Korea itu berarti mengundang orang untuk mendekat.

H H

1erbeda dengan $merika, baik orang Korea maupun 6ndonesia menggunakan telapak tangannya untuk menulis. rang 6ndonesia menunjukkan rasa hormat pada orang yang lebih tua dengan sedikit membungkukkan punggung ketika berjalan mele+ati orang yang lebih tua, sedangkan di Korea tidak terdapat hal seperti itu.

Di 6ndonesia menggesek!gesek ibu jari telunjuk berarti ;uang<, sedangkan di Korea ;uang< ditunjukkan dengan membentuk lingkaran dengan ibu jari dan telunjuk.

Sebagai bentuk salam, umumnya orang 6ndonesia menggunakan jabat tangan dan cium pipi, sedangkan di Korea membungkukkan badan dan jabat tangan. Dalam hal jabat tangan terdapat perbedaan pula antara 6ndonesia dan Korea. Di 6ndonesia umumnya yang muda mengajak jabat tangan, sedangkan di Korea yang muda menunggu ajakan jabat tangan dari yang tua.
20

1& Penutu* Manusia berkomunikasi dengan berbagai cara yang menekankan atau mengingkari apa yang dikatakannya melalui kata!kata. Mereka belajar membaca bagian yang berbeda dari spektrum komunikasi. 5elah dibahas bah+a kedua negara mempunyai cara pikir dan adat kebiasaan yang ternyata halnya sama dan berbeda. Diketahui pula bah+a perbedaan arti yang sangat jauh antara kedua negara itu mungkin terjadi. 5iap orang mungkin merasa adat dan budaya orang lain aneh dan lebih rendah. 2amun, tidak akan ada budaya standar, juga tidak akan ada ras standar, atau satu bahasa standar. @al!hal yang mendasar dalam hidup di mana pun sama saja. @al!hal tersebut bukannya sama sekali berbeda, hanya cara orang mengungkapkan kesan dan pemikiran yang berbeda!beda. 3ika seseorang berbuat salah, dia tidak perlu mempertengkarkan siapa yang benar atau salah, tetapi berusaha memahami satu sama lain, karena kebanyakan masalah ini timbul dari perbedaan budaya atau mungkin ketidaktahuan tentang budaya lain, bukan karena unsur kesengajaan. Untuk memecahkan kesalahpahaman ini, orang harus mengenal adat kebiasaan negara yang dimaksud.

21

DA-TAR PUSTAKA $lo #ili+eri, CAA'. Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya. 7ogyakartaD Pustaka Pelajar $yatrohaedi dkk, '(4(, Tata Krama Di Beberapa Daerah Di Indonesia ,. 3akartaD Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1ennet, Milton 3. "editor*. '((4. Basic Concepts of Intercultural Communication elected !eadings. MaineD 6ntercultural Press, 6nc. @all, &d+ard 5. '(?0. Beyond Culture. 2e+ 7orkD $nchor 1ooks Doubleday @all, &d+ard 5. '(4). The Dance of "ife# The $ther Dimension of Time . Garden 8ity, 2.7.D $nchor Press @o,stede, Geert. '(4A. Culture%s Conse&uences International Differences in 'ork!elated (alues) $bridged &dition. 2e+bury ParkD Sage Publications Mulyadi, dkk. '(4(. Tata Kelakuan Di "ingkungan *ergaulan Keluarge Dan +asyarakat Daerah Istimewa ,ogyakarta. 7ogyakartaD Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Sejarah Dan 2ilai 5radisional Proyek 6nventarisasi Dan Pembinaan 2ilai!2ilai 1udaya %ay #. 1ird+histell, '(0(. Kinesics and Conte-t, PhiladelphiaD University o, Pennsylvania Press Samovar, #arry $. and %ichard &. Porter. '((). Intercultural Communication A !eader) .th /dition. 1elmont, 8$D Gads+orth Publishing 8ompany Samovar, #arry $., %ichard &. Porter and #isa $. Ste,ani. '((4. Communication Between Cultures. 5hird &dition. 1elmont, 8$D Gads+orth Publishing 8ompany Soegeng %. dkk, '((A. Tata Kelakuan Di "ingkungan Keluarga dan +asyarakat Daerah 0awa Tengah, 3akartaD Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
22

Anda mungkin juga menyukai