Anda di halaman 1dari 9

EPISTEMOLOGI 1.Latar Belakang Masalah epistemologi bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Sebelum dapat menja ab pertanyaan-pertanyaan ke!"lsa!

atan# perlu d"perhat"kan baga"mana dan sarana apakah k"ta dapat memper$leh pengetahuan. %"ka k"ta mengetahu" batas-batas pengetahuan# k"ta t"dak akan men&$ba untuk mengetahu" hal-hal yang pada akh"rnya t"dak dapat d"ketahu". Sebenarnya k"ta baru dapat menganggap mempunya" suatu pengetahuan setelah k"ta menel"t" pertanyaan-pertanyaan ep"stem$l$g". '"ta mungk"n terpaksa meng"ngkar" kemungk"nan untuk memper$leh pengetahuan# atau mungk"n sampa" kepada kes"mpulan bah a apa yang k"ta punya" hanya kemungk"nan-kemungk"nan dan bukannya kepast"an# atau mungk"n dapat menenatapkan batas-batas antara b"dang-b"dang yang memungk"nkan adanya kepast"an yang mutlak dengan b"dang-b"dang yang t"dak memungk"nkannya (Lu"s O. 'atts$!!# )**+ ,alam pembahasan !"lsa!at# epistemologi d"kenal sebaga" sub s"stem dar" !"lsa!at. S"stem !"lsa!at d"samp"ng mel"put" ep"stem$l$g"# juga $nt$l$g" dan aks"$l$g". Ep"stem$l$g" adalah te$r" pengetahuan# ya"tu membahas tentang baga"mana &ara mendapatkan pengetahuan dar" $bjek yang "ng"n d"p"k"rkan. Ont$l$g" adalah te$r" tentang -ada.# ya"tu tentang apa yang d"p"k"rkan# yang menjad" $bjek pem"k"ran. Sedangkan aks"$l$g" adalah te$r" tentang n"la" yang membahas tentang man!aat# kegunaan maupun !ungs" dar" $bjek yang d"p"k"rkan "tu. Oleh karena "tu# ket"ga sub s"stem "n" b"asanya d"sebutkan se&ara berurutan# mula" dar" $nt$l$g"# ep"stem$l$g"# kemud"an aks"$l$g". ,engan gambaran senderhana dapat d"katakan# ada sesuatu yang d"p"k"rkan ($nt$l$g"/# lalu d"&ar" &ara-&ara mem"k"rkannnya ( epistemologi/# kemud"an t"mbul has"l pem"k"ran yang member"kan suatu man!aat atau kegunaan (aks"$l$g"/. ,em"k"an juga# set"ap jen"s pengetahuan selalu" mempunya" &"r"-&"r" yang spes"!"k mengena" apa ($nt$l$g"/# baga"mana (epistemologi/ dan untuk apa (aks"$l$g"/ pengetahuan tersebut d"susun. 'et"ga landasan "n" sal"ng berka"tan0 $nt$l$g" "lmu terka"t dengan epistemologi "lmu# epistemologi "lmu terka"t dengan aks"$l$g" "lmu dan seterusnya. 'alau k"ta "ng"n memb"&arakan epistemologi "lmu# maka hal "n" harus d"kat"kan dengan $nt$l$g" dan aks"$l$g" "lmu. Se&ara deta"l# t"dak mungk"n bahasan epistemologi terlepas sama sekal" dar" $nt$l$g" dan aks"$l$g". 1palag" bahasan yang d"dasarkan m$del berp"k"r s"stem"k# justru ket"ganya harus senant"asa d"ka"tkan. 'eterka"tan antara $nt$l$g"# epistemologi# dan aks"$l$g"2sepert" juga la3"mnya keterka"tan mas"ngmas"ng sub s"stem dalam suatu s"stem--membukt"kan betapa sul"t untuk menyatakan yang satu leb"h pentng dar" yang la"n# sebab ket"ga-t"ganya mem"l"k" !ungs" send"r"-send"r" yang berurutan dalam mekan"sme pem"k"ran. 4al "n" akan leb"h jelas lag"# j"ka k"ta renungkan bah a mesk"pun terdapat $bjek pem"k"ran# tetap" j"ka t"dak d"dapatkan &ara-&ara berp"k"r# maka $bjek pem"k"ran "tu akan -d"am.# seh"ngga t"dak d"per$leh pengetahuan apapun. Beg"tu juga# seanda"nya $bjek pem"kran sudah ada# &ara&ara juga adam tetap" t"dak d"ektahu" man!aat apa yang b"sa d"has"lkan dar" sesuatu yang d"p"k"rkan "tu# maka hanya akan s"a-s"a. %ad"# ket"ganya adalah "nterrelas" dan "nterdependens" (sal"ng berka"tan dan sal"ng bergantung/. 5amun dem"k"an# ket"ka k"ta memb"&arakan epistemologi d"s"n"# berart" k"ta sedang menekankan bahasan tentang upaya# &ara# atau langkah-langkah untuk mendapatkan pengetahuan. ,ar" s"n" set"daknya d"dapatkan perbedan yang &ukup s"gn"!"kan bah a akt"6"tas berp"k"r dalam l"ngkup epistemologi adalah akt"6"tas yang pal"ng mampu mengembangkan kreat"6"tas ke"lmuan d"band"ng $nt$l$g" dan aks"$l$g". Oleh karena "tu# k"ta perlu memaham" seluk beluk d"seputar epistemologi# mula" dar" pengert"an# ruang l"ngkup# $bjek# tujuan# landasan# met$de# hak"kat dan pengaruh epistemologi B. PENGERTIAN EPISTEMOLOGI Se&ara h"st$r"s# "st"lah epistemologi d"gunakan pertama kal" $leh %.7. 7err"er# untuk membedakan dua &abang !"lsa!at# epistemologi dan $nt$l$g". Sebaga" sub s"stem !"lsa!at# epistemologi ternyata meny"mpan -m"ster". pemaknaan atau pengertian yang t"dak mudah d"paham". Pengertian epistemologi "n" &ukup menjad" perhat"an para ahl"# tetap" mereka mem"l"k" sudut pandang yang berbeda ket"ka mengungkapkannya# seh"ngga d"dapatkan pengertian yang berbeda-beda# buka saja pada redaks"nya# mela"nkan juga pada substans" pers$alannya. Substans" pers$alan menjad" t"t"k sentral dalam upaya memaham" pengertian suatu k$nsep# mesk"pun &"r"-&"r" yang melekat padanya juga t"dak b"sa d"aba"kan. La3"mnya# pembahasan k$nsep apa pun# selalu d"a al" dengan memperkenalkan pengertian (de!"n"s"/ se&ara tekn"s# guna mengungkap substans" pers$alan yang terkandung dalam k$nsep tersebut. 4al ""n" ber!ungs" mempermudah dan memperjelas pembahasan k$nsep selanjutnya. M"salnya# sese$rang t"dak akan mampu menjelaskan pers$alan-

pers$alan belajar se&ara mendeta"l j"ka d"a belum b"sa memaham" substans" belajar "tu send"r". Setelah memaham" substans" belajar tersebut# d"a baru b"sa menjelaskan pr$ses belajar# gaya belajar# te$r" belajar# pr"ns"p-pr"ns"p belajar# hambatan-hambatan belajar# &ara mengetas" hambatan belajar dan sebaga"nya. %ad"# pemahaman terhadap substans" suatu k$nsep merupakan -jalan pembuka. bag" pembahasanpembahsan selanjutnya yang sedang d"bahas dan substans" k$nsep "tu b"asanya terkandung dalam de!"n"s" (pengertian/. ,em"k"an pula# pengertian epistemologi d"harapkan member"kan kepast"an pemahaman terhadap substans"nya# seh"ngga memperlan&ar pembahasan seluk-beluk yang terka"t dengan epistemologi "tu. 1da beberapa pengertian epistemologi yang d"ungkapkan para ahl" yang dapat d"jad"kan p"jakan untuk memaham" apa sebenarnya epistemologi "tu. epistemologi juga d"sebut te$r" pengetahuan (the$ry $! kn$ ledge/. Se&ara et"m$l$g"# "st"lah epistemologi berasal dar" kata 8unan" ep"steme berart" pengetahuan# dan l$g$s berart" te$r". Epistemologi dapat d"de!"n"s"kan sebaga" &abang !"lsa!at yang mempelajar" asal mula atau sumber# struktur# met$de dan sahnya (6al"d"tasnya/ pengetahuan. ,alam Epistemologi# pertanyaan p$k$knya adalah -apa yang dapat saya ketahu".9 Pers$alan-pers$alan dalam epistemologi adalah: 1.Baga"manakah manus"a dapat mengetahu" sesuatu90 )/. ,ar" mana pengetahuan "tu dapat d"per$leh90 ;/. Baga"manakah 6al"d"tas pengetahuan a pr"$r" (pengetahuan pra pengalaman/ dengan pengetahuan a p$ster"$r" (pengetahuan purna pengalaman/ (T"m ,$sen 7"lsa!at Ilmu <GM# )**;# hal.;)/. Pengertian la"n# menyatakan bah a epistemologi merupakan pembahasan mengena" baga"mana k"ta mendapatkan pengetahuan: apakah sumber-sumber pengetahuan 9 apakah hak"kat# jangkauan dan ruang l"ngkup pengetahuan9 Sampa" tahap mana pengetahuan yang mungk"n untuk d"tangkap manuas"a (="ll"am S.Sahak"an dan Mabel Le "s Sahak"an# 1>?@# dalam %ujun S.Sur"asumantr"# )**@/. Menurut Musa 1syAar"e# epistemologi adalah &abang !"lsa!at yang memb"&arakan mengena" hak"kat "lmu# dan "lmu sebaga" pr$ses adalah usaha yang s"stemat"k dan met$d"k untuk menemukan pr"ns"p kebenaran yang terdapat pada suatu $byek kaj"an "lmu. Sedangkan# P.4ard$n$ 4ad" menyatakan# bah a epistemologi adalah &abang !"lsa!at yang mempelajar" dan men&$ba menentukan k$drat dan sk$pe pengetahuan# penganda"an-pengenda"an dan dasarnya# serta pertanggungja aban atas pernyataan mengena" pengetahuan yang d"m"l"k". Sedangkan ,.= 4amlyn mende!"n"s"kan epistemologi sebaga" &abang !"lsa!at yang berurusan dengan hak"kat dan l"ngkup pengetahuan# dasar dan pengenda"anpengenda"annya serta se&ara umum hal "tu dapat d"andalkannya sebaga" penegasan bah a $rang mem"l"k" pengetahuan. Int" pemahaman dar" kedua pengertian tersebut hamp"r sama. Sedangkan hal yang &ukup membedakan adalah bah a pengertian yang pertama meny"nggung pers$alan k$drat pengetahuan# sedangkan pengertian kedua tentang hak"kat pengetahuan. '$drat pengetahuan berbeda dengan hak"kat pengetahuan. '$drat berka"tan dengan s"!at yang asl" dar" pengetahuan# sedang hak"kat pengetahuan berka"tan dengan &"r"-&"r" pengetahuan# seh"ngga menghas"lkan pengertian yang sebenarnya. Pembahasan hak"kat pengetahuan "n" akh"rnya melah"rkan dua al"ran yang sal"ng berla anan# ya"tu real"sme dan "deal"sme. Selanjutnya# pengertian epistemologi yang leb"h jelas dar"pada kedua pengertian tersebut# d"ungkapkan $leh ,ag$bert ,.Bunes. ,"a menyatakan# bah a epistemologi adalah &abang !"lsa!at yang membahas sumber# struktur# met$de-met$de dan 6al"d"tas pengetahuan. Sementara "tu# 13yumard" 13ra menambahkan# bah a epistemologi sebaga" -"lmu yang membahas tentang keasl"am# pengertian# struktur# met$de dan 6al"d"tas "lmu pengetahuan.. 'endat" ada sed"k"t perbedaan dar" kedua pengertian tersebut# tetap" kedua pengertian "n" sed"k"t perbedaan dar" kedua pengertian tersebut# tetap" kedua pengertian "n" telah menyaj"kan pemaparan yang relat"! leb"h mudah d"paham". C. RUANG LINGKUP EPISTEMOLOGI. Bert$lak dar" pengertian-pengertian epistemologi tersebut# k"ranya k"ta perlu memer"n&" aspek-aspek yang menjad" &akupannya atau ruang l"ngkupnya. Sebenarnya mas"ng-mas"ng de!"n"s" d"atas telah member" pemahaman tentang ruang l"ngkup epistemologi sekal"gus# karena de!"n"s"-de!"n"s" "tu tampaknya d"dasarkan pada r"n&"an aspek-aspek yang ter&akup dalam l"ngkup epistemologi dar"pada aspek-aspek la"nnya# sepert" pr$ses maupun tujuan. 1kan tetap"# ada ba"knya d"kemukakan pernyataanpernyataan la"n yang men&$ba mengura"kan ruang l"ngkup epistemologi# sebab pernyataan-pernyataan "n" akan membantu pemahaman se&ara mak"n k$mprehens"! dan utuh (h$l"st"k/ mengena" ruang l"ngkup pemabahasan epistemologi. M.1r"!"n mer"n&" ruang l"ngkup epistemologi# mel"put" hakekat# sumber dan 6al"d"tas pengetahuan. Mudl$r 1&hmad mer"n&" menjad" enam aspek# ya"tu hak"kat# unsur# ma&am# tumpuan# batas# dan sasaran pengetahuan. Bahkan# 1.M Sae!udd"n menyebutkan# bah a epistemologi men&akup pertanyaan yang harus d"ja ab# apakah "lmu "tu# dar" mana asalnya# apa sumbernya# apa hak"katnya# baga"mana

membangun "lmu yang tepat dan benar# apa kebenaran "tu# mungk"nkah k"ta men&apa" "lmu yang benar# apa yang dapat k"ta ketahu"# dan sampa" d"manakah batasannya. Semua pertanyaan "tu dapat d"r"ngkat menjad" dua masalah p$k$k0 masalah sumber "lmu dan masalah benarnya "lmu. %ad" mesk"pun epistemologi "tu merupakan sub s"stem !"lsa!at# tetap" &akupannya luas sekal". %"ka k"ta memaduakan r"n&"an aspek-aspek epistemologi# sebaga"mana d"ura"kan tersebut# maka te$r" pengetahuan "tu b"sa mel"put"# hak"kat# keasl"an# sumber# struktur# met$de# 6al"d"as# unsur# ma&am# tumpuan# batas# sasaran# dasar# penganda"an# k$drat# pertanggungja aban dan sk$pe pengetahuan. Bahkan menurut# S"d" Ga3alba# takl"d kepada pengetahuan atas ke "baan $rang yang member"kannya termasuk epistemologi# sekal"pun "a sebenarnya merupakan d$ktr"n tentang ps"k$l$g" keper&ayaan. %elasnya# seluruh permasalahan yang berka"tan dengan pengetahuan adalah menjad" &akupan epistemologi. Meng"ngat epistemologi men&akup aspek yang beg"tu luas# sampa" Gallagher se&ara ekstrem menar"k kes"mpulan# bah a epistemologi sama luasnya dengan !"lsa!at. <saha menyel"d"k" dan mengungkapkan kenyataan selalu se"r"ng dengan usaha untuk menentukan apa yang d"ketahu" d"b"dang tertentu. 7"lsa!at merupakan re!leks"# dan re!leks" selalu bers"!at kr"t"s# maka t"dak mungk"n seser$rang mem"l"k" suatu meta!"s"ka yang t"dak sekal"gus merupakan epistemologi dar" meta!"s"ka# atau ps"k$l$g" yang t"dak sekal"gus epistemologi dar" ps"k$l$g"# atau bahkan suatu sa"ns yang bukan epistemologi dar" sa"ns. Epistemologi senant"asa -menga al". d"mens"-d"mens" la"nnya# terutama ket"ka d"mens"-d"mens" "tu d"&$ba untuk d"gal". 'enyataan "n" kembal" mempertegas# bah a antara epistemologi selalu berka"tan dengan $nt$l$g" dan aks"$l$g"# mela"nkan b"sa juga sebal"knya# $nt$l$g" dan aks"$l$g" serta d"mens" la"nnya# sepert" ps"k$l$g" selalu d""r"ng" $leh epistemologi. ,alam pembahasa-pembahsan epistemologi# ternyata hanya aspek-aspek tertentu yang mendapat perhat"an besar dar" para !"l$s$!# seh"ngga mengesankan bah a se$lah-$lah "layah pembahasan epistemologi hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu. Sedangkan aspek-aspek la"n yang jumlahnya leb"h banyak &enderung d"aba"kan. Semest"nya harus ada pergeseran pusat perhat"an pembahasan ke arah aspek-aspek yang teraba"kan "tu# agar dapat menyaj"kan pembahasan terhadap aspek-aspek epistemologi seluruhnya se&ara pr$p$rs"$nal. Leb"h dar" "tu# perubahan ke&enderungan pembahasan tersebut dapat memperkenalkan pengetahuan yang mak"n luas dan mendalam tentang &akupan epistemologi. 'enyataannya# saat "n" l"teratur-l"teratur !"lsa!at mas"h terjad" pemusatan perhat"an pada aspek-aspek tertentu saja. 1spek-aspek "tu berk"sar pada sumber pengetahuan# dan pembentukan pengetahuan. M. 1m"n 1bdullah men"la"# bah a ser"ngkal" kaj"an epistemologi leb"h banyak terbatas pada dataran k$nseps" asal-usul atau sumber "lmu pengetahuan se&ara k$nseptual-!"l$s$!"s. Sedangkan Paul Suparn$ men"la" epistemologi banyak memb"&arakan mengena" apa yang membentuk pengetahuan "lm"ah. Sementara "tu# aspek-aspek la"nnya justru d"aba"kan dalam pembahasan epistemologi# atau set"dakt"daknya kurang mendapat perhat"an yang layak. 'e&enderungan sep"hak "n" men"mbulkan kesan se$lah-$lah &akupan pembahasan epistemologi "tu hanya terbatas pada sumber dan met$de pengetahuan# bahkan epistemologi ser"ng hanya d""dent"kkan dengan met$de pengetahuan. Terleb"h lag" ket"ka d"ka"tkan dengan $nt$l$g" dan aks"$l$g" se&ara s"stem"k# seser$rang &enderung menyederhanakan pemahaman# seh"ngga memakna" epistemologi sebaga" met$de pem"k"ran# $nt$l$g" sebaga" $bjek pem"k"ran# sedangkan aks"$l$g" sebaga" has"l pem"k"ran# seh"ngga senant"asa berka"tan dengan n"la"# ba"k yang ber&$rak p$s"t"! maupun negat"!. Padahal sebenarnya met$de pengetahuan "tu hanya salah satu bag"an dar" &akupan "layah epistemologi. Bag"an-bag"an la"nnya jauh leb"h banyak# sebaga"mana d"ura"kan d" atas. 5amun# penyederhanaan makna epistemologi "tu ber!ungs" memudahkan pemahaman sese$rang# terutama pada tahap pemula untuk mengenal" s"stemat"ka !"lsa!at# khususnya b"dang epistemologi. 4anya saja# j"ka d"a "ng"n mendalam" dan menajamkan pemahaman epistemologi# tentunya t"dak b"sa hanya memegang" makna epistemologi sebatas met$de pengetahuan# akan tetap" epistemologi dapat menyentuh pembahasan yang amat luas# ya"tu k$mp$nen-k$mp$nen yang terka"t langsung dengan -bangunan. pengetahuan. D. OBJEK DAN TUJUAN EPISTEMOLOGI ,alam keh"dupan masyarakat sehar"-har"# t"dak jarang pemahaman $bjek d"samakan dengan tujuan# seh"ngga pengert"annya menjad" ran&u bahkan kabur. %"ka d"amat" se&ara &ermat# sebenarnya $bjek t"dak sama dengan tujuan. Objek sama dengan sasaran# sedang tujuan hamp"r sama dengan harapan. Mesk"pun berbeda# tetap" $bjek dan tujuan mem"l"k" hubungan yang berkes"nambungan# sebab $bjeklah yang mengantarkan ter&apa"nya tujuan. ,engan kata la"n# tujuan baru dapat d"per$leh# j"ka telah melalu" $bjek leb"h dulu. M"salnya# se$rang p$l"s" bertujuan membunuh peramp$k yang melakukan perla anan# ket"ka akan d"tangkap dengan menambak kepalanya sebaga" sasaran. %ad"# tujuannya adalah pembunuhan# sedangkan $bjeknya adalah kepalanya. Oleh karena "tu# pembunuhan sebaga" tujuan p$l"s" baru mungk"n ter&apa" setelah melalu" t"ndakan menembak kepala peramp$k sebaga" sasaran# tetap" terjad"nya

pembunuhan t"dak hanya melalu" menembak kepala peramp$k# b"sa juga dadanya atau perutnya. In" berart" dalam satu tujuan b"sa d"&apa" melalu" $bjek yang berbeda-beda atau leb"h dar" satu. Sebal"knya# mungk"nkan suatu keg"atan hanya mem"l"k" $bjek satu tetap" tujuannya banyak. Ternyata "n" juga mungk"n terjad" bahkan ser"ng terjad". Manus"a m"salnya# sejak lama "a menjad" $bjek penel"t"an dan pengamatan yang mem"l"k" tujuan berma&am-ma&am# ba"k untuk membangun ps"k$l$g"# s$s"$l$g"# pedag$g"# ek$n$m"# antr$p$l$g"# b"l$g"# "lmu hukum dan sebaga"nya# mesk"pun se&ara spes"!"k tekanan perhat"an dalam menel"t" dan mengamat" "tu berbeda-beda. ,e asa "n"# justru ke&enderungan "n" mula" memper$leh perhat"an yang sangat besar d" kalangan para pem"k"r# perekayasa# dan juga pengusaha. 1rt"nya# ada upaya baga"mana menjad"kan bahan yang sama untuk kepent"ngan yang berbeda-beda. 'e&enderungan "n" justru mem"l"k" e!ekt"!"tas dan e!"s"ens" yang t"ngg" dan bers"!at d"nam"s# mend$r$ng kreat"6"tas sese$rang. 1kt"6"tas ber!"k"r dalam ke&enderungan pertama (satu tujuan dengan $bjek yang berbeda-beda/ leb"h mend$r$ng pen&ar"an &ara sebanyak-banyaknya# sedang berp"k"r dalam ke&enderungan kedua (satu $bjek untuk tujuan yang berbeda-beda/ leb"h mend$r$ng pen&ar"an has"l yang sebanyak-banyaknya. 4al "n" merupakan "mpl"kas" dar" tekanan mas"ng-mas"ng p$la berp"k"r tersebut. Se&ara gl$bal# ba"k berp"k"r dalam ke&enderungan pertama maupun ke&enderungan kedua# tetap saja membutuhkan banyak &ara untuk me ujudkan ke"ng"nan pem"k"rnya. ,alam !"lsa!at terdapat $bjek mater"al dan $bjek !$rmal. Objek mater"al adalah sar a-yang-ada# yang se&ara gar"s besar mel"put" hak"kat Tuhan# hak"kat alam dan hak"kat manus"a. Sedangkan $bjek !$rmal "alah usaha men&ar" keterangan se&ara rad"kal (sedalam-dalamnya# sampa" ke akarnya/ tentang $bjek mater"al !"lsa!at (sar a-yang-ada/. Sebaga" sub s"stem !"lsa!at# epistemologi atau te$r" pengetahuan yang pertama kal" d"gagas $leh Plat$ "n" mem"l"k" $bjek tertentu. Objek epistemologi "n" menurut %ujun S.Sur"asumatr" berupa -segenap pr$ses yang terl"bat dalam usaha k"ta untuk memper$leh pengetahuan.. Pr$ses untuk memper$leh pengetahuan "n"lah yang menjad" sasaran te$r" pengetahuan dan sekal"gus ber!ungs" mengantarkan ter&apa"nya tujuan# sebab sasaran "tu merupakan suatu tahap pengantara yang harus d"lalu" dalam me ujudkan tujuan. Tanpa suatu sasaran# mustah"l tujuan b"sa tereal"s"r# sebal"knya tanpa suatu tujuan# maka sasaran menjad" t"dak terarah sama sekal". Selanjutnya# apakah yang menjad" tujuan epistemologi tersebut. %a&Dues Marta"n mengatakan: -Tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk menja ab pertanyaan# apakah saya dapat tahu# tetap" untuk menemukan syarat-syarat yang memungk"nkan saya dapat tahu.. 4al "n" menunjukkan# bah a epistemologi bukan untuk memper$leh pengetahuan kendat"pun keadaan "n" tak b"sa d"h"ndar"# akan tetap" yang menjad" pusat perhat"an dar" tujuan epistemologi adalah leb"h pent"ng dar" "tu# ya"tu "ng"n mem"l"k" p$tens" untuk memper$leh pengetahuan. Bumusan tujuan epistemologi tersebut mem"l"k" makna strateg"s dalam d"nam"ka pengetahuan. Bumusan tersebut menumbuhkan kesadaran sese$rang bah a jangan sampa" d"a puas dengan sekedar memper$leh pengetahuan# tanpa d"serta" dengan &ara atau bekal untuk memper$leh pengetahuan# sebab keadaan memper$leh pengetahuan melambangkan s"kap pas"!# sedangkan &ara memper$leh pengetahuan melambangkan s"kap d"nam"s. 'eadaan pertama hanya ber$r"entas" pada has"l# sedangkan keadaan kedua leb"h ber$r"entas" pada pr$ses. Sese$rang yang mengetahu" pr$sesnya# tentu akan dapat mengetahu" has"lnya# tetap" sese$rang yang mengetahu" has"lnya# a&apkal" t"dak mengetahu" pr$sesnya. Guru dapat mengajarkan kepada s"s anya bah a dua kal" t"ga sama dengan enam () E ; F ?/ dan s"s a mengetahu"# bahkan ha!al. 5amun# s"s a yang &erdas t"dak pernah puas dengan pengetahuan dan ha!alan "tu. ,"a tentu akan mengejar baga"mana pr$sesnya# dua kal" t"ga d"dapatkan has"l enam. Maka guru yang pr$!es"$nal akan menerangkan pr$ses tersebut se&ara r"n&" dan mendeta"l# seh"ngga s"s a benar-benar mampu memaham"nya dan mampu mengembangkan perkal"an angka-angka la"nnya. Pr$ses menjad" tahu atau -pr$ses pengetahuan. "n"lah yang menjad" pembuka terhadap pengetahuan# pemahaman dan pengembangan-pengembangannya. Pr$ses "n" b"sa d""baratkan sepert" kun&" gudang# mesk"pun sese$rang d"ber" tahu bah a d" dalam gudang terdapat berma&am-ma&am barnag# tetap" d"a tetap hanya apr"$r" semata# karena t"dak pernah membukt"kan. ,engan memba a kun&"nya# maka gudang "tu akan segera d"buka# kemud"an d"per"ksa satu persatu barang-barang yang ada d"dalamnya. ,engan dem"k"na# sese$rang t"dak sekedar mengetahua" sesuatu atas "n!$rmas" $rang la"n# tetap" benar-benar tahu berdasarkan pembukt"an melalu" pr$ses "tu. Penguasaan terhadap pr$ses tersebut ber!ungs" mengetahu" dan memaham" pem"k"ran sese$rang se&ara k$mprehens"! dan utuh# termasuk juga "de# gagasa# k$nsep dan te$r"nya# sebab t"dak ada pem"k"ran yang terpenggal beg"tu saja# tanpa ada alasan-alasan yang mendasar"nya. ,alam keh"dupan masyarakat t"dak jarang terjad" s"kap sal"ng menyalahkan pem"k"ran sese$rang# padahal mereka belum pernah mela&ak pr$ses terjad"nya pem"k"ran "tu. T"mbulnya suatu pem"k"ran senant"asa sebaga" ak"bat adanya !akt$r!akt$r yang mempengaruh"# alasan-alasan yang melatar belakang"# maupun m$t"!-m$t"! yang

mendasar"nya. 'et"ka !akt$r# alasan dan m$t"! "n" belum d"kenal"# maka a&apkal" sese$rang t"dak akan b"sa memaham" pem"k"ran $rang la"n. Sebal"knya# j"ka sese$rang terleb"h dahulu berupaya mengenal" !akt$r# alasan dan m$t"! tersebut# maka d"a akan mampu mengenal" pem"k"ran $rang la"n dengan ba"k# seh"ngga d"a dapat memaklum"nya. 7akt$r# alasan dan m$t"! "tu maupun k$mp$nen yang la"n sesungguhnya termasuk dalam mata ranta" pr$ses sebuah pem"k"ran. E. LANDASAN EPISTEMOLOGI Landasan epistemologi mem"l"k" art" yang sangat pent"ng bag" bangunan pengetahuan# sebab "a merupakan tempat berp"jak. Bangunan pengetahuan menjad" mapan# j"ka mem"l"k" landasan yang k$k$h. Bangunan pengetahuan baga"kan bangunan rumah# sedangkan landasan baga"kan !undamennya. 'ekuatan bangunan rumah b"sa d"andalkan berdasarkan kekuatan !undamennya. ,em"k"an juga dengan epistemologi# akan d"pengaruh" atau tergantung landasannya. ," dalam !"lsa!at pengetahuan# semuanya tergantung pada t"t"k t$laknya. Sedangkan landasan epistemologi "lmu d"sebut met$de "lm"ah0 ya"tu &ara yang d"lakukan "lmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Met$de "lm"ah merupakan pr$sedur dalam mendapatkan pengetahuan yang d"sebut "lmu. %ad"# "lmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang d"dapatkan le at met$de "lm"ah. T"dak semua pengetahuan d"sebut "lm"ah# sebab "lmu merupakan pengetahuan yang &ara mendapatkannya harus memenuh" syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus d"penuh" agar suatu pengetahuan b"sa d"sebut "lmu yang ter&antum dalam met$de "lm"ah. ,engan dem"k"an# met$de "lm"ah merupakan penentu layak t"daknya pengetahuan menjad" "lmu# seh"ngga mem"l"k" !ungs" yang sangat pent"ng dalam bangunan "lmu pengetahuan. Beg"tu pent"ngnya !ungs" met$de "lm"ah dalam sa"ns# seh"ngga banyak pakar yang sangat kuat berpegang teguh pada met$de dan &enderung kaku dalam menerapkannya# seakan-akan mereka menganut m$tt$: tak ada sa"ns tanpa met$de0 akh"rnya berkembang menjad": sa"ns adalah met$de. S"kap "n" men&erm"nkan bah a mereka berleb"han dalam men"la" beg"tu t"ngg" terhadap met$de "lm"ah# tanpa menyadar" semuanya yang hanya sekedar salah satu sarana dar" sa"ns untuk mengukuhkan $bjekt"6"tas dalam memaham" sesuatu. Sesungguhnya s"kap berleb"han "tu memang r""l# tetap" terlepas dar" s"kap tersebut yang seharusnya t"dak perlu terjad"# yang jelas dalam kenyataanya met$de "lm"ah telah d"jad"kan ped$man dalam menyusun# membangun dan mengembangkan pengetahuan "lmu. ,"s"n" perlu d"bedakan antara pengetahuan dengan "lmu pengetahuan ("lmu/. Pengetahuan adalah pengalaman atau pengetahuan sehar"-har" yang mas"h berserakan# sedangkan "lmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah d"atur berdasarkan met$de "lm"ah# seh"ngga t"mbul s"!at-s"!at atau &"r"-&"r"nya0 s"stemat"s# $bjekt"!# l$g"s dan emp"r"s. ,engan "st"lah la"n# 'h$l"l 8as"n menyebut pengetahuan tersebut dengan sebutan pengetahuan b"asa ($rd"nary kn$ ledge/# sedangkan "lmu pengetahuan dengan "st"lah pengetahuan "lm"ah (s&"ent"!"& kn$ ledge/. 4al "n" sebenarnya hanya sebutan la"n. ,"samp"ng "st"lah pengetahuan dan pengetahuan b"asa# juga b"sa d"sebut pengetahuan sehar"-har"# atau pengalaman sehar"-har". Pada bag"an la"n# d"samp"ng d"sebut "lmu pengetahuan dan pengetahuan "lm"ah# juga ser"ng d"sebut "lmu dan sa"ns. Sebutan-sebutan tersebut hanyalah pengayaan "st"lah# sedangkan substans"snya relat"! sama# kendat"pun ada juga yang menajamkan perbedaan# m"salnya antar sa"ns dengan "lmu melalu" pela&akan akar sejarah dar" dua kata tersebut# sumber-sumbernya# batas-batasanya# dan sebaga"nya. Met$de "lm"ah berperan dalam tataran trans!$rmas" dar" ujud pengetahuan menuju "lmu pengetahuan. B"sa t"daknya pengetahuan menjad" "lmu pengetahuan yang bergantung pada met$de "lm"ah# karena met$de "lm"ah menjad" standar untuk men"la" dan mengukur kelayakan suatu "lmu pengetahuan. Sesuatu !en$mena pengetahuan l$g"s# tetap" t"dak emp"r"s# juga t"dak termasuk dalam "lmu pengetahuan# mela"kan termasuk "layah !"lsa!at. ,engan dem"k"an met$de "lm"ah selalu d"s$k$ng $leh dua p"lar pengetahuan# ya"tu ras"$ dan !akta se&ara "ntegrat"6e . !UBUNGAN EPISTEMOLOGI" METODE DAN METODOLOGI Selanjutnya perlu d"telusur" d"mana p$s"s" met$de dan met$d$l$g" dalam k$nteks epistemologi untuk mengetahu" ka"tan-ka"tannya# antara met$de# met$d$l$g" dan epistemologi. 4al "n" perlu penegasan# meng"ngat dalam keh"dupan sehar"-har" ser"ng d"ka&aukan antara met$de dengan met$d$l$g" dan bahkan dengan epistemologi. <ntuk mengetahu" peta mas"ng-mas"ng dar" ket"ga "st"lah "n"# tampaknya perlu memaham" terleb"h dahulu makna met$de dan met$d$l$g". -,alam dun"a ke"lmuan ada upaya "lm"ah yang d"sebut met$de# ya"tu &ara kerja untuk dapat memaham" $bjek yang menjad" sasaran "lmu yang sedang d"kaj".. Leb"h jauh lag" Peter B.Senn mengemukakan# -met$de merupakan suatu pr$sedur atau &ara mengetahu" sesuatu yang mempunya" langkah-langkah yang s"stemat"s.. Sedangkan met$d$l$g" merupakan suatu pengkaj"an dalam mempelajar" peraturan dalam met$de tersebut. Se&ara sederhana dapat d"katakan# bah a met$d$l$g" adalah "lmu tentang met$de atau "lmu yang mempelajar" pr$sedur atau &ara-&ara

mengetahu" sesuatu. %"ka met$de merupakan pr$sedur atau &ara mengetahu" sesuatu# maka met$d$l$g"lah yang mengkerangka" se&ara k$nseptual terhadap pr$sedur tersebut. Impl"kas"nya# dalam met$d$l$g" dapat d"temukan upaya membahas permasalahan-permasalahan yang berka"tan dengan met$de. Met$d$l$g" membahas k$nsep te$r"t"k dar" berbaga" met$de# kelemahan dan keleb"hannya dalam karya "lm"ah d"lanjutkan dengan pem"l"han met$de yang d"gunakan# sedangkan met$de penel"t"an mengemukakan se&ara tekn"s met$de-met$de yang d"gunakan dalam penel"t"an. Penggunaan met$de penel"t"an tanpa memaham" met$de l$g"snya mengak"batkan sese$rang buta terhadap !"lsa!at "lmu yang d"anutnya. Banyak penel"t" pemula yang t"dak b"sa membedakan parad"gma penel"t"an ket"ka d"a mengadakan penel"t"an kuant"tat"! dan kual"tat"!. Padahal mest"nya d"a harus benar-benar memaham"# bah a penel"t"an kuant"tat"! menggunakan parad"gma p$s"t"6"sme# seh"ngga d"tentukan $leh sebab ak"bat (meng"kut" paham determ"ns"me# sesuatu yang d"tentukan $leh yang la"n/# sedangkan penel"t"an kual"tat"! menggunakan parad"gma natural"sme (!en$men$l$g"s/. ,engan dem"k"an# met$d$l$g" juga menyentuh bahasan tantang aspek !"l$s$!"s yang menjad" p"jakan penerapan suatu met$de. 1spek !"l$s$!"s yang menjad" p"jakan met$de tersebut terdapat dalam "layah epistemologi. Oleh karena "tu# dapat d"jelaskan urutan-urutan se&ara struktural-te$r"t"s antara epistemologi# met$d$l$g" dan met$de sebaga" ber"kut: ,ar" epistemologi# d"lanjutkan dengan mer"n&" pada met$d$l$g"# yang b"asanya ter!$kus pada met$de atau tehn"k. Epistemologi "tu send"r" adalah sub s"stem dar" !"lsa!at# maka met$de sebenarnya t"dak b"sa d"lepaskan dar" !"lsa!at. 7"lsa!at men&akup bahasan epistemologi# epistemologi men&akup bahasan met$d$l$g"s# dan dar" met$d$l$g" "tulah akh"rnya d"per$leh met$de. %ad"# met$de merupakan per ujudan dar" met$d$l$g"# sedangkan met$d$l$g" merupakan salah satu aspek yang ter&akup dalam epistemologi. 1dapun epistemologi merupakan bag"an dar" !"lsa!at. P$s"s" mas"ng-mas"ng "st"lah "n"# sepert" l"ngkaran besar yang mel"ngkar" l"ngkaran ke&"l# dan dalam l"ngkaran ke&"l mas"h terdapat l"ngkaran yang leb"h ke&"l lag". L"ngkaran besar d"s"n" d"umpamakan !"lsa!at# l"ngkaran ke&"l berupa epistemologi# dan l"ngkaran yang leb"h ke&"l ke&ual" berupa met$d$l$g". In" berart" bah a !"lsa!at men&akup bahasan epistemologi# tetap" bahasan !"lsa!at t"dak hanya epistemologi karena mas"h ada bahasan la"n# ya"tu $nt$l$g" dan aks"$l$g". ,em"k"an juga epistemologi men&akup bahasan met$de (met$d$l$g"/# namun bahasan epistemologi bukan hanya met$de sematamata# karena ada bahasan la"n# sepert": hak"kat# sumber# struktur# 6al"d"tas# unsur# ma&am# tumpuan# batas# sasaran dan dasar pengetahuan. <ntuk leb"h jelas lag" perlu d"bedakan adanya met$de pengetahuan dan met$de penel"t"an# kendat"pun t"dak b"sa d"p"sahkan. Met$de pengetahuan berada dalam dataran !"l$s$!"ste$r"t"s# sedangkan met$de penel"t"an berada dalam dataran tekn"s. ,alam !"lsa!at# "st"lah met$d$l$g" berka"tan dengan praktek epistemologi. Se&ara leb"h khusus# pr$blem penyel"d"kan "lm"ah yang se&ara !"l$s$!"s menjad" kaj"an utama &abang epistemologi yang berka"tan dengan pr$blem met$d$l$g" juga berka"tan dengan ran&angan tata p"k"r# apa yang benar dan dapat d"pergunakan sebaga" alat untuk memper$leh pengetahuan. 'emud"an berb"&ara tentang met$d$l$g" yang berart" berb"&ara tentang &ara-&ara atau met$de-met$de yang d"gunakan $leh manus"a untuk men&apa" pengetahuan tentang real"ta atau kebenaran# ba"k dalam aspek pars"al atau t$tal. Leb"h jelas lag"# bah a sese$rang yang sedang mempert"mbangkan penggunaan dan penerapan met$de untuk memper$leh pengetahuan# maka d"a harus menga&u pada met$d$l$g"# meng"ngat pembahasan tentang seluk-beluk met$de "tu ada pada met$d$l$g". Met$d$l$g" "n"lah yang member"kan penjelasan-penjelasan k$nseptual dan te$r"t"s terhadap met$de. G. !AKIKAT EPISTEMOLOGI Pembahasan tentang hak"kat# lag"-lag" terasa sul"t# karena "ta t"dak b"sa menangkapnya# ke&ual" &"r"&"r"nya. 1palag" hak"kat epistemologi# tentu leb"h sul"t lag". Epistemologi berusaha member" de!"n"s" "lmu pengetahuan# membedakan &abang-&abangnya yang p$k$k# meng"dent"!"kas"kan sumber-sumbernya dan menetapkan batas-batasnya. -1pa yang b"sa k"ta ketahu" dan baga"mana k"ta mengetahu". adalah masalah-masalah sentral epistemologi# tetap" masalah-masalah "n" bukanlah semata-mata masalahmasalah !"lsa!at. Pandangan yang leb"h ekstr"m lag" menurut 'el$mp$k ="na# b"dang epistemologi bukanlah lapangan !"lsa!at# mela"nkan termasuk dalam kaj"an ps"k$l$g". Sebab epistemologi "tu berkenaan dengan pekerjaan p"k"ran manus"a# the $rk"ngs $! human m"nd. Tampaknya 'el$mp$k ="na mel"hat sep"ntas terhadap &ara kerja "lm"ah dalam epistemologi yang memang berka"tan dengan pekerjaan p"k"ran manus"a. Cara pandang dem"k"an akan ber"mpl"kas" se&ara luas dalam mengh"langkan spes"!"kas"-spes"!"kas" ke"lmuan. T"dak ada satu pun aspek !"lsa!at yang t"dak berhubungan dengan pekerjaan p"k"ran manus"a# karena !"lsa!at mengedepankan upaya pendayagunaan p"k"ran. 'emud"an j"ka d""ngat# bah a !"lsa!at adalah landasan dalam menumbuhkan d"s"pl"n "lmu# maka seluruh d"s"pl"n "lmu selalu berhubungan dengan pekerjaan p"k"ran manus"a# terutama pada saat pr$ses apl"kas" met$de dedukt"! yang penuh penjelasan dar" has"l pem"k"ran yang dapat d"ter"ma akal sehat. In" berart" t"dak ada d"s"pl"n "lmu la"n# ke&ual" ps"k$l$g"# padahal real"tasnya banyak sekal".

Oleh karena "tu# epistemologi leb"h berka"tan dengan !"lsa!at# alaupun $bjeknya t"dak merupakan "lmu yang emp"r"k# justru karena epistemologi menjad" "lmu dan !"lsa!at sebaga" $bjek penyel"d"kannya. ,alam epistemologi terdapat upaya-upaya untuk mendapatkan pengetahuan dan mengembangkannya. 1kt"6"tas-akt"6"tas "n" d"tempuh melalu" perenungan-perenungan se&ara !"l$s$!"s dan anal"t"s. Perbedaaan padangan tentang eks"stens" epistemologi "n" agaknya b"sa d"jad"kan pert"mbangan untuk membenarkan Stanley M. 4$ner dan Th$mas C.4unt yang men"la"# epistemologi ke"lmuan adalah rum"t dan penuh k$ntr$6ers". Sejak semula# epistemologi merupakan salah satu bag"an dar" !"lsa!at s"stemat"k yang pal"ng sul"t# sebab epistemologi menjangkau permasalahan-permasalahan yang membentang seluas jangkauan meta!"s"ka send"r"# seh"ngga t"dak ada sesuatu pun yang b$leh d"s"ngk"rkan dar"nya. Sela"n "tu# pengetahaun merupakan hal yang sangat abstrak dan jarang d"jad"kan permasalahan "lm"ah d" dalam keh"dupan sehar"-har". Pengetahuan b"asanya d"anda"kan beg"tu saja# maka m"nat untuk memb"&arakan dasar-dasar pertanggungja aban terhadap pengetahuan d"rasakan sebaga" upaya untuk meleb"h" takaran m"nat k"ta. Luasnya jangkauan epistemologi "n" menyebabkan $bjek pembahasannya sangat deta"l dan pel"k. Met$d$l$g" m"salnya telah d"gabungan se&ara tel"t" dengan epistemologi dan l$g"ka. Sementara "tu# l$g"ka "tu send"r" patut d"pertanyakan# apakah l$g"ka "tu bag"an dar" epistemologi# d"luar epistemologi sama sekal"# atau sekedar mem"l"k" persentuhan yang erat dengan epistemologi. 1da yang menyatakan# bah a p$s"s" l$g"ka berada d"luar $nt$l$g"# epistemologi dan aks"$l$g". ," samp"ng "tu# epistemologi tersebut sebenarnya t"dak b"sa berd"r" send"r"# t"dak b"sa lepas dar" $nt$l$g" dan aks"$l$g". Menurut# %ujun S. Sur"asumatr"# bah a pers$alan utama yang d"hadap" $leh t"ap epistemologi pengetahuan pada dasarnya adalah baga"mana mendapatkan pengetahuan yang benar dengan memperh"tungkan aspek $nt$l$g" dan aks"$l$g" mas"ng-mas"ng. ,alam pemahaman yang sederhana epistemologi mem"l"k" "nterrelas" (sal"ng berhubungan dengan k$mp$nen la"n# $nt$l$g" dan aks"$l$g"/. Selanjutnya# epistemologi atau te$r" mengena" "lmu pengetahuan "tu adalah "nt" sentral set"ap pandangan dun"a. Ia merupakan parameter yang b"sa memetakan# apa yang mungk"n dan apa yang t"dak mungk"n menurut b"dang-b"dangnya0 apa yang mungk"n d"ketahu" dan harus d"ketahu"0 apa yang mungk"n d"ketahu" tetap" leb"h ba"k t"dak usah d"ketahu"0 dan apa yang sama sekal" t"dak mungk"n d"ketahu". Epistemologi dengan dem"k"an b"sa d"jad"kan sebaga" penyar"ng atau !"lter terhadap $bjek-$bjek pengetahuan. T"dak semua $bjek mest" d"jelajah" $leh pengetahuan manus"a. 1da $bjek-$bjek tertentu yang man!aatnya ke&"l dan madaratnya leb"h besar# seh"ngga t"dak perlu d"ketahu"# mesk"pun memungk"nkan untuk d"ketahu". 1da juga $bjek yang benar-benar merupakan m"ster"# seh"ngga t"dak mungk"n b"sa d"ketahu". Epistemologi "n" juga b"sa menentukan &ara dan arah berp"k"r manus"a. Sese$rang yang senant"asa &$nd$ng menjelaskan sesuatu dengan bert$lak dar" te$r" yang bers"!at umum menuju deta"l-deta"lnya# berart" d"a menggunakan pendekatan dedukt"!. Sebal"knya# ada yang &enderung bert$lak dar" gejala-gejala yang sama# baruk d"tar"k kes"mpulan se&ara umum# berart" d"a menggunakan pendekatan "ndukt"!. 1dakalanya sese$rang selalu mengarahkan pem"k"rannya ke masa depan yang mas"h jauh# ada yang hanya berp"k"r berdasarkan pert"mbangan jangka pendek sekarang dan ada pula sese$rang yang berp"k"r dengan ken&enderungan mel"hat ke belakang# ya"tu masa lampau yang telah d"lalu". P$la-p$la berp"k"r "n" akan ber"mpl"kas" terhadap &$rak s"kap sese$rang. '"ta terkadang menemukan sese$rang berakt"6"tas dengan serba strateg"s# sebab jangkauan berp"k"rnya adalah masa depan. Tetap" terkadang k"ta jumpa" sese$rang dalam melakukan sesuatu sesungguhnya s"a-s"a# karena jangkauan berp"k"rnya yang amat pendek# j"ka d"l"hat dar" kepent"ngan jangka panjang# maka t"ndakannya "tu justru merug"kan. Pada bag"an la"n d"katakan# bah a epistemologi ke"lmuan pada hak"katnya merupakan gabungan antara berp"k"r se&ara ras"$nal dan berp"k"r se&ara emp"r"s. 'edua &ara berp"k"r tersebut d"gabungan dalam mempelajar" gejala alam untuk menemukan kebenaran# sebab se&ara epistemologi "lmu meman!aatkan dua kemampuan manus"a dalam mempelajar" alam# yakn" p"k"ran dan "ndera. Oleh sebab "tu# epistemologi adalah usaha untuk mena!s"r dan membukt"kan keyak"nan bah a k"ta mengetahuan kenyataan yang la"n dar" d"r" send"r". <saha mena!s"rkan adalah apl"kas" berp"k"r ras"$nal# sedangkan usaha untuk membukt"kan adalah apl"kas" berp"k"r emp"r"s. 4al "n" juga b"sa d"katakan# bah a usaha mena!s"rkan berka"tan dengan deduks"# sedangkan usah membukt"kan berka"tan dengan "nduks". Gabungan kedua ma&aram &ara berp"k"r tersebut d"sebut met$de "lm"ah. %"ka met$de "lm"ah sebaga" hak"kat epistemologi# maka men"mbulkan pemahaman# bah a d" satu s"s" terjad" keran&uan antara hak"kat dan landasan dar" epistemologi yang sama-sama berupa met$de "lm"ah (gabungan ras"$nal"sme dengan emp"r"sme# atau dedukt"! dengan "ndukt"!/# dan d" s"s" la"n berart" hak"kat epistemologi "tu bertumpu pada landasannya# karena leb"h men&erm"nkan esens" dar" epistemologi. ,ua ma&am pemahaman "n" merupakan s"nyalemen bah a epistemologi "tu memang rum"t sekal"# seh"ngga selalu membutuhkan kaj"an-kaj"an yang d"lakukan se&ara berkes"nambungan dan ser"us.

!. PENGARU! EPISTEMOLOGI Bag" 'arl B. P$pper# epistemologi adalah te$r" pengetahuan "lm"ah. Sebaga" te$r" pengetahuan "lm"ah# epistemologi ber!ungs" dan bertugas menganal"s"s se&ara kr"t"s pr$sedur yang d"tempuh "lmu pengetahuan dalam membentuk d"r"nya. Tetap"# "lmu pengetahuan harus d"tangkap dalam pertumbuhannya# sebab "lmu pengetahuan yang berhent"# akan keh"langan kekhasannya. Ilmu pengetahuan harus berkembang terus# seh"ngga t"dka jarang temuan "lmu pengetahuan yang leb"h dulu d"tentang atau d"sempurnakan $leh temuan "lmu pengetahuan yang kemud"an. Perkemabangan "lmu pengetahuan dengan dem"k"an membukt"kan# bah a kebenaran "lmu pengetahuan "tu bers"!at tentat"!. Selama belum d"gugurkan $leh temuan la"n# maka suatu temuan d"anggap benar. Perbedaan has"l teman dalam masalah yang sama "n" d"sebabkan $leh perbedaan pr$sedur yang d"tempuh para "lmu an dalam membentuk "lmu pengetahuan. Melalu" pelaksanaan !ungs" dan tugas dalam menganal"s"s pr$sedur "lmu pengetahuan tersebut# maka epistemologi dapat member"kan pengayaan gambaran pr$ses terbentuknya pengetahuan "lm"ah. Pr$ses "n" leb"h pent"ng dar"pada has"l# meng"ngat bah a pr$ses "tulah menunjukkan mekan"sme kerja "lm"ah dalam memper$leh "lmu pengetahuan. 1kh"rnya# epistemologi b"sa menentukan &ara kerja "lm"ah yang pal"ng e!ekt"! dalam memper$leh "lmu pengetahuan yang kebenarannya terandalkan. Epistemologi juga membekal" daya kr"t"k yang t"ngg" terhadap k$nsep-k$nsep atau te$r"-te$r" yang ada. ,alam !"lsa!at# banyak k$nsep dar" pem"k"ran !"l$s$! yang kemud"an mendapat serangan yang tajam dar" pem"k"ran !"l$s$! la"n berdasarkan pendekatan-pendekatan epistemologi. Penguasaan epistemologi# terutama &ara-&ara memper$leh pengetahuan yang membantu sese$rang dalam melakukan k$reks" kr"t"s terhadap bangunan pem"k"ran yang d"ajukan $rang la"n maupun $leh d"r"nya send"r". '$reks" se&ara k$nt"nyu terhadap pem"k"rannya send"r" "n" untuk menyempurnakan argumentas" atau alasan supaya memper$leh has"l pem"k"ran yang maks"mal. In" menunjukkan bah a epistemologi b"sa mengarahkan sese$rang untuk mengkr"t"k pem"k"ran $rang la"n (kr"t"k eksternal/ dan pem"k"rannya send"r" (kr"t"k "nternal/. Impl"kas"nya# epistemologi senant"asa mend$r$ng d"nam"ka berp"k"r se&ara k$rekt"! dan kr"t"s# seh"ngga perkembangan "lmu pengetahuan relat"! mudah d"&apa"# b"la para "lmu an memperkuat penguasaannya. ,"nam"ka pem"k"ran tersebut mengak"batkan p$lar"sas" pandangan# "de atau gagasan# ba"k yang d"m"l"k" sese$rang maupun masyarakat. M$hammad 1rk$un menyebutkan# bah a keragaman sese$rang atau masyarakat akan d"pengaruh" pula $leh pandangan ep"stem$l$g"nya serta s"tuas" s$s"al p$l"t"k yang mel"ngkup"nya. 'eberangaman pandangan sese$rang dalam mengamat" suatu !en$mena akan melah"rkan keberagaman pem"k"ran. 'endat" terhadap satu pers$alan# tetap" karena sudut pandang yang d"tempuh sese$rang berbeda# pada g"l"rannya juga menghas"lkan pem"k"ran yang berbeda. '$nd"s" dem"k"an sesungguhnya dalam dun"a "lmu pengetahuan adalah suatu kela3"man# t"dak ada yang aneh sama sekal"# seh"ngga perbedaan pem"k"ran "tu dapat d"paham" se&ara memuaskan dengan mela&ak akar pers$alannya pada perbedaan sudut pandang# sedangkan perbedaan sudut pandangan "tu dapat d"la&ak dar" ep"stem$l$g"nya Se&ara gl$bal epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manus"a. Suatu peradaban# sudah tentu d"bentuk $leh te$r" pengetahuannya. Epistemologi mengatur semua aspek stud" manus"a# dar" !"lsa!at dan "lmu murn" sampa" "lmu s$s"al. Epistemologi dar" masyarakatlah yang member"kan kesatuan dan k$herens" pada tubuh# "lmu-"lmu mereka "tu2suatu kesatuan yang merupakan has"l pengamatan kr"t"s dar" "lmu-"lmu2d"pandang dar" keyak"nan# keper&ayaan dan s"stem n"la" mereka. Ep"stem$l$g"lah yang menentukan kemajuan sa"ns dan tekn$l$g". =ujud sa"ns dan tekn$l$g" yang maju d"suatu negara# karena d"dukung $leh penguasaan dan bahkan pengembangan epistemologi. T"dak ada bangsa yang panda" merekayasa !en$mena alam# seh"ngga kemajuan sa"ns dan tekn$l$g" tanpa d"dukung $leh kemajuan epistemologi. Epistemologi menjad" m$dal dasar dan alat yang strateg"s dalam merekayasa pengembangan-pengembangan alam menjad" sebuah pr$duk sa"ns yang berman!aat bag" keh"dupan manus"a. ,em"k"an halnya yang terjad" pada tekn$l$g". Mesk"pun tekn$l$g" sebaga" penerapan sa"ns# tetap" j"ka d"la&ak leb"h jauh lag" ternyata tekn$l$g" sebaga" ak"bat dar" peman!aatan dan pengembangan epistemologi. Epistemologi senant"asa mend$r$ng manus"a untuk selalu ber!"k"r dan berkreas" menemukan dan men&"ptakan sesuatu yang baru. Semua bentuk tekn$l$g" yang &angg"h adalah has"l pem"k"ran-pem"k"ran se&ara ep"stem$l$g"s# ya"tu pem"k"ran dan perenungan yang berk"sar tentang baga"mana &ara me ujudkan sesuatu# perangkat-perangkat apa yang harus d"sed"akan untuk me ujudkan sesuatu "tu# dan sebaga"nya. Pada a alnya sese$rang yang berusaha men&"ptakan sesuatu yang baru# mungk" saja mengalam" kegagalan tetap" kegagalan "tu d"man!aatkan sebaga" bag"an dar" pr$ses menuju keberhas"lan. Sebab d"bal"k kegagalan "tu d"temukan rahas"a pengetahuan# berupa !akt$r-!akt$r penyebabnya. %ad" kr$n$l$g"nya adalah sebaga" ber"kut: mula-mula sese$rang berp"k"r dan mengadakan perenungan# seh"ngga d"dapatkan per&"kan-per&"kan pengetahuan# kemud"an d"susun se&ara s"stemat"s menjad" "lmu

pengetahuan (sa"ns/. 1kh"rnya "lmu pengetahuan tersebut d"apl"kas"kan melalu" tekn$l$g"# te&hn$l$gy "s an apll"ed $! s&"en&e (tekn$l$g" adalah penerapan sa"ns/. Pem"k"ran pada "layah pr$ses dalam me ujudkan tekn$l$g" "tu adalah bag"an dar" !"lsa!at yang d"kenal dengan epistemologi. Berdasarkan pada man!aat epistemologi dalam mempengaruh" kemajuan "lm"ah maupun peradaban tersebut# maka epistemologi bukan hanya mungk"n# mela"nkan mutlak perlu d"kuasa".

suparmanhttp:GG

.bl$gger.&$mGpr$!"leG*;)+>@+HI>@;*I?))?I;n$replyJbl$gger.&$m

Anda mungkin juga menyukai