Anda di halaman 1dari 111

100%

COMPLETE
WAIT
LOADING...

Contoh :










Selanjutnya ukuran suatu matriks dinyatakan sebagai
banyaknya baris dan kolom, contoh
1. matriks A di atas berukuran 3 3
2. matriks B berukuran 2 x 3
3. matriks C berukuran 2 x 2.
a
11
a
12
a
13
A = a
21
a
22
a
23
= [a
ij
]
3x3
a
31
a
32
a
33

b
11
b
12


B = b
21
b
22
= [a
ij
]
2x3
b
31
b
32

c
11
c
12


C = c
21
c
22
= [a
ij
]
2x2

Suatu matriks yang memiliki kolom dan baris
yang banyaknya sama dinamakan matriks
persegi.
Contoh :


7 4 9 2

D = 5 9 3 7

3 8 1 6
4 2 5 3
Matriks Persegi 4 x 4
15 36 12

K = 57 62 31

82 10 41
Matriks Persegi 3 x 3
=
3 6
4 9


Matriks Persegi 2 x 2
Matriks D dikatakan matriks diagonal jika
matriks tersebut merupakan matriks persegi
dengan entri-entri d
ij
= 0 untuk setiap i j.
Contoh :

3 0 0

D = 0 6 0

0 0 9
2 0 0

D = 0 3 0

0 0 8
10 0 0

D = 0 15 0

0 0 60
Matriks I dikatakan matriks satuan jika matriks I
merupakan matriks diagonal dengan entri-entri
I
ii
= 1 untuk setiap i (entri diagonalnya = 1).
Contoh :



1 0 0

D = 0 1 0

0 0 1
7 0 0

D = 0 7 0

0 0 7
3 0 0

D = 0 3 0

0 0 3

= 7 untuk setiap I (entri diagonalnya = 7)


= 3 untuk setiap I (entri diagonalnya = 3)


1. Diketahui Matriks E dan K



E =
4 8
2 3


=
(4 +7) (8 +4)
(2 +8) (3 +3)

E+K =
4 8
2 3


+
7 4
8 3


K =
7 4
8 3


=
11 12
10 6

2. Diketahui Matriks J dan M



J =
5 1
7 2


=
(5 +4) (1 +6)
(7 +6) (2 +5)

J+M =
5 1
7 2


+
4 6
6 5


M=
4 6
6 5


=
9 7
13 7

3. Diketahui Matriks C dan V



C =
91 15
23 34


=
(91 +70) (15 +(40))
(23 +83) (34 +(33))

C+V =
91 15
23 34


+
70 40
83 33


V =
70 40
83 33


=
21 35
60 1

1. Diketahui Matriks A dan K



A =
1 9
5 4


=
(1.5 +9.4) (1.2 +9.6)
(5.5 +4.4) (5.4 +4.6)

A x K =
1 9
5 4


x
5 2
4 6


K =
5 2
4 6

=
41 56
41 44

2. Diketahui Matriks R dan S



R =
4 5
8 9


=
(4.7 +5.1) (4.3 +5.6)
(8.7 +9.1) (8.3 +9.6)

R x S =
4 5
8 9


x
7 3
1 6


=
7 3
1 6


=
33 42
65 78

3. Diketahui Matriks L dan Q



=
(2.3 +(8). (8)) (2. 4 +(8). 3)
(5.3 +9. 8) (5. 4 +9.3)

L x Q =
2 8
5 9


x
3 4
8 3


L =
2 8
5 9


Q =
3 4
8 3

=
58 32
57 7

1. Diketahui Matriks R dan K = 3



R =
9 5
6 14


=
27 15
18 42

K x R = 3
9 5
6 14

= 3

2. Diketahui Matriks Z dan K = 2



Z =
50 12
45 70


=
100 24
90 140

K x Z = 2
50 12
45 70


= 2

3. Diketahui Matriks N dan K =4



N =
1 8
3 7

=
4 32
12 28

K x N = 4
1 8
3 7


= 4

Diketahui Matriks D, F dan G


D =
4 2
0 6


F =
91 04
23 02


G =
3 11
9 33

=
4 0
2 6

=
91 23
04 02

=
3 9
11 33

Berikut beberapa sifat yang berlaku pada
operasi matriks :
1. A+ B = B + A ( komutatif terhadap penjumlahan)
2. A + (B + C) = (A+B) + C ( assosiatif terhadap
penjumlahan)
3. A(BC) = (AB) C ( assosiatif terhadap perkalian)
4. A(B+C) = AB + AC ( distributif)

wPersamaan Linear Satu Variabel adalah Kalimat
terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan dan
hanya memiliki satu variabel berpangkat satu. Bentuk
umum persamaan linear satu variabel adalah
ax + b = c, dengan a,b,c eR dan a = 0
wPersamaan Linear Dua Variabel adalah Persamaan
yang mengandung dua variabel dengan pangkat
masing-masing variabel sama dengan satu. Bentuk
umum persamaan linear dua variabel adalah
ax + by = c, dengan a,b,c eR dan a = 0, b = 0

Suatu persamaan linear yang mengandung n peubah
x
1
, x
2
,,xn dinyatakan dalam bentuk a
1
x
1
+ a
2
x
2
+
+ a
n
x
n
= b dengan a
1
, a
2
, , a
n
, b adalah
konstanta riil.
Contoh
a. x + y = 4 persamaan linear dengan 2 peubah
b. 2x 3y = 2z +1 persamaan linear dengan 3
peubah
c. 2 log x + log y = 2 bukan persamaan linear
d. 2ex = 2x + 3 bukan persamaan linear
Prosedur untuk mendapatkan matriks eselon baris
tereduksi biasa disebut sebagai eliminasi Gauss
Jordan .
Pada proses eliminasi tersebut operasi operasi
yang digunakan disebut operasi baris elementer
(OBE), caranya;
Mengalikan suatu baris dengan konstanta tak nol
Mempertukarkan dua buah baris
Menambahkan kelipatan suatu baris ke baris
lainnya.
Eliminasi Gauss adalah suatu metode untuk
mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks
sehingga menjadi matriks yang lebih
sederhana lagi. Dengan melakukan operasi
baris sehingga matriks tersebut menjadi
matriks yang baris.
Contoh Soal :
Diketahui persamaan linear
x + 2y + z = 6
x + 3y + 2z = 9
2x + y + 2z = 12
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
1 2 1 | 6
1 3 2 | 9
2 1 2 | 12

Operasikan Matriks nya:
1 2 1 | 6
0 1 1 | 3
2 1 2 | 1 Baris ke-2 dikurangi baris ke-1

1 2 1 | 6
0 1 1 | 3
0 -3 0 | 0 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1

1 1 1 | 6
0 1 1 | 3
0 0 3 | 9 Baris ke-3 ditambah 3 kali baris ke-2

1 2 1 | 6
0 1 1 | 3
0 0 1 | 3 Baris ke-3 dibagi dengan 3


Maka mendapatkan 3 persamaan linier baru yaitu
x + 2y + z = 6
y + z = 3
z = 3


Kemudian lakukan substitusi balik maka didapatkan:
y + z = 3
y + 3 = 3
y = 0

x + 2y + z = 6
x + 0 + 3 = 6
x = 3
Jadi nilai dari x = 3 , y = 0 ,dan z = 3


Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan
dari eliminasi Gauss yang hasilnya lebih
sederhanalagi. Caranya adalah dengan
meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss
sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-
baris. Ini juga dapat digunakan sebagai salah
satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.

Contoh soal:
1. Diketahui persamaan linear
x + 2y + 3z = 3
2x + 3y + 2z = 3
2x + y + 2z = 5
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
Baris ke 2 dikurangi 2 kali baris ke 1
1 2 3 | 3
0 -1 -4 | -3
0 -3 -4 | -1 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1
1 2 3 |
2 3 2 |
2 1 2 |
3
3
5

1 2 3 | 3
0 -1 -4 | -4
0 0 8 | 8 Baris ke-3 dikurangi 3 kali baris ke-2

1 2 3 | 3
0 1 4 | 3
0 0 1 | 1 Baris ke-3 dibagi 8 dan baris ke-2 dibagi -1

1 2 3 | 3
0 1 0 | -1
0 0 1 | 1 Baris ke-2 dikurangi 4 kali baris ke-3

1 2 0 | 0
0 1 0 | -1
0 0 1 | 1 Baris ke-1 dikurangi 3 kali baris ke-3

1 0 0 2
0 1 0 -1
0 0 1 1 Baris ke 1 dikurangi 2 kali baris ke2

Maka didapatkan nilai dari x =2 , y = 1 ,dan z= 1

Contoh soal:
2. Diketahui persamaan linear
x + y + 2z = 10
2x + 3y + 3z = 4
2x + 4y + 6z = 4
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
Baris ke 2 dikurangi 2 kali baris ke 1
1 1 2 | 10
0 1 -1 | -16
0 2 2 | -16 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1
1 1 2 |
2 3 3 |
2 4 6 |
10
4
4

1 1 2 | 10
0 -1 -1 | -16
0 0 4 | 16 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-2

1 1 2 | 10
0 1 1 | 16
0 0 1 | 4 Baris ke-3 dibagi 4 dan baris ke-2 dibagi -1

1 1 2 | 10
0 1 0 | 12
0 0 1 | 4 Baris ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-3

1 1 0 | 2
0 1 0 | 12
0 0 1 | 1 Baris ke-1 dikurangi 2 kali baris ke-3

1 0 0 | 3
0 1 0 |12
0 0 1 | 1 Baris ke 1 dikurangi 1 kali baris ke 2

Maka didapatkan nilai dari x =3 , y = 12 ,dan z= 1

Contoh soal:
3. Diketahui persamaan linear
x + y + z = 2
x + 3y + 2z = 4
2x + 2y + z = 4
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
Baris ke 2 dikurangi baris ke 1
1 1 1 | 2
0 2 1 | 2
0 -4 -3 | -8 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1
1 1 1 |
1 3 2 |
2 2 1 |
2
4
4

1 1 1 | 2
0 2 1 | 2
0 4 3 | 8 Baris ke-3 dibagi -1

1 1 1 | 2
0 2 1 | 2
0 0 1 | 4 Baris ke-3 kurangi 2 kali baris ke-2

1 1 1 | 2
0 2 0 | -2
0 0 1 | 4 Baris ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-3

1 1 0 | -2
0 1 0 | -1
0 0 1 | 4 Baris ke-1 dikurangi 1 kali baris ke-3
dan Baris ke-2 dibagi 2
1 0 0 | -1
0 1 0 | -1
0 0 1 | 4 Baris ke 1 dikurangi 1 kali baris ke 2

Maka didapatkan nilai dari x =-1 , y = 1 ,dan z= 4

Adalah metode penyelesaian SPLDV dengan
cara menggantikan satu variabel dengan
variabel dari persamaan yang lain
Langkah-langkah
1. Pilih salah satu persamaan yang paling sederhana
kemudian nyatakan x sebagai fungsi y atau y sebagai
fungsi x
2. Substitusikan x atau y pada langkah 1 ke persamaan
yang lainnya
1). Tentukan HP dari persamaan linear berikut dg
metode substitusi !
3x + 4y = 11 pers.(1)
x + 7y = 15 pers.(2)
Jawab :
Dari pers.(2) didapat : x = 15 7y pers.(3)
Kmd substitusikan pers.(3) ke pers.(1) :
3x + 4y = 11 Harga y = 2 kmd
3(15 7y) + 4y = 11 substitusikan ke pers(3) :
45 21y + 4y = 11 x = 15 7y
- 21y + 4y = 11 45 x = 15 7(2)
- 17y = - 34 x = 15 14
x = 1

Jd, HP = { 1, 2 }
2
17
34
=

= y
2). Selesaikan sistem persamaan linier berikut:
3x 2y =7 (1)
2x + 4y =10 (2)
Misalkan variabel x yang dipilih pada persamaan
(2), maka akan menjadi
2x + 4y = 10 2x = 10 4y
x = 5 2y
Kemudian substitusikan x ke dalam persamaan
yang lain yaitu (1)
x = 5 2y
3(5 2y) 2y =7 15 6y 2y = 7
8y = 8
y = 1
Substitusikan y = 1 ke dalam salah satu
persamaan awal misal persamaan (2)
x = 5 2(1) = 3
Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi
kedua persamaan adalah (3,1)


3. Tentukan HP dari SPL berikut ini dg menggunakan metode
substitusi
2x y = 2 pers.(1)
3x 2y = 1 pers.(2)

Dari pers.(1) didapat : Harga x = 3 kmd disubstitusikan
- y = 2 2x y = - 2 + 2x pers.(3) ke pers.(1) :
Kmd substitusikan pers.(3) ke pers.(2) : 2x y = 2
3x 2y = 1 2(3) y = 2
3x 2(-2 + 2x) = 1 6 y = 2
3x + 4 4x = 1 - y = 2 6
3x 4x = 1 4 - y = - 4
- x = - 3 y = 4
x = 3

Jd, HP = { 3, 4}
Adalah metode penyelesaian SPLDV dengan cara
menghilangkan salah satu variabel atau pada
kedua persamaan untuk mendapatkan suatu
penyelesaian.
Langkah-langkah
1. Perhatikan koefisien ( x atau y )
a) Jika koefisiennya sama:
i. Lakukan operasi pengurangan untuk tanda yang sama
ii. Lakukan operasi penjumlahan untuk tanda yang berbeda
b) Jika koefisiennya berbeda, samakan koefisiennya dengan cara
mengalikan persamaan-persamaan dengan konstanta yang sesuai,
lalu lakukan seperti langkah a)
2. Lakukan kembali langkah 1 untuk mengeliminasi
variabel lainnya.
x y
1) Carilah nilai nilai dari variabel X dan Y yang dapat
memenuhi kedua persamaan berikut:
3x 2y = 7 (3)
2x + 4y = 10 (4)
Penyelesaian
Misal variabel yang akan dieliminasi adalah y, maka
pers (3) dikalikan 2 dan pers (4) dikalikan 1.
3x 2y = 7 dikalikan 2 6x 4y = 14
2x + 4y = 10 dikalikan 1 2x + 4y = 10
+

8x + 0 = 24
x = 3
Substitusikan variabel x = 3 ke dalam salah
satu persamaan awal, misal pers (3)
3x 2y = 7
3(3) 2y = 7
2y = 7 9 = 2
y = 1
Jadi himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan tersebut adalah (3,1)

2) Tentukan himpunan penyelesaian sistem
persamaan dan
dengan menggunakan metode eliminasi.
Penyelesaian :
Jika kita ingin mencari nilai terlebih
dahulu, maka hilangkanlah nilai pada
kedua persamaan
Bagaimana caranya menghilangkan nilai
pada kedua persamaan?
6 2 3 = y x
6 3 2 = y x
x
y
y
Samakan koefisien pada kedua persamaan
dengan cara mengalikannya dengan suatu
konstanta
Cara menghilangkan nilai pada kedua
persamaan
y
y
6 3 2 = y x
6 2 3 = y x
X ...
X ...

.......... = ...
.......... = ...
-
.... = ...
= ...
x
2
3
6
Dengan cara yang sama, kita hilangkan nilai
pada kedua persamaan untuk mendapatkan
nilai
x
y
6 3 2 = y x
6 2 3 = y x
X ...
X ...

.......... = ...
.......... = ...
-
.... = ...
= ...
y
3
2
6
Dari perhitungan tadi, diperoleh
dan
Jadi himpunan penyelesaian persamaan
dan adalah
{( , )}
6 = x
6 = y
6 3 2 = y x
6 2 3 = y x
6 6
3) Tentukan HP dari SPL berikut dg menggunakan metode eliminasi !
1) 2x y = 2
3x 2y = 1

* Mengeliminasi variabel y
2x y = 2 x 2 4x 2y = 4
3x 2y = 1 x 1 3x 2y = 1 -
x = 3
* Mengeliminasi variabel x
2x y = 2 x 3 6x 3y = 6
3x 2y = 1 x 2 6x 4y = 2 -
y = 4

Jd, HP = { 3, 4}

Pada metode ini, merupakan gabungan dari cara
eliminasi dan substitusi.
Contoh :
1). Tentukan HP dari persamaan linear berikut dg metode campuran !
3x + 4y = 11 pers.(1)
x + 7y = 15 pers.(2)
Jawab :
3x + 4y = 11 x 1 3x + 4y = 11
x + 7y = 15 x 3 3x + 21y = 45 -
- 17y = - 34
y = 2
Harga y = 2 kmd substitusikan ke pers(2) :
x + 7y = 15
x + 7(2) = 15
x + 14 = 15
x = 15 14 x = 1 Jd, HP = { 1, 2 }
2).Tentukan HP Dari Persamaan Linear Berikut Dg Metode Campuran!
2x + 3y = 1 pers.(1)
4x 3y = 11 pers.(2)
Jawab :
2x + 3y = 1
4x 3y = 11 +
6x = 12
x = 2

Harga x = 2 kmd substitusikan ke pers.(1) :
2x + 3y = 1
2(2) + 3y = 1
4 + 3y = 1
3y = 1 4
3y = - 3
y = - 1 Jd, HP = { 2, -1 }
3). Dari SPL Berikut Ini dg Metode Campuran
2p 3q = 4 pers.(1)
7p + 2q = 39 pers(2)

2p 3q = 4 x 7 14p 21q = 28
7p + 2q = 39 x 2 14p + 4q = 78 -
- 25q = - 50


2p 3q = 4
2p 3(2) = 4
2p 6 = 4
2p = 4 + 6
2p = 10
p = 5
Jd, HP = { 5, 2 }
2
25
50
=

= q
Adalah metode penyelesaian SPLDV yang
dilakukan dengan cara menggambar grafik
dari kedua persamaan tersebut yang
kemudian menentukan titik potongnya.


Perhatikan dua sistem persamaan dua
variabel


Solusi dari sistem ini adalah himpunan
pasangan terurut yang merupakan
solusi dari kedua persamaan.
Grafik garis menunjukkan himpunan
penyelesaian dari masing-masing
persamaan dalam sistem. Oleh karena
itu, perpotongan kedua garis adalah
gambar dari penyelesaian sistem.
Solusi dari sistem adalah
Grafik mungkin sejajar atau mungkin berimpit.
Hubungan yang mungkin diantara sebuah sistem, kemiringan
dari masing masing grafik, dan penyelesaian persamaan
ditunjukkan pada table berikut.

Sistem Kemiringan Grafik Penyelesaian
Konsisten dan bebas Berbeda Garis
berpotongan di
satu titik
Satu
Inkonsistent dan bebas
atau berlawanan
Sama


Garis sejajar Tidak ada
Konsisten dan
bergantungan
Sama


Garis berimpit Tak terhingga
Dengan a,b,c,d,p,q,
eR
dan a,b,c,d 0
Tim MGMP Matematika SMA/SMK
Bontang-Kalimantan Timur
email: mgmpmat_btg@yahoo.com
Langkah langkah untuk menetukan himpunan penyelesaian sistem
persamaan dua peubah dengan memakai metode grafik adalah sebagai
berikut
Langkah I
Gambarkan grafik masing masing persamaan pada bidang Cartesius.
Langkah 2
a. Jika kedua garis berpotongan pada satu titik maka himpunan
penyelesaiannya tepat memiliki satu anggota
b. Jika kedua garis sejajar, maka himpunan penyelesaiaannya tidak
memilki anggota. Dikatakan himpunan penyelesaiannya adalah
himpunan kosong
c. Jika kedua garis berimpit maka himpunan penyelesaiaannya
memiliki anggota yang tak hingga banyaknya
Tim MGMP Matematika SMA/SMK
Bontang-Kalimantan Timur
email: mgmpmat_btg@yahoo.com
Contoh
x + y = 1
x y = 3
1
0 1 3
1
3
P (2, -1)
x y = 3
x + y = 1
x + y = 1
x 0
y 1
x y = 3
x 0
y 3
y 0
x 1
y 0
x 3
3 1
4 2
(
(


1 2
2 4
(
(

2 1 3
3 1 2
(
(

3 2 2
1 2 3
4 4 5
(
(
(
(

1 5 0
2 4 1
20 40 10
(
(

(
(

Det(A) = (3 . (-2) (1.4) ( =-10

Det(B) = (1.4) (2.2) = 0

Det(C) = tidak didefinisikan

Det(D) = (3.2.5)+(2.3.4)+(2.1.4)-
(2.2.4)-(2.1.5)-(3.3.4)
= 0
Det(E) = (1.4.-10)+(5.-1.20)+(0.2.40)-
(0.4.20)-(5.2.-10)-(1.-1.40)
= 0
A =
B =
C =
D =
E =
Hitunglah determinan matriks berikut ini:


A
1
=


Det(A
1
) = (a
11
.a
22)
(a
12
.a
21
)




A
2
=


Det(A
2
) = a
11
.a
22
.a
33
+ a
12
.a
23
.a
31
+ a
13
.a
21
.a
32

(a
13
.a
22
.a
31
+ a
11
.a
23
.a
32
+ a
12
.a
21
.a
33
)

(

22 21
12 11
a a
a a
11 12 13
21 22 23
31 32 33
a a a
a a a
a a a
(
(
(
(

(

22 21
12 11
a a
a a
11 12 13
21 22 23
31 32 33
a a a
a a a
a a a
(
(
(
(

a
11
a
12

a
21
a
22
a
31
a
32

+ -
+ + +
- - -

1. B =





2. S =





3. L
- - - + + +
3 1
2 3
5 6

3 1 7
2 3 4
5 6 2

Contoh Aturan Sarrus (lanjt)
Det(B) = 3.8 (5.4) = 4
Det(S) = (3.3.2+1.4.5+7.2.6)-(1.2.2+ 3.4.6 + 7.3.5)
= 18 + 20 +84 (4+72+105)
= 122 181
= -59
Det(L) = (1.1.3 + 4.4.1 + 9.3.2)-(4.3.3 + 1.4.2 + 9.1.1)
= (3 + 16 + 54) (36 + 8 + 9)
= 73 53
= 20
3 5
4 8

- - - + + +
1 4
3 1
1 2

1 4 9
3 1 4
1 2 3


Minor M
ij
adalah determinan matriks A dihapus baris ke i kolom
ke j. Kofaktor C
13
adalah (-1)
i+j
M
ij
A =


a
11
a
12
.a
1j
a
1n
a
21
a
22
a
2j
.a
2n

: : : :
a
i1
a
i2
a
ij
.. a
in
: : : :
a
n1
a
n2
a
nj
. a
nn

M
ij
= det


a
11
a
12
.a
1j
a
1n
a
21
a
22
a
2j
.a
2n

: : : :
a
i1
a
i2
a
ij
.. a
in
: : : :
a
n1
a
n2
a
nj
. a
nn

C
ij
=(-1)
i+j
M
ij

Minor M
ij
adalah determinan matriks A dihapus baris ke i kolom
ke j. Kofaktor C
13
adalah (-1)
i+j
M
ij
A = M
13
= det
C
13
= (-1)
1+3
M
13
a
21
a
22
a
31
a
32
11 12 13
21 22 23
31 32 33
a a a
a a a
a a a
(
(
(
(

11 12 13
21 22 23
31 32 33
a a a
a a a
a a a
(
(
(
(

B = M
11
= det
C
11
= (-1)
1+1
M
11
a
22
a
23
a
32
a
33
11 12 13
21 22 23
31 32 33
a a a
a a a
a a a
(
(
(
(

C = M
33
= det
C
33
= (-1)
3+3
M
33
a
11
a
12
a
21
a
22
Permutasi n bilangan 1, 2, 3, , n adalah susunan terdiri dari n bilangan tersebut
tanpa pengulangan
Contoh:
Permutasi dari 1, 2, 3 adalah
1, 2, 3
1, 3, 2
2, 1, 3
2, 3, 1
3, 1, 2
3, 2, 1
Permutasi dari 1,2 adalah
1, 2
2, 1
Ada 2 permutasi
Ada 6 (= 3 x 2 x 1) permutasi
Permutasi
Contoh:
Permutasi dari 1, 2, 3, 4 adalah
Ada 24 (= 4x3 x 2 x 1) permutasi
1, 2, 3, 4
1, 3, 2, 4
2, 1, 3, 4
2, 3, 1, 4
3, 1, 2, 4
3, 2, 1, 4
1, 2, 4, 3
1, 3, 4, 2
2, 1, 4, 3
2, 3, 4, 1
3, 1, 4, 2
3, 2, 4, 1
1, 4, 2, 3
1, 4, 3, 2
2, 4, 1, 3
2, 4, 3, 1
3, 4, 1, 2
3, 4, 2, 1
4, 1, 2, 3
4, 1, 3, 2
4, 2, 1, 3
4, 2, 3, 1
4, 3, 1, 2
4, 3, 2, 1
Contoh lainnya:
2). Permutasi dari 5, 6, 7 adalah
5, 6, 7
5, 7, 6
6, 5, 7
6, 7, 5
7, 5, 6
7, 6, 5
1). Permutasi dari 5,8 adalah
5, 8
8, 5
Ada 2 permutasi
Ada 6 (= 3 x 2 x 1) permutasi
3). Permutasi dari 4, 5, 6, 7 adalah
Ada 24 (= 4x3 x 2 x 1) permutasi
4, 5, 6, 7
4, 6, 5, 7
5, 4, 6, 7
5, 6, 4, 7
6, 4, 5, 7
6, 5, 4, 7
4, 5, 7, 6
4, 6, 7, 5
5, 4, 7, 6
5, 6, 7, 4
6, 4, 7, 5
6, 5, 7, 4
4, 7, 5, 6
4, 7, 6, 5
5, 7, 4, 6
5, 7, 6, 4
6, 7, 4, 5
6, 7, 5, 4
7, 4, 5, 6
7, 4, 6, 5
7, 5, 4, 6
7, 5, 6, 4
7, 6, 4, 5
7, 6, 5, 4
Genap atau ganjilnya permutasi didefinisikan dengan
genap atau ganjilnya jumlah inversi
2 3 1
1 inversi
(2 mendahului 1)
1 inversi
(3 mendahului 1)
0 inversi
Jumlah inversi: 1 + 1+0 = 2
Jenis permutasi: genap
Permutasi
Inversi terjadi jika bilangan lebih besar mendahului lebih kecil
Pemutasi 4 3 1


Pemutasi 8 4 5 1


Pemutasi 2 5 3 6 1
Jumlah inversi: 1 + 1+ 1 +0 = 3
Jenis permutasi: ganjil
Jumlah inversi: 1 + 1+0 = 2
Jenis permutasi: genap
Jumlah inversi: 1 + 1+ 1+ 1+ 0 = 4
Jenis permutasi: genap
Matriks Diagonal


Matriks Segitiga


Matriks Dengan Baris Nol


Matriks Dengan Kolom Nol


Matriks Dengan Dua Baris Sama

(
(
(

=
5 0 0
4 2 0
3 2 1
S
(
(
(

=
0 0 0
2 7 9
7 6 1
B
(
(
(

=
1 9 0
4 1 0
3 2 0
K
4 1 4
4 1 4
0 9 1
M
(
(
=
(
(

9 0 0
0 7 0
0 0 8
D
(
(
=
(
(

det(D) = -518
det(S) = 10
det(B) = 0
det(K) = 0
det(M) = 0
1 3
A'
2 4
(
=
(

Pengaruh tukar baris pada nilai determinan
3 3 6
B' 2 0 1
1 4 2
(
(
=
(
(

1 4 2
B 2 0 1
3 3 6

(
(
=
(
(

1 3
A
2 4
(
=
(

Det(B) = 45
Det(A) = -2
R1 R2
Det(A) = 2
Det(B) = -45
R1 R3
menukar dua baris tanda dari setiap hasil kali elementer bertanda
berubah determinannya (-1) kali determinan semula.
det(X) = -det(X)
X X dengan tukar baris
Contoh Lain
Det(S) = 13
R1 R2
Det(S) = -13
=
8 3
1 2
=
1 2
8 3

Det(D) = -1 Det(D) = 1
R1 R3
=
1 3 2
2 4 3
5 6 6
=
5 6 6
2 4 3
1 3 2

Det(D) = -14 Det(D) = 14
R1 R3
=
5 2 4
3 2 8
7 3 1

=
7 3 1
3 2 8
5 2 4

1 3
A'
20 40
(
=
(

Pengaruh perkalian baris dengan skalar pada
nilai determinan
1 4 2
B' 2 0 1
1 1 2

(
(
=
(
(

1 4 2
B 2 0 1
3 3 6

(
(
=
(
(

1 3
A
2 4
(
=
(

Det(B) = 45
Det(A) = -2
R2 10 R2
Det(A) = -20
Det(B) = 15 = 1/3 det(B)
R3 1/3 R3
satu baris dikalikan dengan konstanta k setiap hasil kali elementer
bertandanya dikalikan k determinannya adalah k kali determinan
matriks semula.
det(X) = kdet(X)
X X dengan mengalikan baris dengan k
Det(G) = -2048 Det(G) = -38 = Det (G)
R3 1/4 R3
=
4 12 4
16 8 8
20 4 24
=
1 3 1
4 2 2
5 1 6

Contoh Lain
Det(A) = 10
R1 20 R1
Det(A) = 4000
=
3 2
1 4

=
60 40
20 80

Det(P) = 42
R2 2 R2
Det(P) = 168
=
6 3
4 9

=
12 6
8 18

1 3
A'
4 10
(
=
(

Pengaruh jumlahan baris dengan kelipatan baris lain
pada nilai determinan
1 4 2
B' 3 1 3
3 3 6

(
(
=
(
(

1 4 2
B 2 0 1
3 3 6

(
(
=
(
(

1 3
A
2 4
(
=
(

Det(B) = 45
Det(A) = -2
R2 R2 + 2R1
Det(A) = -2
Det(B) = 45 = det(B)
R2 R2 +1/3 R3
Penjumlahan baris dengan kelipatan baris yang lain tidak mengubah
hasil kali elementer bertanda, jadi nilai determinannya tidak berubah.

det(X) = det(X)
X X dengan menjumlahkan brs dengan kelipatan baris lain:
Kesimpulan:
menukar dua baris tanda dari setiap hasil kali
elementer bertanda berubah determinannya (-1) kali
determinan semula.
satu baris dikalikan dengan konstanta k setiap hasil
kali elementer bertandanya dikalikan k determinannya
adlah k kali determinan matriks semula.
Penjumlahan baris dengan kelipatan baris yang lain tidak
mengubah hasil kali elementer bertanda, jadi nilai
determinannya tidak berubah.


Apa beda vektor dengan skalar ?

+Vektor :
besaran yang dinyatakan dalam dua bilangan tunggal, yang
pertama menyatakan nilai dan yang kedua menyatakan arah
ex: gaya=10N ke arah kanan, kecepatan=5 m/s arah barat

+Skalar :
besaran yang dinyatakan dengan bilangan tunggal dan hanya
memiliki nilai
ex: panjang meja=20cm , luas, volume dsb

Simbol vektor:
- huruf kecil
- huruf kecil,tebal,ada tanda diatasnya

Gambar vektor:
vektor digambarkan sebagai garis dengan anak
panah sebagai arah.


Vektor a; simbol:
a atau a atau a
Komponen vektor :
vektor 2 dimensi : a (3,2)
3 n 2 merupakan komponen vektor
a merupakan nama vektor
3 merepresentasikan nilai pada sumbu x(horisontal)
2 merepresentasikan nilai pada sumbu y (vertikal)
vektor 3 dimensi : a (2,3,4)

Panjang vektor :
suatu vektor memiliki panjang vektor yang disimbolkan
dengan |a|

2 vektor dikatakan sama,jika panjang dan arahnya sama

Vektor a dan b dikatakan sama, sebab
1. Arah kedua vektor sama
2. |a| = |b|
Vektor a dan b dikatakan tidak sama, Sebab
1. Arah kedua vektor tidak sama
2. Meskipun, |a| = |b|
Vektor a dan b dikatakan tidak sama, Sebab
1. Meskipun, Arah kedua vektor sama
2. |a| != |b|
Vektor dalam sistem koordinat kartesian diantaranya:
1. Koordinat kartesian dua dimensi
a=(a1, a2)
dalam vektor a terdapat
dua komponen vektor,


2. Koordinat kartesian tiga dimensi
b=(b1,b2,b3)
dalam vektor b terdapat
tiga komponen vektor
1. Gambar vektor k (6,3) dalam sumbu koordinat
dengan pangkal vektor di (0,0) !!
y
x
6
3
k (6,3)
2. Gambar vektor s (4,-3) dalam sumbu koordinat
dengan pangkal vektor di (0,0) !!
y
x
4
-3
s (4,-3)
3. Gambar vektor m (-4,2) dalam sumbu koordinat
dengan pangkal vektor di (0,0) !!
y
x
-4
2
m (-4,2)
1. Gambar vektor r (-4,2) dalam sumbu
koordinat dengan pangkal vektor di (3,-4) !
y
x
3
-4
r (-4,2)
2
-4
pangkal
2. Gambar vektor d (2,3) dalam sumbu
koordinat dengan pangkal vektor di (1,-4) !
y
x
1
-4
d (2,3)
3
2
pangkal
3. Gambar vektor t (1,3) dalam sumbu koordinat
dengan pangkal vektor di (-2,-2) !
y
x
-2
-2
s (3,-2)
3
1
pangkal
- mx adalah panjang vektor terhadap sumbu x = 3

- my adalah panjang vektor terhadap sumbu y = 2

Dari contoh diperoleh :
y
x
3
-2
m (3,-2)
mx = 3
my = 2
13 2 3 | |
| |
2 2
2 2
= + =
+ =
m
my mx m
Sehingga untuk mencari
panjang
vektor m, digunakan rumus
pytagoras
Panjang vektor a yang berpangkal pada (0,0)
didefinisikan sebagai


Disebut sebagai vektor nol, jika |a|=0 yang berarti
a1=a2=0
Contoh :
1. Cari panjang vektor a (6,2) !

10 2 40 4 36 2 6 | |
2 2
= = + = + = a
2. Cari panjang vektor b (12,-9) !



3. Cari panjang vektor c (10,1) !


15 225 81 144 ) 9 ( 12 | |
2 2
= = + = + = b
5 2 20 4 16 2 4 | |
2 2
= = + = + = c
Panjang vektor a (x1,y1,z1) yang berpangkal pada
(x2,y2,z2) didefinisikan sebagai



Contoh :
1. Cari panjang vektor a (5,3,6) dengan titik pangkal
(1,1,1) !

5 3 45 25 4 16 ) 1 6 ( ) 1 3 ( ) 1 5 ( | |
2 2 2
= = + + = + + = a
2. Cari panjang vektor k (8,3,4) dengan titik
pangkal (2,1,3) !


3. Cari panjang vektor m (6,8,9) dengan titik
pangkal (4,2,5) !

41 1 4 36 ) 3 4 ( ) 1 3 ( ) 2 8 ( | |
2 2 2
= + + = + + = k
56 16 36 4 ) 5 9 ( ) 2 8 ( ) 4 6 ( | |
2 2 2
= + + = + + = m
1. Cara Segitiga
Jumlahan 2 vektor a dan b adalah suatu vektor c yang
berawal dari titik pangkal vektor a menuju ujung vektor b,
setelah ujung vektor a ditempelkan dengan pangkal vektor b


a = 5
b = 2
c = ?
O
C= a + b
Maka besar vektor c
|c| =
2
+
2

= 5
2
+ 2
2

= 25 + 4
= 29
a = 8
b =5
c = ?
O
a = 4
b = 2
c = ?
O
C= (-a )+ b
Maka besar vektor c
|c| =
2
+
2

= (8)
2
+ 5
2

= 64 + 25
= 89
C= a - b
Maka besar vektor c
|c| =
2

2

= 4
2
2
2

= 16 4
= 12
2. Cara Jajaran Genjang
Untuk memperoleh hasil vektor penjumlahan dari vektor a
dan b, maka vektor a dan b harus diposisikan pada 1 titik dan
masing-masing vektor diproyeksikan sehingga menghasilkan
1 titik potong antar kedua vektor. Vektor hasil dihubungkan
dari titik awal dan titik potong akhir.
Jajaran Genjang
R = A + B
+
=
A
A
Besarnya vektor R = | R | =
u cos 2
2 2
AB B A + +
Besarnya vektor A+B = R = |R| =

cos 2
2
AB B A
+
+
Besarnya vektor A-B = S = |S| =

cos 2 AB B A
- +
2
2 2
Hasil dari aljabar
tersebut dengan
menggunakan 2 metode
hasilnya sama, yaitu :
2 2
) ( ) ( | | d b c a v u
d b
c a
d
c
b
a
v u
d
c
v dan
b
a
u Jika
n Penjumlaha
+ + + = +
|
|
.
|

\
|
+
+
=
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
= +
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=
2 2
) ( ) ( | | d b c a v u
d b
c a
d
c
b
a
v u
d
c
v dan
b
a
u Jika
n Penguranga
+ =
|
|
.
|

\
|

=
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=
a). a+ b = b + a Komutatif
b). ( u + v ) + w = u + ( v + w ) Asosiatif
c). a + 0 = 0 + a = a Elemen Netral
d). a + (-a) = 0 Elemen Invers
. Arah vektor dilihat dari tanda negatif didepan
nama vektor, sehingga:
v + (-v) = 0
. Elemen-elemen vektor merupakan panjang vektor
untuk basis koordinat tertentu
. Metode yang digunakan untuk penjumlahan dan
pengurangan vektor adalah sama
. Pangkal vektor tidak selalu diawali dari pusat
koordinat (0,0,0)

Anda mungkin juga menyukai