Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus

PNEUMONIA

Oleh : Jemie I1A001036

Pembimbing : Dr . Gladys Guna an! "#. A

$AGIAN%"M& I'MU (E"E)A*AN ANA( &( UN'AM + ,"U U'IN $ANJA,MA"IN Juni! -00.

PENDA)U'UAN

Pneumonia adalah peradangan akut parenkim paru yang menyebar pada daerah bronkiolus dan sekitar alveolus, menyatakan adanya penyebaran infeksi yang berbercak, serta terdapat konsolidasi lobuler. Pneumonia merupakan infeksi serius yang sering dan potensial mengenai anak-anak di seluruh dunia, yaitu sekitar 14% kasus dapat menyebabkan kematian. Bayi dan anak-anak lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. 1,2, Pneumonia sering disebabkan oleh bakteri, terutama Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae. !dentifikasi mikroorganisme yang men"adi penyebabnya sangat penting karena sifat infeksi tersebut yang serius dan pasien umumnya memerlukan terapi antimikroba yang harus segera diberikan. 4 #gen-agen yang dapat menimbulkan infeksi paling sering masuk melalui inhalasi atau merupakan flora normal saluran pernapasan. $engan demikian, setiap keadaan defisiensi mekanisme pertahanan paru-paru men"adi faktor predisposisi dari pneumonia. 4 %e"ala yang diperlihatkan pada pneumonia merupakan manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam tinggi, sakit kepala, iritabel, gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal. %e"ala umum saluran pernapasan ba&ah berupa batuk, takipnu, dispnea, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan sianosis. Pada pemeriksaan fisik, dapat

ditemukan retraksi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronkhi. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronkhi basah nyaring halus atau sedang. ',(,) *ntuk dapat menegakkan diagnosis pneumonia harus berdasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penun"ang. +ang paling khas dari pneumonia adalah gambaran radiologis berupa bercak konsolidasi yang menyebar di daerah bronkiolus atau sekitar alveolus. ',( Penatalaksanaan pada pneumonia tergantung pada beratnya penyakit, meliputi terapi supotif, simptomatis, dan kausatif.' Berikut ini akan disampaikan sebuah laporan kasus pneumonia pada seorang anak laki-laki berusia 2 bulan yang dira&at di Bagian #nak ,umah -akit *mum *lin Ban"armasin.

'APO,AN (A"U"

I. IDEN*I*A" 1. !dentitas penderita . /ama penderita 1enis 2elamin 4empat 5 tanggal lahir *mur 2. !dentitas 8rang tua9&ali #+#: . /ama Pendidikan Peker"aan #lamat !B* . /ama Pendidikan Peker"aan #lamat . 4n . !brahim . -0* . -&asta . 1l. 2elayan B ,4 64, Ban"armasin . /y. #liyah . -0* . !bu ,umah 4angga . 1l. 2elayan B ,4 64, Ban"armasin . #n. $.0 . 3aki-laki . Ban"armasin, 2 #pril 2667 . 2 bulan

II. ANAMNE"I" #loanamnesis dengan 4anggal9"am 1. 2eluhan *tama . !bu penderita . 21 0ei 2667 9 12.66 &ita . -esak nafas

'

2. ,i&ayat penyakit sekarang . -esak nafas sudah 1 hari, sesak timbul mendadak dan baru ter"adi satu kali ini. 0enurut ibu nafas anak lebih cepat dibanding biasanya dan saat bernafas hidung anak kembang kempis. -aat sesak sekitar bibir dan hidung anak tidak tampak kebiruan. $ari nafas anak tidak terdengar suara ;ngik..ngik.. ngik<. -esak tidak berkurang dengan perubahan posisi sehingga anak men"adi gelisah dan re&el. -ebelum sesak kurang lebih mulai 2 hari yang lalu sampai sekarang anak menderita panas tinggi, batuk dan pilek. Panas turun "ika diberi obat penurun panas tetapi tidak berapa lama panas naik lagi. -aat panas tidak disertai ke"ang. Batuk berdahak tapi dahak ditelan dan hanya terdengar suara ;grok...grok< saat batuk, batuk disertai pilek "uga, tidak ada kontak dengan orang yang batuk-batuk lama. -elama sakit anak tidak ada muntah maupun diare. 2einginan anak untuk menyusu #-! berkurang. . ,i&ayat Penyakit dahulu 4idak ada ri&ayat alergi makanan tertentu. 4. ,i&ayat Penyakit 2eluarga 4idak ada keluarganya yang menderita sesak ataupun batuk lama. '. ,i&ayat 2ehamilan dan Persalinan ,i&ayat antenatal . -elama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas. ,i&ayat /atal .

-pontan9tidak spontan /ilai #P%#, Berat badan lahir Pan"ang badan lahir 3ingkar kepala Penolong 4empat ,i&ayat /eonatal . 3ahir langsung menangis. (. ,i&ayat Perkembangan 4iarap 0erangkak $uduk Berdiri Ber"alan -aat ini ). ,i&ayat !munisasi Nama B=% Polio :epatitis B $P4 =ampak #nak belum diimunisasi 7. 0akanan . . . . . . .

. -pontan belakang kepala . !bu tidak tahu . 2766 gram . '6 cm . 4idak diukur . Bidan . 2linik

Dasa/ 0umu/ dalam ha/i%bulan1

Ulangan 0umu/ dalam bulan1

6-2 bulan. #-! eksklusif

>. ,i&ayat 2eluarga !khtisar keturunan .

#n. $.0 B2 bulanC ? -akit -usunan keluarga . N2 Nama 1 4n. !brahim 2 /y. #liyah #n. $avid 0alik Umu/ 6 tahun 27 tahun 2 bulan '%P 3 P 3 (e3e/angan -ehat -ehat -akit

(. ,i&ayat -osial 3ingkungan #nak tinggal dengan kedua orang tuanya, di rumah yang terbuat dari kayu dengan ukuran @ 4 A 16 m2. 0enurut ibu ventilalsi dan penerangannya cukup. *ntuk air minum menggunakan air P$#0. -ampah dibuang di tempat pembuanagn sampah yang ber"arak @ meter dari rumah.

III.PEME,I("AAN &I"I( . 2eadaan umum 2esadaran 4. Pengukuran 4anda vital . /adi . 147 A9menit . 4ampak sakit sedang . 2omposmentis

-uhu ,espirasi Berat badan Pan"ang9tinggi badan

. 7D= . )2 A9menit, dangkal dan teratur . 4,' 2g B7(% standar BB9*C . '' cm B>4% standar PB-4B9*C B164% standar BB94BC

3ingkar 3engan #tas B33#C . - cm 3ingkar 2epala '. 2ulit . Earna -ianosis :emangiom 4urgor 2elembaban Pucat (. 2epala . Bentuk **B **2 ,ambut . Earna 4ebal9tipis $istribusi #lopesia 0ata . Palpebra . ( cm . Putih . 4idak ada . 4idak ada . =epat kembali . =ukup . 4idak ada . 0esosefali . $atar, sudah menutup . $atar, sudah menutup . :itam . 4ipis . 0erata . 4idak ada . 4idak ada edem

#lis dan bulu mata . 4idak mudah dicabut 2on"ungtiva . 4idak anemis

>

-klera Produksi air mata Pupil

. 4idak ikterik . =ukup . $iameter -imetris . mm 9 mm

. !sokor

,eflek cahaya . F9F 2ornea 4elinga . Bentuk -ekret -erumen /yeri :idung . Bentuk . -imetris . 4idak ada . 0inimal . 4idak ada . -imetris 3okasi . . 1ernih

Pernafasan =uping :idung . BF9FC Gpistaksis -ekret 0ulut . Bentuk Bibir %usi . 4idak ada . -imetris . /ormal . 0ukosa bibir basah . 4idak mudah berdarah, pembengkakan tidak ada %igi-geligi 3idah . Bentuk Pucat9tidak 4remor9tidak 2otor9tidak . Belum tumbuh . -imetris . 4idak pucat . 4idak tremor . 4idak kotor

16

Earna Haring . :iperemi Gdem

. 0erah muda . 4idak hiperemi . 4idak ada

0embran9pseudomembran . 4idak ada 4onsil . Earna Pembesaran #bses9tidak . 0erah muda . 4idak ada . 4idak ada

0embran9pseudomembran . 4idak ada ). 3eher . 4 Iena 1ugularis . Pulsasi 4ekanan 4 Pembesaran kelen"ar leher 4 2aku kuduk 4 0assa 4 4ortikolis 7. 4oraks . a. $inding dada9paru . !nspeksi . Bentuk ,etraksi $ispnea Pernafasan Palpasi Perkusi . Hremitus fokal . -onor . -imetris . BF9FC . #da BFC . #bdominal . -imetris 3okasi . subkostalis . 4idak terlihat . 4idak meningkat . 4idak ada . 4idak ada . 4idak ada . 4idak ada

11

#uskultasi . -uara /apas $asar . Bronkovesikuler -uara 4ambahan b. 1antung . !nspeksi Palpasi . !ktus . #peks 4hrill F 9 Perkusi . Batas kanan Batas kiri Batas atas #uskultasi . Hrekuensi -uara $asar Bising . 4idak terlihat . 4idak teraba, . 4idak ada . -$G . -$G . -$G . 147 A9menit, !rama . ,eguler . -1 dan -2 4unggal . 4idak ada, $era"at 3okasi . . 3okasi . . ronkhi

Punctum maA . Penyebaran . -

>. #bdomen . !nspeksi Palpasi . Bentuk . :ati 3ien %in"al 0assa . -upel . 4idak teraba . 4idak teraba . 4idak teraba . 4idak ada

12

Perkusi

. 4impani9pekak . 4impani #sites . 4idak ada

#uskultasi . Bising *sus BFC /ormal 16. Gkstremitas . - *mum . Gkstremitas atas . #kral hangat, tidak ada edem dan tidak ada parese, sianosis tidak ada Gkstremitas ba&ah . #kral hangat, tidak ada edem dan tidak ada parese, sianosis tidak ada - /eurologis . *anda 'engan (anan (i/i Bebas Bebas Gutoni Gutoni Gutrofi Gutrofi BP, ? F BP, ? F 4P, 4P, :offman :offman 4romner B-C, 4romner B-C, /ormal /ormal *ung5ai (anan Bebas Gutoni Gutrofi 2P, ? F #P, Babinsky B-C /ormal (i/i Bebas Gutoni Gutrofi 2P, ? F #P, Babinsky B-C, /ormal -

%erakan 4onus 4rofi 2lonus ,efleks Hisiologis ,efleks patologis -ensibilitas 4anda meningeal 11. -usunan -araf

. / ! ? -ulit dievaluasi J!! tidak ada kelainan

12. %enitalia 1 . #nus .

. 3aki-laki, tidak ada kelainan #da, tidak ada kelainan

I6. PEME,I("AAN PENUNJANG Peme/i5saan da/ah 3anggal 1- A#/il -007 : 4 :b . 16,1 g9dl

4 3eukosit 4 Gritrosit 4 4rombosit

. 11.'66 9ul . ,4' "uta9ul . 12 ribu9ul

- :ematokrit . 2) vol%

6. ,E"UME /ama 1enis kelamin *mur Berat badan 2eluhan *tama *raian 4 4 4 4 . #n. $.0 . 3aki-laki . 2 bulan . 4,' 2g . -esak . 1 hari sesak, takipnu, sianosis B-C, ,h BF9FC, gelisah, re&el 2 hari sampai sekarang febris, batuk pilek, batuk berdahak, ,h BF9FC Gmesis B-C, diare B-C, P=: BF9FC ,i&ayat keluarga Balergi, asma, 4B, pnemoniaC . B-C

Pemeriksaan Hisik 2eadaan umum 2esadaran $enyut /adi Pernafasan -uhu 2ulit . 4ampak sakit sedang . 2omposmentis . 147 kali9menit . )2 kali9menit . 7 D= . 2elembaban cukup, turgor cepat kembali

14

2epala 0ata 4elinga :idung 0ulut 4oraks9Paru 1antung #bdomen Gkstremitas -usunan saraf %enitalia #nus

. 0esosefali, **B dan **2 datar . 4idak anemis, tidak ikterik . -imetris . Pernapasan cuping hidung BF9FC . 0ukosa bibir basah . -imetris, retraksi interkostalis BF9FC, ronkhi BF9FC. . -1 dan -2 4unggal . hati9limfa9massa tidak teraba . #kral hangat . 4idak ada kelainan . 3aki-laki, tidak ada kelainan . #da, tidak ada kelainan

6I. DIAGNO"A 14. $iagnosa Banding . Pneumonia, bronkiolitis, tuberkulosis paru 1'. $iagnosa 2er"a 1(. -tatus %iKi BB9* PB9* BB9PB =$2 2666 ? ? ? ? . Pneumonia . 4,'-',2 6,> ''-'7,1 ( 4,'-4, 6,' 4,' J 166% 4,4 ? -6,) BnormalC ? -1,1> BnormalC ? 6,4 BnormalC ? 162% BnormalC

1'

6II. PENA*A'A("ANAAN 4 4 4 4 4 !IH$ $' L /- ( tetes9menit makro !n"eksi #mpicillin 1'6 mg97 "am Bi.vC !n"eksi %entamisin 16 mg912 "am Bi.vC -anmol A 6,4 cc A 6,4 cc

0ucous drop

6III. U"U'AN PEME,I("AAN 1. Pemeriksaan darah lengkap 2. Hoto thoraks #P

I8. P,OGNO"I" Muo ad vitam Muo ad functionam Muo ad sanationam . Bonam . Bonam . Bonam

8. PEN9EGA)AN 1). Pemberian imunisasi lengkap 17. Peningkatan daya tahan tubuh dengan asupan makanan yang baik. 1>. 0enghindari kontak dengan penderita batuk yang lain.

1(

8I. &O''O: UP &2ll2 u# da/i 3anggal -3 Mei -00. sam#ai -; Mei -00. &2ll2 u# "ub=e53i> -esak Batuk Panas 0enyusu Ob=e53i> /adi BA9mntC ,espirasi BA9mntC -uhu B8=C ,etraksi ,onkhi EheeKing Planning 82 Bltr9mntC $'% L/- tts9mntC #mpisilin BmgC!I %entamisin BmgC!I -anmol BccC 0ucous drop BccC -N N N 2urang 146 (6 ), F F9F B-9-C 2 ( -3 N N B-C #gak kuat 146 '2 (,( F F9F B-9-C 1 ( -< N N B-C 2uat 112 47 (, F F9F B-9-C 1 ( A 1'6 2 A 16 A 6,4 A 6,4 -7 N N B-C 2uat 126 42 (,7 F F9F B-9-C 1 ( A 1'6 2 A 16 A 6,4 A 6,4 -6 B-C N B-C 2uat 126 46 (, F F9F B-9-C 1 ( A 1'6 2 A 16 A 6,4 A 6,4 -; B-C N B-C 2uat 11( 46 ( F F9F B-9-C ( A 1'6 2 A 16 A 6,4 A 6,4

A 1'6 A 1'6 2 A 16 2 A 16 A 6,4 A 6,4 A 6,4 A 6,4

1)

DI"(U"I

DE&INI"I Pneumonia adalah radang parenkim paru yang menyatakan adanya penyebaran infeksi yang berbercak, terlokalisasi, terdapat konsolidasi lobular, sering pada bronkiolus dan sekitar alveoli, ter"adi pada paru bilateral, dan terletak pada basal paru. 1,7 Pada banyak penelitian, penyebab spesifik pneumonia tidak dapat diidentifikasi pada 46-(6% kasus. Penyebab pneumonia umumnya adalah bakteri, seperti yang tersering adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae. $an yang lainnya adalah Mycoplasma pneumoniae, Pneumococcus, Haemophilus influenzae, Klebsiella, and Legionella. 1,',> PA*OGENE"I" Pneumonia dapat ter"adi sebagai akibat inhalasi mikroba yang ada di udara, aspirasi mikroorganisme dari nasofaring atau penyebaran dari fokus infeksi yang "auh. Proses peradangan dapat dibagi atas 4 stadium, yaitu . ',(,16,11,12 "emie 26. -tadium kongesti B4-12 "am pertamaC Bakteri yang memasuki paru-paru melalui saluran pernapasan masuk ke bronkhioli dan alveoli, menimbulkan peradangan berat, menghasilkan cairan edema yang kaya protein berupa eksudat "ernih di dalam alveoli dan "aringan interstitial, sehingga kapiler melebar dan kongesti. $i alveoli "uga terdapat beberapa neutrofil dan makrofag. 21. -tadium hepatisasi merah B47 "am berikutnyaC

17

4imbul akibat perembesan eritrosit dan beberapa leukosit dari kapiler paru. 3obus dan lobulus yang terkena men"adi padat dan tidak mengandung udara, &arna men"adi merah dan pada perabaan seperti hepar, dalam alveolus di dapatkan fibrin, leukosit neutrofil, eksudat dan banyak sekali eritrosit dan kuman, sehingga kapiler alveoli men"adi lebar. 22. -tadium hepatisasi kelabu B -7 hariC #liran darah menurun, alveoli penuh dengan leukosit dan fibrin serta sedikit eritrosit. 2uman difagosit oleh leukosit, makrofag masuk ke dalam alveoli dan menelan leukosit bersama dengan kuman di dalamnya. Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin. 3obus masih tetap padat dan &arna merah men"adi pucat kelabu. 2apiler tidak lagi kongesti. 2 . -tadium resolusi B)-11 hariC Gksudat berkurang, di dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit mengalami nekrosis dan degenerasi lemak. Hibrin diresorbsi dan menghilang. -ecara patologi anatomi, distribusi bercak-bercak pada pneumonia tidak teratur. &A(*O, ,I"I(O Haktor risiko dari ter"adinya pneumonia adalah bayi dan anak-anak terutama bayi prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah, karena mereka mempunyai refleks batuk dan saluran pernapasan yang belum sempurna. 1uga pada anak dengan sistem imun yang lemah, malnutrisi, malaria, atau pada anak dengan infeksi :!I. 1 ,14

1>

Pada kasus ini usia anak masih sangat muda yaitu 2 bulan, sehingga memiliki risiko tinggi terhadap ter"adinya pneumonia. GAM$A,AN ('INI" -ecara umum, ge"ala klinis yang dapat ditemukan berupa .
,',(,12

1. 0anifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, suhu dapat naik sangat mendadak sampai >-46 o= dan mungkin disertai ke"ang karena demam yang tinggi, sakit kepala, iritabel, gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal berupa muntah dan diare. 2. %e"ala umum saluran pernapasan ba&ah berupa batuk, takipnu Bpernapasan cepat dan dangkal, dengan frekuensi lebih dari (6 kali9menitC, ekspektorasi sputum, dispnea, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan sianosis. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari, mula-mula kering kemudian men"adi produktif. #nak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. :asil pemeriksaan fisik tergantung daripada luas daerah yang terkena. Pada pemeriksaan fisik, tanda klinis yang dapat ditemukan antara lain .
,'

1. 4erdapat retraksi Bpenarikan dinding dada bagian ba&ah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napasC, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronkhi. 2. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronkhi basah nyaring halus atau sedang. Bila sarang pneumonia men"adi satu BkonfluensC mungkin pada

26

perkusi terdengar keredupan dan suara pernapasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi, ronkhi terdengar lagi. Pada kasus ini ge"ala klinis yang diperlihatkan adalah sesak nafas, takipnea panas, batuk berdahak, pilek, keinginan untuk menyusu #-! berkurang. $an pada pemeriksaan fisik paru didapatkan adanya pernapasan yang cepat dan dangkal, inspirasi dan ekspirasi tidak meman"ang, pernapasan cuping hidung, retraksi subkostalis pada paru sebelah kanan dan kiri, pada auskultasi terdengar suara ronkhi basah halus. DIAGNO"I" $iagnosa pneumonia pada kasus ini ditegakkan berdasarkan ri&ayat penyakit dan pemeriksaan fisik, serta disertai pemeriksaan penun"ang. E:8 menga"ukan pedoman dan diagnosis dan tatalaksana yang lebih sederhana .
,'

1. Pneumonia sangat berat . bila ada sianosis sentral dan tidak sanggup minum, harus dira&at di rumah sakit dan diberi antibiotik. 2. Pneumonia berat . bila ada retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, harus dira&at dirumah sakit dan diberi antibiotik. . Pneumonia ringan. bila tidak ada retraksi, tetapi napas cepat . 4 4 4 4 (6 kali9menit pada bayi N 2 bulan O'6 kali9menit pada anak 2 bulan P 1 tahun O 46 kali9menit pada anak 1-' tahun O27 kali9menit pada anak usia '-1( tahun

4idak perlu dira&at, cukup diberi antibiotik oral

21

4. Bukan pneumonia . hanya batuk tanpa ada ge"ala dan tanda seperti di atas, tidak perlu dira&at, tidak perlu antibiotik. Berdasarkan pedoman E:8 di atas, maka pneumonia pada kasus ini dapat digolongkan dalam pneumonia berat, yaitu ada retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, sehingga penderita harus dira&at dirumah sakit dan diberi antibiotik. PEME,I("AAN PENUNJANG 4emuan-temuan laboratorium biasanya menun"ukkan "umlah leukosit yang meningkat BleukositosisC mencapai 1'.666-46.6669mm dengan "umlah sel

polimorfonuklear terbanyak Bpergeseran ke kiri atau shift to the leftC. #ngka sel darah putih N '6669mm sering disertai dengan prognosis yang "elek. 2adar :b biasanya tetap normal atau sedikit menurun, dan la"u endap darah biasanya meningkat dan mungkin amat tinggi.
,),16

%ambar 1. Hoto 4horak #nak dengan Pneumonia

-edangkan pada pemeriksaan radiologis, gambaran pneumonia akan tampak putih pada foto roentgen, karena terdapat eksudat fibrinosa terutama terdapat pada bronkiolus, dimana penyebaran daerah infeksi berupa bercak

22

konsolidasi merata, dengan diameter sekitar

-4 cm, yang mengikutsertakan

alveoli secara tersebar. Pada daerah ter"adinya konsolidasi dapat ditemukan adanya bronchogram udara. 1,4,1' 1uga harus dilakukan penilaian terhadap kemungkinan ter"adinya hipoksia dan asidosis respiratorik. Pulsasi oksimetri N>'% menun"ukkan adanya hipoksia.2 Pemeriksaan darah rutin pada kasus ini memperlihatkan "umlah leukosit yang meningkat sedikit, kadar :b sedikit menurun. -edangkan pada pemeriksaan radiologis, didapatkan gambaran infiltrat parahilar kanan dengan gambaran bintikbintik tersebar yang merupakan salah satu dari ciri pneumonia.

DIAGNO"A $ANDING $iagnosis banding yang diambil pada kasus ini adalah bronkiolitis dan tuberculosis paru B4B paruC. $iagnosa banding bronkiolitis dapat disingkirkan dengan melihat ge"ala bronkiolitis, yaitu batuk pilek untuk beberapa hari tanpa disertai kenaikan suhu atau hanya subfebril, dan didapatkan adanya &heeKing, sedangkan pada pneumonia, ge"ala batuk pilek disertai dengan panas tinggi turun naik, dan pada pemeriksaan fisik tidak terdapat &heeKing. :asil pemeriksaan foto thoraks pada kasus ini mengarah pada tanda pneumonia yaitu adanya infiltrat parahilar kanan dengan gambaran bintik-bintik tersebar. Pada anak, ge"ala umum atau tanda-tanda yang dicurigai adanya infeksi 4B antara lain berupa . berat badan turun tanpa sebab yang "elas, atau tidak naik dalam 1 bulan penanganan giKi, anoreksia Bsulit makanC, dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik secara adekuat B failure to thriveC, demam lama dan berulang tanpa sebab yang "elas, dapat disertai keringat malam, pembesaran

kelen"ar getah bening yang tidak sakit, batuk lama lebih dari

6 hari, diare

menetap yang tidak sembuh dengan pengobatan diare. #dapun gambaran radiologis yang dicurigai 4B adalah pembesaran kelen"ar hilus, paratrakeal dan mediastinum, atelektasis, konsolidasi, efusi pleura, kavitas, dan gambaran milier. 1( 4B paru dapat disingkirkan dengan per"alanan penyakit yang bersifat kronis. Pada pneumonia per"alanan penyakit bersifat akut, berupa panas tinggi, mengigil, dan ditandai dengan adanya retraksi dinding dada disertai peningkatan frekuensi nafas yang ter"adi dalam &aktu singkat. 1( 4B paru disingkirkan dengan melihat ge"ala klinis pada anamnesa, temuan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologis, dimana semuanya mengarah pada diagnosis pneumonia. (OMP'I(A"I Bakteri mempunyai kemampuan menghancurkan "aringan paru dan membentuk abses, kemudian menyebabkan kerusakan paru yang permanen seperti bronkiektasis, fibrosis, dan bronkostenosis. -elain itu, bakteri mempunyai kecenderungan meluas ke perifer, ke rongga pleura, menimbulkan empiema, fistula bronkopleura, dan piopneumotoraks, keadaan umum penderita men"adi "elek dengan sesak napas dan nyeri pleura yang hebat. 2omplikasi bakteriemia dapat disertai meningitis, otitis media, sinusitis, abses otak, abses gin"al, abses hati, endokarditis bakterialis yang umumnya berhubungan dengan prognosis yang buruk. -elain itu, pada pneumonia harus di&aspadai adanya kematian karena gagal nafas dan septikemia.1,4,) Pada kasus ini tidak terdapat komplikasi seperti tersebut di atas.

24

PENA*A'A("ANAAN Pada umumnya penatalaksanaan penderita dengan pneumonia terdiri dari .


1,',12

1. 0edikamentosa -ebaiknya pengobatan berdasarkan etiologi dan u"i resistensi, tetapi berhubung hal ini tidak selalu dapat diker"akan dan memakan &aktu, maka dalam praktek diberikan pengobatan polifragmasi. Pemilihan antibiotik didasarkan pada usia, gambaran klinis dan pola resistensi lokal bakteri patogen yang dominan. 4erapi simtomatik, untuk panas dapat diberikan antipiretik, dan untuk batuk dapat diberikan antitusif. 2. 4erapi suportif atau pera&atan khusus . 4 4 4 4 !stirahat ditempat tidur Btirah baringC Posisi semi fo&ler bila sesak sekali 8ksigen dengan kebutuhan cukup !sap lendir BsuctionC. 1ika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier. 4 $iet harus cukup kalori dan protein . 1 F 2=l 16 mGQ9'66 ml cairan.

. !IH$ dekstrose 16% . /a=l 6,>% ?

1umlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi. 4. 2oreksi gangguan keseimbangan asam dan basa Pada kasus ini diberikan terapi berupa . 1. 4erapi suportif .

2'

4 !IH$ $' L /- ( tetes9menit, yang ditu"ukan untuk men"aga status hidrasi pasien dimana keinginan pasien untuk menyusus menurun karena sesaknya, serta sebagai "alur pemberian obat parenteral. 4 8ksigen 2 39menit, untuk mencegah ter"adinya hipoksemia karena dispnea dan gagal nafas. 2. 4erapi -imptomatis . 4 -anmol drop A 6,4 cc sebagai antipiretik, analgetik dan antiradang, hanya

diberikan bila panas. 1( . 4erapi 2ausatif . 4 !n"eksi ampicillin A 1'6 mg diberikan sebagai terapi kausatif sebagai

antibiotik untuk mencegah penyebaran radang yang lebih luas. 1( 4 !n"eksi %entamisin 2 A 16 mg, digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi karena Pseudomonas, Proteus, dan -tafilokokus yang resisten terhadap penisilin.1( - 0ucous drop kental P,OGNO"I" Pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat ditekan sampai kurang dari 1%. #nak dalam keadaan terlambat dan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menun"ukkan mortalitas yang lebih tinggi. Pada kasus yang disertai bakteremia, leukopenia, atau proses pneumonia mengenai beberapa lobus, maka mortalitas naik men"adi sekitar 16%. 2,) 0engingat A 6,4 cc untuk menurangi sekresi lender yang berlebihan dan

2(

hal tersebut, maka prognosis pada kasus ini adalah bonam, dimana telah dilakukan penanganan segera dan sembuh.

2)

PENU*UP

4elah dilaporkan sebuah kasus pneumonia pada seorang anak laki-laki berusia 2 bulan yang dira&at di Bagian #nak ,umah -akit *mum *lin Ban"armasin. $iagnosa pneumonia berdasarkan anamnesa yang dilakukan yaitu sesak nafas, takipnea, panas, batuk berdahak, pilek, keinginan untuk menyusu #-! berkurang. $an pada pemeriksaan fisik paru didapatkan adanya pernapasan yang cepat dan dangkal, inspirasi dan ekspirasi tidak meman"ang, pernapasan cuping hidung, retraksi subkostalis pada paru sebelah kanan dan kiri, pada auskultasi terdengar suara ronkhi basah halus, -edangkan pada pemeriksaan radiologis, didapatkan gambaran infiltrat parahilar kanan dengan gambaran bintik-bintik tersebar yang merupakan salah satu dari ciri pneumonia. #nak mendapatkan terapi suportif berupa cairan infus, oksigenR terapi simptomatis berupa antipiretik, analgetik, dan antitusifR serta terapi kausatif berupa antibiotik untuk mengatasi infeksi kuman. Pada hari pera&atan keenam anak mulai membaik dan anak dipulangkan.

27

DA&*A, PU"*A(A

1. -olomon E. Penyakit Pernapasan restriktif. $alam . #nugerah P B#lih BahasaC. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit E isi ! "uku # . G%=, 1akarta R 1>>4 . )16 2. -tephen 1. Pneumonia, "acterial 266'. BonlineC. Bhttp.99&&&.emedicine.com9 G0G,%9topic4('.htm, diakses 1 #pril 266'C . 2ing B. Pe iatrics, Pneumonia 2664. BonlineC. Bhttp.99&&&.emedicine.com9 emerg9topic >(.htm, diakses 1 #pril 266'C 4. !sselbacher 2, Braun&ald G, Eilson 1, 0artin 1, Hauci #, 2asper $. Pneumonia. $alam . #sdie # B#lih BahasaC. Harrison Prinsip-prinsip $lmu Penyakit %alam E isi #& 'olume &. G%=, 1akarta R 2666 . 1 1-1 4 '. 0ans"oer, #rif. Pneumonia. $alam . Kapita Selekta Ke okteran. H2*!, 1akarta R 2666 . 4('-4(7 (. :asan ,, #latas :, ed. Pneumonia. $alam . "uku Kuliah $lmu Kesehatan (nak )ili *. Bagian H2*!, 1akarta R 2666 . 1227-12 ). /elson, E. Pneumonia. $alam . Eahab - Balih BahasaC. +elson $lmu Kesehatan (nak E isi #, 'olume *. G%=, 1akarta R 2666 . 77 -77> 7. Bro&n 0edical -chool. "ronchopneumonia 2662. BonlineC. Bhttp.99&&&.bro&n.edu9=ourses9$igitalSPath93ungs9bronchopneumonia.htm, diakses 1 #pril 266'C >. :eritage 1. -espiratory .ract $nfections an their Se/uelae 0 "roncopneumonia 266 . BonlineC. Bhttp.99&&&.bmb.leeds.ac.uk9mbiology9 ug9ugteach9icu79respiratory9broncho.html, diakses 1 #pril 266'C 16. -oeparman, 1aspa 2i -. Pneumonia Bakterialis. $alam . $lmu Penyakit %alam )ili $$. H2*!, 1akarta R 1>>7 . (>'-)6' 11. #nonim. "ronchopneumonia 2664. BonlineC. Bhttp.99&&&.amershamhealth. com9medcyclopaedia9medical9article.aspTvol?volume%26I %2615article?B,8/=:8P/G*08/!#, diakses 1 #pril 266'C 12. -harma -. Pneumonia, "acterial 2664. BonlineC. Bhttp.99&&&.emedicine.com9 med9topic17'2.htm, diakses 1 #pril 266'C

2>

1 . #nonim. 3auses 4f %eath E5plaine 0 "ronchopneumonia6 BonlineC. Bhttp.99&&&.medidiom.net9bp.pdf, diakses 1 #pril 266'C 14. #nonim. Pneumonia among 3hil ren in %eveloping 3ountries 266 . BonlineC. Bhttp.99&&&.cdc.gov9ncidod9dbmd9diseaseinfo9pneumchilddevcountSt.htm, diakses 1 #pril 266'C 1'. Budyatmoko B, -utarto #. ,adang Paru yang 4idak -pesifik. $alam . -a iologi $iagnostik. Bagian ,adiologi H2*!, 1akarta R 2666 . 161 1(. 4"ay 4, ,ahard"a 2. 4bat-obat penting 0 Khasiat, Penggunaan, an Efek-efek Sampingnya E isi kelima. P4 GleA 0edia 2omputindo 2elompok %ramedia, 1akarta R 2662

Anda mungkin juga menyukai