Anda di halaman 1dari 11

PEMBINAAN PRESTASI KARATE DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sugeng Purwanto, Danardono, dan Soni Nope !ri


A!"tra#: Penelitian ini bertujuan menggambarkan program pembinaan prestasi olahraga karate di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Secara khusus bertujuan menggambarkan pelaksanaan program latihan olahraga karate peran pelatih dalam meningkatkan prestasi sarana dan prasarana latihan dukungan masyarakat dan pemerintah serta gambaran prestasi olahraga karate DIY. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitati! dengan desain studi kasus. Subjek penelitian adalah para atlet dan pelatih karate DIY serta pengurus daerah "#$%I DIY. &eknik pengumpulan data menggunakan wawancara (in-depth interview) obser'asi berperan serta (passive participation) dan dokumentasi. (nalisis data dilakukan melalui akti'itas data reduction data display dan conclusion drawing/verification. )asil penelitian menunjukkan bahwa: (*) program pembinaan prestasi olahraga karate di DIY masih belum memiliki arah yang jelas+ (,) para pelatih daerah telah mampu membuat program latihan yang baik+ (-) para pelatih juga sangat berperan dalam meningkatkan prestasi karate DIY+ (.) sarana prasarana latihan masih belum merata di setiap daerah (kabupaten/kota)+ (0) ada dukungan masyarakat dan pemerintah dalam usaha meningkatkan prestasi olahraga karate baik secara moril maupun materil+ dan (1) para karateka DIY mampu berpretasi baik di tingkat daerah maupun nasional. Kata #un$i% pembinaan prestasi dan karate.

Prestasi tinggi merupakan tantangan bagi dunia olahraga nasional. 2amun demikian dalam beberapa tahun terakhir ini prestasi olahraga lambat laun surut sampai pada titik nadir kinerja pembangunan olahraga nasional mengalami stagnasi3bergerak ditempat dan kehilangan arah
Sugeng Purwanto, Danardono, dan Soni Nopembri adalah dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta UNY!"

*4*

Pembinaan Prestasi #lahraga Karate Sugeng Purwanto, dkk"!

sehingga 5political will dan 5political support6 pemerintah terkesan tidak sungguh3sungguh ("orum #lahraga ,77*). Peran pelatih dan atlet harus sangat besar untuk dapat melibatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IP&8%) agar mencapai prestasi yang maksimal. (plikasi IP&8% pada semua tahap pembinaan. Isu penerapan IP&8% pada sistem pembinaan olahraga telah lama berkembang ditengah3tengah masyarakat olahraga Indonesia. Pada tataran praksis penerapan IP&8% dalam olahraga masih sangat jauh dari harapan. Semua pihak yang terlibat dalam proses pembinaan olahraga belum mampu menerapkan IP&8% secara maksimal. )al dipicu oleh kurangnya pengetahuan para pelatih dalit akan pentingnya IP&8% dalam usaha mencapai prestasi optimal. Pada cabang olahraga beladiri karate pelatih3pelatih memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengimplementasikan ilmu yang mereka miliki kepada atlet yang ada pada dojo tersebut. %emampuan yang dimiliki oleh pelatih sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi. %emampuan tersebut meliputi: (*) penguasaan tehnik karate+ (,) latar belakang pendidikan+ (-) serti!ikasi kepelatihan+ dan (.) penerapan IP&8% dan penguasaan peraturan/penilaian pertandingan. %arateka yang ikut serta dalam latihan memiliki moti'asi yang berbeda3beda. Sebagian besar atlet yang ikut serta dalam latihan ingin menguasai teknik3teknik karate sebagai beladiri yang menjadi modal dalam pergaulan sehari3hari. (da pula atlet yang ikut serta dalam latihan karena memiliki moti'asi ingin berprestasi dalam cabang olahraga tersebut. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki karateka yang berprestasi pada tingkat nasional tetapi belum dapat berprestasi pada tingkat (sia atau Internasional. (tlet3atlet tersebut merupakan hasil binaan di dojo karate yang ada di DIY. %arateka tidak pernah lagi berprestasi pada tingkat nasional mupun tingkat internasional. Sebagai bukti pada P#2 9I: ,77. di Palembang dan P#2 9: ,77; di %alimantan &imur atlet karate DIY tidak menyumbangkan medali sama sekali bagi kontingen P#2 DIY. )anya pada Pra P#2 tahun ,774 karateka DIY mendapatkan <uara , atas nama "itriyadi =ahyono mampu menjadi di kelas bebas dan $oy Paluding di kelas 17 kg putra. )al itu didukung oleh kenyataan bahwa karateka yang dimiliki DIY sebagian besar adalah karateka usia muda sehingga memerlukan sitem pembinaan *4,

$U%N&' IP()K #'&*%&+&, ,#'" --, No" ., /ei .0012 -3-4-5-"

yang pro!esional untuk membantu meningkatkan prestasi olahraga karate DIY. Sistem pembinaan olahraga karate di DIY masih merupakan sesuatu yang perlu untuk dikaji dan dipahami secara mendalam agar dapat mengangkat kembali prestasi karate DIY ditingkat nasional dan internasiona. Pada kenyataannya pembinaan suatu cabang olahraga bukan hanya tanggungjawab para pelatih dan atletnya saja tetapi juga banyak !aktor yang berpengaruh pada pencapain prestasi olahraga di suatu daerah. %arate sebagai olahraga bela diri yang sudah berkembang sejak di DIY belum dapat memberikan sumbangsih yang besar terhadap prestasi olahraga DIY pada umumnya. >erdasarkan hal itu maka peneliti tertarik untuk mengetahui !enomena pembinaan olahraga karate di DIY. ?asalah yang berkaitan dengan proses pembinaan prestasi dapat dirumuskan dalam pertanyaan3pertanyaan penelitian sebagai berikut: (*) >agaimana program pembinaan prestasi olahraga karate DIY@ (,) >agaimana pelaksanaan program latihan olahraga karate DIY@ (-) >agaimana peran pelatih dalam meningkatkan prestasi karateka DIY@ (.) >agaimana sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pengda "#$%I DIY@ (0) >agaimana dukungan masyarakat dan pemerintah Pro'insi terhadap peningkatan prestasi karate DIY@ (1) >agaimana prestasi karateka yang dimiliki oleh Pengda "#$%I DIY@ %arate adalah seni beladiri dengan tangan kosong dan merupakan perkawinan tendangan dengan pukulan yang terencana dalam upaya mengenai titik kelemahan pada tubuh manusia atau lawannya bermain. Di samping sebagai alat beladiri karate kini sudah dijadikan sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan. >ahkan perkumpulan karate sebagai cabang olahraga berkembang pesat masing3masing dengan lembaga pendidikan dan latihan di berbagai penjuru ((gusta dkk. *AA4). #lahraga karate diduga berasal dari India yang kemudian menjalar ke Bina. Pada waktu itu >udi Dharma mulai mengajarkan gerak badan kepada pendeta3pendeta agama >udha di Bina. Dari Bina agama >udha masuk ke #kinawa3<epang berbarengan dengan gerak badan para pendeta itu. Di #kinawa pulau yang sudah dikuasai <epang sejak *177 dilarang memiliki senjata. Sejak itu petani yang sudah terbiasa dengan gerak badan meningkatkan gerak badannya menjadi alat beladiri dengan tangan kosong. Calu munculah cara3cara mempertahankan diri dan cara *4-

Pembinaan Prestasi #lahraga Karate Sugeng Purwanto, dkk"!

berkelahi tanpa senjata. #rang #kinawa berlatih mengeraskan tangan dengan memukul tiang yang keras dan bahkan meninju pasir. Sejak itu karate mulai berkembang sebagai satu ilmu beladiri di #kinawa dan kemudian dianggap sebagai asal mula ilmu karate. &ahun *A,, secara diam3diam diajarkan oleh Dichin "unakoshi ilmu karate di berbagai lembaga pendidikan. >ahkan di uni'ersitas3 uni'ersitas kemudian dikembangkan juga dalam pertemuan di &okyo. (khirnya berkembang di &okyo dan menjadi olahraga yang populer untuk selanjutnya dipertandingkan secara terbuka. #lahraga karate berkembang di Indonesia pada tahun *A1. dan didirikan Persatuan #lahraga %arate Do Indonesia yang disingkat P#$%I. Pada tahun *A4, ?ayor <enderal =idjojo Sujono menyatukan semua aliran dan perguruan karate kedalam satu wadah. %emudian terbentuklah "#$%I ("ederasi #lahraga %arate3Do Indonesia) ()akim *AA-). Dalam pembinaan olahraga biasa mengikuti tahap3tahap pembinaan yang didasarkan pada teori piramida. >erdasarkan konsep piramida pembinaan olahraga yang bertahap berjenjang dan berkesinambungan maka jangkauan pembinaan olahraga yang terbesar populasinya sasarannya adalah: kegiatan olahraga masyarakat yang bersi!at 0? (murah meriah massal menarik dan man!aat). (da beberapa kegiatan dasar yang dilaksanakan dalam proses pembinaan atlet untuk mencapai prestasi tinggi. (dapun kegiatan3kegiatan tersebut secara berurutan sebagai berikut: (*) pemassalan+ (,) pembibitan+ (-) pemanduan bakat+ (.) pembinaan+ dan (0) sistem latihan. Dalam prakteknya para pelatih olahraga secara langsung melakukan kegiatan pembinaan tanpa melalui perencanaan sehingga kurang kemantapannya (>idang Pembinaan Prestasi *AA4). )ampir semua negara di dunia mempunyai sistem pembinaan olahraga berdasarkan piramida. Sistem pembinaan berdasarkan piramida adalah suatu pembinaan yang berjenjang dari lapisan bawah (pemassalan) kemudian dilanjutkan secara berkesinambungan ke lapisan tengah (pembibitan terus berjenjang ke atas ke puncak piramida (pembinaan prestasi) (Soegijono *AAA). Sistem pembinaan tersebut oleh Cutan (*AA-) disebut dengan pendekatan broad base atau piramida yang melukiskan munculnya atlet berprestasi diawali dengan kegiatan menggairahkan masyarakat untuk berolahraga. Selanjutnya secara *4.

$U%N&' IP()K #'&*%&+&, ,#'" --, No" ., /ei .0012 -3-4-5-"

kualitati! untuk kerja atlet semakin meningkat hingga mencapai puncaknya dan secara kuantitati! jumlah atlet akan berkurang setelah sampai puncak prestasi. Sistem pembinaan dibangun oleh seperangkat eselon dan unit3unit pembinaan dengan target dan tujuan tertentu yaitu sub sistem pembinaan dari lapisan olahraga massal ( mass sport) pada lapisan bawah kemudian berlanjut pada lapisan tengah yang merupakan pembibitan selanjutnya lapisan teratas sebagai puncak pembinaan prestasi. Sistem pembinaan olahraga di Indonesia oleh Siregar (*AA-) dilukiskan dengan bentuk piramida yang merujuk dari rancangan pembangunan lima tahun ke30. Pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional hasil rumusan %antor ?enpora sebagaimana tampak pada gambar *. >erdasarkan umur dalam sistem piramida tersebut dapat dikelompokkan pula yaitu: (*) tingkat pemassalan adalah untuk atlet pemula usia *, tahun dan pra junior sampai dengan usia *1 tahun+ dan (,) jenjang pembibitan adalah untuk atlet3atlet senior di atas *A tahun (Siregar *AA-). Pembinaan olahraga nasional di Indonesia dilakukan melalui beberapa jalur yaitu: (*) mulai Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan &inggi+ (,) induk organisasi cabang3cabang olahraga+ (-) organisasi olahraga pro!esional+ dan (.) organisasi olahraga yang ada di masyarakat. Identi!ikasi jalur itu juga berguna untuk mengenal kelompok khalayak sasaran dan memudahkan memobilisasi sumber3sumber daya untuk pembinaan ()arsuki *AA1). Para atlet harus dapat mengeluarkan segala kemampuannya agar dapat tercapai prestasi yang baik dalam olahraga prestasi. >erarti para atlet harus betul3betul memiliki kualitas !isik yang baik dan mempunyai moti'asi yang cukup tinggi. Entuk mendapatkan atlet yang handal seperti itu diperlukan suatu usaha pembinaan atlet yang baik dan alamiah. Salah satu aspek penting untuk itu adalah pemanduan bakat (talent scouting) yaitu mencari atlet atau menjaring atlet yang berbakat dan dibina dengan baik. Bara pemanduan bakat yang umum adalah dengan menyelenggarakan pertandingan3pertandingan sebanyak mungkin ("orum #lahraga ,77*). Istilah prestasi olahraga dan olahraga prestasi sering kali kita mendengar dalam dunia olahraga. Sebenarnya kedua istilah ini mempunyai arti yang berbeda satu sama lain. #lahraga prestasi adalah *40

Pembinaan Prestasi #lahraga Karate Sugeng Purwanto, dkk"!

olahraga yang dilakukan dengan tujuan untuk meraih prestasi yang tinggi (terbaik) indi'idu (Sya!ruddin *AA,). Prestasi olahraga merupakan satu ungkapan yang terdiri dari kata prestasi dan olahraga dimana masing3 masing kata tersebut mempunyai makna yang berbeda. Prestasi diartikan baik sebagai proses maupun juga sebagai hasil dari pada aksi perbuatan atau tindakan kemudian ditambahkannya lagi bahwa selama dikatakan sebagai hasil perbuatan pelaksanaan dan proses ( performance, output) maka prestasi diartikan sebagai penyelesaian terbaik dari suatu tugas gerakan berdasarkan pertimbangan3pertimbangan normati!. >erdasarkan penjelasan3penjelasan yang dikemukakan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi olahraga adalah hasil yang diperoleh atau dicapai melalui olah !isik atau dengan kata lain hasil yang diperoleh melalui kegiatan berolahraga.
SISTEM GERAKAN O&AHRAGA MASYARAKAT

Perkumpulan Babang #lahraga


PRESTASI

PEMBIBITAN

?uncul bibit berbakat (neka ragam kegiatan olahraga tradisional

T'('AN 'M'M: %esegaran jasmani T'('AN KH'S'S % Pencegahan $ehabilitasi Pemeliharaan $ekreasi Penampilan >akat PEMASSA&AN

Dambar *. Sistem Pembinaan >erdasarkan Piramida (Sumber: Siregar *AA-)

*41

$U%N&' IP()K #'&*%&+&, ,#'" --, No" ., /ei .0012 -3-4-5-"

?encapai suatu prestasi dalam olahraga merupakan usaha yang benar3benar harus diperhitungkan secara matang dengan suatu usaha pembinaan melalui pembibitan secara dini serta peningkatan ilmiah terhadap ilmu3ilmu pengetahuan yang terkait. Ilmu pengetahuan olahraga termasuk kedokteran ilmiah teknis dan program penelitian yang dapat meningkatkan prestasi atlet merupakan kunci dari pembangunan cabang olahraganya (?enpora *AAA). Pasau (*AA0) menguraikan tentang !aktor3!aktor penentu pencapaian prestasi dalam olahraga sebagai berikut: (*) Aspek Biologis, terdiri dari: (a) potensi/kemampuan dasar tubuh ( fundamental motor skill) seperti kekuatan (strength) kecepatan (speed) kelincahan dan koordinasi (agility and coordination) tenaga (power) daya tahan otot (muscular endurance) daya kerja jantung dan paru3paru ( cardiorespiratory function) kelenturan (flexibility) keseimbangan (balance) ketepatan (accuracy) kesehatan untuk olahraga (health for sport) (b) "ungsi organ3organ tubuh (c) Struktur dan postur tubuh (d) DiFi seperti+ jumlah makanan yang cukup nilai makanan yang memenuhi kebutuhan 'ariasi makanan+ (,) Aspek Psikologis terdiri dari: (a) Intelektual (b) ?oti'asi (c) %epribadian (d) %oordinasi kerja otot dan syara!+ (-) Aspek ingkungan !environment", terdiri dari: (a) sosial (b) sarana dan prasarana olahraga (c) cuaca iklim sekitar (d) orang tua keluarga dan masyarakat+ dan (.) Aspek Penun#ang, terdiri dari: (a) pelatih yang berkualitas tinggi (b) program yang tersusun secara sistematik (c) penghargaan dari pemerintah dan masyarakat (d) dana yang memadai (e) organisasi yang tertib. METODE Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kualitati! dengan desain studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan tahun ,77A di Pro'insi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meliputi 0 %abupaten/%ota yaitu: Yogyakarta Sleman >antul %ulon Progo dan Dunung %idul. Sumber data adalah atlet Pelatda para pelatih Pengurus Daerah (Pengda) %#2I DIY bidang pembinaan Prestasi. Data penelitian berupa kata3kata tertulis atau lisan gambar !oto atau tindakan yang diperoleh dari tiga sumber data yaitu: orang tulisan dan tempat. Pengumpulan data diperoleh dengan cara: (*) pengamatan (observation)+ (,) *44

Pembinaan Prestasi #lahraga Karate Sugeng Purwanto, dkk"!

wawancara yang mendalam ( in$depth interview)+ dan (-) dokumentasi (documentation) (Djojosuroto dan Sumaryati ,777). (nalisis data yang dilakukan menggunakan model dari ?iles dan )uberman. ?iles dan )uberman (Sugiyono ,770) mengemukakan bahwa akti'itas dalam analisis data kualitati! dilakukan secara interakti! dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. (kti'itas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. HASI& )asil penelitian menunjukkan bahwa: (*) Program pembinaan cabang olahraga karate di DIY lebih dilakukan melalui berbagai cara yaitu: membentuk organisasi olahraga karate di tingkat daerah dn cabang memberdayakan perguruan3perguruan kecil menyelengarakan e'ent3 e'ent di tingkat daerah dan mengikuti kejuaraan di tingkat nasional. Program tersebut terkendala oleh beberapa permasalahan yaitu: dana/anggaran kuali!ikasi pelatih kuantitas dan kualitas atlet serta sarana prasarana pelatihan yang belum merata di setiap daerah+ (,) Program latihan disusun baik oleh para pelatih maupun dengan melibatkan para atlet. Penyusunan program latihan terkendala oleh pengetahuan dan keterampilan pelatih yang masih minim serta IP&8% olahraga yang belum dilibatkan secara maksimal untuk mencapai prestasi optimal+ (-) Pelatih sangat berperan dalam meningkatkan prestasi karate di DIY. Sayangnya para pelatih banyak yang belum memiliki serti!ikat pelatih baik tingkat daerah maupun nasional mereka hanya sebagai anggota ?ajelis Sabuk )itam+ (.) Sarana prasarana latihan setiap daerah tidak merata. (da daerah yang lengkap karena dekat dengan beberapa sarana prasarana umum milik perguruan tinggi tapi ada juga daerah yang tidak memiliki sarana prasarana tetap sehingga latihan sering kali berpindah3pindah tempat. Pelatda karate DIY disediakan sarana prasarana oleh Pengda "#$%I DIY dengan bantuan dari %#2I DIY+ (0) Dukungan masyarakat dan pemerintah diberikan secara moril berupa moti'asi dan dukungan materil berupa sokongan dana dan sumbangan dana+ dan (1) Para karateka DIY memiliki prestasi di tingkat daerah melalui kejuaraan3kejuaraan daerah yang dilanjutkan dapat berprestasi pada kejuaraan3kejuaraan di tingkat nasional. *4;

$U%N&' IP()K #'&*%&+&, ,#'" --, No" ., /ei .0012 -3-4-5-"

PEMBAHASAN Pembinaaan prestasi olahraga karate di DIY memang masih belum jelas arah dan tujuannya meskipun secara tersirat dalam 'isi misi dan program kerja organisasi telah digariskan tapi dalam tataran pelaksanaan masih terkendala beberap !aktor seperti: dana/anggaran sarana prasarana kuali!ikasi pelatih kuantitas dan kualitas atlet serta keharmonisan organisasi yang agak terganggu karena adanya dualisme organisasi ("%&I dan "#$%I) dan para pengurus secara personal yang memiliki ego dan idealisme masing3masing. )al ini sesuai dengan pendapat )arsuki (*AA1) yang menyebutkan bahwa pembinaan prestasi olahraga salah satunya dilakukan oleh Induk #rganisasi Babang #lahraga. "#$%I sebagai Induk #rganisasi Babang olahrga karate memiliki peran yang cukup sentral dalam pembinaan prestasi olahraga baik di tingkat daerah maupun nasional. Penyelenggaraan kejuaraan3kejuaraan daerah yang dilaksanakan oleh pengda "#$%I DIY telah dapat menjaring para atlet berbakat daerah untuk mewakili DIY pada tingkat nasional. )al ini sesuai dengan pendapat bahwa cara pemanduan bakat yang umum adalah dengan menyelenggarakan pertandingan sebanyak mungkin ("orum #lahraga ,77*). para atlet harus betul3betul memiliki kualitas !isik yang baik dan mempunyai moti'asi yang cukup tinggi. Sistem pembinaan olahraga karate di DIY juga belum dapat menerapkan sistem pembinaan piramida meliputi: (*) tingkat pemassalan adalah untuk atlet pemula usia *, tahun dan pra junior sampai dengan usia *1 tahun+ dan (,) jenjang pembibitan adalah untuk atlet3atlet senior di atas *A tahun (Siregar *AA-). KESIMP'&AN DAN SARAN Ke"i pu)an >erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa program pembinaan prestasi yang lebih jelas dan terarah sesuai dengan pedoman P> "#$%I untuk Pengda dan masing3 masing Pengcab. Saran >erdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka dapat disaranbeberapa hal sebagai berikut: (*) perlu dibuat rancangan program *4A

Pembinaan Prestasi #lahraga Karate Sugeng Purwanto, dkk"!

pembinaan prestasi yang lebih jelas dan terarah sesuai dengan pedoman P> "#$%I untuk Pengda dan masing3masing Pengcab+ (,) perlu adanya peningkatan kuali!ikasi para pelatih karate daerah dengan mengikutkan mereka pada berbagai pendidikan dan pelatihan+ (-) sebaiknya dalam menyusun program latihan harus melibatkan para atlet dan juga didukung dengan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga+ (.) perlu adanya dukungan masyarakat dan pemerintah harus dilakukan secara sinergis baik dari segi bantuan dana sarana prasarana dan dukungan moril untuk membantu meningkatkan prestasi atlet+ (0) sebaiknya para atlet yang berprestasi seharusnya diberikan perhatian agar tidak ada keinginan untuk berpindah ke daerah lain. DA*TAR P'STAKA Pasau (nwar. *AA0. Aspek-Aspek Pembinaan Prestasi %arate& <akarta: P>. "#$%I. >idang Pembinaan Prestasi. *AA4. Pedoman Pembentukan dan Pembinaan %lub 'lahraga& <akarta: %#2I Pusat. Djoyosuroto % dan Sumaryati. ,777. Prinsip-prinsip (asar Penelitian Bahasa )astra& <akarta: 2uansa Yayasan 2usantara Bendekia. "orum #lahraga. ,77*. *a#alah Prestasi dan +ptek 'lahraga& 8disi 7, September. <akarta: ?ajalah "orum #lahraga. )akim. *AA-. )e#arah %arate& <akarta: P> "#$%I. )arsuki. *AA1. Paper Akademik ,ntuk Penyusunan ,, %eolahragaan& <akarta: %antor ?enpora. (gusta )usni dkk. *AA4. Buku Pintar 'lahraga. <akarta: B:. ?awar Dempita. Siregar ?.". *AA-. Penataan %embali (unia 'lahraga +ndonesia *enu#u Prestasi +nternasional. <akarta: ?akalah dalam Seminar Ilmiah #lahraga P#2 :III. 134 September *AA-. ?enpora. *AAA. Pedoman Pembibitan dan Prestasi 'lahraga. <akarta: %antor ?enpora. Cutan $usli. *AA-. )trategi (ifusi +novasi dalam Peoses Pembangunan 'lahraga -asional& >andung: "P#%3I%IP >andung. Soegijono. *AAA. Proyek Pembinaan Prestasi 'lahraga .aruda /mas *enu#u 0ahun 1222& Semarang: ?akalah Dies 2atalis I%IP Semarang ke3,A. *;7

$U%N&' IP()K #'&*%&+&, ,#'" --, No" ., /ei .0012 -3-4-5-"

Sugiyono. ,770. *emahami Penelitian %ualitatif& >andung: (l!abeta. Sya!ruddin. *AA,. Pengantar +lmu *elatih& Padang: "P#% I%IP Padang.

*;*

Anda mungkin juga menyukai