Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GENETIKA GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS

Disusun Oleh Kelompok 1 1. Muji Nur Hayati 2. Rafika Febriyani (11680001) (11680010)

3. Fuzna Sumi Untari (11680017) 4. Dwiandana A.C.P. 5. Setyo Prabowo (11680027) (11680036)

6. Dis Setia Eka Putra (11680046)

PROGRAM STUDI PENDDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah. (Gabriel, 2005) Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. (Gabriel, 2005) Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia : 1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh 2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh 3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh 4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi 5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu 6. Menjaga suhu temperatur tubuh 7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku 8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh. (Gabriel, 2005) Sebab karena pentingnya darah bagi manusia, sehingga jika manusia kekurangan darah maka perlu dilakukan transfusi darah. Transfusi darah ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun perlu diketahui golongan darahnya agar darah yang ditambahkan kedalam tubuh manusia yang kekurangan darah tidak menggumpal. Jika darah menggumpal bisa terjadi kematian bagi manusia yang diberikan darah yang tidak sesuai dengan golongan dan rhesusnya. Sehingga sangat penting bagi kita untuk mengetahui golongan darah dan rhesusnya agar kita bisa tahu darah apa yang kita butuhkan jika membutuhkan dan kita juga dapat mendonorkan darah kita dengan golongan darah yang sejenis. Pada makalah ini kami mencoba menjelaskan bagaimana

pembagian golongan darah sesuai dengan penemunya, yaitu Karl Landsteiner pada tahun 1901. Semoga dapat menjadi bahan ilmu bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pembagian golongan darah pada manusia menurut Karl Landsteiner? 2. Apakah golongan darah diturunkan oleh orang tua kepada anak kandungnya? 3. Apakakah pengaruh dari golongan darah bagi manusia?

C. Tujuan 1. Mengetahui penggolongan darah pada manusia menurut Karl Landsteiner. 2. Membuktikan pewarisan golongan darah dari orang tua kepada anak kandungnya. 3. Mengetahui pengaruh golongan darah bagi manusia.

BAB II PEMBAHASAN A. Golongan Darah 1. Penggolongan Darah ABO Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Penggolongan darah menurut sistem A, B, O dapat dibedakan atas 4 macam yaitu: 1. Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA . 2. Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen B. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IB . 3. Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B, yang masing masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB. 4. Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A dan atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen IO yang bersifat resesif baik terhadap antigen IA maupun IB. (Pearce, 2000) Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. (Pearce, 2000) Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O. (Pearce, 2000) Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi. (Pearce, 2000)

Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:

Tabel 1.1 Penggolongan Darah Golongan A B AB O Sel Darah Merah Antigen A Antigen B Antigen A & B Tidak ada antigen Plasma Antibodi Anti-B Antibodi Anti-A Tidak ada antibodi Antibodi Anti-A & Anti-B

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda. (Gabriel, 2005)

Tabel 1.2 Pewarisan Golongan Darah Kepada Anak Ibu O A B AB Ayah O O O,A O,B A,B A O,A A,A O,A,B,AB A,B,AB B O,B O,A,B,AB O,B A,B,AB AB A,B A,B,AB A,B,AB A,B,AB

2. Penggolongan Darah Rhesus Selain golongan darah ABO, Perlu diperhatikan juga golongan Rhesusnya atau faktor Rh. Nama Rhesus ini ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1940 dia menemukan Faktor ini pada darah monyet jenis Rhesus. Penggolongan darah rhesus ada dua yaitu Rhesus positif (Rh+) dan Rhesus negatif (Rh-). (Pearce, 2000)

Rhesus positif (Rh+) = memiliki faktor Rhesus pada permukaan sel darah merahnya, gen R. Rhesus negatif (Rh-) = tidak memiliki faktor Rhesus pada permukaan sel darah merahnya, gen r. (Pearce, 2000)

Dalam penulisan, jenis penggolongan Rhesus ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Seperti Seseorang yang memiliki Golongan Darah O dan Rhesus positif ditulis sebagai O+ atau O Pos atau O psitif. Golongan darah O+ adalah yang paling banyak dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. (Pearce, 2000) Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan darah akan berakibat fatal. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh- dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh yang mengakibatkan pecahnya selsel darah merah (hemolisis). Contohnya : Suami Rh+, istri Rh- maka anaknya akan bergolongan Rh+, anak pertama biasanya selamat. Namun akibat proses kelahiran anak pertama, ada darah bayi yang masuk ke peredaran darah ibu, maka ibu akan membentuk antibodi Rh (antirhesus). Sehingga apabila istri hamil lagi anak ke dua dan seterusnya akan terancam jiwa bayinya akibat proses yang disebut sebagai eritroblastosis fetalis atau pecahnya sel darah merah sesaat setelah lahir. Hal ini merupakan kondisi yang mengancam keselamatan bayi karena dapat menyebabkan pecahnya sel-sel darah merah, menyebabkan anemia dan ikterus (bayi kuning). (Syarifudin, 1997)

Tabel 1.3 Kecocokan RBC Golongan darah resipien OO+ AA+ BB+ ABAB+ OO+ ADonor A+ BB+ ABAB+

B. Pembuktian pewarisan golongan darah secara genetik Untuk pembuktian adanya pewarisan golongan darah secara genetik pada manusia, kami membuat penelitian kecil terhadap sebagian populasi mahasiswa

Pendidikan Biologi Fakultas Sain dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, untuk mengetahui golongan darah mahasiswa dan orang tuanya serta saudara atau saudarinya bagi yang mengetahui. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tabel yang diisi oleh mahasiswa. Berikut tabel golongan darah mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Sain dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta :

Tabel 2. Golongan Darah Populasi Mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Sain dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta No. Nama Gol. Darah Rhesus Gol. Darah Ayah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Robingatu Solikhah Enggal Rizki W Dwi Reni Hastuti Ulfa Fajrin Septiani Annisa Devi R Sri Lestari Rafika Febriyani Haning Tyas Utami Istiqomah Dwi A. Intan Fajar Suryani Siti Madiniah Fuzna Sumi Untari Irna Isnani N.A Hasyim Henik Sri Wahyuni Evi Yuli Pertiwi Aan Siti Nurjanah Dwiandana A.C.P Ahmad Nazih Mushoffa Urwatul Wutsqo Nadia Naufinnisa Rifqa Destiiyana A O A O O O A B A A O O O O O O B A A O + + A A A O O O AB B A B O O O O O O B O A O B O O O O O,O Gol. Darah Ibu O O A O O A B B O A O O O O O A B,AB A,O,O,O O,O,O O O,O B A AB A A A,A O O O Gol. Darah Saudara/i

22 23 24 25 26 27

Aghuts Nur Amien Aisyah Ferra Anggerini Nurul Ariani Arin Nisfa Laili Bregas Dede Awalashari Aida Nur Solikhah

O A O A B O + +

O A O AB B O

O A O A O O

O,O A,A

Dari 27 data yang diambil ada 24 data yang sesuai dengan teori yang ditemukan Karl Landsteiner. Prensentase data yang sesuai dengan teori sebesar 88,89%, hal ini cukup membuktikan bahwa golongan darah ABO yang dikemukakan dan ditemukan Karl Landsteiner dapat diwariskan kepada keturunannya. Presentase sebesar 3,70% dari 1 data yang tidak lengkap tentang golongan darah orang tua menjadi tidak bisa di masukkan kedalam kesesuaian teori,namun sebenarnya karena data golongan darah dari saudara sekandungnya lengkap maka jika merunut dari teori yang dikemukakan Karl Landsteiner maka golongan darah orang tuanya bisa ditentukan, walaupun lebih valid jika dilakukan tes golongan darah. Lalu ada 2 data dengan presentase dari data sebesar 7,41% menunjukkan ketidak cocokkan dengan teori yang dikemukakan Karl Landsteiner, dari data dapat dilihat bahwa kedua orang tuanya memiliki golongan darah O namun salah satu anaknya ada yang bergolongan darah A, jika menurut teori hal ini tidak dapat terjadi karena golongan darah O memiliki gen IoIo sedangkan golongan darah A memiliki gen IAIA atau IAIO dimana gen IO resesif terhadap gen IA, jadi jika kedua orang tua bergolongan darah O (IoIo) maka jika sesuai dengan teori keturunannya adalah anak dengan golongan darah O juga karena golongan darah O tidak membawa gen IA atau gen IB. Namun kejadian seperti ini banyak terjadi di seluruh dunia dengan sebab memiliki darah bombay, yaitu darah yang memiliki gen resesif hh yang tidak memunculkan antigen A dan atau B pada darah manusia, sehingga jika dites darah akan terbaca memiliki golongan darah O. Kejadian yang tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan Karl Landsteiner yang berupa Penggolongan darah ABO dan Rhesus bisa sangat mungkin terjadi pada siapa saja karena ilmu bersifat dinamis dan terus berkembang, sehingga dapat dikatakan perlu penelitian lebih dalam terhadap penggolongan darah ABO ini dengan adanya hal yang tidak sesuai dengan teori ini. Dalam penggolongan darahpun tidak hanya penggolongan darah ABO dan Rhesus yang ditemukan Karl Landsteiner namun ada penggolongan lain diantaranya :

Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk tes kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen. Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH. (Syarifudin, 1997)

C. Pengaruh Penggolongan Darah 1. Tipe Golongan darah A Tipe darah A lebih membutuhkan pemanfaatan nutrisi dari sumber karbohidrat. Terjadi adaptasi biologis dari struktur pencernaan tipe A. Rendahnya asam klorida pada lambung dan tingginya enzim disakarida pada usus pencernaan membuat pencernaan karbohidrat lebih efisien, ini juga membuat tipe A sulit mencerna dan menguraikan protein hewani dan lemak. (Nomi, 2009) Kepribadian Tipe A Membuat kehidupan harmonis, memiliki komunitas, berpikir positif. Tipe A sering digambarkan sebagai karakter berikut: peka terhadap kebutuhan orang lain, pendengar yang baik, berorientasi detail, analitis, kreatif dan inventif. Mampu menyeimbangkan antara pikiran dan tubuh.Namun lebih mudah stres. Kesehatan ; Tidak beresiko terkena kanker, diabetes dan penyakit jantung. Hasilnya: kinerja tinggi, kejelasan mental, vitalitas yang lebih besar dan panjang umur. (Nomi, 2009) 2. Tipe Golongan darah B Membutuhkan protein hewani dan sayuran seimbang. Tipe B cenderung lebih sehat secara fisik dan mental seimbang daripada jenis darah lainnya. Tipe B cenderung memiliki kemampuan lebih besar untuk beradaptasi dengan tinggi adalah statistik yang tertinggi dari jenis darah. Makanan lain yang harus dihindari oleh tipe darah B adalah ayam. Ayam berisi agglutinating lektin darah B dalam jaringan otot nya, makanan yang bermanfaatnya: kambing, domba, kelinci, sayur-sayuran hijau, telur, dan susu rendah lemak. (Nomi, 2009)

Kepribadian Tipe B Cenderung memiliki karakteristik: subjektif, santai, kreatif, asli dan fleksibel. Dalam studi lain, Tipe B mencetak secara signifikan lebih tinggi pada "intuisi," menunjukkan preferensi atau informasi indra keenam, dan mereka mencetak gol tinggi pada "intuisi/perasaan" kombinasi, menunjukkan bahwa mereka cenderung berwawasan, mistis, idealis, kreatif, global berorientasi, orang-berorientasi dan baik pada membayangkan. Mereka juga melaporkan bahwa mereka belajar terbaik melalui mendengarkan, kemudian merenungkan dan menafsirkan apa yang mereka telah diamati. (Nomi, 2009) 3. Tipe Golongan darah O Jenis O adalah golongan darah pertama, leluhur prototipe tipe O adalah predator, cerdik agresif. Aspek Jenis O profil tetap penting dalam setiap masyarakat bahkan sampai hari ini - kepemimpinan, ekstroversi, energi dan fokus di antara sifat-sifat mereka yang terbaik. Tipe O dapat kuat dan produktif, ketika respon stres Tipe O bisa salah satu dari kemarahan, hiperaktif, dan impulsif. Perubahan sifat terjadi disebabkan dari pola makan yang buruk, kurangnya olahraga, perilaku tidak sehat atau tingkat stres meningkat. Masalah kesehatannya cenderung karena pencernaan. Jika Tipe O bisa menyesuaikan hidupnya, Tipe ini dapat menuai manfaat dari keturunan Anda. warisan genetik Anda menawarkan kesempatan untuk menjadi kuat, ramping, produktif, berumur panjang dan optimis. (Nomi, 2009) Kepribadian Tipe O Cenderung bertanggung jawab, tegas, terorganisir, tujuan, aturan-yang sadar, dan praktis. Tipe O memiliki kelebihan dari golongan darah lainnya dalam hal "penginderaan" - menggunakan 5 indra untuk mengumpulkan informasi, dan mengkombinasikannya dalam berpikir, Mereka lebih terinci dan berorientasi fakta, logis, tepat dan teratur. (Nomi, 2009) 4. Tipe Golongan darah AB Merupakan jenis darah terbaru. Sepuluh atau dua belas abad lalu, tidak ada jenis darah AB. AB merupakan hasil dari pembauran Tipe A dan B. Jenis darah AB memiliki kualitas unik seperti bunglon, Jenis AB memiliki perpaduan sifat dari keduanya. Sebuah revolusi evolusi yang luar biasa. Kesehatan : memiliki asam lambung rendah Tipe A dan memiliki adaptasi Tipe B untuk daging. Jenis AB harus menghindari kafein dan alkohol, terutama ketika Anda dalam situasi stres. Dr D'Adamo menganjurkan agar fokus pada makanan seperti tahu, makanan laut, susu dan sayuran hijau jika mencoba untuk

menurunkan berat badan. Berbagai macam makanan laut merupakan sumber protein yang baik. Misalnya ikan kakap merah, salmon, sardin, dan tuna. Juga susu olahan seperti Yogurt dan kefir. (Nomi, 2009) Kepribadian Tipe AB Jenis AB sering memiliki keunikan membingungkan tentang sisi perasaannya. Meskipun cenderung tertarik pada orang lain dan yang ramah dan percaya, ada sisi sifatnya yang merasa terasing dari komunitas luas. Sisi positifnya, intuitif dan spiritual, dengan kemampuan untuk melihat melampaui batas-batas kaku masyarakat. Dalam sebuah studi independen, AB Jenis menganggap diri mereka sebagai emosional, bersemangat, ramah, percaya dan empati. Jenis AB dianggap paling menarik dari jenis darah lainnya. (Nomi, 2009)

BAB III KESIMPULAN 1. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. 2. Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang ditemukan dan dikemukakan Karl Landsteiner adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). 3. Golongan darah dapat diwariskan dengan perkawinan.

DAFTAR PUSTAKA Gabriel, Dr.J.F. 2005. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta. Nomi, Toshitaka. 2009. Membaca Karaktek Melalui Golongan Darah. Gramedia: Jakarta Syarifudin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. EGC. Jakarta. Pearce, Evelyn. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

http://mediskus.com/kb/golongan-darah.html#ixzz2mW5RvIDC diakses hari Rabu tanggal 4 Desember 2013 Pukul 20.21

Anda mungkin juga menyukai