Anda di halaman 1dari 4

Kerato-Konjungtivitis Epidemi Disebabkan infeksi adenovirus tipe 8. Masa inkubasi 5 sampai 10 hari.

Gejala radang mata timbul akut dan selalu pada satu mata terlebih dahulu berupa konjungtivitis folikular akut. Pada setengah jumlah kasus, mata lainnya meradang sesudah minggu kedua.Kelenjar pre-aurikular dapat membesar dan nyeri tekan. Radang akut berlangsung 8 sampai 10 hari dengan kelopak mata yang membengkak, konjungtiva tarsal hiperemi dan konjungtiva bulbi kemosis. Terdapat perdarahan subkonjungtiva. Pada akhir minggu pertama perjalanan penyakit, baru timbul gejalagejala di kornea. Enam sampai sepuluh hari kemudian di kornea tampak infiltrate bulat-bulat kecil, besar rata-rata diameter mm terdapat sampai belasan buah, jadi merupakan keratitis superficial yang tersebar (disseminate) atau terkumpul, dipinggir atau ditengah. Letak subepitel, tes fluorescence (-), infiltrate tak pernah menjadi ulkus dan pada kornea tak pernah timbul neovaskularisasi. Sensibilitas kornea tak menurun. Gejala-gejala subjektif berupa mata merah, berat, mata berair, silau dan seperti ada pasir. Gejala radang akut mereda dalam 3 mingu, tetapi kelainan kornea dapat menetap bermingguminggu,berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah sembuhnya penyakit. Penyakit ini dapat mengenai anak-anak dan dewasa. Pengobatan: Keadaan umum diperbaiki. Belum didapatkan obat yang spesifik, pemberian antibiotika atau sulfa lokal dan sistemik untuk mencegah infeksi sekunder. Tanda infeksi akut menghilang dalam 2-3 minggu, tetapi kelainan di kornea dapat menetap beberapa minggu atau bulan kemudian, bahkan bertahun-tahun sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Dapat dierikan kortikosteroid lokal, dengan hati-hati. Karena, penyakit ini mudah menular, maka harus dijaga kebersihan dengan baik. Penularan ini tak jarang terjadi melalui pemeriksaan tonometer. Demam Faringo Konjungtiva Penyebab : Adenovirus tipe 3. Pada penyakit ini nyata demamnya, di samping tanda-tanda konjungtivitis folikular akut dan faringiis akut. Penyakit ini lebih sering mengenai anak-anak daripada orang dewasa. Kelenjar pre-aurikulerdapat membesar. Lebih sering mengenai kedua mata (jarang mengenai satu mata).

Kelopak mata membengak, konjungtiva palpebra hiperemi, banyak folikel terutama di konjungtiva palpebra inferior, pada konjungtiva bulbi didapatkan adanya injeksi konjungtiva (++). Dua minggu sesudah perjalanan penyakit dapat timbul kelainan kornea berupa infiltratinfiltrat bulat kecil superficial dan hasil tes fluorescence (+). Sekret eksudatif dengan banyak monosit. Faringitis timbul beberapa hari sesudah timbulnya konjungtivis folikular akut. Demam faringo konjungtiva berlangsung sekitar 4 hari sampai 2 minggu. Infeksi didapatkan di kolam renang yang telah mengandung adenovirus ini. Pengobatan: Tidak ada yang spesifik. Antibiotika atau sulfa untuk mencegah infeksi sekunder dan memperpendek waktu sakit. Biasanya sembuh dalam 4 hari sampai 2 minggu. Konjungtivitis hemoragik akut Penyakit ini dikenal mulai tahun 1969. Pada saat itu terdapat wabah mata merah yang mengenai segala umut, ditandai adanya konjungtivitis folikular akut dengan gejala khas, yaitu perdarahan subkonjungtiva, pembesaran kelenjar preaurikular yang nyeri tekan. Penyebab penyakit ini adalah entero-virus 70, yang sukar diisolasi dan membutuhkan media khusus. Masa inkubasinya 1-2 hari. Timbulnya akut disertai gejala-gejala subjektif seperti ada pasir, berair dan kemudian diikuti rasa gatal. Biasanya muai satu mata untuk beberapa jam atau satu dua hari kemudian dikutiperangan akut mata yang lain. Penyakit ini sangat menular dengan kontak langsungn atau tidak langsung melalui benda-benda yang kena kontaminasi secret mata penderita. Agaknya penularan melalui udara tidak terjafi. Penyakit ini dapat menimbulkan kelainan korea berupa keratitis pungtata superficial, bahkan kadang-kadang ulkus kornea. Ada pula dilaporkan tentang timbulnya uveitis anterior dan tetraplegi setelah menderita penyakit ini. Tidak dikenal obat yang spesifik, tetapi dianjurkan pemberian tetes mata sulfasetamid atau antibiotik. Penyakit ini berlangsung 5-10 hari, kadang-kadang sampai dua minggu. Umumnya tidak meninggalkan caca. Gambaran kllinik penyakit ini itidak jarag deperti suatu konjungtivitis akut yang disebabkan adeno virus.

Konjungtivitis New Castle Penyebab : Virus New Castle, yang dapat menyebabkan pneumo-ensefalitis pada ayam,

bebek atau unggas yang lain. Karenanya sering didapatkan pada peternak unggas. Masa inkubasi : 1-2 hari Dalam peternakan unggas dikenal penyakit New Castle, yang merupakan suatu pneumoensefalitis yang fatal. Pada manusia virus New Castle dapt menimbulkan konjungtivitis folikular akut, yang biasanya tidak disertai penyakit pada kornea dan kadang-kadang disertai gejala umum yang ringan. Konjungtivitis ini biasanya mengenai orang-orang yang sering berhubungan dengan unggas. Masa inkubasi 1 sampai 2 hari, sering unilateral, disertai gejala subjektif seperti perasaan ada benda asing, berair, silau, dan rasa sakit, sedang pada konjungtivitis biasanya tidak sakit. Gambaran klinik: Kelopak mata bengkak; konjungtiva tarsal hiperemi dan hiperplasi, kadangkadang seperti bludru atau seperti bergranulasi, tampak folikel-folikel kecil yang terdapat lebih banyak di konjungtiva tarsal inferior. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan perdarahanperdarahan. Konjungtivitis ini biasanya disertai pembesaran kelenjar preaurikular, nyeri tekan. Gejala-gejala diatas memberat dalam 2 atau 3 hari untuk kemudian mereda dan sembuh dalam sampai 3 minggu. Penyakit ini jarang dijumpai. Pengobatan: belum ada yang spesifik. Pemberian antibiotic dan sulfa untuk mencegah infeksi sekunder dan memperpendek waktu sakit. Keratokonjungtivitis herpetika Penyebab : Herpes simpleks. Keratokonjungtivitis herpetika jarang dapat dilihat sebagai konjungtivitis folikularis akut, karena konjungtivitis ini hanya berlangsung 1-2 hari saja, sedang penderita baru datang berobat setelah beberapa hari, dimana telah timbul kelainan di kornea. Konjungtivitis hanya terjadi serangan yang pertama dengan herpes simpleks. Tanda klinik: pada

Konjungtiva palpebra inferior: Banyak folikel, hiperemi, mungkin ada pseudomembran. Konjungtiva bulbi: injeksi konjungtiva (+), bila ada kelainan di kornea juga didapat injeksi siliar. Kornea: didapat keratitis dendrites, dimana infiltratnya membentuk cabang-cabang (dendrit) Kadang-kadang diujungnya terdapat knob. Sensibilitas kornea menurun, bahkan mungkin insensitive sama sekali. Kelainan ini bersifat residif. Kelenjar preaurikular kadangkadang membesar. Sekret: serous dan banyak monosit. Pengobatan I.D.U. (5 iodo 2 dioxyuridin), dalam bentuk tetes mata dikenal sebagai ( dendrite, cendrit, herplex) Sistemik diberi isoprinosin, sebagai tablet tiap 2-3 jam satu tablet. Antibiotika atau sulfa diberikan untuk mencegah infeksi sekunder. Bila disertai kelainan kornea ditambah dengan pemberian sulfas atropine % 3 kali sehari satu tetes. Preparat kortikosteroid merupakan kontraindikasi mutlak, oleh karena dapat mempercepat timbulnya perforasi kornea. Kalau I.D.U. atau isoprinosin tidak ada, dapat dilakukan kauterisasi dengan bahan kimia seperti tinctura yodii 5% steril, yang ditutulkan memakai kapas kepada ulkus, dengan maksud melepaskan epitel yang rusak dan mengandung virus, untuk kemudian diganti dengan epitel yang baru. Hasilnya cukup memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai