Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa sepertiga penduduk Bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 persen berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan kematian. Kasus TBC di dunia sekitar 40% berada di kawasan Asia. Indonesia menduduki kedudukan ketiga dibawah Cina dan India. Diperkirakan diantara 100.000 penduduk terdapat 100-300 orang yang terinfeksi TBC. TBC di kawasan ini menjadi pembunuh nomor satu, kematian akibat TBC lebih banyak 2-3 kali lipat dari HIV/AIDS yang berada di urutan kedua. Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari RS "Prof Dr Sulianti Saroso" tiap tahun terdapat 583.000 kasus dan 140.000 diantaranya meninggal. Kalau tidak ditangani dengan baik maka dalam tahun berikutnya akan terdapat 5,8 juta orang yang terkena infeksi (dengan asumsi 1 orang dapat menularkan 10 orang) Dengan data dan fakta seperti diatas sangat wajar bila jaman dahulu orang menyebut sebagai penyakit kutukan dan tidak bisa diobati. Itu karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit ini. Jika kita ingin memenangkan peperangan dengan TBC, kita harus mengetahui musuh kita. Seperti kata Sun Tzu, ahli perang Cina, dalam bukunya Art of War: "Jika kamu mengenal musuhmu dan dirimu, kamu akan memenangkan ribuan pertempuran. Tapi jika kamu tidak mengenal musuhmu dan dirimu maka kamu membahayakan diri sendiri". Mari kita mengenal musuh dan diri kita.
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Peng.Pop/Kesehatan/TBC/hal2.htm
Proses Penularan Penderita TBC menyebarkan kuman TBC melalui batuk atau bersin
Kuman menetap di dalam tubuh melalui sistem pernafasan menunggu turunnya sistem kekebalan tubuh (infeksi)
Kuman TB yang masuk melalui pernafasan menetap di alveolus. Infeksi dimulai ketika ia berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di Paru mengakibatkan peradangan di dalam paru, yang disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4-6 minggu. Adanya infeksi dibuktikan dengan tes kulit dengan hasil positif. Perkembangan selanjutnya tergantung dari daya tahan tubuh. Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persiter atau dormant (tidur). Kadangkadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkolusis. Masa inkubasi diperkirakan sekitar 6 bulan.
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Peng.Pop/Kesehatan/TBC/hal3.htm
Pengobatan TBC
Kuman Tubercolusis hanya dapat dibasmi dengan obat-obatan. Obat-obatan yang sering digunakan adalah: - Isoniazid (INH) - Rifampicin (RIF) - Pyrazinamide (PZA) - Ethambutol (EMB) - Streptomycin (SM) Untuk menghindari munculnya bakteri TBC yang resisten dan mempercepat pembasmian kuman, biasanya diberikan obat yang terdiri kombinasi 3-4 macam obat ini.
Perawatan
Perawatan bagi TBC aktif dan TBC pasif walaupun menggunakan obat anti tubercolusis (OAT) yang sama namun periode perawatannya berbeda. Penderita TBC pasif (infeksi TBC) cukup diberi perawatan dalam waktu 6 bulan yang dikenal dengan perawatan pencegahan. Sedangkan penderita TBC aktif (penyakit TBC) memerlukan waktu 6-9 bulan dan isolasi mungkin diperlukan ketika dianggap menular. Perawatan dalam kedua keadaan itu disertai dengan konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup dan, mengikuti saran-saran dokter. Karena pengobatan ini memerlukan waktu yang lama dan obat-obatan yang diminum juga banyak, maka faktor kepatuhan penderita minum obat sangat diperlukan untuk mencegah kegagalan terapi atau resistensi. Untuk itu dilakukan strategi penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan langsung atau dikenal dengan istilah DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Dalam DOTS ada seseorang yang akan mengawasi serta mengingatkan penderita minum OAT yang disebut dengan Pengawas Minum Obat (PMO). Biasanya PMO ini berasal dari keluarga atau kerabat dekat penderita. Dengan menggunakan strategi DOTS proses penyembuhan TBC dapat secara cepat dan tepat.
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Peng.Pop/Kesehatan/TBC/hal4.htm
BCG tidak dapat mencegah serangan TBC namun memberikan perlindungan kepada anak pada bagian vital lain seperti otak (meningitis tuberkolusis) yang dapat berakibat buruk pada perkembangan otak anak dan bisa menyebabkan kematian. Pengecekan imunitas yang diberikan dari BCG perlu dilakukan setelah periode waktu tertentu (3 s.d. 5 tahun) sebab kekuatan vaksin dapat menghilang