Anda di halaman 1dari 7

Tata letak (layout) atau susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang

ada di dalam bangunan maupun di luar. Layout yang tepat menunjukkan ciri-ciri
adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan
proses konservasi. Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan adalah peningkatan
produktivitas perusahaan. Perihal tersebut disebabkan arus barang yang akan
diproses, dan selanjutnya masuk ke dalam pemrosesan sampai menjadi produk akhir
dapat berjalan dengan lancar. Aspek lain, karyawan yang langsung terlibat di dalam
pemrosesan dapat bergerak leluasa tanpa takut akan kemungkinan terjadi kecelakaan,
sehingga mereka bekerja dengan tenang dan aman.
Karena alasan tersebut di atas, maka diperlukan perencanaan layout yang seksama.
Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan desain produk yang secara terus-menerus untuk membuat
produk baru.
2. Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru (up to date).
3. Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kerja yang tidak
selalu menciptakan kepuasan atau kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam proses
4. Perpindahan lokasi pemasaran (market changes), dan untuk alasan penghematan dan
pengiriman atau pelayanan yang cepat dan baik.
Untuk usaha jasa
1. Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus disesuaikan
di dalam usaha memenuhi kepuasan pelanggan.
2. Perubahan layout dapat menciptakan persepsi palanggan bahwa perusahaan
memperhatikan pelanggannya, atau merupakan gambaran bonafiditas perusahaan.
3. Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang tinggi,
sehingga layout harus mendukung sistem layanan tersebut.
4. Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan melakukan
perubahan layout secara berkelanjutan (continous improvement)
Keputusan Strategi Layout (The Strategic of Layout Decision)
Untuk memutuskan strategi layout perlu diperhatikan desain layout, yang diikuti
usaha :
1. Pemanfaatkan secara maksimal serta ruangan atau tempat, mesin-mesin dan
peralatan, dan pekerja,
2. Pengembangan arus informasi, bahan baku, dan sumber tenaga kerja,
3. Menjaga perubahan moral pekerja, menjaga kondisi kerja yang kondusif,
4. Mengantisipasi perubahan interaksi dari pelanggan,
5. Fleksibel (bagaimana layout yang ada sekarang harus siap untuk berubah).

Konsep Dasar Layout


Di dalam usaha untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perencanaan layout terhadap
biaya dan efektivitas operasional, kajian layout perlu diadakan, dan secara khusus
menyangkut kajian rancangan layout untuk situasi yang berbeda.

Manajemen Produksi

Fungsi manajemen yang paling mendasar yaitu adanya Perencanaan, Pengorganisasian,


penempatan Sumber Daya Manusia (Staffing), pemberian motivasi dan fungsi yang
terakhir adalah kegiatan pengawasan yang mutlak harus dilakukan oleh setiap
organisasi atau perusahaan.

Manajemen produksi merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam bidang


produksi. Proses manajemen produksi adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri
dari produk, pabrik, proses, program dan manusia.

lstilah-istilah yang biasa digunakan dalam manajemen produksi yaitu produksi,


produk, produsen, produktivitas, proses produksi, sistem produksi, perencanaan
produk, perencanaan produksi, dan luas perusahaan.

Sistem Produksi

Sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan dengan satu sama
lain, dan bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap input dengan tujuan
menghasilkan output. Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-sistem yang terdiri dari
pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan, pengendalian dan rencana yang
memungkinkan berlangsungnya perubahan input menjadi output melalui proses
produksi. Sedangkan sub-sistem yang terlibat dalam kegiatan produksi adalah:
subsistem input, subsistem output, subsistem perencanaan dan subsistem
pengendalian.

Pengertian Lokasi dan Layout Pabrik

Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum perusahaan
mulai beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam; melayani konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup,
mendapatkan tenaga kerja dengan mudah. dan memungkinkan diadakannya perluasan
usaha.

Kesalahan dalam pemilihan lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang


tinggi, kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak
tersedianya bahan baku yang cukup dan sebagainya.

Perencanaan layout merupakan salah satu tahap dalam perencanaan suatu fasilitas
yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efektif dan efisien.
Tujuan penyusunan layout pada dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan pabrik
yang optimal, penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan
yang rendah dan biaya produksi dan investasi modal yang rendah, sedangkan jenis
layout terdiri dari process layout, product layout, dan fixed position layout,
atau kombinasi dari ketiga jenis layout tersebut.

Adapun perangkat lunak yang diperlukan bagi penyusunan layout adalah: CRAFT,
COFAD, PLANET, CORELAP dan ALDEF.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, besar sekali pengaruhnya


terhadap tingkat kelancaran operasi perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri
dari faktor utama dan faktor bukan utama. Faktor utama yaitu; letak sumber bahan
baku, letak pasar, masalah transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit tenaga
listrik. Sedangkan faktor bukan utama seperti, rencana masa depan perusahaan,
kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan kota,
terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya fasilitas-fasilitas
pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk tanah dan gedung, sikap masyarakat,
iklim dan keadaan tanah.

enentuan Lokasi Pabrik

Manajemen perusahaan dalam memilih lokasi pabrik didasarkan pada beberapa macam
alternatif. Tahap-tahap dalam pemilihan lokasi pabrik terdiri dari pengumpulan
data, menganalisa data yang masuk, menentukan urutan alternatif lokasi yang
dipilih dan menentukan lokasi pabrik yang dipilih. Penentuan metode pemilihan
lokasi pabrik didasarkan pada faktor rating, analisa ekonomis, dan analisa volume
biaya.

Desain Fasilitas
Desain fasilitas produksi perlu direncanakan dengan baik, karena fasilitas
produksi yang baik dan teratur para karyawan dapat bekerja dengan tenang,
sementara aliran produksi dari mulai bahan mentah sampai barang jadi dapat
berlangsung dengan lancar dan teratur. Perencanaan layout merupakan kombinasi yang
optimal antara fasilitas produksi (personalia, perlengkapan operasi, luas gudang,
penanganan produk serta semua peralatan produksi). Perencanaan layout perusahaan
selalu diperlukan karena adanya perubahan desain produk, adanya produk baru adanya
perubahan volume permintaan dan sebagainya. Klasifikasi perencanaan layout terdiri
dari, perubahan kecil layout yang sudah ada, adanya penambahan fasilitas produksi,
merubah susunan layout dan pembangunan pabrik baru.

Penentuan Layout Pabrik

Sebagaimana diketahui bahwa layout yang dipergunakan dalam sebuah pabrik akan
mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena
itu penentuan layout pabrik harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk
menentukan layout pabrik dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang
matang, diantaranya: Pertama, data yang diperlukan meliputi jumlah dan jenis
produk, komponen produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan
informasi mesin, instalasi yang diperlukan, luas gedung dan perbandingan
perencanaan layout. Kedua, analisis urutan operasi dan Ketiga Teknik kesimbangan
kapasitas.

Pengertian Peralatan Produksi

Pada umumnya peralatan produksi ditujukan bagi peningkatan produktivitas buruh


dalam rangka memperbanyak produk, baik dari segi variasinya maupun jumlahnya untuk
memenuhi. kebutuhan manusia. Peralatan produksi akan mencakup berbagai sarana yang
digunakan dalam proses produksi, yang berupa mesin atau jenis-jenis perkakas lain
yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-
bagian produk.

Adapun jenis-jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi terdiri dari mesin
yang bersifat umum atau mesin serba guna (General Purpose Machines). Mesin serba
guna ini yaitu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu
untuk berbagai jenis barang produk atau bagian produk. Mesin yang bersifat khusus
(special purpose machines) yaitu mesin-mesin yang direncanakan untuk mngerjakan
satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama.

Kriteria Pemilihan Alat Produksi

Alasan diadakannya pembelian peralatan antara lain: peralatan baru diperlukan


untuk memproduksi produk dan jasa lebih hanya volume penjualan yang terus
meningkat, peralatan yang ada telah usang, dan peralatan yang ada telah memasuki
masa aus serta harus diganti. Untuk memutuskan membeli peralatan baru maka perlu
dilaksanakan survei terlebih dahulu, yang dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
pertama tahap pemakaian (penyaringan teknologi) yang meliputi kapasitas, kedua
perhitungan biaya atau analisis ekonomi yang akan menentukan sejumlah alternatif
teknis yang dipilih.

Proses Produksi

Proses produksi yaitu suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga
kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada. Adapun jenis proses produksi secara
garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu proses produksi terus menerus
(Continuous processes) dan proses produksi yang terputus-putus (Intermittent
Process). Sedangkan jenis proses produksi yang didasarkan atas kepentingan yang
berbeda, maka jenis proses produksi terdiri dari proses produksi menurut wujudnya
dan proses produksi menurut pengawasan proses produksi yang bersangkutan.

Proses Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan penentuan tujuan pokok (tujuan utama) organisasi


beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah-langkah pokok
perencanaan terdiri dari; menetukan tujuan yang akan dicapai, menentukan kedudukan
perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai, menentukan faktor-
faktor yang mendukung atau menghambat tercapainya tujuan tersebut dan merumuskan
kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan produksi dapat dilakukan dengan tiga
macam pendekatan yaitu; Pendekatan perkembangan yang menguntungkan (Profitable
Growth Approach), Pendekatan SWOT (Strenghth, Weakness, Opportunity and
Threathment) dan Pendekatan Sistem.

Proyeksi Kebutuhan

Langkah yang paling awal dalam perencanaan adalah mencoba untuk mengetahui
pertumbuhan maupun perkembangan kebutuhan masyarakat. Pertumbuhan tersebut akan
merupakan dasar dari rencana kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan. Salah
satu cara untuk menentukan proyeksi kebutuhan adalah dengan membuat ramalan-
ramalan terhadap keadaan pada masa yang akan datang, terutama mengenai analisa
permintaan pasar, seperti; pendapat konsumen, pendapat langganan, catatan dan
pendapat distributor, catatan penjualan dari perusahaan. Adapun metode metode yang
digunakan dalam membuat proyeksi kebutuhan sebagai berikut : metode time series,
metode exponential, metode rata-rata sederhana, metode rata-rata bergerak, metode
exponential smoothing, standar error dari peramalan dan analis akorelasi.

Perencanaan Produksi

Urutan proses produksi harus dituangkan dalam sebuah dokumen yang disebut Rout
Sheet (Operation Sheet), yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar dan desain
produk, yang kemudian dianalisa bagaimana hubungannya antar komponen yang ada dan
bagaimana proses pemasangan (assemblingnya). Dengan demikian rancangan proses
produksi terdiri dari desain produk, perencana proses dan pengendalian produksi.

Pengendalian Produksi

Prinsip dalam perencanaan dan pengawasan produksi dalam berbagai macam industri
tidak banyak berbeda, demikian juga dengan tujuan yang akan dicapainya. Walaupun
dalam hal metode, organisasi maupun operasi masing-masing perusahaan akan berbeda.
Ada dua type proses produksi terdiri dari ; type produksi untuk persediaan dan
type produksi berdasarkan pesanan.

Analisa Jalur Kritis

Analisa jalur Kritis (Critical Path Metode) merupakan suatu metode analisa yang
mampu memberikan informasi, kepada manajer untuk dapat melakukan perencanaan dan
pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode
jalur kritis ini berusaha untuk menggambarkan jalur-jalur jaringan aliran proses
produksi dalam bentuk diagram jalur kegiatan proses produksi. Langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam menyusun diagram network yaitu harus mengetahui dan
menginventarisir kegiatan-kegiatan yang diperlukan, mengetahui urutan kegiatan
dalam proses produksi, mencari kegiatan semu, menghitung waktu yang dipergunakan,
dan menentukan jalur kritisnya.

Pemeliharaan Fasilitas
Fungsi pemeliharaan dan penanganan bahan merupakan dua fungsi pelayanan yang
sangat penting dalam kegiatan produksi. Pemeliharaan fasilitas produksi jika
dilaksanakan secara teratur akan beroperasi secara efektif. Tanggung jawab
pemeliharaan fasilitas biasanya ditugaskan kepada teknisi pabrik, yang berada di
bawah kepala teknisi. Jenis-jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan preventif,
perbaikan dan pemeliharaan kondisional

Penanganan Bahan (Material Handling)

Setiap perusahaan akan terlibat dalam masalah transportasi (pengangkutan) bahan


atau penanganan bahan. Karena dalam hal ini akan menyangkut proses pemindahan
bahan, pemindahan produk dalam proses dan pemindahan produk jadi. Faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam penanganan bahan adalah; jalur pengangkutan,
sifat obyek yang diangkut, karakteristik bangunan, keadaan ruangan dan kapasitas
peralatan.

Pembelian material secara teratur akan membawa efek yang positif terhadap proses
produksi, misalnya hubungan dengan supplier bahan dapat berlangsung secara
berkesinambungan, harga bahan yang dipesan lebih murah, pengurusan pembelian bahan
lebih mudah, karena bersifat rutin. Selain itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam proses pengadaan bahan yaitu; standardisasi bahan baku,
supplier bahan baku, syarat pembelian, cara penyimpanan, kemasan/pembungkus, dan
spesifikasi bahan.

Setelah membahas masalah pengadaan bahan, maka suatu hal yang penting mendapat
perhatian adalah pengendalian material, terutama masalah pemakaian bahan.
Ketidakefisienan pemakaian bahan akan berpengaruh terhadap tingginya harga pokok
barang yang dihasilkan. Adapun metode-metode yang digunakan dalam menilai bahan
baku terdiri dari: metode FIFO, LIFO, rata-rata, rata-rata bergerak, dan metode
standar harga. Pertimbangan untuk membuat atau membeli suku cadang dalam rangka
memproduksi suatu barang didasarkan atas pertimbangan teknis dan ekonomis.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu pendekatan terhadap manajemen manusia,
yang berdasarkan empat prinsip dasar yaitu; Pertama sumber daya manusia merupakan
harta perusahaan yang paling penting, Kedua, peraturan atau kebijakan prosedur
yang berkaitan dengan manusia saling berhubungan, Ketiga, kultur perusahaan yang
berasal dari kultur sumber daya manusia. Pendekatan manajemen sumber daya manusia
meliputi; pendekatan konvensional, pendekatan kompromistis dan pendekatan
kontemporer. Fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri dari fungsi perencanaan,
pengadaan, pengadaan dan pembinaan, dan pemberian kompensasi.

Desain dan Analisis Pekerjaan

Desain pekerjaan adalah suatu fungsi komplek karena memerlukan pemahaman baik
terhadap variabel teknik maupun variabel sosial, jika variabel tersebut diabaikan
maka pekerjaan tidak dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Alasan
pelaksanaan desain pekerjaan karena: sering terjadi konflik, sifat yang heterogen
dari setiap individu, dan perubahan karakter dari setiap individu. Sasaran pokok
dari desain pekerjaan untuk: manusia, menentukan kombinasi antara mesin, dan bahan
baku yang paling ekonomis.

Pembinaan Sumber Daya Manusia

Pembinaan tenaga kerja (sumber daya manusia) dalam suatu perusahaan, diharapkan
dapat menjaga kesinambungan pelaksanaan pekerjaan. Pembinaan karyawan tidak
terlepas dari hubungan antara pimpinan dan bawahannya, karena pembinaan ini
melibatkan pimpinan sebagai pembina dan karyawan sebagai orang yang dibina.
Keteladanan seorang pimpinan merupakan faktor utama dalam membina para karyawannya
disamping penguasaan secara umum terhadap berbagai jenis pekerjaan. Pembinaan
karyawan suatu perusahaan akan meliputi pembinaan loyalitas, hubungan kerja, moril
dan semangat kerja, disiplin kerja dan mental spiritual.

Peranan Persediaan dan Biaya Persediaan

Setiap perusahaan baik perusahaan perdagangan maupun perusahaan yang memproduksi


suatu barang, memerlukan persediaaan karena pada suatu waktu perusahaan akan
dihadapkan kepada permintaan konsumen akan barang atau jasa uang dihasilkannya.
Jenis persediaan secara fisik terdiri dari persediaan bahan baku/material,
persediaan komponen, persediaan bahan pembantu, persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi. Sedangkan jenis persediaan berdasarkan fungsinya adalah ;
Lot size inventory, fluctuation stock, dan anticipation stock.

Istilah persediaan suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya
organisasi yang disimpan dalam rangka mengantisipasi pemenuhan permintaan. Jenis-
jenis persediaan termasuk persediaan secara fisik dan persediaan menurut
fungsinya, sedangkan fungsi persediaan itu sendiri yaitu fungsi decoupling, fungsi
economic lot sizing dan fungsi antisipasi. Jenis biaya yang dikeluarkan dalam
persediaan terdiri dari biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya penyiapan dan
biaya kekurangan bahan.

Metode Penilaian dan Pengawasan Persediaan

Untuk dapat mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang optimum yang dapat
memenuhi kebutuhan bahan-bahan dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang tepat
persyaratan diadakannya pengawasan persediaan yaitu untuk menyediakan gudang yang
cukup luas sentralisasi kekuasaan, sistem pencatatan, pengawasan mutlak,
pemeriksaan fisik, rencana penggantian, dan pengecekan secara efektif. Tujuan dari
pengawasan persediaan adalah; menjaga kehabisan persediaan, dan menjaga
pembentukan persediaan, dan menjaga pembelian dalam skala kecil.

Arti dan Tujuan Pengawasan Mutu

Salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah tingkat
mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu
sistem yang terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan
sumber daya dalam rangka menerapkan manajemen mutu. Kegiatan yang berkaitan dengan
mutu produk meliputi beberapa tahapan yaitu: pemasaran dan riset pasar,
disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk, pengadaan, perencanaan dan
pengembangan proses, produksi, inspeksi, pengetesan dan pengujian, pengemasan dan
penyimpanan, penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan
perawatan, pembuangan purna pakai. Setelah menetapkan mutu tertentu dari suatu
produk, maka perlu diadakan pengawasan sejauhmana mutu tersebut dapat
dipertahankan, agar tidak terjadi ketimpangan yang mengakibatkan konsumen merasa
kecewa dengan produk yang telah dibelinya, kalau sudah terjadi ketimpangan maka
akan timbul efek yang lebih jauh bagi perusahaan berupa penanggungan biaya beban
kerugian untuk jaminan mutu produk, atau efek lain yang sangat merugikan
perusahaan berupa penurunan volume penjualan yang akan mengurangi profit margin
perusahaan secara menyeluruh. Secara terperinci tujuan pengawasan mutu adalah:

Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.

Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin.


Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu
produksi tertentu dapat diperkecil.

Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.

Peranan Standardisasi dalam Manajemen Mutu

Standardisasi didefinisikan sebagai proses merumuskan, merevisi, menetapkan dan


menerapkan standar yang dilaksanakan secara tertib dan atas kerjasama dengan semua
pihak.

Sedangkan standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun
berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat
kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pengalaman.

Peranan standardisasi dalam menunjang manajemen mutu sangat besar, terutama untuk
mencapai mutu yang telah ditetapkan secara konsisten. Standardisasi meliputi
pengkajian sistem mutu perusahaan dan standar internasional tentang mutu yang
dikenal dengan nama ISO seri. 9000.

Teknik dan Alat Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu inspeksi, pemberian
keterangan dan penyelidikan (inspect, inform and investigate). Kegiatan inspeksi
dapat dilakukan dengan membuat contoh dan mengukur atau menilai. Kegiatan
pemberian keterangan memerlukan kegiatan pencatatan, penyingkatan, mempertunjukkan
dan memberi komentar bahkan mungkin perlu memutuskan untuk mengambil tindakan yang
dibutuhkan, dan untuk memberitahukan jaminan, serta peringatan yang diperlukan.
Kegiatan penyelidikan membutuhkan penganalisisan catatan dan memimpin percobaan di
laboratorium. Hal-hal yang mempengaruhi derajat pengawasan mutu misalnya;
kemampuan proses, spesifikasi yang berlaku, apkiran/scrap yang dapat diterima dan
kegiatan produksi yang ekonomis. Alat pengawasan mutu yang biasa dilakukan yaitu
metode statistik melalui pengambilan sampel secara teratur, pemeriksaan
karakteristik, pemeriksaan derajat penyimpangan, dan penggunaan tabel kontrol
(control chart).

Pelaksanaan Pengawasan Mutu dan Syarat Pengukuran

Kegiatan pengawasan mutu yang intensif akan menyangkut pengawasan bahan baku dan
komponen-komponen produk, proses produksi dan produk akhir. Pengawasan mutu tidak
hanya berlaku pada produksi manufacturing tetapi berlaku juga bagi produksi jasa,
seperti Rumah Sakit. Travel dan Perbankan. Pelaksanaan pengawasan mutu meliputi
aspek pengukuran dan aspek penilaian. Sedangkan pengukuran pelaksanaan pengawasan
mutu harus melalui 3 syarat utama yaitu; ketepatan (validitas) dapat diandalkan
(Reliabilitas) dan kepraktisan.

Anda mungkin juga menyukai