Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

PELATIHAN NASIONAL
IKATAN MAHASISWA BUDDHIS INDONESIA
PONDOK SADHANA AMITAYUS
CIPAYUNG, 20 – 25 SEPTEMBER 2009

Imabi

PANITIA PELAKSANA PELATIHAN NASIONAL


IKATAN MAHASISWA BUDDHIS INDONESIA

PRASADHA JINARAKKHITA
JL. KEMBANGAN RAYA - BLOK JJ PURI INDAH
KEMBANGAN SELATAN, JAKARTA BARAT 11610
TELP : (021) 58359124 – 127, FAX : (021) 58359125
E-MAIL : New_Imabi@yahoo.com
Sekilas Ikatan Mahasiswa Buddhis Indonesia
Ikatan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Imabi), adalah wadah konfederasi mahasiswa-mahasiswa Buddhis
yang berbasis di wihara-wihara /pesamuhan umat untuk saling belajar dan berbagi dalam Komunitas Hidup
Berkesadaran.

Sejarah Imabi tidak terlepas dari Sekretariat Bersama Persaudaraan Muda – Mudi Vihara Buddhayana
Indonesia (Sekber PMVBI) atau Pemuda Buddhayana. Pada Musyawarah Nasional dan Bina Widya VIII
Sekber PMVBI di Wonosari, D.I. Yogyakarta, 26 Desember 1996 – 1 Januari 1997, Imabi terbentuk bersama
kelima wadah fungsional lainnya, yakni :

• Ikatan Pembina Gelanggang Anak – Anak Buddhis Indonesia ( IPGABI )


• Ikatan Pengelola Media Komunikasi Buddhis Indonesia ( IPMKBI )
• Forum Komunikasi Dharmaduta Muda Buddhis Indonesia ( FKDMBI )
• Ikatan Mahasiswa Buddhis Indonesia ( Imabi)
• Forum Komunikasi Sarjana Buddhis Indonesia ( FKSBI )

Kemudian pada Munas XI Sekber PMVBI atau Pemuda Buddhayana di Bandung, pada Desember 2005
Imabi dilepas dari Sekber PMVBI untuk berdiri sendiri sebagai badan otonom di bawah MBI. Namum
karena berbagai hal maka Imabi divakumkan sementara selama 3 tahun.

Baru kemudian, di tahun 2008. Setelah didiskusikan dengan pimpinan Sagin yang diwakili biku
Dharmavimala, maka diadakanlah Pelatnas Imabi yang pertama, mengambil libur Idul Fitri tanggal 28
September – 04 Oktober 2008. Selama seminggu itu, perwakilan mahasiswa dari berbagai wihara-wihara
/pesamuhan umat di seluruh Indonesia hadir dan mempraktikkan hidup berkesadaran.

Di akhir kegiatan, tepatnya tanggal 03 Oktober 2008, terbentuklah wadah baru dengan nama yang sama
yakni Ikatan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Imabi), dengan masa bakti kepengurusan selama dua tahun
(2008 – 2010). Dan pada Munas VIII MBI, tanggal 06-09 Desember 2008 di Cipayung, Imabi secara resmi
dijadikan Badan Otonom di bawah MBI.

Berdasarkan hasil keputusan Pelatihan Nasional I Imabi tersebut disepakati untuk diadakan pertemuan lagi
tahun berikutnya sekaligus pengesahan AD/ART Imabi dalam Pelatnas Imabi II, yang rencananya diadakan
pada 20-25 September 2009 di Pondok Sadhana Amitayus, Cipayung.

Tujuan
Berangkat dari latar belakang kegiatan di atas, pelaksanaan Pelatihan Nasional Imabi ini diarahkan pada
tujuan, sbb :

1. Memantapkan Imabi (Ikatan Mahasiswa Budhis Indonesia) sebagai jaringan komunitas


mahasiswa yang peduli dan berbudaya latih diri melalui Studi, Meditasi dan Aksi.
2. Mewujudkan Imabi menjadi Komunitas Hidup Berkesadaran dalam Keluarga Besar
Buddhayana Indonesia (KKBI).
3. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan praktek Dharma bagi Mahasiswa Buddhis Indonesia
4. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi Imabi.
5. Pembentukan organisasi dari pusat hingga daerah seluruh Indonesia.
6. Memantapkan semangat dan rasa memiliki yang tinggi terhadap Imabi.
Tema Kegiatan
Mewujudkan jaringan komunitas mahasiswa yang peduli dan berbudaya latih diri melalui Studi,
Meditasi dan Aksi

Peserta
Peserta Pelatnas Imabi adalah Mahasiswa-mahasiswi Buddhis dari seluruh Indonesia yang merupakan
perwakilan dari masing – masing Komunitas mahasiswa yang berbasis di Persamuan Umat/ wihara yang
berada di bawah naungan Sangha Agung Indonesia dan Majelis Buddhayana Indonesia.

Tempat dan waktu kegiatan


Pondok Sadhana Amitayus, 20 - 25 september 2009

Materi:
1. Keistimewaan Agama Buddha dan Revitalisasi Peran Sosialnya (MUP Krishnanda WM)
2. Rencana Pengembangan Pendidikan di Lingkungan Buddhayana. (Gunawan Efendi & Hendra
Lim)
3. Agama Buddha Sebagai Pendidikan (Buku Master Chin Kung)
4. Pendekatan Yang Benar Pada Dharma (Buku Ajahn Buddhadasa)
5. Mengubah Panah Menjadi Bunga (Buku Zen Master Thich Nhat Hanh)
6. Mewujudkan Imabi Sebagai Jaringan Komunitas Yang Peduli dan Berbudaya Latih Diri (B.
Dharmavimala dan B. Saddhanyano)
7. Pengesahan AD/ART Imabi (Anton Susilo dan Henry G. Chandra)
8. Program Nasional Kakak Asuh (Andry Eka Rianto dan Wenley Tanseri)

Bentuk Kegiatan :
1. Gerak Badan Berkesadaran : menggerakkan tubuh, dengan penuh kesadaran yang
bertumpu pada pergerakan seluruh anggota tubuh yang sedang bergerak. Gerakan hanya
mengikuti fasilitator dan dilakukan diruang terbuka.

2. Meditasi – Duduk : melakukan meditasi dengan cara umum yaitu duduk dengan tulang
belakang lurus, tidak condong ke depan maupun belakang, kepala tegak – tidak tegak keatas
maupun kebawah, posisi relax. Dibacakan perenungan akan “tubuh” kita menimbulkan
kesadaran tubuh tidak kekal sehingga tidak menjadi sebab “dukkha /kondisi yang tidak
menyenangkan” dalam hidup ini dan dilakukan dalam ruangan, jika memungkinkan bisa
diluar ruangan.

3. Meditasi – Jalan : melakukan meditasi dengan berjalan adalah berjalan sesuai dengan
kebiasaannya (boleh cepat maupun lambat) dengan penuh kesadaran mengamati reaksi
bathin kita saat bergerak dan sekaligus saat-saat bersentuhan dengan lingkungan sekitarnya
seperti jalan raya, rumah, batu, tembok, kebun, sawah, pohon, bunga, rumput, hutan, dll
yang disesuaikan dengan lokasi retreat. Pada saat meditasi jalan bersamaan maka seluruh
peserta akan mengikuti fasilitator yang meminpin didepan dan dengan penuh kesadaran
saling berbagi jarak /ruang sehingga membentuk barisan bagaikan aliran air.
4. Makan Berkesadaran : melakukan aktivitas makan yang didahului dengan perenungan dan
mengamati dengan penuh kesadaran dalam proses makan yang sedang dilakukan dan tujuan
dari memakan makanan itu sendiri. Selama 20 menit dalam keadaan hening akan membantu
kita menghargai dan sadar apa yang kita makan, kenapa kita makan dan untuk apa kita
makan. Dalam kesempatan ini semua peserta juga harus “antri” berkesadaran saat
mengambil makanan dan sesudah makan juga harus “antri” berkesadaran saat mencuci
peralatan makan.

5. Mencuci Alat Makan Berkesadaran : setelah tanda ‘lonceng kesadaran” dibunyikan untuk
menandakan sesi makan berkesadaran selesai, seluruh peserta satu persatu akan menuju ke
ruang pencuci alat makan. Mereka mengikuti antrian dengan penuh kesadaran saat
menunggu dan saat mencuci peralatan makan.

6. Puja Bhakti : dengan menggunakan tuntunan buku puja bakti berbahasa Indonesia yang
bertujuan agar maknanya mudah dicerna. Dimulai dengan Persembahan Dupa yang dilanjuti
bersujud kepada Buddha Sakyamuni, Bodhisattwa Manjusri, Bodhisattwa Samantabhadra,
Bodhisattwa Awalokiteswara, Buddha Maitreya dan Seluruh Guru Silsilah Spritual.
Kemudian dengan Gatha Pembuka Sutra, dan melafalkan Sutra Hati Prajnaparamita dan
Sutta Maha Manggala. Selanjutnya pengembangan Bodhicitta dengan Mengagungkan
Nama Para Bodhisattwa dan dilanjuti Tiga Perlindungan. Kemudian diakhiri dengan
Berbagi Jasa Kebajikan.

7. Relaksasi : merupakan kegiatan untuk mengistirahatkan tubuh dan batin secara bersamaan.
Dilakukan dengan posisi berbaring. Dengan posisi tubuh berbaring relax, peserta
diharapkan tidak tertidur. Tetap menjaga kesadaran dan dipandu dengan tuntunan dari
fasilitator dan musik yang mengandung makna dharma.

8. Tidur : setelah melakukan sekian banyak aktivitas dan untuk melanjutkan aktivitas pada
esok hari, peserta dapat memanfaatkan waktu tidur dengan sebaik-baiknya. Saat tidur
berkelompok maka dibutuhkan kebersamaan berbagi ruang, menjaga kebersihan dan
keheningan bersama.
9. Bersih Lingkungan : merupakan kegiatan / aksi yang dilakukan untuk menjaga kebersihan
dan kenyamanan lingkungan tempat berlatih. Bertujuan untuk melatih kepekaan dan
kepedulian kita terhadap lingkungan disekitar kita.

10. Bersih Diri Berkesadaran : dalam kegiatan sehari-hari membersihkan tubuh adalah
kegiatan sangat rutin sehingga biasanya kita kurang menyadari hal-hal kecil seperti
misalnya berapa banyak air yang terpakai?, waktu yang dipergunakan?, apakah membuat
orang lain menunggu?, kalau selesai apakah lampu dimatikan?, dll. Saat latihan ini, peserta
dengan penuh kesadaran harus menyesuaikan waktu diri masing-masing untuk memberi
ruang untuk peserta lain, termasuk peralatan /perlengkapan, air, dan kebersihan, dll dari
sebelum dan sesudah penggunaan ruang bersih diri tersebut.
11. Menjaga Sila : mengambil Lima Latihan Perhatian Murni yang berpedoman pad lima sila
dalam pancasila Buddhis. Akhir pelatihan, semua peserta tetap mengulang latihan ini setiap
hari-hari uposatha.
Susunan Panitia
Pelindung : Sangha Agung Indonesia
Majelis Buddhayana Indonesia
Penasehat : Mahasthawira Aryamaitri
Mahasthawira Nyanamaitri
Mahathera Nyanasuryanadi
Thera Dharmawimala
Thera Saddhanyano
UP. Sudhamek AWS, SE, SH
UP. dr. Krishnanda WM, Msc.
Panitia Pengarah : UP. Ir. Budiman, MSIE
UP. Hendwi Wijaya, SE
USD. Anton Susilo, SE
UP. Henry Gunawan Chandra, SE
Lim Hendra, SS
Liana Chia, S.Kom
Andry Eka Rianto
Penanggungjawab : Wenly Tansri – Sekjen Imabi
Panitia Pelaksana
Ketua : Wesley Andre Leonardo, SS
Sekretaris : Hendrik Mayuni
Bendahara : Yuyun
Acara : Panji
Konsumsi : Merissa, Karlina Karly
Publikasi & Dokumentasi : Mickhel Giana, Julia Savithri
Kesehatan : Yulianti, Ivan Michael
Transportasi : Yuyong, Anthony, Satya
Perlengkapan & Akomodasi : Alfonso Trijaya

Anggaran :

1. Sekretariat : Kirim Surat, ATK, dll ............................. Rp.. 1.000.000,-


2. Acara : Buku Panduan, Fotokopi, dll .......................... Rp. 1.500.000,-
3. Transportasi : Sewa Bus, Premium, Tol, dll ………… Rp. 6.000.000,-
4. Konsumsi : 80 org (19x makan) X Rp. 12.000,- …… Rp. 18.240.000,-
5. Perlengkapan : Buah utk Altar, Spanduk, dll .............. Rp. 1.300.000,-
6. Dokumentasi : Baterai, dll ............................................ Rp. 1.000.000,-
7. Pembicara : Pergantian transportasi, dll ....................... Rp. 1.500.000,-
8. Kesehatan : P3K, Obat-obatan, dll .............................. Rp. 500.000,-
---------------------------------------------

Rp. 31.040.000, -
---------------------------------------------

9. Biaya tak terduga 10 % ................................................ Rp. 3.104.000,-


---------------------------------------------

Total rencana pengeluaran ............................................. Rp. 34.104.000,-


---------------------------------------------
Sangat diharapkan dukungan dari Keluarga Besar Buddhayana Indonesia (KBBI) diseluruh
Indonesia untuk membantu secara moril maupun material untuk pembinaan dan kaderisasi secara
menyeluruh dan berkesinanbungan.

Demikian proposal ini dan semoga memberikan kebahagiaan semua kehidupan.


Sadhu ... Sadhu ... Sadhu ...

Panitia Pelaksana
Pelatihan Nasional Ikatan Mahasiswa Buddhis Indonesia

Anda mungkin juga menyukai