Pelabuhan
Pelabuhan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kuliah Manajemen Pelabuhan ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bukanlah tanpa hambatan, kami merasa banyak hambatan yang kami hadapi. Namun, atas bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak,hambatanhambatan tersebut dapat kami hadapi sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: Ir. Murdjito, M.Sc. Eng. sebagai dosen mata kuliah Manajemen Pelabuhan. Pihak lain yang telah membantu penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna, begitupun dengan makalah ini. Oleh karena itu,kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,dan kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Akhir kata, kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat agi para pembaca.
Penulis
REFORMASI PELABUHAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1 2.1 2.1 Definisi Dan Fungsi Pelabuhan ................................................................................................ 1 Peran Undang Undag Pelayaran Tahun 2008 ......................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................................... 2 2.1 2.2 2.3 Kegiatan Transportasi Laut Indonesia ..................................................................................... 2 Kondisi Pelabuhan Indonesia .................................................................................................. 2 Reformasi Pelabuhan Di indonesia ......................................................................................... 3
ii
REFORMASI PELABUHAN
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1 Definisi Dan Fungsi Pelabuhan
Pelabuhan merupakan tempat pemberhentian kapal setelah melakukan pelayaran, serta sebagai tempat untuk melakukan kegiatan menaik-turunkan penumpang, bongkar-muat barang, pengisian bahan bakar dan air bersih, reparasi, dan lain sebagainya. Pada masa yang lalu, Pelabuhan adalah suatu tempat di perairan (di muara sungai, teluk atau pantai) yang secara alamiah terlindung dari gempuran gelombang, sehingga kapal-kapal dan perahuperahu dapat merapat dan membuang jangkar untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang maupun menaik turunkan penumpang dengan aman. Sejalan dengan kemajuan zaman, Pelabuhan sebagai sarana dan prasarana angkutan laut tidak lagi di perairan yang terlindungi secara alamiah, tetapi bisa berada di laut terbuka sebagai Pelabuhan Samudra dengan perairan yang luas dan dalam. Pelabuhan sekarang merupakan Salah satu segmen mata-rantai Transportasi dari kegiatan bisnis yang terlibat dalam proses Transportasi. Prasarana yang dapat menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri didaerah belakang pelabuhan ( hinterland ).
REFORMASI PELABUHAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kegiatan Transportasi Laut Indonesia
Permintaan akan jasa transportasi laut di prediksikan akan terus mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena adanya aktivitas ekonomi yang mengharuskan terjadinya perpindahan barang antar daerah satu dengan daerah lainnya, untuk itu peran transportasi laut sangat dibutuhkan. Seiring dengan permintaan akan jasa transportasi laut yang terus meningkat maka harus diikuti dengan perbaikan pada prasarana pendukung kegiatan transportasi laut lainnya yakni pelabuhan, peran pelabuhan disini sangat penting karena sebagai pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin cepat dan akan diterapkannya skema kerja sama ASEAN pada 2015, menuntut peran pelabuhan yang semakin besar. Bukan saja dibutuhkan lahan pelabuhan yang luas, dermaga yang panjang dan alur yang cukup dalam, namun tantangan kedepan bagaimana mengefektifkan dan mengefisienkan pelabuhan Indonesia sehingga memiliki daya saing. Di indonesia sendiri, kegiatan transportasi laut diprediksikan akan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun karena hampir 70 persen perdagangan dunia berlangsung di kawasan Asia Pasifik dan 75 persen produk dan komoditas yang diperdagangkan itu dikirim melalui laut Indonesia. Nilainya tak tanggung-tanggung, mencapai 1.300 triliun dolar AS per tahun. Memang, seiring skema ekonomi dunia, terjadi pergeseran pusat ekonomi dari Atlantik ke Asia Pasifik.
REFORMASI PELABUHAN
2.3 Reformasi Pelabuhan Di indonesia Berdasarkan Undang Undang Pelayaran Tahun 2008
Reformasi pelabuhan di indonesia sebenarnya sudah diterpakan di indonesia, sebagai contoh adalah pelabuhan tanjung priok di jakarta. Dulu ketika Pelabuhan Tanjung Priok masih memiliki kedalaman kolam 13,5 meter, hanya kapal kecil- menengah yang mampu bersandar di pelabuhan ini. Kapal-kapal tersebut umumnya hanya menjadi feeder untuk pelabuhan di Singapura, Malaysia, dan Hongkong. Namun, setelah kolam diperdalam menjadi 14 meter dan fasilitas pelabuhan dimodernisasi, beberapa kapal berkapasitas 4.000-5.000 TEUs mulai bersandar di Tanjung Priok. Kini, tingkat ketergantungan Indonesia terhadap pelabuhan di negara lain pun turun drastis. Reformasi sektor pelabuhan juga dilakukan dengan dirumuskannya undang undang pelayaran tahun 2008, dalam undang-undang tersebut juga dibahas mengenani penghapusan monopoli pemerintah atas sektor pelabuhan dan membuka kesempatan bagi partisipasi sektor swasta. Hal ini dapat mengarah pada masuknya persaingan yang sangat diperlukan di sektor pelabuhan, menimbulkan tekanan untuk menurunkan harga-harga, dan secara umum meningkatkan pelayanan pelabuhan. Struktur tata kelola yang baru yang ditetapk an berdasarkan Undang-Undang Pelayaran tahun 2008 ini memberikan dampak yang besar bagi industri pelayaran di indonesia, hal ini karena Undang Undang tersebut mencakup berbagai macam masalah yang terkait dengan kelautan seperti pelayaran, naviga si, perlindungan lingkungan, kesejahteraan pelaut, kecelakaan maritim, pengembangan sumber daya manusia, keterlibatan masyarakat, penciptaan penjaga pantai, dan banyak lagi. Dalam hal ini, UU Pelayaran 2008 menjadi penting karena menyediakan dasar untuk transformasi radikal dalam sistem nasional tata kelola pelabuhan yang dapat menyebabkan perbaikan efisiensi yang besar dalam jangka waktu menengah hingga panjang. Seperti disinggung sebelumnya, undang-undang tersebut menghilangkan monopoli sah yang dipegang Pelindo atas pelabuhan-pelabuhan komersial dan dengan demikian membuka sektor tersebut untuk peran serta operator lain, terma suk dari sektor swasta. Undang-undang tersebut juga menyediakan pemisahan yang jelas antara operator dan pengatur (regulator) Dengan sistem baru tata kelola pelabuhan ini, Indonesia akan menerapkan model umum administrasi pelabuhan yang dikenal sebagai Pelabuhan Sistem Sewa. Dalam istilah sederhan a, model ini mengusahakan pemerintah seperti diwakili oleh otoritas pelabu han memiliki, menyediaka n dan mengatur akses ke daratan pelabuhan, perairan pelabu han sekaligus prasarana pelabuhan dasar, seperti pemecah ombak, jalur-jalur laut, alat-alat navigasi dll. Operator pelabuhan, di sisi lain, menyewakan sarana-sarana ini dan memberikan layanan pelabuhan berdasarkan kontrak jangka panjang atau konsesi (Bank Dunia 2004)
REFORMASI PELABUHAN
Gambar 1. Struktur tata kelola pelabuhan menurut Undang Undang pelayaran tahun 2008 Dengan diberlakukannya Undang Undang Pelayaran Tahun 2008 mendorong terjadinya beberapa reformasi di bidang pelabuhan antara lain adalah Rencana Induk Pelabuhan Nasional yakni pada pertengahan tahun 2008, Departemen Perhubungan akan mulai mengembangkan rencana-rencan induk pelabuhan nasional, suatu dokumen kebijakan yang akan menentukan lokasi, fungsi dan hirarki pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Selain itu, Inovasi utama undang-undang baru tersebut adalah pengembangan Otoritas Pelabuhan untuk mengawasi dan mengelola operasi dagang dalam setiap pelabu han. Tanggung-jawab utama mereka adalah untuk mengatur, memberi harga dan mengawasi akses ke prasarana dan layanan pelabuhan dasar termasuk daratan dan perairan pelabuhan, alat-alat navigasi, kepanduan ( pilotage), pemecah ombak, tempat pelabuhan, jalur laut (pengerukan) dan jaringan jalan pelabuhan. Hal tersebut merupakan cara yang umum untuk pembagian tanggung jawab di s eluruh sektor publik dan swasta dalam lingkungan sistem pelabuhan sewa/ landlord port (Bank Pembangunan Asia 2000, Bank Dunia 2001) Dalam UU Pelayaran 2008 juga membahas tentang aspek Penetapan Harga Jasa Pelabuhan, Undang-Undang Pelayaran yang baru secara teori memudahkan para operator swasta untuk menetapkan tarif mereka sendiri. Namun demikian, bahasa yang digunakan dalam UndangUndang menimbulkan kekhawatiran besar tentang seberapa besar otonomi harga akan dinikmati oleh para operator. Selanjutnya adalah mengenai Pengaturan Mengenai Terminal Terminal Swasta (Khusus), Berdasarkan Undang-Undang yang baru, pelabuhan-pela buhan swasta, tetap secara ketat
4
REFORMASI PELABUHAN
diatur dan tetap tidak diperbolehkan untuk menampung kargo pihak keti ga. Pelabuhanpelabuhan tersebut tidak lagi disebut sebagai pelabuhan namun sebagai terminal yang diatur oleh otoritas pelabuhan terdekat, sesuai dengan rencana induk pelabuhan itu sendiri. Undang-Undan g tersebut juga membedakan antara terminal khusus dan penggunaan sendiri. Terminal yang lama ditempatkan di luar wilayah pengoperasian pelabuhan dan yang baru ditempatkan di dalamnya (baik di daratan maupun perairan).
REFORMASI PELABUHAN
BAB 3 PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Struktur tata kelola yang baru yang ditetapk an berdasarkan Undang-Undang Pelayaran tahun 2008 memberikan beberapa cara untuk meningkatkan persaingan dan partisipasi sektor swasta (PSP) di pelabuhan-pelabuhan Indonesia yakni mencakup pemisahan aset pelabuhan yang ada sehingga terpecah menjadi perusahaan-perusahaan berbeda dan saling bersaing, investasi baru di terminal yang baru. Hal ini memberikan mekanisme penting untuk peningkatan kapasitas dan persaingan dalam jangka menengah-panjang, memungkinkan dilakukannya perubahan yang cepat terhadap terminal khusus dan digunakan sendiri untuk memudahkan mereka mengakomodasi kargo umum. Dengan adanya reformasi dibidang pelabuhan yang berdasarkan pada Undang Undang pelayaran tahun 2008 diharapkan kinerja pelabuhan di Indonesia dapat mengimbangi terjadinya kerja sama perdagangan Anggota ASEAN yang diprediksikan akan meningkatkan jumlah permintaan jasa transportasi laut terutama di Indonesia