Anda di halaman 1dari 2

Kepada YTH Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon

kakak buat adik-adik saya Di tempat Assalamu'alaikum Wr Wb Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga a khir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai. Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ...... untuk menjadi istri saya. Say a bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Ta pi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-a nakku kelak. Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa, yang punya ban yak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi s aya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya meng inginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih an da. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih an da. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menj anjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini. Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih w aktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang ki ta tempuh ini. Amin Wassalamu'alaikum Wr Wb Surat lamaran di atas adalah surat pinangan yang di ajukan oleh salah seorang ik hwan kepada seorang akhwat yang baru kenal selama 1 bulan, namun dalam waktu yan g sedemikian singkat mereka yakin untuk melangsungkan pernikahan. Pertanyaan yan g muncul di benak kalian mungkin adalah "kenapa sang akhwat mau menerima lamaran ikhwan yang baru saja ia kenal?" dan jawaban Sang akhwat yaitu "karena dia manu sia biasa,dia sadar dengan kemanusiaan-nya." Hmmmm .......Surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatu r segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah t ergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaima na dan berapa lama pernikahnnya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menu ju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'. Embel-embel predikat diri yan g selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanl ah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah se mata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat s kenarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati s etiap umat-NYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yan

g mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang a kan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Lalu, bagaimana dengan cint a? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lal u tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yan g suci. Witing tresno jalaran garwo (sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan seca ra bebas. Cinta tumbuh karena suami/istri (belahan jiwa). Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cint a yang LUAR BIASA. Amin.

oleh Eli Rifian Syahyani

Anda mungkin juga menyukai