Anda di halaman 1dari 1

DIAGNOSIS

Organisme kausatif penyakit sifilis ialah Spirochete Treponema Pallidum. Tidak mudah untuk mengkultur maupun mengidentifikasi organisme ini hanya dengan mikroskop standar, sehingga diagnosis membutuhkan teknik khusus dan serologis. Pemeriksaan eksudat dari chancres primer atau lesi selaput lendir dengan menggunakan dark field microscopy untuk menilai morfologi dan karakteristik. Namun kurang dapat diandalkan karena morfologi yang mirip dengan saprophytic spirochartes. Immunofluorescence lebih sensitif dan tidak harus segera dilakukan. Pemeriksaan yang paling sering dalam mendiagnosis sifilis menggunakan kombinasi antara tes serologis troponemal dan nontroponemal. Non treponemal Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) dan Rapid Plasma Reagin (RPR) tests. Ini adalah tes sensitif yang mudah dianalisis dan murah. Spesifisitas yang dilaporkan sekitar 93-98% dengan sensitivitas bervariasi disetiap tahapan penyakitnya. Treponemal tests terdiri dari Treponemal enzyme immunoassay (EIA), T. pallidum haemagglutination assay (TPHA), T. pallidium particle agglutination (TPPA), fluorescent reponemal antibody absorption test (FTA-abs), dan T.pallidum recombinant antigen line immunoassay. Enzim immunoassays dengan antigen kemurnian tinggi pallidum Treponema lebih umum digunakan untuk skrining sifilis. Tes ini memiliki spesifisitas dan sensitivitas tinggi. Biasanya menjadi positif sebelum tes nontreponemal, menjadi positif sekitar 2 minggu setelah infeksi dan biasanya tetap positif seumur hidup. Sensitivitas EIA IgM dari berbagai laporan sekitar 48-77% pada sifilis dini. skrining troponemal EIA paling banyak direkomendasikan, sedangkan tes nontroponemal menjadi kurang disarankan karena perkembangan "stage" awal yang lambat dan insiden positif palsu. Tes point of care (POC) rapid sifilis telah dikembangkan menggunakan RPR dan immunochromographic based strips (ICS). Belum digunakan secara luas karena fasilitas lab dan tenaga ahli yang belum tersedia. POC dilaporkan memiliki sensitivitas 93.7%-100% dan spesifisitas 94.1-100%. Semua sera yang menunjukkan serologi reaktif pada tes skrining harus diteruskan ke laboratorium untuk konfirmasi pengujian dan positif, harus dikonfirmasi dengan spesimen kedua. Diagnosis neurosifilis berpusat pada temuan klinis dan analisis cairan serebrospinal (CSF). lumbal pungsi untuk pemeriksaan CSF dianjurkan pada mereka dengan serologi sifilis positif dan okular, aurikularis atau fitur neurologis sugestif infeksi sifilis. Lumbal pungsi pada sifilis dianjurkan ketika : tanda atau gejala neurologis aurikular atau ophtalmik bukti aktif sifilis tersier kegagalan pengobatan infeksi hiv dengan sifilis laten akhir tidak diketahui durasi sifilis Pertimbangan jika : VDRL/RPR >1:32 infeksi HIV dengan CD4 <350 pengobatan Non penisilin

Anda mungkin juga menyukai