Anda di halaman 1dari 1

Format Ulang Kenyamanan September 5th, 2013 Pernahkah Anda merasakan komputer yang baru saja di-format ulang

atau smartphone yang baru saja di-restart? Terasa nyaman dan lebih ringan, bukan? Nah, pernahka h Anda mencoba untuk mem-format atau me-restart ulang diri Anda sendiri? Ada kisah menarik dari salah satu tokoh sentral di Perang Dunia II, Jenderal Dou glas MacArthur. Ketika pertama kali ia ditugaskan ke Pasifik, salah seorang asis tennya menyerahkan sebuah buku tebal yang berisi ringkasan strategi, metode, dan catatan perang lainnya dari komando sebelumnya. MacArthur kemudian bertanya kep ada asistennya itu, Ada berapa banyak buku seperti ini? Asistennya menjawab bahwa ada enam buku serupa dengan yang ia bawa kepada MacArthur. MacArthur kemudian menugaskan kepada asistennya itu, Well, you get all those six copies together and burn them every one of them. Katanya, I ll not be bound by precede nts. Any time a problem comes up, I ll make the decision at once immediately. Seketik a itu juga enam buku tebal tadi langsung musnah. MacArthur selalu berusaha melat ih dirinya untuk bereaksi dan beradaptasi pada lingkungan dan kondisi baru. Stra tegi ini terbukti manjur. Kenyamanan itu menjebak, bahkan bisa membunuh kita. Kenyamanan membuat kita lamb an bereaksi dan malas beradaptasi sementara lingkungan di sekitar kita terus ber ubah kian cepat. Sebagai sebuah organisme hidup, secara fisik manusia membutuhka n endurance, struggle, dan scratching dan kenyamanan tidak memberikan itu semua. S ama halnya seperti jutaan sel dalam tubuh yang mati-tumbuh-berkembang secara kon tinu, secara psikologis kita butuh untuk re-create our self. Fyodor Dostoyevsky, salah seorang sastrawan besar Rusia, bahkan punya kebiasaan lebih unik lagi. Setelah ia berhasil menyelesaikan sebuah novel dan mendapatkan banyak uang dari penjualan novelnya, ia akan membawa semua simpanan yang ia puny a ke kasino. Dostoyevsky tidak akan pulang sebelum ia bisa menghabiskan semua ua ngnya itu. Baginya, sense of financial insecurity inilah yang memaksanya untuk b isa menulis karya-karya hebat. Kemapanan, bagi Dostoyevsky, justru membuat poten sinya tak bisa keluar secara maksimal. Kisah serupa juga terjadi pada seniman agung Pablo Picasso. Dibanding seniman-se niman lain di masanya, masa keemasan Picasso jauh lebih panjang dan menghasilkan rentetan karya-karya besar sepanjang masa. Rahasia suksesnya sederhana: Picasso secara konstan mem-format ulang atau me-restart gaya melukisnya. Tak jarang, gu bahannya itu menghancurkan tatanan yang sudah ada sebelumnya. Namun hasil yang i a peroleh sepadan dengan segala risiko dan kerja kerasnya. Ada baiknya sekali waktu kita berhenti sejenak dari perjalanan kita. Matikan mes in dan periksa kondisinya. Isi kembali bahan bakar yang diperlukan. Kalibrasi ul ang GPS dan sesuaikan dengan peta yang ingin kita tuju. Baru kita mulai lagi per jalanan kita dari awal. Kenyamanan dan kemapanan cenderung membuat kita malas, l amban, dan tidak reaktif pada perubahan. Kalau selama ini Anda sudah nyaman dengan pekerjaan Anda, mengapa tak coba pinda h ke tempat lain atau ke industri yang berbeda? Kalau selama ini Anda berteman d engan itu-itu saja, mengapa tak coba membuka jejaring baru? Kalau Anda sudah ter lalu mapan, mengapa tak coba pindah ke kota/negara lain? Kalau terbiasa dengan h obi yang itu-itu saja, mengapa tak mencoba kebiasaan baru? Tentu saja Anda tak harus melakukan hal-hal ekstrim seperti Dostoyevsky, tapi ad a kalanya Anda harus sesekali mem-format ulang, me-restart kembali diri Anda, re turn to square one.

Anda mungkin juga menyukai