Anda di halaman 1dari 7

Tumbuhan Untuk Bahan Pestisida Nabati

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa:

insektisida (serangga) fungisida (fungi/jamur) rodensida (hewan pengerat/Rodentia) herbisida (gulma) akarisida (tungau) bakterisida (bakteri) larvasida (larva)

Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Oleh karena itu, adalah hal yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan sebelum pencemaran dan keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang berguna lainnya. Usaha atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah : 1. Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar. 2. Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh. 3. Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh. 4. Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya. 5. Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan kadangkadang usia tanaman juga diperhatikan. 6. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer. 7. Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida. Koleksi tumbuhan yang mengandung bahan bioaktif (refelen, atrraktan atau berdaya racun) telah dilakukan di Kalimantan Selatan dan Tengah. Hasil koleksi terdiri dari golongan rumput, teki dan berdaun lebar serta tanaman tahunan. Sebagian nama-nama tumbuhan yang dikoleksi belum diketahui bahasa umumnya (Bahasa Indonesia), sehingga masih menggunakan bahasa daerah setempat, terutama bahasa banjar dan dayak. Tumbuhan yang dikoleksi pada umumnya berhasiat sebagai obat, namun ada juga yang dapat meracun terutama pada kulit dan sebagian lagi mempunyai bau yang menyengat. Dari hasil eksplorasi tersebut ditemukan 122 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pestisida organik. Tabel jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati/ pestisida organik di Kalimantan Selatan dan Tengah .

No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47

Jenis tumbuhan Pati ulat Kalang kala Karatau Risi Timbarau Kayu mahar Hambin Jalukap Sulur daging Gagali Cambai karuk Raja binalu Dadap Tabat Barito Bangkal Sapang Mamali habang Mamali putih Jambu hutan Sungkai Balangkasua putih Balangkasua habang Kayu sapat Jalatang tulang Kakantutan Tampurikak Tatasbihan habang Sintuk Sambung nyawa Tatunjuk langit Sulitulang Putat Kujajing biji Rengas Simpur Bawang nyaring Sawangkak Bakung rawa Lakum Jajangkit Patah kajang Kujajing laki Pinang habang Papulut Rumbia habang Kambat Kayu rahwana

Bagian Tumbuhan Daun Daun, biji Daun Daun, bunga Daun Daun buah Seluruh bagian Daun Daun Daun, umbi Daun Seluruh bagian Daun Daun Daun Kulit batang Daun Daun Daun, akar Daun Daun Daun Daun Daun Daun Buah Daun Daun Daun Daun Seluruh bagian Daun Daun, buah Daun Daun Daun Daun Daun, umbi Daun Daun, batang Daun Daun, buah Akar Daun Daun Daun Seluruh bagian

Keterangan/kegunaan Pengawet ikan Obat kulit Obat disentri Rasa gatal pada kulit Obat kejang-kejang Tidak terserang hama Obat ginjal Obat kulit Obat luka Obat sakit perut Obat sakit perut Obat hipertensi Obat infeksi Bahan jamu (kebugaran) Bahan kosmetik (bedak) Obat hipertensi Obat penenang Obat penenang Obat ginjal Bahan pengawet Bahan kosmetik (perbersih kulit) Bahan kosmetik (perbersih kulit) Obat sakit perut Berakibat gatal pada kulit Obat sakit perut Penyubur rambut Bau menyengat Kebugaran tubuh Obat penyakit dalam Obat hipertensi Obat sakit perut Obat kulit (gatal) Obat kanker Berakibat gatal pada kulit Obat mata Obat perut Obat kanker Obat tidur Obat kulit (gatal) Obat kulit (gatal) Obat nyamuk Obat kanker Obat ginjal Obat batuk Obat sakit perut Bau menyengat Bahan jamu (kebugaran)

48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97

Cawat hanoman Kayu rawali Daun kancing Andarasung Keladi rawa D Bakung hias Binjai Kasumbawati Akar kuning Dadangkak Kakamalan Tatintahan Kayu halaban Kayu ilatung Mundar Pohon mercon Kemuning Bangkinang Kuranji Sangkuang Bambu kuning Hambawang Kambang tatawa Bagang Panggang Ciplokan Simakau Mata-mata Pinang sindawar Usar Timbaran Tawar Gulinggang Kacang parang Kembang pukul 4 Jalatang nyiru Kalalayu Kapayang Jingah Galam Lukut Lua Kuringkit Kumandrah Maya Sapang Rumput minjangan Gambir Sirsak Maritam

Akar Kulit batang Daun Daun aun, umbi Daun, umbi Kulit batang Daun Akar Daun Daun Akar Akar Daun, kulit batang Daun, kulit batang Daun, bunga Daun, bunga Daun, akar, buah Daun, akar, buah Semua bagian Rebung Getah Bonggol Umbi Daun Buah dan daun Daun Bahan Buah Akar Akar dan daun Kulit Daun Daun Biji Daun Daun Daun Seluruh tanaman Daun Daun Daun Daun Daun Daun/Buah Seluruh tanaman Kulit dan daun Daun Kulit/daun Daun Kulit

Bahan jamu (kebugaran) Bau wangi Obat sakit gigi Penyubur rambut Berakibat gatal pada kulit Bau menyengat Berakibat gatal pada kulit Obat hipertensi Obat hipatetis Berakibat gatal pada kulit Bau menyengat Obat sakit pinggang Obat ginjal Bau menyengat Berakibat iritasi pada kulit Pengusir nyamuk Bau wangi Rasa sepat Rasa sangat kecut Rasa sangat kecut Obat kanker Berakibat iritasi pada kulit Obat kanker payudara Berakibat gatal pada kulit Tidak diserang hama Obat hipertensi kosmetik (bedak) Kebugaran wanita Obat ginjal Bahan pewangi Bahan pewarna Pengusir Wereng hijau Obat kulit Digunakan sebagai Insektisida Digunakan sebagai Insektisida Berakibat gatal pada kulit Tidak terserang hama Digunakan sebagai Insektisida Berakibat gatal pada kulit Bau menyengat Tidak terserang hama Tidak terserang hama Bahan kosmetik (bedak) Obat sakit perut Berakibat gatal pada kulit Obat hipertensi Obat luka Pengusir nyamuk Digunakan sebagai Insektisida Digunakan sbg Rodentisida

98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122

Pepaya hutan Suli bulan Kacubung Sarigading Karamunting jawa Purun tikus Prupuk Bundung Jambu biji Lengkuas Lada Kalanpan Bawang nyaring kuning Kalabuau Gadung Tuba Kacang parang habang Kapuk Kelapa Jeruk Bali Langgundi Jengkol Kedondong Sungkai Mengkudu

Daun Daun Daun Daun Daun Seluruh bagian Seluruh bagian Seluruh bagian Daun Rimpang Daun Buah Daun Daun Umbi Akar Buah Batang Air Kulit Daun Daun Daun Daun Daun

Digunakan sbg Insektisida Obat penyakit dalam Obat penyakit dalam Bahan jamu (kebugaran) Obat kulit Attraktan bagi penggerek batang Attraktan bagi penggerek batang Attraktan bagi penggerek batang Obat diare Bahan jamu Bahan rempah Tidak terserang hama Obat penyakit dalam Berakibat iritasi kulit Digunakan sbg Insektisida Digunakan sbg Insektisida Digunakan sbg Insektisida Digunakan sbg Rodentisida Digunakan sbg Insektisida Digunakan sbg Insektisida Pengusir nyamuk Digunakan sbg rodentisida Tidak diserang hama Bahan permentasi Obat hipertensi

Dua cara mudah untuk membuat pestisida nabati: 1. Perendaman untuk menghasilkan produk ekstrak 2. Penumbukan, pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk berupa pasta atau tepung Beberapa contoh pembuatan pestisida : 1. Ekstrak Nimba OPT sasaran: wereng batang coklat, penggerek batang, dan nematode BAHAN DAN ALAT: Air 1 liter Alcohol 70% 1 cc Biji nimbi 50 gr Penumbuk/penghalus Baskom/ember Sprayer CARA MEMBUAT: Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan alcohol Encerkan dengan 1 liter air Larutkan diendapkan semalam lalu disaring Larutan siap diaplikasikan ke tanaman Serangga akan mati setelah 2 3 hari 2. Ekstrak Daun Sirsak

OPT sasaran: wereng batang coklat BAHAN: 50 lembar daun sirsak Satu gemgam (100 gr) rimpang jaringau Satu suing bawang putih Sabun colek 20 gr CARA MEMBUAT: Daun sirsak, jaringau, dan bawang putih di haluskan Seluruh bahan dicampur dan direndam dengan air selama 2 hari Larutan disaring Untuk aplikasi 1 liter larutan dicampur dengan 10 15 liter air Larutan siap diaplikasikan 3. Ekstrak Sirtem (Sirih dan Tembakau) OPT sasaran: Belalang dan ulat BAHAN: 50 lembar daun sirsak 5 lembar daun tembakau atau satu genggam tembakau 20 liter air 20 gr sabun colek/detergen CARA MEMBUAT: Daun sirsak dan daun tembakau ditumbuk halus Bahan dicampur dengan air dan diaduk hingga rata Bahan didiamkan selama satumalam Larutan disaring kemudian diencerkan (ditambah dengan 50 60 air) Larutan siap digunakan 4. Ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas, Serai) OPT sasaran: hama/penyakit secara umum BAHAN: 8 kg daun nimba 6 kg lengkuas 6 kg serai 20 gr sabun colek /detergen 20 liter air CARA MEMBUAT: Daun nimbi,lengkuas dan serai dihaluskan Bahan yang telah halus dilarutkan dalam 20 liter air Didiamkan selama satu malam Larutan disaring dan diencerkan dengan 60 liter air Larutan siap diaplikasikan untuk 1 ha lahan 5. Ekstrak Gatem (Gadung dan Tembakau) OPT sasaran: wereng hijau, wereng batang coklat BAHAN: 1 kg gadung 1 ons tembakau Air secukupnya CARA MEMBUAT: Gadung dikupas, dicuci dan diparut. Hasil parutan ditamban dengan 3 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam Tembakau direndam dalam 2 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam

Kedua bahan dicampur dan diaduk hingga tercampur merata Bahan disaring Ekstrak Gatem diencerkan dengan dosis 2 2.5 gelas untuk 1 tangki sprayer. 6. Ekstrak Gadung OPT sasaran: walang sangit dan ulat-ulat hama padi BAHAN: 1 kg gadung Air secukupnya CARA MEMBUAT: Gadung dikupas, dicuci, dan diparut lalu diperas dengan kain bersih Air perasan itulah yang mengandung racun dengan dosis 5 10 ml /liter air. Kocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Larutan disemprotkan ke lahan. Serangga mati dalam 1 2 jam, ulat mati dalam 5 6 jam 7. Ekstrak Gatubrotemsi (Gadung, Tuba, Brotowali, Sirih) OPT sasaran: ulat-ulat padi, walang sangit, dan kepinding tanah BAHAN: 1 kg gadung 1 ons tembakau 1 potong akar tuba/jenu 1 genggam daun sirih CARA MEMBUAT: Gadung dikupas, dicuci dan diparut Tuba dan brotowali dipotong dan ditumbuk Daun sirih diremas-remas dan ditambah dengan 3 liter air Tembakau dipotong-potong dan ditumbuk Semua bahan dicampur, dimasukkan ke dalam panci dan direbus hingga mendidih, didinginkan dan disaring. Larutan siap digunakan dengan dosis 50-60 cc/tangki (14 liter). 8. Ekstrak Bawang Putih Cincang 3 ons bawang putih dan rendam di minyak mineral selama satu hari. Lalu tambahkan 1 sendok teh minyak ikan (sangat baik bagi tanaman Anda), campur larutan tersebut dengan setengah liter air dan tambahkan pada campuran bawang putih tadi. Jika ingin membuat larutan pestisida, aduk dan campurkan satu bagian campuran bawang putih dengan 20 bagian air. Sekarang Anda dapat membuat pestisida alami yang aman bagi lingkungan. Semprotkan tanaman Anda dengan larutan pestisida bawang putih seminggu sekali atau lebih jika diperlukan. Gunakan bawang putih sebagai pestisida alami akan membantu semut, kumbang, cacing, ulat bulu, kumbang Colorado, ngengat, lalat putih, tikus, tungau, dan tikus mondok pergi menjauh dari tanaman Anda. Karena bawang putih merupakan insektisida alami berspektrum besar, berarti bawang putih dapat membunuh serangga menguntungkan sama seperti hama. Cobalah untuk menyemprot daerah di mana hama melakukan kerusakan. 9. Ekstrak Kulit Bawang Merah Kulit bawang merah dapat dijadikan sebagai pestisida alami dengan cara mengambil ekstraknya. Takaran yang tepat dalam pembuatan ekstrak kulit bawang merah adalah sebanyak 10 lembar dan direndam selama 3 hari. Ekstrak kulit bawang merah membutuhkan waktu perebusan selama 30 menit.

Ternyata ekstrak kulit bawang merah tidak memberikan efek negatif pada tumbuhan itu sendiri dan ekosistem sekitar. Hasil pengamatan menunjukan, ekstrak kulit bawang merah membuat daun pada tumbuhan menjadi tampak lebih segar dibandingkan daun yang disemprotkan dengan pestisida berbahan kimia. Kulit bawang merah adalah bagian terluar atau pembalut dari daging bawang merah yang berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman, kulit bawang merah mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Hama serangga mengonsumsi daun yang mengandung senyawa acetogenin konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunya proses pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan, yang mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus 2008).Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga mengandung senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti tidak memakan apapun, karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga tidak dapat tersalurkan keseluruh tubuhnya. Akhirnya, hama serangga akan mati secara perlahan. Selain berpotensi dapat membunuh hama ulat, kulit bawang merah juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan (Rizal 2008).

Anda mungkin juga menyukai