Anda di halaman 1dari 8

UN IVER SIT AS

JEN DERA L

FISIOLOGI HEWAN I
SOE DIR MAN

September 2009

Sejarah ringkas studi Fisiologi Hewan


Studi fisiologi telah dilakukan sejak zaman sebelum masehi terutama
tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan. Pada masa itu studi
tersebut banyak dilakukan di Yunani, Cina dan Timur Tengah. Studi
yang dilakukan berkutat pada fisiologi manusia.

Awal ketertarikan manusia terhadap fisiologi hewan mungkin erat


kaitannya dengan usaha manusia untuk mengembangkan ternak dan
budidaya ikan. Orang-orang Asia terutama di Cina dan juga Indonesia
sejak zaman kuno telah mempelajari bagimana ikan bertelur.
Kebutuhan pakan ikan telah dipelajari sejak pertama kali orang
mengenal pancing.

1
UN IVER SIT AS
JEN DERA L

FISIOLOGI HEWAN I
SOE DIR MAN

September 2009

Studi fisiologi pada dasarnya menggunakan


kerangka filosofi mekanistik dan vitalistik
Kerangka filosofi mekanistik berpandangan bahwa semua fenomena
kehidupan dapat diterangkan menurut hukum-hukum fisika-kimia.
Kerangka filosofi vitalistik berpandangan bahwa kehidupan adalah
nyawa atau kekuatan vital dan bahwa keberadaan tubuh suatu
organisme adalah untuk dan melalui nyawa tersebut.
William Harvey adalah orang pertama yang menggunakan kerangka
filosofis mekanistik untuk menjelaskan struktur dan aktivitas tubuh
organisme hidup.

2
UN IVER SIT AS
JEN DERA L

FISIOLOGI HEWAN I
SOE DIR MAN

September 2009

Selain penjelasan secara mekanik, banyak ilmuwan yang


menjelaskan kehidupan secara kimia.
Sejak sebelum abad 18 telah diduga bahwa terdapat hubungan antara
respirasi dan pembakaran. Tetapi hubungan tersebut secara kimia baru dapat
dimengerti pada akhir abad 18.
Pada masa itu Stephen Hale berhasil mengisolasi dan mengkarakterisasi gas,
yang merupakan temuan penting untuk menjelaskan respirasi pada hewan
secara kimia.
Antoine Lavoisier dengan eksperimennya menemukan oksigen. Ia menjelaskan
proses respirasi sebagai suatu pembakaran lambat atau oksidasi yang
menggunakan oksigen dan melepaskan karbon dioksida.
Untuk memberikan ukuran kuantitatif dari produksi panas sebagai hasil
oksidasi yang terjadi dalam tubuh hewan, Lavoisier dan Pierre Simon Laplace
(1749-1827) merancang alat yang disebut kalorimeter. Lavoisier dengan hasil
karyanya ini telah berhasil memberikan landasan bahwa fenomena fisiologi
dapat dianalisis dan dijelaskan dengan bantuan eksperimen kimia.

3
UN IVER SIT AS
JEN DERA L

FISIOLOGI HEWAN I
SOE DIR MAN

September 2009

Para pakar kimia dan pakar fisiologi berbeda dalam


pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan fenomena
vital tubuh hewan.
Para pakar fisiologi tidak percaya bahwa reaksi kimia dalam tabung
reaksi dapat memberikan kontribusi dalam memahami proses
kehidupan.
Pakar kimia seperti Liebig  hukum kekekalan materi dapat
diterapkan dalam mahluk hidup, Liebig berusaha menjelaskan proses
kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup dengan mengukur dan
menimbang semua komponen yang masuk dalam saluran pencernaan dan
yang diekskresi oleh tubuh.
Harus diakui bahwa usaha yang dikerjakan oleh Liebig tersebut
merupakan pelopor dalam peralihan dari kimia hewan menuju ke
biokimia.
4
UN IVER SIT AS
JEN DERA L

FISIOLOGI HEWAN I
SOE DIR MAN

September 2009

Fisiologi eksperimental dipelopori François Magendie


(1783-1855).
Magendie meletakkan landasan dalam bidang farmakologi
eksperimental dan ia menerbitkan hampir semua cabang fisiologi.
Landasan metode penelitian Magendie adalah viviseksi (pengoperasian
pada hewan hidup), eksperimen yang “sadis” ini memicu gerakan anti-
viviseksionis.
Berbeda dengan Magendie, Claude Bernard menjelaskan fenomena
fisiologi dengan cara baru, ia menunjukkan bahwa banyak fungsi vital
ternyata lebih baik dipandang dari segi kimia ketimbang dari segi
viviseksi. Penemuannya yang sangat penting meliputi fungsi glukogenik
hati, peran cairan pankreas dalam pencernaan, fungsi saraf vasometer,
dan sifat kerja karbon monoksida dan racun lainnya.

5
UN IVER SIT AS
JEN DERA L

FISIOLOGI HEWAN I
SOE DIR MAN

September 2009

Penemuan Bernard
yang terpenting adalah fungsi glukogenik hati. Pada masa itu ilmuwan percaya
bahwa gula dalam darah hewan karnivora harus dipasok dari pakan yang
dimakan.
Hewan karnivora maupun herbivora, pada masa itu diyakini menggunakan
materi yang asalnya diseintesis oleh tumbuhan untuk mendukung pembakaran
yang terjadi baik dalam darah maupun dalam paru-paru. Claude Bernard
merevolusi pengetahuan metabolisme hewan, ia membuktikan bahwa darah
hewan mengandung gula walaupun bila tidak dipasok dari makanan. Ia
membuktikan bahwa gula yang diabsorbsi dari makanan dipecah ketika
melewati hati, paru-paru dan jaringan lainnya.

Eksperimen yang dilakukan oleh Claude Bernard selanjutnya mengantarkannya


pada penemuan glikogen maupun sintesis dan pemecahan glikogen. Semua
jaringan hewan nampaknya memiliki enzim yang bekerja pada glukosa.

6
UN IVER SIT AS
JEN DERA L

FISIOLOGI HEWAN I
SOE DIR MAN

September 2009

Di Amerika Serikat konsep konstansi lingkungan (milieu) internal


menarik perhatian Lawrence J. Henderson (1878-1942). Kemudian
Walter Bradford Cannon (1871-1945) dengan tulisan-tulisannya
membantu menyebar luaskan gagasan mengenai mekanisme pengaturan
fisiologis.

Cannon memperkenalkan istilah homeostasis yaitu suatu kondisi yang


mempertahankan konstansi lingkungan interior. Istilah ini tidak
dimaksudkan sebagai suatu keadaan lingkungan internal tubuh yang
tetap dan tidak berubah, melainkan suatu kondisi yang relatif konstan,
terkoordinasi dengan baik dan stabil.

Homeostasis menjadi prinsip yang mengarahkan riset dibidang


fisiologi.

7
UN IVER SIT AS
JEN DERA L

FISIOLOGI HEWAN I
SOE DIR MAN

September 2009

Hingga sekarang studi fisiologi didominasi dengan pendekatan biokimia.


Seringkali eksperimen biokimia dilakukan dengan prosedur in vitro.
Namun, metode klasik menggunakan viviseksi atau pengoperasian organ
masih diterapkan dalam fisiologi eksperimental.

Hasil percobaan pada suatu permasalahan yang sama tetapi dilakukan


dengan menggunakan prosedur yang berbeda seringkali menunjukkan
adanya perbedaan pada data yang dihasilkannya, sehingga sulit untuk
mengkorelasikannya.

Misalkan, dalam penelitian kontrol hormonal reproduksi pada Nereidae,


prosedur in vitro memberikan pemahaman mendalam tentang
perubahan yang terjadi di dalam organ penghasil neurohormon,
sedangkan eksperimen pengoperasian dan implantasi organ (metode
klasik) mengungkapkan pola isyarat yang ditransmisikan dari organ
penghasil neurohormon ke tubuh hewan (Yuwono, 1992).

Anda mungkin juga menyukai