Laporan Praktek Batu
Laporan Praktek Batu
KELOMPOK VI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pada zaman yang serba maju ini,banyak sekali tempat-tempat yang akan digunakan untuk pembangunan sehingga banyak membutuhkan tenaga professional. Maka dari itu sejak sekarang para mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang konstruksi bangunan yang professional dan handal. Dengan melalui praktek lapangan ini lah para mahasiswa diajarkan untuk tujuan melatih keterampilan dan kemampuan untuk menjadi tenaga yang berkualitas. Dengan adanya prakatek lapangan ini para mahasiswa mengetahui permasalahan-permasalahan yang terdapat dilapangan, yang sangat berpengaruh terhadap pemasangan batu beton. Misalnya komposisi campuran,teknik pemasangan dan ukuran batu bata,teknik plesteran,tata cara membuat pondasi serta cara membuat campuran pada beton.
B.
TUJUAN
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui cara pemasangan batu bata meliputi cara pembuatan campuran, pemasangan batu, pemasangan pondasi serta membuat campuaran pada beton . 2. Agar mahasiswa mampu mengetahui komponen atau bahan yang digunakan dalam pemasangan batu beton. 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan serta cara penggunaan alat tertsebut .
C. SASARAN YANG INGIN DICAPAI 1. Agar pengaplikasian di lapangan benar. 2. Dengan adanya praktek lapangan ini mahasiswa menghasilkan bangunan yang tahan lama. 3. Meminimalis kesalahan pada penggunaan peralatan sehingga kerusakan alat dan bangunan tidak terjadi.
4. Line bobbyn Fungsi : alat ini digunakan untuk garis penunjuk pemasangan bata. Pemakaian alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan paku karena kududukan alat ini mudah diatur. Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis yang dibentuk segitiga. Alat ini terdiri dari dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang 6. Kotak spesi Fungsi : kegunaannya untuk meletakan spesi yang selesai diaduk dan siap dipasang. Terbuat dari : kotak spesi terbuat dari plat besi yang berbentuk trepesium. 7. Ember Fungsi : kegunaanya untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa adukan dan lail-lain. Terbuat dari : ember ada yang terbuat dari plat baja tipis dan adajuga yang terbuat dari plastic. 8. Sekop Fungsi : gunanya untuk mengaduk spesi, menggali tanah ,dan sebagainya Terbuat dari : plat baja yang diberi tangkai kayu. 10. Straight edge Fungsi : untuk mendatarkan plesteran. Terbuat dari : kayu yang berbebtuk empat persegi panjang.
Macam-macam bahan yang kita gunakan dalam pemasangan bata, plesteran, dan pasangan ubin. Bahan tersebut antara lain : 1. Batu bata 2. Pasir 3. Semen 4. Air 1. Batu Bata ciri-ciri bata yang baik adalah : pembakaran matang ukuran tepat (27x13x6 atau 23x12x5) mempunyai warna yang seragam saat dipukul Suaranya nyaring pada saat dijatuhkan nilai kehancuran minimum cara penyimpanan bata : Sebelum bata ditumpuk sebaiknya diberi alas agar air pada tanah tidak terserap oleh bata tersebut, sebab bata mempunyai daya serap tinggi. Kemudian bata disusun bersilang seling agar tidak pecah atau retak. Dan penyusunannya juga tidak terlalu tinggi, kira-kira 2m, ini bertujuan agar mudah mengambil bata, kemudian pada bagian atas sebaiknya diberi tutup plastik atau terpal agar terlindung dari cuaca yang dapat mengurangi mutunya.
Pasir adalah merupakan butiran-butiran mineral atau agrefat halus yang mempunyai kekasaran 0-4 mm. Di Indonesia ada beberapa macam pasir kalau diselidiki menurut tempat pengambilan dan penggunaannya. Untuk menjamin mutunya pasangan dan plesteran maka pasir di test dahulu dilaboratorium.Biasanya dilapangan dapat dilakukan pengetesan secara sederhana, guna mengetahui baik dan jeleknya pasir. Dan ini dapat dites dengan visual saja seperti : 1. Pasir digenggam dengan tangan, lalu digosok-gosokan ketelapak tangan yang satu lagi. Kemudian kita lihat kedua telapak tangan itu, kalau kotor sekali atau sebagian dari pasirnya jelek dan mengandung tanah dan lumpur. Ini tidak bisa dipakai kecuali kalau dicuci terlebih dahulu. Tapi sebaiknya kalau tangan tidak begitu kotor dan tidak ada yang lengket maka pasir dapat dipakai. 2. Pasir dimasukkan kedalam botol yang kacanya jernih dan tembus pandang kira botolnya. Kemudian ditambahkan air kedalamnya sampai botol itu penuh, lalu dikocok kocok selama 10 menit sampai rata. Kemudian botol itu didiamkan selama 30 menit, lalu lihat hasilnya, air akan menjadi jernih. Pada bagian bawah botol terlihat butiran butiran pasir yang kasar dan diatasnya terlihat lapisan pasir yang halus sekali dan ini disebut Lumpur. - 1 m2 pasangan bata bata membutuhkan 80 liter pasir. - 1 m2 plesteran dinding bata memerlukan 50 liter pasir. Cara mendapatkan pasir Pasir dapat kita peroleh dari sungai atau gunung. b. Ciri-ciri pasir yang baik : 1. Bersih
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi syarat syarat yang ditentukan. Umpamanya untuk plesteran plesteran yang putih, tidak boleh dipakai air yang mengandung kotoran yang memberikan warna pada adukan, misalnya zat besi yang akan memperlihatkan noda noda coklat pada plesteran. Untuk membuat suatu adukan kita harus memakai air yang jernih, kalau ada yang mengandung zat lain itupun kadarnya harus kecil sekali. Banyaknya pemakaian air tergantung pada jenis adukan yang dibuat, keadaan cuaca dan sebagainya. Dan sebagai angka rata rata diambil : - Untuk adukan kedap air dari semen kira kira 22 % dari isi bahan yang dicampur. - Untuk kedap air dari kapur dan tras kira kira 20 % - Untuk adukan kedap air dari kapur kira kira 8 10 % Airlaut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang mengandung bahan bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan mengandung larutan asam, humus janganlah dipergunakan.
C. PENGADUKAN CAMPURAN 1. Secara Manual Pengadukan secara manual dilakukan dengan menggunakan alat cangkul atau sekop. Semua bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu dan kemudian diaduk dalam keadaan kering, sampai memberikan suatu warna yang sama dan rata. Kemudian dicampur dengan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sehingga adukan menjadi rata dan pulen. Alat-alatnya adalah :
10
siap digunakan dalam pemasangan atau plesteran. 2. Secara Mekanis Pengadukan secara mekanis yaitu dengan mengunakan mesin yang dinamakan mollen atau mixer yang banyak dilakukan pada proyek-proyek berskala besar. Pengetesan Mortar Untuk menghasilkan konstruksi yang baik, diperlukan bahan yang bermutu baik. Oleh karena itu harus ditest dab diuji dulu bahan-bahan yang akan digunakan. Pada umumnya mortar pada bangunan-bangunan kecil jarang diuji, sehingga hasil yang diberikan kurang memuaskan, seperti retak-retak, ikatan yang tidak baik, dan sebagainya. Pada umumnya mortar menyusut setelah bersinggungan dengan bata dan mulai mengikat. Tetapi dalam waktu yang singkat mortar masih dalam bentuk yang plastis, sehingga penyusutan yang timbul tidak menyebabkan retak-retak. Pada dasarnya penyusutan bebas mortar merupakan perpendekan dari kubus mortar yang terjadi selama massa perawatan. Mortar dari semen susutannya lebih besar dari mortar yang bahannya dari kapur. Hal hal yang dapat mencegah penyusutan mortar : - Mutu bahan yang digunakan harus baik dan gradasi agregatnya baik. - Air yang digunakan bersih - Bahan pengikat hendaknya dicampur dengan kapur atau bahan tambahan lain. - Faktor air semen dalam adukan harus tepat.
11
D. MEMPLESTER DINDING BATA Instruksi Umum : 1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis sampah atau kotoran yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat yang berasal dari pasir. 2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan dari bangunan itu sendiri .
3. Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan pasaangan adukan atau campuran adukan, ikatannya yang lembab serta keahlian dalam pemasangan. Dasar Teori : a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester : - Mutu bahan - Komposisi adukan bahan yang tepat - Teknik pemasangan bata yang baik - Perawatan plesteran b) Fungsi dari plesteran : - Untuk keindahan , kenyamanan dan memperkuat / memperkokoh pasangan dinding. c) Kerusakan- kerusakan yang sering timbul pada plesteran :
12
yang kurang baik. - Melepuh dan kurang mengembang disebabkan terkena sinar matahari langsung dan tembok menyusut. - Lunak dan banyak mengandung butiran yang keras yang disebabkan oleh pasir atau semen yang tak di ayak.
13
KELOMPOK VI
CARA MEMBUAT CAMPURAN 1. Sediakan alat-alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Selanjutnya masukkan pasir sebanyak 2 gerobak akan tetapi ayat terlebih dahulu pasir agar mendapatkan hasil pasir yang maksimal. 3. Kemudian masukkan semen sbanyak 1 sak. Dengan perbandingan campuran 2:1 4. Aduk kedua campuran dengan menggunakan skop,sampai kedua campuran semen dan pasir tercampur rata. 5. Setelah kedua bahan tercampur, masukkan air sesuai dengan kebutuhan campuran. 6. Campuran siap untuk digunakan.
14
15
16
17
D. KEGIATAN PLESTERAN Alat-alat dan bahan yang digunakan : Alat : 1.ember 2. Skop 3. Ruskam
18
19
E. MEMBUAT CAMPURAN PADA BETON Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan: Alat-alat : o Gerobak Dorong o Skop Bahan-bahan : o Kerikil o Pasir o Semen o Air
Langkah Kerja : 1. Siap-siapkan alat yang akan digunakan saat praktek. 2. Bersihkan lokasi yang akan digunakan saat praktek. 3. Masukkan kerikil sebanyak agar campuran beton lebih kuat ,kemudian tambahkan pasir sebanyak 2 gerobak dorong aduk hingga kedua bahan tercampur rata. 4. Selanjutnya masukkan semen semen sebanyak 1 sak, lalu tambahkan air aduk semua bahan hingga tercampur rata. 5. Perbandiangan bahan yaitu 2:2:1 , 2 gerobak pasir, 2 gerobak kerikil dan satu sak semen. 6. Kemudian aduk semua bahan dan kemudian campuran beton siap untuk digunakan.
20
21
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
KELOMPOK VI
1. Mahasiswa telah mampu mengetahui alat-alat yang akan digunakan dan bagaimana cara menggunakan alat sesuai dengan fungsinya. 2. Mahasiswa telah mampu mengetahui komponen atau bahan-bahan yang digunakan dalam praktek pemasangan batu beton. 3. Mahasiswa telah mampu mengetahui cara pemasangan batu beton.
B. SARAN 1. Sebaiknya pada saat praktek seluruh mahasiwa mengguakan baju praktek. 2. Sebaiknya pada saat praktek penggunaan alat sesuai dengan fungsinya. 3. Pehatikan teknik pemasangan batu bata agar mendapatkan hasil yang maksimal. 4. Sebaiknya pemasangan plesteran saat kondisi pemasangan batu tidak basah atau setengah kering. 5. Pemakaian campuran sesuai dengan kebutuhan.
22