Anda di halaman 1dari 20

Bahasa dalam Perspektif Ferdinand de Saussure

Posted by postinus pada Maret 16, 2008

5 Votes

Pengantar Paper ini merupakan hasil analisa dan resume ide-ide Ferdinand Saussure tentan bahasa berdasarkan bukunya yan telah diter!emahkan ke dalam bahasa "ndonesia# Pengantar Linguistik Umum $%o yakarta# &a!ah Mada 'ni(ersity Press, 1))*+, Setelah memba-a buku tersebut, saya berkesimpulan bah.a bahasa / ba i Saussure / erat-terkait den an makna, Makna adalah soal relasi di00erensial, 1rtinya, makna $dalam tata bahasa+ terkait pada kata sebelum dan sesudahnya, Sin katnya, makna adalah urusan internal kalimat $intra-lin uistik+2 makna tidak ada di luar kalimat, 3onsekuensi berpikir seperti ini adalah, makna e4tra-lin uistik -enderun diabaikan, Men enal Saussure berarti kita mesti men enal beberapa a asan yan pentin dari beliau, Pertama, lan a e, lan ue dan parole, Kedua, sinta matis dan asosiati0, Ketiga, (alensi, Keempat, sinkronik dan diakronik, Kelima, tanda, penanda dan petanda, Keenam, arbitrer $kesemenaan+ dan mutlak, Ketujuh, sistem aksara, &a asan- a asan beliau inilah yan saya uraikan dan !elaskan dalam paper ini, Selamat memba-a5

BAB I: RIWAYAT HIDUP DA !ARYA F"RDI A D D" SAUSSUR"#$%

Ferdinand de Saussure lahir di &ene.a pada tan al 26 6o(ember 1857 dari keluar a Protestan Peran-is $8u uenot+ yan ber-emi rasi dari daerah 9orraine ketika peran a ama pada akhir abad ke-16,

Se!ak ke-il, Saussure meman sudah tertarik dalam bidan bahasa, Pada tahun 1870, ia masuk "nstitut Martine, di Paris, :ua tahun kemudian $1872+, ia menulis Essai sur les langues yan ia persembahkan untuk ahli lin uistik pu!aan hatinya $yan menolon dia untuk masuk ke "nstitut Martine, Paris+, yakni Pi-tet, Pada tahun 187; ia bela!ar 0isika dan kimia di uni(ersitas &ene.a $sesuai tradisi keluar anya+, namun 18 bulan kemudian, ia mulai bela!ar bahasa sansekerta di <erlin, =upanya, Saussure semakin tertarik pada studi bahasa, maka pada 18761878 ia bela!ar bahasa di 9eip>i 2 dan pada tahun 1878-187) di <erlin, :i per uruan tin i ini, ia bela!ar dari tokoh besar lin uistik, yakni <ru mann dan 8?bs-hmann, 3etika masih mahasis.a, ia telah memba-a karya ahli lin uistik 1merika, @illiam :.i ht @hitney yan membahas tentan The Life and Growth of Language: and outline of Linguisti ! ien e "#$%&'( buku ini san at mempen aruhi teori lin uistiknya di kemudian hari, Pada tahun 1878, Saussure menulis buku tentan )*moire sur le s+st*me primitif des ,o+elles dans les langues indo-europ*ennes $Aatatan Bentan Sistem Vokal Purba :alam <ahasa-bahasa "ndo-Cropa+, Pada tahun 1880 ia mendapat elar doktor $den an prestasi emilan # summa um laude+ dari uni(ersitas 9eip>i den an disertasi# .e l/emploi du g*netif a0solu en sans rit $3asus &eneti(us :alam <ahasa Sansekerta+ dan pada tahun yan sama, ia beran kat ke Paris, Bahun 1881 men!adi dosen di salah satu uni(ersitas di Paris, Setelah lebih dari sepuluh tahun men a!ar di Paris, ia dianu rahkan elar pro0esor dalam bidan bahasa Sansekerta dan "ndo-Cropa dari 'ni(ersitas &ene.a, <erkat ketekunanya mendalami struktur dan 0ilsa0at bahasa, Saussure didaulat seba ai bapak strukturalis, Menurut beliau, prinsip dasar strukturalisme adalah bah.a alam semesta ter!adi dari relasi $0orma+ dan bukan benda $substansial+,D2E
BAB II: PA DA &A PAR*(" SAUSSUR" '" &" AI (A &A&") (A &U" DA

+,$ (angage 9an a e adalah abun an antara parole dan lan ue $ abun an antara peristi.a den an kaidah bahasa atau tata bahasa, atau struktur bahasa+, Menurut Saussure, lan a e tidak memenuhi syarat seba ai 0akta sosial karena di dalam lan a e ada 0aktor-0aktor bahasa indi(idu yan berasal dari pribadi penutur, <ahkan lan a e tidak memiliki prinsip keutuhan yan memun kinkan kita untuk menelitinya se-ara ilmiah,D*E 9an a e men-akup apapun yan diun kapkan serta kendala yan men-e ahnya dalam men un kapkan hal-hal yan tak ramatikal, Aontohnya, kata materiil, 3ata ini meman serta sosial banyak di unakan bahkan seolah-olah dian ap seba ai bahasa kon(esional, Padahal, kata FmateriilG tidaklah baku, tidak sesuai den an e!aan yan telah disempurnakan $C%:+, 9an a e memiliki se i indi(idual $parole+ dan se i sosial $lan ue+ tetapi kita tidak dapat menelaah yan satu tanpa yan lain, :en an demikian, lan a e memiliki multi bentuk dan heteroklit2 dan psikis,

+,+ (angue 9an ue adalah bahasa kon(ensional, bahasa yan sesuai e!aan yan telah disempurnakan, bahasa yan men ikuti tata aturan baku bahasa, 9ebih !auh Saussure men atakan bah.a lan ue merupakan keseluruhan kebiasaan $kata+ yan diperoleh se-ara pasi0 yan dia!arkan dalam masyarakat bahasa, yan memun kinkan para penutur salin memahami dan men hasilkan unsur-unsur yan dipahami penutur dan masyarakat, 9an ue bersenya.a den an kehidupan masyarakat se-ara alami, Hadi, masyarakat merupakan pihak pelestari lan ue,D;E :alam lan ue terdapat batas-batas ne ati0 $misalnya, tunduk pada kaidah-kaidah bahasa, solidaritas, asosiati0 dan sinta mati0+ terhadap apa yan harus dikatakannya bila seseoran memper unakan suatu bahasa se-ara ramatikal, 9an ue merupakan se!enis kode, suatu al!abar atau sistem nilai yan murni, 9an ue adalah peran kat kon(ensi yan kita terima, siap pakai, dari penutur-penurut terdahulu, 9an ue telah dan dapat diteliti2 lan ue !u a bersi0at konkret karena merupakan peran kat tanda bahasa yan disepakati se-ara kolekti0, 6ah, tanda bahasa tersebut dapat men!adi lamban tulisan yan kon(ensional,D5E

Bu!uan lin uistik adalah men-ari sistem $lan ue+ struktur dari kenyataan yan konkret $parole+, 1!aran ini men!adi dasar pendekatan strukturalis, 3ata struktur pertama kali diu-apkan oleh Hean Pia et# struktur adalah suatu tatanan .u!ud-.u!ud yan men-akup keutuhan, trans0ormasi $dinamis+ dan pen aturan diriD6E2 dikatakan FkeutuhanG karena tatanan .u!ud itu bukan kumpulan semata melainkan karena tiap-tiap komponen struktur itu tunduk pada kaidahkaidah intrinsik dan tidak mempunyai keberadaan bebas di luar struktur, 9an ue tidak bisa dipisahkan antara bunyi dan erak mulut, 9an ue !u a dapat berupa lamban -lamban bahasa konkret2 tulisan-tulisan yan terindra dan teraba $terutama ba i tuna run u+, 9an ue adalah suatu sistem tanda yan men un kapkan a asan, Aontoh# per i5 :alam kata ini, a asan kita adalah in in men usir, menyuruh, 6ah, kata per i5, dapat !u a kita un kapkan kepada tuna run u den an ab!ad tuna run u, atau den an simbol atau den an tanda-tanda militer, D7E

9an ue seperti permainan -atur, kalau saya kuran i buah -atur, akan berubah dan bahkan permainan akan ka-au2 demikian halnya dalam lan ue, !ika struktur $sistem+ kita ubah, maka akan ka-au balau !u a, Misalnya# saya makan nasi, !ika kalimat ini saya ubah men!adi# makan nasi saya, kelihatannya kalimat tersebut, !an al, 1tau dalam bahasa 9atin# laudate $terpu!ilah+, tentu !ika kita merubahnya tidak sesuai den an aturan main dalam bahasa 9atin, akan ka-au balau, 9an ue tidak ter antun pada aksara,D8E

Misalnya, kata# t1ten, fuolen dan st12en( kata-kata ini di kemudian hari berubah men!adi t3len, f4olen dan st12en, Perubahan itu dari mana, kok bisa, 6ah, lan ue tidak mau tahu den an perubahan itu, yan pentin apa yan telah dipakai se-ara kon(ensional, ya itulah lan ue,

9an ue perlu a ar parole dapat salin dipahami2 dan parole perlu a ar lan ue terbentuk, :en an kata lain, se-ara historis, 0akta parole selalu mendahului lan ue, <unyi kata# Fper i5G adalah parole tetapi ia !u a termasuk lan ue karena sistem tanda ada di sana dan maknanya pun ada, 9an ue hadir se-ara utuh dalam bentuk se!umlah uratan yan tersimpan di dalam setiap otak2 kira-kira seperti kamus yan eksemplarnya identik $0oto-opy+, yan akan terba i di kalan an indi(idu, Hadi, lan ue adalah sesuatu yan ada pada setiap indi(idu tetapi oran banyak !u a men etahuinya,

9an ue, bersi0at kolekti0# bersi0at homo en, bahasan kon(ensional, =umusnya# 1 I 1 I 1 I 1J,K 1, 1rtinya, kata yan diu-apkan oleh indi(idu, diu-apkan se-ara sama oleh oran banyak, be itu !u a den an maknanya, semua masyarakat bahasa tahu, Berbentuknya lan ue !u a dipen aruhi oleh 0aktor eksternal, misalnya# pen!a!ahan $bahasa Pen!a!ah mempen aruhi bahasa yan di!a!ah+, 9ebih !auh Saussure berpendapat bah.a lan ue diterima den an pasi0, tanpa memperkarakan dari mana lan ue tersebut berasal, Misalnya, kata pinjam# kita tidak perlu men etahui dari mana kata ini berkemban dan kita tidak perlu tahu dari ban sa $suku+ mana asalnya, 3ata Fpin!amG ini diketahui oleh semua masyarakat bahasa, @alaupun kita tidak tahu dari mana asalnya, toh tidak men hambat kita untuk mempela!arinya, 8arus diin at bah.a lan ue berubah tetapi para penutur tidak mun kin men ubahnya2 atau lan ue tertutup ba i inter0erensi tetapi terbuka ba i perkemban an,

Banda-tanda yan membentuk lan ue bukan benda abstraksi melainkan benda konkret, Aontoh# pohon $yan konkret, ada batan nya, bisa kita lihat+ dan FpohonG yan lain adalah bahasa yan terbentuk yan kita u-apkan, kita artikulasikan, @u!ud bahasa hanya ada karena ada ker!asama antara penanda dan petanda, :alam lan ue, sebuah konsep adalah kualitas dari substansi bunyi seperti suara tertentu merupakan kualitas dari konsep, Maka, konsep rumah, putih, melihat, merupakan ba ian dari psikolo i, 3onsep itu hanya men!adi .u!ud bahasa !ika diasosiasikan den an ambar akustik $bisa dalam bentuk tulisan !u a dalam bentuk bunyi+, D)E :i ba.ah ini, kita akan melihat mekanisme lan ue menurut Saussure,

Pertama) S-lidaritas sintagmatis, Se-ara keseluruhan, perbedaan bunyi dan konsep yan membentuk lan ue merupakan hasil dari dua ma-am perbandin an# as-siatif dan sintagmatis, Pen elompokkan se-ara asosiati0 dan sinta matis pada umumnya disusun oleh lan ue, 8impunan-himpunan itulah yan membentuk dan men arahkan ber0un sinya lan ue, :alam

solidaritas sinta matis hampir semua satuan bahasa $kata+ ter antun dari apa yan melin kun inya dituturan atau dari ba ian-ba ian ber-urutan yan membentuknya, Aontoh# satuan seperti d*sireu5 $yan men in inkan+ terdiri dari satuan ba.ahan, yakni d*sir-eu5, namun keduanya bukanlah dua ba ian bebas yan ditambahkan satu pada yan lain $bukan desir I eu4+, Satuan itu merupakan suatu hasil, suatu kombinasi dari dua unsur yan solider, yan hanya ber(alensi karena keberhubun annya di dalam suatu satuan yan lebih luas, 3ata F-e u5 itu adalah su0iks, dan !ika su0iks terpisah dari kata dasarnya, tidak ada artinya, Misalnya# satuan, tidak mun kin ditulis# satu-an, Sama halnya kata dasar, tidak otonom !u a, "a hanya ada dalam kombinasi den an su0iks $misalnya# roul-is LayunanM2 roul tidak bisa diartikan seba ai ayunan tanpa diikuti akhiran /is+,

!edua, dua bentuk pen elompokkan yan ber0un si se-ara simultan $bersama+, Saussure berpendapat bah.a dalam lan ue, antara asosiati0 dan sinta mati0 !u a ter!adi simultan $hadir se-ara bersama-sama dalam lan ue+, Misalnya, komposisi dN-0aire Lmembon karM, kata ini men andun dimensi sinta ma sekali us asosiasiti0, karena dapat menimbulkan asosiasi-asosiasi pada kata yan lain, Marilah kita lihat ba an berikut#

.*6faire
.* oller .*pla er .* oudre ds 07 8aire 9elafaire :ontrefaire ds07

Selain -ontoh di atas, kita !u a dapat melihat -ontoh dalam bentuk kalimat# ;ue ,ous dit-il< Lapa yan dikatakannya pada 1ndaOM bisa di anti den an kalimat# ;ue te dit-il< Lapa yan dikatakannya padamuOM bahkan dapat di anti den an kalimat# Pue nous dit-ilO Lapa yan dikatakannya pada kitaOM dsb, Hadi kata F1ndaG $(ous+ dapat kita anti den an /mu, kita,

!etiga) kesemenaan mutlak dan kesemenaan relati0, %an mutlak semena artinya tanpa moti0 dari apa yan relati0 semena, @alaupun demikian, hanya seba ian dari tanda yan si0atnya semena, sedan kan di ba ian lain mun-ul e!ala yan memun kinkan untuk men enali tin kat kesemenaan tanpa harus men hapusnya# LtandaM mun kin bersi0at relati0 semena, Misalnya# ,ingt Ldua puluhM tidak bermoti0, namun di5-neuf Lsembilan belasM tidak sama tin kat kesemenaannya den an ,ingt karena kata itu dibentuk dari unsur-unsur lain yan dapat di abun den an unsur lain pula, misalnya# di5-neuf Lsembilan belasM, ,ingt-neuf Ldua puluh sembilanM, di5-huit Ldelapan belasM, soin5ante-di5 Ltu!uh puluhM, dsb, Hika dipisahkan di5 LsepuluhM dan neuf LsembilanM berkedudukan sama den an ,ingt Ldua puluhM, namun kata di5-neuf merupakan kasus moti0 relati0,

+,. Par-le Parole adalah bahasa tuturan, bahasa sehari-hari, Sin katnya, parole adalah keseluruhan dari apa yan dia!arkan oran temasuk konstruksi-konstruksi indi(idu yan mun-ul dari pilihan penutur, dan pen u-apan-pen u-apan yan diperlukan untuk men hasilkan konstruksikonstruksi ini berdasarkan pilihan bebas !u a, Parole merupakan mani0estasi indi(idu dari bahasa, <ahasa parole misalnya, gue kan ga suka ara ka+ak gitu, loo emangn+a siape<, dst7 Hadi, parole adalah dialek, Parole bukan 0akta sosial karena seluruhnya merupakan hasil indi(idu yan sadar D10E, termasuk kata apapun yan diu-apkan oleh penutur2 ia !u a bersi0at hetero en dan tak dapat diteliti, :alam parole harus dibedakan unsur-unsur berikut#

Pertama, kombinasi-kombinasi kode bahasa $tanda ba-a+ yan diper unakan penutur untuk men un kapkan a asan pribadinya, Misalnya# peran , kataku, peran 5 3alimat ini !ika diu-apkan oleh oran yan sama pun, kata Saussure, ia menyampaikan dua hal yan berbeda pada pela0alan $kata peran pertama dila0alkan se-ara berbeda den an kata peran kedua+,

!edua, mekanisme psikis-0isik yan memun kinkan seseoran men un kapkan kombinasikombinasi tersebut, Parolelah yan membuat lan ue berubah# kesan-kesan yan kita tan kap pada saat kita menden ar oran lainlah yan men ubah kebiasaan bahasa kita, Hadi, antara lan ue dan parole salin terkait2 lan ue sekali us alat dan produk parole,D11E <ersi0at indi(idu# semua per.u!udannya bersi0at sesaat dan hetero en dan merupakan perilaku pribadi,

Parole dapat dirumuskan# $1M I 1MM I 1MMM I 1MMMMJ,,+, artinya, kata yan sama pun dila0alkan se-ara berbeda, baik oran yan sama maupun oleh oran banyak, BAB III: /A(" SI, P" &"RTIA ) ISI) ID" TITAS DA R"A(ITAS (A &U" Melalui hubun an asosiati0 dan hubun an sinta matis, tanda bahasa dapat diuraikan dan hasilnya ialah pemerian tentan (alensi, Valensi dapat kita pahami den an menerima kenyataan bah.a tanda bahasa itu pentin bukan seba ai peristi.a bunyi melainkan seba ai pen anti atau .akil dari unsur-unsur luar bahasa, Tanda kita kenal den an menden ar tetapi u apan oran !aran kita perhatikan, %an kita perhatikan adalah a asan atau situasi yan menarik perhatian kita melalui u!aran si pembi-ara, Airi utama bahasa tak dapat di-ari pada bi-ara tetapi dalam hubun an den an unsur-unsur luar bahasa melalui se!enis kon(ensi sosial, Si0at (alensi $nilai+ menyan kut substitusi $pen antian+ suatu benda yan berlainan, Aontohnya uan , D12E 'an dapat di antikan den an baran yan

nilainya sama, Misalnya, ada roti yan har anya =p 200, lantas saya beli den an men eluarkan uan =p 200, 6ah, uan yan =p 200 den an roti tersebut sama nilainya, asal kita !u a men an apnya demikian, Valensi lin uistik harus didekati dari sudut konseptual dan material dalam arti pikiran tanpa un kapan dalam kata-kata hanyalah benda yan tak !elas atau tidak punya bentuk, Aontoh, dalam pikiran saya mau membeli roti, tetapi saya !u a harus Fmen artikulasikannya atau men atakannya kepada pen!ual, kalau tidak, siapa yan tahu bah.a saya mau membeli rotiOG, Aontoh lain la i# kuda dalam permainan -atur hilan , tetapi bisa di anti den an yan lain asal diberi nilai $(alensi+ yan sama den an kuda,D1*E 9an ue adalah suatu sistem (alensi murni# harus ada a asan dan bunyi, D1;E, Setiap unsur bahasa merupakan an ota ke-il, sebuah arti ulus $artikulasi+ di mana suatu a asan terpateri dalam suatu bunyi atau suatu bunyi men!adi tanda suatu a asan, 9an ue tidak terlepas dari pikiran dan bunyi, "a seperti kertas, kita poton sebelah pasti ikut terpoton !u a sebelahnya, Valensi selalu terdiri dari# pertama, suatu hal yan berbeda yan selalu dapat dipertukarkan den an hal yan (alensinya harus ditetapkan, Kedua, oleh hal-hal yan serupa dapat dibandin kan den an hal yan di-ari (alensinya, :emikian FkataG dapat dipertukarkan den an suatu yan berbeda yaitu a asan, !u a dapat dibandin kan den an kata lain,D15E 9ebih !auh Saussure men atakan bah.a yan pentin dalam (alensi adalah bunyi, karena perbedaan bunyi itulah yan men andun makna, :alam (alensi harus ada si0at korelati0nya yaitu si0at semena dan si0at di0erensial, Misalnya, (alensi huru0 FtG dapat ditulis se-ara berbeda setiap kali kita menulisnya, tetapi nilainya tetap FtG2 inilah (alensi aksara, D16E Sistem bahasa adalah sederet perbedaan bunyi yan dikombinasi den an sederet perbedaan a asan, :alam lan a e ada tuturan dan ada konsep $ada peristi.a dan ada tata bahasa bahasa+, Misalnya, pembentukkan kata !amak Herman !enis =a ht: => hte, Setiap unsur yan hadir di dalam peristi.a tata bahasa $tun al tanpa umlaut dan tanpa FeG 0inal, diposisikan den an !amak den an umlaut dan e-+ dibentuk oleh sederet oposisi di dalam lin kun an sistem, D17E Pengertian $Peran-is# si ni0i-ation+ dide0enisikan seba ai asosiasi suatu bunyi den an suatu konsep, Hadi, pada dasarnya si ni0i-ation sama den an makna re0erensial dalam semantik, Sedan kan FisiG $Peran-is# -ontenu+ dari sistem bahasa $lan ue+ men-akup pen ertian dan (alensi,D18E 1pa yan dimaksud den an identitas sinkronisO %an dimaksud den an identitas sinkronis terdapat dalam kalimat Peran-is# ?e ne sais pas, Lsaya tidak tahuM dan Fne dites pas ela, L!an an katakan hal itu, 3edua kalimat ini men andun unsur yan sama $pas+ dikenakan makna yan sama, "dentitas bahasa adalah unik, karena / misalnya / setiap saya menyebut kata yan sama, saya memperbaharui materinya sehin a ter!adi tindak pembunyian yan baru serta tindak psikolo is yan baru, D1)E sedan kan yan dimaksud den an realitas sinkronis lan ue adalah seperti kata si0at $ad!ekti0+ dan kata ker!a $substanti0+,

BAB I/: SI !R* I! DA DIA!R* I! 9in uistik sinkronis adalah semua yan berhubun an den an se i statis dalam ilmu, Sedan kan lin uistik diakronis adalah semua yan memiliki -iri e(olusi, 1da berba ai -ontoh untuk melukiskan dualisme intern $sinkronis dan diakronis+, Misalnya, kata 9atin ripusG $berombak, ber elomban , keritin +, menimbulkan kata dasar Peran-is r*p-, yan membentuk kata ker!a r*pir LmelepaM, dan d* r*pir, Lmen upas lepaM, Pada suatu .aktu, bahasa Peran-is memin!am kata 9atin d* repitus, Lusan karena usiaM, untuk membentuk d* r*pit2 tetapi ternyata oran melupakan asal kata ini,

Aontoh yan lain terdapat dalam bahasa Herman, :alam bahasa Herman tin i kuno, kata !amak gast, Ltuan rumahM, semula adalah gasti, dan !amak hant Ltan anM semula adalah hanti, dll, Betapi di kemudian hari, i- tersebut men!adi umlaut yan men akibatkan a men!adi e dalam suku kata terdahulu# gasti men!adi gesti, hanti men!adi henti, tetapi kemudian $la i+ i- kehilan an bunyinya dan men hasilkan gesti men!adi geste, dst, 1kibatnya, sekaran terdapat kata G>st: Gaste, @>nd: @ande, dan se!umlah besar kelompok kata yan menampilkan bentuk !amak dan tun al,D20E "ni adalah dimensi diakronis lan ue, :iakronis tidak men ubah sistem karena kata yan berubah pun adalah sistem dalam bentuk yan lain den an sistem sebelumnya, D21E Perubahan kata ter!adi di luar kemampuan siapapun,

Sinkronis dapat kita pahami seperti ini# dalam bahasa Peran-is, tekanan selalu terletak di suku kata terakhir, ke-uali kalau suku kata terakhir men andun e pepet $seperti FQG+, "ni adalah 0akta sinkronis, yakni suatu hubun an antara himpunan kata bahasa Peran-is dan tekanan, Betapi 0akta ini !u a berasal dari keadaan masa lalu $diakronis+, 9an ue adalah suatu mekanisme yan terus ber0un si meskipun men alami perusakan, 9an ue adalah suatu sistem yan ba ianba iannya dapat dan harus diamati di dalam kesalin -ter antun an sinkronis, :i dalam lan ue, setiap unsur memiliki nilainya dalam oposisi den an unsur lain, Perubahan h>nde men!adi hanti bersi0at spontan atau kebetulan atau tanpa moti0, tanpa maksud,

1da kasus khusus dalam lin uistik sinkronis dan diakronis, -ontohnya# poutre $kuda betina+ di kemudian hari pen ertiannya berubah men!adi Ftian penun!an G $!adi maknanya berubah+, 3ata tersebut tetap tetapi pen ertian masyarakat akan kata itu yan berubah,D22E Hadi 0akta historis atau diakronis men ikuti 0akta sinkronis, Menurut Saussure, kata oposisi bukan kata biner, bukan !u a dualisme, Rleh karena itulah, sinkronis men an ap gast beroposisi den an g>ste, ge0e beroposisi den an gi0, dst, Sedan kan diakronis men an ap gast berubah men!adi gaste7 :iakronis hanya hadir dalam parole, 3arena se ala perubahan pertama kali dilontarkan indi(idu sebelum masuk dalam kela>iman, Misalnya, bahasa Herman memiliki# i h war, wir waren, sedan kan bahasa Herman kuno sampai abad SV" menasri0kannya# i h was, wir waren dan dalam bahasa "n ris# A was, we were, 6ah, ba aimana ter!adinya substitusi dari war ke was< 9antas Saussure men atakan, pasti ada beberapa oran yan terpen aruh oleh waren

kemudian men-iptakan war den an !alan analo i2 ini adalah 0akta dalam parole, Betapi karena kata tersebut serin diulan dan diterima oleh masyarakat, maka kata tersebut men!adi 0akta dalam lan ue,

Hika seseoran hanya melihat sisi diakronis bahasa, maka yan ia lihat bukan la i lan ue yan ia lihat melainkan sederet Fperisti.aG yan notabene merupakan parole, D2*E lin uistik diakronis akan menelaah hubun an-hubun an di antara unsur-unsur yan berturutan dan tidak dilihat oleh kesadaran kolekti0 yan sama, dan yan satu men antikan yan lain tanpa membentuk sistem di antara mereka, Sebaliknya, lin uistik sinkronis akan men urusi hubun anhubun an lo is dan psikolo is yan men hubun kan unsur-unsur yan hadir bersama dan membentuk sistem, seperti dilihat dalam kesadaran kolekti0 yan sama, D2;E

Empat Konsep Penting Ferdinand de Saussure


Submitted by Truly on Thu, 09/08/2011 - 15:48

:alam artikel ber!udul Ferdinand de Saussure, telah dikemukakan pen aruh besar Saussure dalam ilmu 9in uistik, :ia disebut TbapakT strukturalisme karena men adakan perubahan besar-besaran di bidan lin ustik, :ia yan pertama kali merumuskan se-ara sistematis -ara men analisa bahasa, yan !u a dapat diper unakan untuk men analisa sistem tanda atau simbol dalam kehidupan masyarakat, den an men unakan analisis struktural, :alam buku yan disusun oleh mantan mahasis.anya :ours de Linguisti;ue Generale, :e Saussure in in men emukakan bah.a bahasa dapat dika!i den an teori yan mandiri yan disebutnya Tlinguisti;ueB, <enny 8, 8oed dalam bukunya !emiotik C .inamika !osial Duda+a membahas empat konsep pentin dari Saussure yan perlu dipahami, $, Te-ri S-sial tentang Bahasa dan Tanda Bahasa: Signifiant0Signifie <ahasa adalah alat komunikasi dalam masyarakat yan men unakan sistem tanda yan maknanya dipahami se-ara kon(ensional oleh an ota masyarakat bahasa yan bersan kutan, Banda bahasa terdiri dari dua unsur yan tak terpisahkan yakni unsur -itra akustik $bentuk+ $si ni0iantUpenanda+ dan unsur konsep $si ni0ieUpetanda+, 3edua unsur itu tak terpisahkan seperti

dua sisi selembar kertas, 8ubun an antara pendanda dan pertanda, yakni antara bentuk dan makna, didasari kon(ensi dalam kehidupan sosial, 3edua unsur itu terdapat dalam ko nisi para pemakai bahasa, +, Hu1ungan Antartanda Menurut Saussure, bahasa men unakan tanda yan dimaknai se-ara kon(ensional, Banda-tanda bahasa itu tersusun dalam ran kaian yan disebutnya ran kaian Tsinta matikT, :alam hal ini, tanda bahasa berada dalam relasi sinta matik, yakni ran kaian tanda yan berada dalam ruan dan .aktu yan sama atau relasi in praesentia7 Aontoh yan dapat kita berikan dari bahasa "ndonesia adalah# 1li --V makan --V nasi, 'rutan keti a kata itu tidak bersi0at sebaran , tetapi dipedomani oleh kaidah $langue' bahasa "ndonesia, Hadi, arah panah pada -ontoh di atas tidak hanya memperlihatkan urutan $karena bahasa bersi0at linear+, tetapi !u a hubun a 0un si sintaktis# Sub!ek --V Predikat --V Rb!ek, 3ata-kata $ba-a# unsur bahasa+ yan berada dalam relasi sinta matik tersusun dalam sebuah struktur, 3ita dapat melihat pada kalimat di atas adanya struktur, yakni unsur-unsur $Eli, makan, nasi' yan masin -masin menempati Ttempat koson T yan kita sebut T atraT, Sesuai den an kaidah $langue' <ahasa "ndonesia, ara dapat diisi oleh unsur bahasa tertentu, Hadi, atra adalah Ttempat koson T yan terdapat sebelum, di antara dan sesudah panah, dalam -ontoh di atas, yan dapat kita sebut atra# $1+ --V $2+ --V $*+, :alam sintaksis $1+, $2+, dan $*+ masin -masin disebut 0un si sintaksis dan dalam hal ini setiap 0un si itu dapat diisi kata tertentu sesuai kaidah bahasa "ndonesia, :alam -ontoh yan pertama Eli --F makan --F nasi, atra $1+ dapat diisi oleh kata seperti Emat, Ada, ia, mereka atau ku ing sa+a7 6amun, kata-kata itu tidak dapat berada di ruan $dan .aktu+ yan sama, 8ubun an antara kata-kata itu bersi0at asosiati0, 3ata-kata yan dapat masuk ke dalam suatu atra itu ter olon dalam kate ori yan se!enis, biasanya dian ap masuk dalam paradi ma yan sama, 8al yan sama !u a ter!adi pada makan yan memunyai relasi asosiati0 den an kata seperti menanak, menyendok dan membun kus nasi, <e itu seterusnya, setiap atra hanya dapat diisi unsur bahasa yan memenuhi syarat tertentu, Rleh karena itu relasi asosiati0 kemudian disebut !u a seba ai relasi paradi matik, Pada tataran langue, setiap penutur bahasa men uasai sema-am !e!arin unsur-unsur bahasa yan terolon olon dalam paradi ma, Hadik, sekali us semua unsur itu dapat salin membedakan diri, He!arin ini disebut sistem, ., Te-ri tentang 2(angue2 dan 2Par-le2

:alam memahami bahasa seba ai alat komunikasi dan seba ai e!ala sosial, de Saussure melihat ada dua tataran yan berkaitan satu sama lain, <ahasa seba ai e!ala sosial disebut Tlan a eT yan terdiri atas dua tataran, Bataran pertama--pada tataran sosial atau lintas indi(idu--adalah yan disebut Tlan ueT, yakni tataran konsep dan kaidah, Bataran diba.ahnya adalah yan disebutnya TparoleT, yakni tataran praktik berbahasa dalam masyarakat, Menurut de Saussure langue $kaidah+ men uasai parole $praktik berbahasa+, Banpa men uasai langue seoran tidak dapat ikut serta mempraktikan langage dalam sebuah masyarakat bahasa, Hadi, kita tidak akan dapat mempraktikan parole bahasa 'rdu kalau kita tidak men uasai dulu langue dari langage 'rdu7 3onsep ini dapat diterapkan pada e!ala non(erbal, :e Saussure memberi -ontoh yan san at terkenal yaitu Tpermainan -aturT, Para pemain seba ai Tkomunitas pe-atruT men uasai kaidah permainan tersebut, yakni langue, antara lain aturan tentan -ara men!alankan setiap !enis bidak -atur, misalnya TkudaT men ikuti erakan Thuru0 9T, Tra!aT hanya bisa ber erak satu kotak demi satu kota, TratuT dapat ber erak mele.ati semua kotak ke-uali ber!alan se-ara dia onal, dan seterusnya, 3aidah itu men arahkan ba aimana pe-atur harus men!alankan bidaknya, yaitu parole, 3, Bahasa 4ang Utama adalah 4ang (isan <ertentan an den an pandan an :errida $yan !u a akan dibahas dalam artikel lain+, Saussure meyakini bah.a bahasa tulis merupakan TturunanT dari bahasa lisan, Hadi bahasa yan utama adalah bahasa lisan, <ahasa yan sebenarnya adalah bahasa lisan, "ni merupakan kritik terhadap para peneliti bahasa yan terlampau ter0okus pada bahasa tulis yan oleh de Saussure dipandan seba ai Ttidak alamiahT, Setelah berbi-ara tentan TlangueB dan TparoleB seba ai baian dari BlangageB, de sussure membi-arakan pentin nya bahasa lisan, BLangageB yan utama adalah bahasa lisan, yan merupakan ob!ek ka!ian utama lin uistik, Menurut Saussure, tulisan serin dian ap bahasa yan 2menurunkan bahasa lissan karena penelitian bahasa-bahasa kuno $seperti %unani, 9atin dan Sansekerta+ memberikan -itra bah.a bahasa tertulis lebih berprestise, Padahal tulisan adalah turunan dari bahasa lisan yan menurut de Saussure diatur oleh Tlan ueT, sedan kan tulisan merupakan sistem yan berbeda, <ahasa lisan !u a dian ap yan utama karena menurut de Sussure makna lebih dekat pada yan lisan daripada yan tertulis, Rb!ek ka!ian utama lin uistik adalah bahasa lisan, 3arena hubun an antara penanda dan petanda se-ara bersamaan membentuk tanda, keduanya tidak terlepas satu sama lain, :en an demikian, keduanya membentuk satu kesatuan--yakni tanda--yan serin kali $konsep seperti ini+ disebut struktur, <e itu pula hubun an antara TlangueB dan TparoleB $seba ai ba ian dari Tlan a eT+, keduanya berkaitan satu sama lain se-ara tak terpisahkan, sehin a membentuk sebuah struktur, yakni TlangageB7 Bentan struktur, <enny 8, 8oed merasa bah.a yan diteran kan 6oth dalam bukunya @and0ook of !emioti s, sudah men-erminkan apa yan dikemukankan oleh Saussure dalam buku anumertanya, 6oth men emukakan bah.a ada dua !enis de0inisi tentan struktur, yakni yan TminimalisT dan yan TholistikT,

:e0inisi minimalis berasal dari matematika, yakni Tthe set of relation onne ting the elements of a s+stemB, yan kemudian dikenal dalam teori himpunan matematika, Hadi, struktur men-akupi konsep sistem, :alam konsep de Sussure, struktur ter.u!ud dalam dua pen ertian, yakni relasi antar unsur sinta mati dan asosiati0, =elasi sinta matik adalah relasi antara se!umlah unsur yan berkaitan satu sama lain dalam ruan dan .aktu yan sama, "ni disebut !u a seba ai relasi in praesentia7 'nsur-unsur yan terdapat dalam relasi sinta matik membentuk apa yan disebut struktur, =elasi asosiati0 adalah relasi antara unsur den an unsur lain yan diasosiasikan, !adi tidak dalam ruan dan .aktu yan sama, "ni disebut !u a seba ai relasi in a0sensia7 'nsur-unsur yan berada dalam !e!arin asosiati0 membentuk sistem, Struktur dan sistem merupakan dua ban un yan selalu hadir dalam ko nisi manusia, "ni kemudian men!adi dasar dari teori strukturalis atau pandan an yan dikenal den an nama strukturalisme, :e0inisi holistik melihat struktur seba ai suatu totalitas yan unsur-unsurnya berkaitan satu sama lain, baik in praesentia maupun in a0sentia7 Pia et $1)68+ men emukakan ti a si0at struktur, yakni $1+ merupakan suatu totalitas, $2+ dapat bertrans0ormasi, dan $**+ saat bertrans0ormasi ter!adi otore ulasi $membentuk relasi-relasi baru dalam struktur yan bersan kutan+, Relh karena itu, prinsip dasar strukturalisme adalah bah.a $1+ struktur dan sistem selalu hadir bersama, $2+ struktur dans istem bersi0at abstrak dan merupakan ban un $-onstru-t+ yan adanya dalam ko nisi maunisa, buakn sesuatu yan konkret, dan $*+ struktur dan sistem merupakan satuan yan tertutup dan memenuhi dirinya sendiri, Sumber# 8oed, <enny 8, 2011, !emiotik dan .inamika !osial Duda+a7Hakarta# 3omunitas <ambu

BAB /: TA DA) P" A DA DA P"TA DA Strukturalisme Peran-is tidak bisa dipisahkan dari semiolo i Saussure, <a i beliau, semiolo i adalah ilmu pen etahuan umum tentan tanda, :an, tanda tidak hanya sekedar kata, tetapi tanda men-akup kata dan konsep, :en an kata lain, tanda adalah kombinasi antara konsep dan ambaran akustik, Misalnya, arbor $artinya pohon+ adalah tanda bahasa, Sedan kan FpohonG adalah konsep,

9in uistik yan ilmiah adalah lin uistik yan harus sesuai den an u!aran-u!aran dan polapola yan dipaksakan $diterapkan se-ara kon(ensional+ oleh masyarakat bahasa, 9an ue adalah ob!ek lin uistik yan konkret dan inte ral2 ia merupakan khasanah tanda karena ia didasarkan pada kon(ensi sosial, :en an -ara pandan sema-am ini, sebenarnya pandan an Saussure se!alan den an @hitney# tanda bahasa adalah .u!ud psikis karena ia tidak mempertimban kan .u!ud dari parole7 :alam tanda bahasa harus dibedakan# Pertama, -itra akustis $ima e

a-oustiPue+ yan nobene bersan kutan den an in atan atau kesan bunyi yan dapat kita den ar dalam khayal, bukan dalam u!aran yan diu-apkan, Salah satu man0aat konsep -itra akustis adalah bah.a komponennya !elas batasnya, Aitra akustis dapat di ambarkan den an tulisan se-ara -ermat, sedan kan bunyi tidak $-ontohnya# bunyi emuruh, ba aimana menuliskannya den an kata-kataO+, Aitra bunyi adalah keseluruhan unsur 0onem yan !umlahnya terbatas dan dapat di.u!udkan den an lamban tertulis yan !umlahnya sepadan, Kedua, ba ian lain dari tanda bahasa adalah konsep, 3onsep lebih abstrak daripada -itra akustis, 3onsep bersi0at pembeda semata-mata, dan se-ara lan sun ber antun pada -itra bunyi, "tulah sebabnya Saussure men atakan bah.a tanda mempunyai dua muka yan tidak dapat dipisahkan satu sama lain# konsep itu signifie $yan ditandai atau petanda+ dan -itra akustis itu signifiant $yan menandai atau penanda+,D25E Banda adalah konkret dalam arti tidak ada satupun yan ditin alkan dari de0enisi yan diperlukan oleh sudut pandan nya karena sudut pandan nya itulah yan men-iptakan ob!ek# sudut pandan menentukan apa yan dian ap konkret $menyeluruh+ seba ai la.an dari abstrak $seba ian+,D26E Saussure berpendapat bah.a tanda adalah berupa kalimat, klausa, 0rasa, mor0em $a0iks, in0lekti0, deri(ati0+, 1da dua !enis tanda# tanda tun al dan tanda sinta ma, Semua tanda tersebut memiliki si0at utama, yakni#

Pertama) prinsip ar1itrer $kesemenaan+, 3esemenaan tanda bahasa dalam arti tidak ada moti(asi aspek bunyi dalam benda yan ditandainya dan hanya terdapat dalam tanda tun al, Sedan kan dalam sinta ma, seperti kata ma!emuk, 0rasa terdapat moti(asi relati0, misalnya bentuk in0lekti0 $perubahan nada suara+ di.u!udkan se-ara sama untuk memenuhi hubun an makna yan sama atau konstruksi sintaksis yan diper unakan dalam situasi yan sama di.u!udkan se-ara sama pula, 3esemenaan merupakan bentuk umum dari kemampuan biolo is manusia untuk men koordinasikan dan men asosiasikan $pada .aktu yan sama+ sehin a melahirkan sistem bahasa yan berbeda ba i setiap masyarakat, :en an kata lain, kesemenaan adalah tempat manusia membuat se!arah pada dirinya, Betapi harus diperhatikan bah.a -iri lamban tidak selalu semena, tidak hampa, Sebab, ada suatu dasar dari ikatan alami antara penanda dan petanda, Misalnya, lamban keadilan, timban an, tidak mun kin di anti den an sembaran lamban , misalnya den an lamban kereta, @alaupun demikian, semena bukan berarti penanda ter antun dari pilihan bebas penutur melainkan semena adalah tanpa moti0, D27E

'ntuk men erti ba aimana suatu kata disebut semena, marilah kita ikuti uarian ini# tibatiba saya berteriak kepada ayah saya yan kebetulan le.at di depan saya Fayah, tun u aku5G, 3ata ayah di situ bersi0at semena atau tanpa moti0 karena untuk menyebut kata FayahG tentu saya tidak perlu berpikir terlebih dahulu dan tidak perlu saya men-ari--ari kata apa yan harus saya serukan untuk meman il laki-laki yan le.at di depan saya2 dan tidak mun kin saya berkata# ya sudah, saya pan il sa!a ayah saya seba ai FibuG, tidak mun kin,D28E @alaupun demikian, !ika dalam bentuk kalimat, langue tidak seluruhnya semena karena lan ue adalah suatu sistem2 dan sistem memiliki nalar tertentu, Misalnya# !a+a makan nasi $SIPI3+, tidak mun kin saya balik# makan nasi sa+a, Betapi !ustru karena alasan inilah masyarakat tak mampu men ubah lan ue sesuka hatinya,

!edua) prinsip kelinearan tanda 1ahasa, 8al ini palin nampak dalam signifiant, yaitu dalam ran kain .i-ara, :an, hal ini yan membedakan bahasa den an tanda lain $entah parole dan !u a lan a e+, Penanda akustis hanya ada dalam aris .aktu2 unsur-unsurnya terun kap satu persatu, Semua itu membentuk suatu ran kain,D2)E

!etiga) prinsip tak tertukarkan 5ketakteru1ahan6, Saussure memberi ; alasan men apa tanda tak tertukarkan# 1+ karena tanda bersi0at arbitrer2 2+ .alaupun ada kemun kinan oran in in men ubah sistem tulisan yan si0atnya ar0itrer karena unsur-unsurnya terbatas, namun karena tanda bahasa tak terbatas !umlahnya, maka ketakterbatasan tersebut men halan i perubahan bahasa2 *+ bahasa merupakan sistem yan san at rumit2 ;+ bahasa adalah satu-satunya sistem sosial yan diper unakan semua oran , Rleh sebab itu, di antara penutur terdapat sikap konser(ati0 dalam men hadapi perubahan kebiasaan bahasa, :en an kata lain, bahasa di.arisi, :an penerima .arisan itu menerima be itu sa!a $pasi0+ dan bahkan men!adi bahasa kon(ensional, Penanda seolah dipisah se-ara bebas tetapi !ika dipandan dari masyarakat bahasa yan memakainya, penanda bahasa tak bebas, ia dipaksakan, Penanda yan dipilih oleh lan ue tidak mun kin di anti den an yan lain, Aontoh# pilihlah5, tidak mun kin saya anti tanda bahasa di dalam kata itu men!adi FpilihlahOG, Hadi, masyarakat tidak dapat memaksakan kemauannya pada satu kata, masyarakat terikat pada lan ue seperti apa adanya, Sin katnya, lan ue tidak dapat diikat den an suatu kontrak dan !ustru karena itulah tanda bahasa be itu menarik untuk diteliti, Sebab, kalau kita in in memperlihatkan bah.a hukum yan diterima dalam suatu masyarakat seba ai sesuatu yan kita turuti dan bukan aturan yan ditetapkan se-ara bebas oleh indi(idu, lan ue-lah yan palin -o-ok seba ai analo inya, 9amban bahasa atau lan ue tidak tunduk pada kemauan kita2 ia adalah .arisan dari abad sebelumnya, Misalnya, pemerian nama pada benda atau hal, merupakan .arisan dari >aman dahulu, Hadi, lan ue !u a merupakan hasil dari 0aktor historis, dan itu sebabnya lan ue tak terubahkan,

!eempat, prinsip tertukarkan 5keteru1ahan+# si0at ini ter!adi !ika kita men unakan sudut pandan historis yan menimbulkan per eseran hubun an antara signifiant dan signifi* seba ai akibat perubahan bunyi dalam per eseran analo i, D*0E Banda selalu ber anti karena tanda bersi0at sinambun , Per antian tanda selalu men akibatkan perubahan hubun an antara petanda dan penanda, Misalnya, kata FnG areG $9atin+ dikemudian hari berubah men!adi Fne are, 1tau -ontoh lain adalah kata F dritteilG $kata Herman klasik+ berubah men!adi F drittel $kata Herman modern+, Hadi, penanda berubah, baik se-ara material maupun se-ara ramatikal, 6amun, sebuah lan ue sama sekali tidak berkekuatan untuk mempertahankan diri terhadap 0aktor-0aktor yan setiap .aktu men ubah hubun an antara penanda dan petanda2 hal ini adalah salah satu konsekuensi dari kesemenaan lamban , D*1E Prinsip dasar bahasa adalah

tata nama, 1rtinya, sebuah kata me.akili FhalG atau FbendaG, Prinsip ini men andaikan adanya FbendaG sebelum ada kata, Betapi kata tak !elas apakah ber.u!ud bunyi atau psikis, BAB /I: HUBU &A AS*SIATIF DA HUBU &A SI TA&'ATIS

7,$ Hu1ungan As-siatif Setiap mata rantai dalam ran kaian .i-ara men in atkan oran pada satuan bahasa lain, :an, karena satuan itu berbeda dari yan lain dalam bentuk dan makna, inilah yan disebut hubun an asosiati0 atau paradi matis, 8ubun an asosiati0 !u a disebut in a0sentia, karena butirbutir yan dihubun kan itu ada yan mun-ul, ada yan tidak dalam u!aran, 1sosiatai0 bersi0at psikis# bisa berbi-ara den an diri sendiri tanpa men amati bibir dan eraknya ketika seseoran berbi-ara, Aontoh hubun an asosiati0 dalam kehidupan sehari-hari adalah terdapat dalam kata 0urung7 3ata Fburun G ini bisa diasosiasikan seba ai alat kelamin laki-laki, Hadi, asosiasi men andun makna konotasi, 1sosiasi berarti !u a ada unsur yan sama dalam pembentukkannya, misalnya# ships dapat diasosiasikan den an 0irds, flags, dst, .i5-neuf $sembilan belas+ se-ara asosiasi solider den an di5-huit $delapan belas+ dan soi5ante $tu!uh puluh+, dan seba ainya, dan se-ara sinta matis, solider den an unsur-unsurnya yaitu di4 $sepuluh+ dan neuf $sembilan+, 8ubun an anda itulah yan memberinya seba ian dari (alensinya2 dan solidaritas inilah yan membatasi kesemenaan,

Sedan kan hubun an-hubun an sintagmatis adalah hubun an di antara mata rantai dalam suatu ran kaian u!aran, 8ubun an sinta matis disebut !u a hubun an in praesentia karena butirbutir yan dihubun kan itu ada bersama .i-ara, :alam .a-ana, kata-kata bersatu demi kesinambun an, hubun an yan didasari oleh si0at lan ue yan linear, yan meniadakan kemun kinan untuk mela0alkan dua unsur sekali us, 'nsur-unsur itu men atur diri yan satu sesudah yan lain di ran kaian parole, 3ombinasi tersebut yan ditun!an oleh keluasan, dapat disebut# sintagma, Hadi, sinta ma selalu dibentuk oleh dua atau se!umlah satuan kata ber-urutan, misalnya# relire $memba-a kembali+, ontre tous $menentan semuanya+, la ,ie humaine $kehidupan manusia+# .ieu est 0on $Buhan Maha Pen asih+, s/il fait 0eau temps, nous sortirons $!ika -ua-a -erah, kami akan keluar+, dst, D*2E <e itu terletak di dalam suatu sinta ma, suatu istilah akan kehilan an (alensinya karena istilah itu dipertentan kan den an istilah yan mendahului dan men ikuti atau den an keduanya,

3ata-kata yan mempunyai kesamaan ber-asosiasi di dalam in atan, Rleh karenanya, membentuk kelompok tempat berba ai hubun an berkuasa, Marilah kita ambil -ontoh# ketika saya melihat kata enseignementG $pen!a!ah+, se-ara tidak sadar akan mun-ul di dalam pikiran saya sekelompok kata lain $misalnya# enseigner Lmen a!arM, renseigner Lmeneran kanM, dst, D**E

1pa yan 1nda pikirkan !ika saya men u-apkan kata Fbela!arGO pasti 1nda berpikir tentan pen a!ar, murid, ada uru, ada ruan an, dst, itu adalah -ontoh mekanisme asosiasi, Hadi, hubun an asoasi adalah in a0sentia karena ketika memba-a satu kata, dalam pikiran kita bisa mun-ul sederet kata lain, .alaupun tak ada dalam buku ba-aan yan kita ba-a, D*;E

Sedan kan hubun an sinta matis, menurut Saussure, bersi0at in praesentia, Sinta matis dapat berupa# kata ma!emuk, kata turunan $misalnya sa en men!adi sa t+ dan kalimat, Aontoh# -ontramaitre $mandor+, 3ata ini adalah kata ma!emuk# -ontre LkontraM dan maitre L uruM, 3alimat $sinta ma+ adalah ba ian dari parole bukan lan ue karena ada proses tutur sehin a ter!adi perubahan kata,D*5E @alaupun demikian, bukan berarti bah.a semua sinta ma adalah parole, karena ada un kapan $dalam bentuk kalimat+ yan men!adi lan ue2 karena un kapan itu merupakan un kapan baku yan tidak dapat diubah oleh adat bahasa $misalnya# allons don 5 LayoM, a ;uo 0onO Luntuk apaOM, prendre la mou he Lnaik pitamM, a for e de LberkatM, rompre une lan e Lmemper!uan kanM, dst, 'n kapan baku yan telah dikenal umum oleh masyarakat "ndonesia, misalnya, Fdalamnya laut dapat didu a, dalam hati siapa tahuG tidak mun kin saya men antikannya men!adi Fdalam hati dapat didu a, dalam laut siapa tahu, BAB /I: SIST"' A!SARA 7,$ Sistem Aksara Menurut Saussure, ada dua Sistem 1ksara, yakni# Pertama, sistem ide-grafi# kata diun kapkan oleh sebuah lamban tun al dan tak ada hubun annya den an bunyi-bunyi yan membentuknya, -ontoh aksara Ahina,

Kedua, sistem f-netis# mereproduksi urutan bunyi yan berurutan dalam kata $kadan kadan silabis dan al0abetis+ artinya didasari unsur-unsur parole yan tidak teruraikan, 9an ue berkemban terus dan aksara -enderun tetap, 1kibatnya tidak sesuai la i den an apa ayan dilamban kannya, yan lo is pada saat tertentu, men!adi tidak lo is pada abad kemudian, Suatu saat oran men ubah lamban ra0is untuk menyesuaikannya den an perubahan u-apan, D*6E Misalnya, pada abad S" di Peran-is terdapat perbedaan antara -ara ba-a $-ara men un kapkan+ den an -ara menulis, seperti ba an berikut# A1ad S" S""" S"V S"S *rang mengu8apkan =ei, lei =oi, loi =oe, loe =.a, l.a *rang menulis =ei, lei =oi, loi =oi, loi =oi, loi

Selain -ontoh di atas, ada !u a ketidaksesuaian antara -ara ba-a $la0al+ den an -ara tulis $ ra0ik+, misalnya, diu-apkan W(eyWr tetapi kata itu ternyata ditulis Fe(eillerG, Selain itu !u a ada persoalan dalam pela0an misalnya, dalam bahasa Herman ada huru0 yan hanya didasarkan pada si0at mereka-reka,D*7E 7,+ F-n-l-gi Menurut Saussure, 0onetik adalah studi e(olusi bunyi, ilmu historis, men analisis peristi.a, perubahan ber erak bersama .aktu,D*8E @alaupun demikian, kata Saussure, 0onolo i berada di luar .aktu karena mekanisme pela0alan selalu serupa, Betapi sebenarnya 0onolo i hanya suatu disiplin bantu dan ber erak di tataran parole, Padahal, yan mau ditelusuri oleh Saussure lebih pada lan ue, Sebab, lan ue merupakan sistem yan didasari oposisi psikis dari bunyi-bunyi seperti permadani merupakan karya seni yan dihasilkan oleh oposisi (isual di antara benan den an berba ai .arna, Betapi yan terpentin adalah per-aturan oposisi dan bukan -ara men hasilkan .arna-.arna, 7,+,$ Aksara f-n-l-gis

Prinsip aksara 0onolo is aksara harus dapat dilamban kan den an suatu tanda, setiap unsur di dalam ran kaian tuturan, 1ksara 0onolo is harus tetap hanya di unakan oleh para ahli lin uitik, 1ksara berkaitan den an bentuk tulisan sedan kan 0onolo i berkaitan den an u-apan atau 0onetik atau -ara ba-a, 7,+,+ F-nem

Pembatasan bunyi-bunyi pertuturan hanya dapat dilakukan atas dasar kesan akustis tetapi deskripsi hanya mun kin dibuat berdasarkan tindak artikulasi karena satuan-satuan akustis tertan kap dalam bentuk ran kaian tak teranalisis, :alam bunyi ada kesera aman yan sama dalam tu as larin dan ron a hidun 2 sedan kan keaneka-ra aman yan sama ter!adi di dalam tu as ron a mulut, Betapi yan men hasilkan (ariasi 0onolo is yan membuat kita dapat membedakan bunyi bahasa adalah bunyi larin sera am, Menurut Saussure, hidun berperan seba ai resonator ba i etaran berbunyi yan melaluinya2 sehin a den an demikian, hidun !u a menrupakan pen hasil bunyi, =on a mulut berperan seba ai enesator dan resonator,D*)E

Penutup
8ari-hari ini bahasa dipandan be itu pentin oleh kaum strukturalis dan 0ilsu0 lainnya, Men apaO 3arena bahasa adalah alat aktualisasi dan artikulasi diri, 3ita mampu memaknai pen alaman kita le.at bahasa, <ahasa adalah alat atau per.u!udan budaya yan di unakan manusia untuk salin berkomunikasi atau berhubun an, baik le.at tulisan, lisan, ataupun erakan $bahasa isyarat+, den an tu!uan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada la.an bi-aranya atau oran lain, Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri den an adat istiadat,

tin kah laku, tata krama masyarakat, dan sekali us mudah membaurkan dirinya den an se ala bentuk masyarakat, <ahasa memiliki beberapa 0un si yan dapat diba i men!adi 0un si umum dan 0un si khusus, Fun si bahasa se-ara umum adalah seba ai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk men adakan inte rasi-interakti0 dan adaptasi sosial, Sedan kan 0un si bahasa se-ara khusus adalah untuk men adakan hubun an dalam per aulan sehari-hari, me.u!udkan seni $sastra+, mempela!ari naskah-naskah kuno, dan untuk men eksploitasi ilmu pen etahuan dan teknolo i, @alaupun demikian, kita harus men akui bah.a ada banyak sisi ne ati(e dari bahasa, :e.asa ini, bahasa bukan hanya di0un sikan seba ai media komunikasi tetapi bahasa !u a men!adi medan persembunyian diri, <ahasa men!adi ranah memper!uan kan ideolo i-ideolo i tersembunyi yan serin menindas dan mendatan kan neraka ba i yan lain,
D1E 9ihat Ferdinand de Saussure, Pengantar Linguistik Umum $Ho yakarta# &a!ah Mada 'ni(ersity Press, 1))*+, hlm, 2-* dan *7;-*78 D2E A0id7, hlm, 2; D*E Ferdinand de Saussure, Pen antar 9in uistik 'mum, A0id7, hlm, 6, 9ihat !u a Ahristopher Hohn Murray $Cditor+, En + lopedia of )odern 8ren h Thought $6e. %ork# Baylor X Fran-is &roup+, hlm, 57;-575, For Saussure, langue .as the lin uisti- -ode, the set o0 -on(entions one learns .hen a-Puirin a lan ua e, "t is independent o0 any indi(idualMs -ons-ious attempt to modi0y the lin uisti- system, Saussure -onsidered langue to be true ob!e-t o0 lin uisti-s, Parole re0ers to the -olle-ti(ity o0 all lin uisti- utteran-es made by speakers o0 a -ertain lan ua e, Bhat is, parole is the dynami- e4pression o0 langue, .hereas langue is so-ial, parole is indi(idual, and t.o to ether -omprise .hat Saussure -alls langage7

Langage, Langue, dan Parole Menurut Ferdinand De Saussure


Dalam konse Saussure, trio Langage-langue-parole di er!unakan untuk mene!askan ob"ek ka"ian lin!uistiknya# $enomena bahasa se%ara umum disebutnya langage, dimana lan!ue memiliki se!i indi&idual dan se!i sosial, sedan!kan langue dan parole meru akan ba!ian dari langage yan! memiliki kedua as ek yan! ada dalam langage tersebut# Dilihat se%ara keseluruhan, langage adalah multi bentuk, heteroklit dan sikis, langage men"adi ba!ian, baik dari bidan! indi&idu mau un dari bidan! sosial dan tidak da at diklasi$ikasikan dalam kate!ori $akta kemanusiaan mana un karena tidak da at menon"olkan keutuhannya# Langue adalah bahasa seba!ai ob"ek sosial yan! murni, dan den!an demikian keberadaannya terletak di luar indi&idu, yakni seba!ai se eran!kat kon&ensikon&ensi sistemik yan! ber eran entin! di dalam komunikasi# Langue adalah ba!ian sosial dari langage, berada di luar indi&idu, yan! se%ara mandiri tidak mun!kin men%i takan mau un men!ubahnya# Langue hanya hadir seba!ai sebuah kontrak di masa lalu di antara ara an!!ota masyarakat# disam in! seba!ai institusi sosial, langue "u!a ber$un!si seba!ai sistem nilai# 'a!i Saussure, langue

adalah suatu sistem tanda yan! men!un!ka kan !a!asan# untuk men"elaskan langue seba!ai suatu sistem, ia men!emukakan suatu erbandin!an bahasa seba!ai langue da at dikom arasikan den!an main %atur# Dalam (ilsa$at 'arat )), "ilid ** +eran%is, ,# 'ertens men!emukakan seba!ai berikut: -.sal-muasal ermainan %atur tidak rele&an untuk memahami ermainan itu sendiri# "u!a dari bahan a a buah %atur dibikin, dalam artian ia tidak menyumban! sesuatu un untuk en!ertiannya# +ermainan %atur meru akan suatu sistem relasirelasi di mana setia buah %atur mem unyai $un!sinya# dan sistem itu dikonstituir oleh aturan-aturannya# /enambah atau men!uran!i "umlah buah %atur berarti men!ubah sistem se%ara esensial# .tau men!ubah aturan untuk men!!erakkan kuda um amanya berarti men!ubah seluruh sistem# Demikian un bahasa# 'ahasa itu bukan substansi, melainkan bentuk sa"a, kata Saussure 0 Le langage neest pas une substance mais use forme 1#2 ,ebalikan den!an langue, parole meru akan ba!ian dari bahasa yan! se enuhnya indi&idual# parole da at di andan!, ertama, saba!ai kombinasi yan! memun!kinkan enutur mam u men!!unakan kode bahasa untuk men!un!ka kan ikiran ribadinya# Di sam in! itu, kedua, parole un da at di andan! seba!ai mekanisme siko-$isik yan! memun!kinkan enutur enam ilkan kombinasi tersebut# .s ek kombinati$ ini men!im likasikan bah3a parole tersusun dari tandatanda yan! identik dan senantiasa berulan!# karena adanya keberulan!an inilah maka setia tanda bisa men"adi elemen dari langue# Se%ara sin!kat da at dikatakan bah3a parole meru akan en!!unaan aktual bahasa seba!ai tindakan indi&idu-indi&idu# Dalam en!ertian umum, langue adalah abstraksi dan artikulasi bahasa ada tin!kat sosial budaya, sedan!kan parole meru akan eks resi bahasa ada tin!kat indi&idu dan setara den!an kalam# den!an demikian da at dibedakan antara langue 0yan! histroris1 den!an parole 0yan! a-historis1# 4e$erensi /akalah5 Kepustakaan: .khmad /u6akki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama , 07et# *8 9*:-/alan! +ress: /alan!, 200;1# .se .hmad <idayat, Filsafat Bahasa, 07et# *8 +T# 4ema"a 4osdakarya: 'andun!, 200=1# 4ahayu S# <*dayat, Pengantar Linguistik Umum ter"emahan dari !ourse de Linguisti"ue #enerale oleh (erdinand de Saussure, 07et# ***8 >ad"ah /ada 9ni&ersity +ress: ?o!yakarta, 199=1# ,# 'ertens, Filsafat Barat Abad $$ %ilid && Perancis, 07et# *8 >ramedia: @akarta, 19851#
Bagikan referensi ini :

Referensi Terkait :

+en!ertian ,osakata,osakata meru akan salah satu as ek bahasa yan! san!at entin! keberadaannya# Dalam kamus besar bahasa indonesia 0Dekdikbut, 199=: 52;1, ,osakata diartikan seba!ai, - erbendaharaan kata2#Selain itu, ### A'a%a###B .sal 9sul 'ahasa dalam 'erba!ai 4i3ayat +enelusuran tentan! asal-usul bahasa, ara ahli berbeda enda at# Terda at bebera a teori tentan! asalusul bahasa atau se"arah timbulnya bahasa, namun se%ara !lobal ada dua teori yaitu teori sama3i ### A'a%a###B 4a!am 'ahasa +i"in 0+id!in1+i"in 0 id!in1 meru akan ra!am bahasa yan! tidak memiliki enutur asli# 'iasanya ra!am bahasa ini ditemukan banyak sekali di ne!ara-ne!ara dunia keti!a, yan! dulunya meru akan daerah "a"ahan atau kol ### A'a%a###B +en!ertian 'ahasa8 Sebuah +en!antar Sebelum men!emukakan re$erensi dan hasil enelitian berba!ai akar se utar yan! terkait den!an bahasa terlebih dahulu dikemukakan en!ertian bahasa# Dari sini diketahui a akah bahasa yan! diilhamkan ### A'a%a###B (onetik dan (onolo!i dalam Cin!uistik(onetik dan (onolo!i adalah dua hal yan! berkaitan den!an satuan terke%il bahasa, yaitu bunyi# (onetik berkenaan den!an roses embunyian, realisasi dan enan!ka annya melalui indera enden!aran# Sed ### A'a%a###B +en!ertian al-4ahman dan al-4ahim dari Sisi 'ahasa ,ata al-4ahman al-4ahim meru akan dua nama Tuhan yan! alin! banyak disebutkan dalam al-Duran sesudah .llah, yaitu masin!-masin! sekitar 800 kali# ,edua kata benda nama tersebut terda at olemik anta ### A'a%a###B

4e$erensi tentan! Langage, Langue, dan Parole Menurut Ferdinand De Saussure# di erbolehkan untuk di%o y aste atau disebar-luaskan, den!an ketentuan meletakkan link 094C1 htt ://333#re$erensimakalah#%om/2012/0E/lan!a!e-lan!ue-dan- arolemenurutF;945#html, seba!ai sumbernya# +elan!!aran atas ketentuan tersebut adalah bentuk plagiasi, dan di luar tan!!un!"a3ab enulis# Cabel: Cin!uistik

Anda mungkin juga menyukai