Anda di halaman 1dari 21

BERKAS PASIEN A. Identitas Nama Jenis Kelamin TTL Pekerjaan Pendidikan Agama Suku Alamat : Ny.

M : Perempuan : Kebumen, 3 Maret 1961 (52 tahun) : Ibu Rumah Tangga : SMA : Islam : Jawa : Jl.Raden Saleh II No.255 RT 15/03 Salemba, JAKPUS.

Status Perkawinan Golongan Darah

: Menikah :O : Rp 500.000; Rp 800.000; : KJS ( Kartu Jakarta Sehat ) : 167/A/12

Nama Kepala Rumah Tangga : Tn.Hasyim Penghasilan /bulan Jenis Pembayaraan No. RM

Tgl. Periksa

: 30 September 2013

B.

Ananmnesis 1. Keluhan Utama : Badan lemas dan tidak dapat beraktivitas seperti biasa sejak 1 minggu yang lalu 2. Keluhan Tambahan: Mual, sakit kepala, sulit tidur, penglihatan kabur dan sering kesemutan. 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan SENEN dengan keluhan badan lemas dan tidak dapat beraktivitas seperti biasa sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai mual, kepala pusing dan sulit tidur. Pasien juga mengaku penglihatan

matanya sekarang agak buram. Pasien juga sering merasakan kesemutan pada kedua kakinya yang dirasakan hilang timbul. Kedua keluhan ini di rasakan pasien sudah hampir sebulan, namun pasien menghiraukannya. Pasien mengaku jarang berolahraga. Pasien mengaku bahwa dirinya punya penyakit gula sejak 2 tahun yang lalu. Penyakit gula ini di turunkan oleh ibunya yang sekaramg sudah meninggal 5 tahun yang lalu karena penyakit gulanya. Biasanya pasien rajin memeriksakan diri ke dokter untuk kontrol kadar gula darahnya di puskesmas, dan rutin meminum obat gula yang telah di berikan oleh dokter puskesmas. namun akhir akhir ini semenjak tidak ada lagi yang menemaninya untuk pergi berobat, ( pasien selalu di temani anak perempuan bungsunya jika pergi berobat) pasien jadi jarang kontrol gula darah ke puskesmas padahal obat gula nya sudah habis sejak 3 minggu yang lalu.

4. Riwayat Penyakit Dahulu : Dua tahun yang lalu pasien di nyatakan menderita penyakit diabetes melitus oleh dokter dengan keluhan badan sering lemas, tidak dapat berkonsentrasi, pasien sering banyak makan dan minum namun tidak disertai dengan peningkatan berat badan yang sesuai. Buang air kecil sering terutama pada malam hari 5 kali dan pada pemeriksaan gula darah sewaktu di dapatkan 300 g/dl glukosa dalam darah. Oleh karena itu, pasien di haruskan oleh dokter untuk minum obat secara teratur dan rajin mengontrol gula darahnya ke puskesmas. Riwayat hipotensi atau hipertensi,Tb paru atau asam urat tidak pernah di alami oleh pasien. Riwayat maag (+).

5. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat penyakit Diabetes Mellitus pada ibu pasien.

6. Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal hanya berdua dengan suaminya. Suami nya, Tn.T berumur 60 tahun bekerja sebagai pedagang bakso dan es cendol di pasar. Terkadang Ny.M juga membantu suami nya berjualan bakso di
2

pasar. Dari hasil berdagangnya itu, kedua pasangan ini sering mendapatkan uang sebesar Rp 500.000- Rp 800.000; tiap bulannya. Ny.M mempunyai 2 orang anak perempuan yang sekarang sudah berkeluarga. Anak perempuannya yang bungsu sudah menikah sebulan yang lalu, baru saja meninggalkan kedua orang tuanya ini karena ikut suami bekerja di luar kota. Walaupun tidak tinggal serumah lagi dengan kedua anak perempuannya, Ny.M dan suaminya selalu mendapat kiriman uang dari anak-anaknya sebesar Rp 1.000.000; 2.000.0000; per bulan. Namun, mereka juga terkadang tidak mendapatkan kiriman uang dari anak-anaknya jika ada kepeluan lain yang memerlukan dana besar. Pendapatan tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan kebutuhan tambahan lainnya (membeli pakaian, pergi berobat, dll). Pasien mengaku sering menyisihkan uang penghasilan berdagangnya itu untuk ditabung.

7. Riwayat Kebiasaan : Pasien mengaku mempunyai kebiasaan suka mengemil dan makan makanan yang manis-manis, namun setelah pasien di nyatakam memiliki penyakit kencing manis, pasien mulai mengurangi kebiasaanya tersebut. Namun, akhir akhir ini, semenjak pasien jarang kontrol ke puskesmas, pasien jadi sering mengulangi kebiasaan buruknya lagi sehingga tidak heran bahwa kadar gula darahnya menjadi tinggi kembali. Ny.M biasa memasak makanan seadanya berupa nasi, ikan, telur, tahu, tempe, terkadang ayam, dan jarang sayur-mayur. Untuk urusan olahraga, Ny. M mengaku jarang berolah raga.

C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum : Sakit sedang 2. Kesadaran : Compos mentis 3. Vital Sign : Tekanan darah Nadi : 120/80 mmHg : 80x / menit
3

Pernapasan Suhu Berat Badan Tinggi Badan

: 24x / menit, : 36,5 oC : 60 kg (pada tanggal 30 September 2013) : 161 cm

4. Status Generalis : Kepala Bentuk Rambut Mata OS : Normocephal : Hitam, tidak mudah di cabut : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iktrerik, pupil isokor, refleks cahaya langsung-tdk langsung (+). Visus tidak di lakukan Mata OD : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iktrerik, pupil isokor, refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+).Visus tidak di lakukan - Telinga : Bentuk normal, tidak terlihat masa pada telinga atau sekret yang keluar dari lubang telinga, nyeri tekan dan nyeri lepas (-), membram timpani intak. - Hidung : Bentuk normal, tidak terdapat deviasi septum nasi, tidak terlihat adanya masa, tidak terlihat adanya sekret atau darah yang keluar dari lubang hidung, nyeri tekan dan nyeri lepas (-). - Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis, tidak ada nyeri menelan. Leher Deviasi trakhea (-), pembesaran kelenjar tiroid dan KGB (-)

Thoraks a. Cor : Inspeksi Palpasi Perkusi : Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra : Batas atas Batas kanan Batas kiri Batas paru hati Auskultasi : ICS III linea sternalis dextra : ICS IV linea parasternalis dextra : ICS IV linea linea mid clavicula sinistra : ICS IV linea midklavikula dextra

: BJ I-II regular normal, gallop (-), murmur (-)

b. Pulmo : Anterior Inspeksi Dinding dada simetris Retraksi sela iga -/Tertinggal gerak -/Palpasi Fremitus taktil & vocal simetris D=S Tertinggal gerak -/Perkusi Sonor di seluruh lapang paru Suara napas dasar vesikuler +/+ Rhonki +/+ Wheezing -/Posterior Dinding dada simetris Retraksi sela iga -/Tertinggal gerak -/Fremitus taktil & vocal simetris D=S Tertinggal gerak -/Sonor di seluruh lapang paru Suara napas dasar vesikuler +/+ Rhonki +/+ Wheezing -/-

Auskultasi

Abdomen Inspeksi Palpasi : Perut datar simetris, tidak terlihat sikatrik atau masa : Nyeri tekan, nyeri lepas (-)
5

Hepar dan lien tidak teraba Perkusi Auskultasi : Timpani pada seluruh lapang abdomen : Bising usus (+) normal

Ekstremitas Superior : Akral hangat Clubbing finger (-/-) Edema (-/-) Sianosis (-/-) Inferior : Akral hangat Clubbing finger (-/-) Edema (-/-) Sianosis (-/-)

SENSIBILITAS Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior ) Rasa raba Rasa nyeri Rasa suhu panas Rasa suhu dingin : (N/N) : (N/N) : (N/N) : (N/N)

D. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : Pemeriksaan gula darah sewaktu, pemeriksaan gula darah puasa, dan gula darah dua jam post prandial. a. Gula darah sewaktu (30 September 2013) : 364 mg/dl

Penatalaksanaan 1. 2. Bed rest Diet DM TB BB ideal : 161 cm : 90%x( 161cm-100) x 1 kg = 54,9 kg BMI = BB/TB2 = 60 kg / (1,61 m)2 = 23,72

BB aktual : 60 kg

Perhitungan kalori : Kalori basal : 25 kalori/kg BBI

Kalori basal = 25 x 54,9 = 1372 kalori Kerja sedang di tambah 20% dari kalori basal = 20% x 1372 kal= 274,4 kalori Usia pasien 52 tahun di tambah 5% dari kalori basal = 5% x 1372 kal = 68,6 kalori

Kebutuhan Kalori harian Ny.M = KB + AF KU = 1372 + 274,4 68,6 = 1577,8 kalori 3. Medikamentosa Glibenklamid 1x I tab Metformin 2 x 1 tab Antasida 3 x1 tab Vitamin B1, B6, B 12 1 tab/hari Piroksicam 2 x 1 tab Tablet kalsium 1 x 1 tab

Terapi Anjuran Konsul ke dokter spesialis mata untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut (suspeck retinopati Diabetik ). Cek lab : Gula darah puasa, Gula darah 2 jam post prandial, fungsi ginjal, fungsi hati, colesterol dan usam urat

BERKAS KELUARGA A. Profil Keluarga 1. Karakteristik Keluarga a. b. Identitas Kepala keluarga Identitas Pasangan : Ny.T usia 60 tahun : Ny.M usia 52 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga : The nuklear family

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah No. 1 Nama Tn.T Status Keluarga Suami Jenis Kelamin Laki-laki 60 tahun SMA Pedagang Ibu Rumah 2 Ny.M Istri Perempuan 52 tahun SMP Tangga Usia Pendidikan Pekerjaan

2.

Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup a. Lingkungan tempat tinggal Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal Status kepemilikan rumah : Milik sendiri Daerah perumahan : Padat penduduk Karakteristik Rumah dan Lingkungan Luas rumah : 6 x 7 m2 Jumlah penghuni dalam satu rumah : 2 orang Luas halaman rumah : Tidak ada Hanya terdapat lantai 1 Lantai rumah dari : Keramik Dinding rumah dari : Tembok Kesimpulan Ny.M tinggal di rumah milik sendiri. Terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang keluarga, dua kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur. Total penghuni di rumah tersebut sebanyak 2 orang. Ventilasi udara dan

Jamban keluarga : Ada Tempat bermain : Tidak ada Penerangan listrik : 2000 watt Ketersediaan air bersih : Ada Tempat pembuangan sampah : Ada

pencahayaan baik, terdapat dua jendela di bagian depan rumah yang selalu dibuka setiap pagi. Terdapat jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan air bersih tersedia serta kondisi lingkungan yang padat penduduk.

b. Kepemilikan barang barang berharga Keluarga ini memiliki : Satu buah televisi Satu buah lemari es Satu buah kompor gas Dua buah kipas angin Satu buah handphone

c. Denah rumah
TAMPAK DEPAN

KAMAR 1

RUANG TAMU 7 METER

KAMAR 2 KM

DAPUR

6 METER
TAMPAK BELAKANG

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny.M


9

3.

Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga a. Jenis tempat berobat : Puskesmas b. Asuransi / Jaminan Kesehatan : KJS ( Kartu Jakarta Sehat )

4.

Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan Faktor Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan Tarif pelayanan kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan Keterangan Naik kendaraan angkutan umum KJS Menurut keluarga kualitas pelayanan kesehatan yang didapat cukup memuaskan Kesimpulan Pasien biasa berobat ke Puskesmas kec.SENEN dengan jarak yang ditempuh 10 km dari rumah dengan menggunakan kendaraan anggutan umum. Pasien juga merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas.

5.

Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasan makan : Pasien memiliki kebiasaan pola makan yang tidak teratur. Pasien mengaku bahwa dia beserta suaminya makan 3 kali sehari dan bahkan terkadang makan hanya 2 kali sehari. Mereka makan dengan makanan seadanya. Biasanya menu yang dimakan sehari-hari adalah nasi, ikan, telur, tahu, tempe, terkadang ayam, sayur-mayur jarang makan buah. Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang manis-manis seperti mimun teh di pagi hari dan sering mengemil, namun saat dirinya di nyatakan mempunyai penyakit kencing manis, pasien mulai pelan-pelan mengurangi kebiasaannya itu.

10

Keluarga Ny.M membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan setelah makan serta mencuci bahan makanan hingga bersih sebelum di masak.

b. Menerapkan pola gizi seimbang : Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi, lauk dan pauk, sayur, buah, dan susu. Menu makan sehari-hari keluarga Ny.M yang biasa disajikan terdiri dari nasi, ikan dan terkadang ayam, tahu, tempe, serta mengkonsumsi sayur, namun jarang makan buah dan susu. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut: Tabel 4. Food Recall Pola Makan Ny.M Selama Tiga Hari Terakhir Tanggal 26 September 2013 28 September 2013 29 September 2013 Pagi Mie Instan Siang Nasi, ikan goreng, sambal Nasi, telur dadar, tumis kangkung Malam Nasi, tahu tempe, sambal dan kerupuk Nasi, tempe orek, ikan asin

Nasi goreng Mie Instan

Nasi, telur asin, Nasi, ikan teri, tumis tempe goreng, sambal kacang panjang.

c. Antropometri Pasien : a) Tinggi Badan b) Berat Badan c) Indeks Massa Tubuh = 161 cm = 60 Kg = 60/(1,612) = 23,72

Tabel 5. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik (WHO, 2010)

Kesan : Berat badan Ny.M berdasarkan IMT adalah berat badan beresiko
11

6.

Pola Dukungan Keluarga a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga : Pasien tahu dan peduli terhadap kesehatannya sehingga pasien memiliki kemauan untuk menjalani pengobatan secara teratur. Pasien sudah kapok untuk tidak kontrol lagi ke puskesmas, karena pasien tau bahwa jika tidak kontrol atau minum obat, keluhan yang sama akan di alami nya kembali dan keadaan ini sangat tidak nyaman buatnya. Anak anak dan suami pasien juga sangat mendukung pasien untuk menjalani pengobatan. suami pasien juga mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obat secara teratur. Kedua anak pasien juga turut mengingatkan pasien untuk minum obat walaupun mereka tidak tinggal satu rumah dengan pasien. Suami pasien juga sering mengawasi pola makan pasien dan memberi pasien makanan yang bergizi dan makanan yang tidak terlalu manis agar pasien lebih banyak makan yang teratur dan bebas gula. Keluarga pasien sangat berharap penyakit pasien bisa sembuh secara sempurna dan tidak kambuh lagi. Biaya pelayanan kesehatan yang gratis di Puskesmas, meringankan pengeluaran rumah tangga sehingga pasien dapat rutin kontrol berobat tanpa menghabiskan biaya yang cukup banyak.

b.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga : Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk hidup sehat, seperti tidak membiasakan diri berolahraga, makan makanan bergizi, perilaku makan makanan yang manis, dan lupa kontrol ke dokter jika pasien merasakan badannya sudah sehat. Tingkat ekonomi keluarga Ny.M, menengah ke bawah menyebabkan daya beli keluarga terhadap bahan-bahan pokok makanan rendah, sehingga kualitas makanan yang dikonsumsi juga rendah dan kurang bervariasi. Kurangnya kesadaran pasien akan bahaya penyakit diabetes mellitus, menyebabkan pasien mengabaikan penyakit ini sehingga terkadang pasien tidak kontrol gula darah ke dokter dan tidak mau minum obat di saat pasien merasa badannya sudah sehat.
12

B. Genogram 1. Bentuk keluarga : Bentuk keluarga ini adalah the nuklear family yang terdiri dari Tn.T sebagai kepala keluarga dan Ny.M sebagai istri Tn.T serta ke dua anaknya. 2. Tahapan siklus keluarga : Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers)

3. Family map Gambar 2. Family Map Keluarga Ny. N


Tn.P 81tnn
Ny.S 72 thn (DM)

Tn. T ,60 thn

Ny.M, 52 thn (DM)

Tn. D, 37 thn

Ny.A, 32 thn

Tn. R,38 thn

Ny.N, 36 thn

Nn. A, 20 thn Nn. S, 20 thn Tn. H, 18 thn

13

Keterangan : : Laki - laki : Pasien perempuan : Hubungan pernikahan : Tinggal serumah C. Identifikasi Permasalahan yang didapat Dalam Keluarga Pasien tinggal hanya berdua dengan suaminya yang berumur 60 tahun, sehingga pasien sering merasa kesepian. Anaknya 2 orang, perempuan semua sudah berkeluarga dan ikut suaminya sejak sebulan yang lalu, sehingga Ny.M tingga berdua saja dengan suami nya. Pasien sudah mempunyai penyakit Diabetes Mellitus ini sejak 2 tahun yang lalu, saat dokter menyatakan bahwa pasien terkena penyakit ini, pasien rajin memeriksakan diri ke dokter untuk kontrol gula darah nya di puskesmas dan rajin minum obat secara teratur. Namun, semenjak kedua anaknya tidak lagi tinggal serumah dengannya, pasien jadi malas malasan untuk kontrol ke dokter dan tidak mau lagi minum obat, padahal obatnya sudah habis sejak 3 minggu yang lalu. Pasien menganggap bahwa badannya sudah sehat dan pasien merasa sudah tidak perlu minum obat lagi. Saat ini pasien juga jadi sering melakukan kebiasaannya kembali yaitu jadi sering mengemil makan makanan yang manis dan minum teh manis tiap pagi. Sehingga tidak heran jika gula darah pasien menjadi naik kembali. Keluarga ini sering tidak makan makanan bergizi dan seimbang setiap harinya. Makanan yang di makan setiap harinya adalah makanan yang seadanya, seperti ikan, telur, tahu, tempe, kadang ayam, sayur dan jarang makan buah. Pasien dan anggota keluarga lainnya juga jarang berolahraga.
14 : Perempuan

: Meninggal (laki-laki) : Garis keturunan

Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki kehalian khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga diperoleh dari penghasilan suaminya dan kiriman uang dari kedua anaknya yang sudah berkeluarga. Dari hasil bergadang suaminya itu, keluarga ini bisa dapat penghasilan Rp 500.000 - Rp 800.000; per bualan dan mendapat kiriman dari kedua anaknya sekitar Rp 1.000.000 Rp 2.000.000; perbulan, namun terkadang mereka tidak mendapat kiriman karena ada nya suatu hal tertentu. Status ekonomi keluarga ini termasuk menengah kebawah. Hal ini menyebabkan belum mencukupi terpenuhi kebutuhan keluarga.

D. Diagnosis Holistik a. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu mengenai penyakitnya) Pasien datang berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen di sebabkan karena pasien merasakan badannya lemas, sulit berkonsentrasi,sering mual,sulit tidur, penglihatannya agak kabur dan terkadang merasakan kesemutan pada tangan dan kaki nya. Keluhan seperti ini sudah di rasakan pasien sejak 2 minggu yang lalu sehingga pasien menjadi sulit beraktifitas. Dengan datang berobat, pasien berharap penyakitnya dapat sembuh sehingga pasien bisa kembali melakukan aktifitasnya sebagaimana orang normal, sebab pasien khawatir jika tidak berobat, penyakit yang dideritanya ini akan menjadi lebih parah dan jika pasien tidak minum obat, pasian khawatir pasien akan meninggal. Menurut pasien, Diabetes Mellitus adalah penyakit keturunan yang di tandai dengan pengukuran gula darah sewaktu lebih dari 200mg/dl. Pasien yakin bahwa penyakitnya ini dapat disembuhkan dengan meminum obat secara teratur. Namun, pasien sedikit takut bahwa, dengan meminum obat gula setiap hari, pasien menjadi ketergantungan dengan obat gula nya.

15

b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding) Diagnosis kerja Dasar diagnosis : Diabetes Mellitus tipe 2 : Dari anamnesis riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaaan penunjang Diagnosis banding : : -

c. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien): Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan Ny.M adalah pasien mempunyai riwayat penyakit kencing manis sejak 2 tahun yang lalu. Penyakit kencing manis ini di turunkan oleh ibu pasien yang sekaramg sudah meninggal 5 tahun yang lalu karena penyakit gulanya. Selan itu, pasien juga memiliki kebiasaan pola makan yang kurang sehat, seperti pasien sering mengemil makanan yang manis dan minum teh manis tiap pagi hari, makan dengan porsi seenaknya, malas untuk makan sayur dan buah serta tidak pernah berolahraga. Pasien masih rajin solat dan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah lainnya, seperti mengaji, puasa, dan berzikir. Bagi pasien, sakit bukanlah penghalang untuk tetap beribabadah kepada Allah.

d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah) : Anggota keluarga sangat membantu dalam proses pengobatan. Walaupun kedua anak-anaknya tidak tinggal satu rumah dengan pasien, sehingga jauh untuk mengurusi ibunya yang sedang sakit, namun, Ny. M sangat yakin dan optimis bahwa penyakitnya dapat sembuh. Seluruh anggota keluarganya pun sangat mendukung dalam penyembuhan pasien. suaminya yang tinggal satu rumah dengan Ny.M sering mengingatkan Ny.M untuk meminum obat jika pasien lupa minum obat. Walaupun biaya pengobatan Ny.M di tanggung oleh pemerintah, namun, Ny.M masih ingin tetap bekerja membantu suaminya yang bekerja sebagai pedagang di

16

pasar. Namun terkadang suaminya tidak mengizinkan dan menyuruh Ny.M untuk beristirahat di rumah. Jika sakit, mereka sering pergi ke Puskesmas Senen. Perjalanan menuju Puskesmas Kecamatan Senen dapat ditempuh oleh pasien selama kurang lebih 25 menit dari rumahnya dengan menggunakan angkutan umum roda empat. Walaupun Ny.M tinggal di lingkungan yang padat penduduk namun perilaku warga di sekitar tempat tinggal pasien selama ini baik, sehingga tidak terlalu mempengaruhi kesehatan pasien saat ini. Pencahayaan dan ventilasi rumah pasien pun sudak cukup baik karena Ny.M dan keluarga mengetahui betapa pentingnya ventiasi. Status ekonomi keluarga ini yang termasuk ekonomi menengah ke bawah, walaupun demikian, mereka merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

e. Aspek fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari ) : Ny.M adalah seorang ibu rumah tangga lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selama ini, jika pasien tidak minum obat, makan badannya terasa lemas, sulit berkonstrasi dan sulit tidur sehingga mengganggu aktifitasnya sehari hari. Pasien juga jarang berolah raga. Berdasarkan skor Karnofsky pasien memilki skor 80% dimana pasien menjalani aktifitas sehari-hari dengan normal disertai dengan beberapa gejala dan keluhan yang berkaitan dengan penyakitnya.
Tabel.6 Tabel Skala Karnofsky (www.pallipedia.com)

17

E. Rencana Pelaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas) Tabel 7. Rencana Pelaksanaan Aspek Aspek Personal Kegiatan Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluaraga bahwa : Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang dapat di kontrol dengan cara minum obat secara teratur. Mengubah anggapan pasien bahwa jika tidak minum obat DM, pasien akan meninggal dengan cara memberikan penjelasan kepada pasien bahwa jika tidak minum obat DM. maka kadar gula darahnya saja yang meningkat dan tidak mengakibatkan kematian. Mengubah pola pikir pasien yang beranggapan bahwa minum obat DM membuat diri jadi ketergantungan obat, dengan cara memberikan penjelasan kepada pasien bahwa obat DM adalah obat yang hanya mengontrol kadar gula darah dalam tubuh dan tidak menyebabkan ketergantungan obat. Sasaran Pasien dan suami pasien Waktu Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saat kunjungan ke rumah pasien. Hasil yang Diharapkan Pasien dan anggota keluarga dapat mengetahui dan memahami penyakit pasien ini dapat di sembuhkan dengan minum obat secara teratur, sehingga kecemasan pasien bisa berkurang. Pasien jadi teratur minum obat tanpa merasa takut jika tidak minum obat pasien akan meninggal. Pasien jadi teratur minum obat tanpa rasa takut akan ketergantungan dengan obat gula nya.

18

Aspek klinik

Aspek risiko internal

Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluarga mengenai penyakitnya dan terapi yang diberikan dokter kepada pasien. Menjelaskan kepada pasien bahwa Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang sebenarnya tidak dapat di sembuhkan namun dapat di kontrol dengan minum obat teratur dan menghindari makananmakanan yang dapat meningkatkan kadar gula darahnya untuk mencegah terjadi nya keparahan penyakit dan komplikasi dari penyakit tersebut. Memberitahukan kepada pasien makanan-makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darah (teh manis, kue cake, biscuit) dan mengingatkan pasien untuk menghindari makan makanan tersebut. Menerapkan pola makan penyandang DM kepada pasien, yaitu, makan besar 3 kali sehari dengan porsi sedikit di selingi makan ringan yang semua makanan tersebut sudah di sesuaikan dengan kalori yang di butuhkan pasien. Menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memakan makanan bergizi seimbang dan menghindari makanan yang manis.

Pasien dan suami pasien

Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saat kunjungan ke rumah pasien

Pasien dan anggota keluarga pasien dapat mengetahui penyakit pasien dan tujuan dari terapi yang diberikan oleh dokter. Pasien jadi semakin semangat untuk terus minum obat dan mengendalikan gula darahnya dengan menghindari makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darahnya. Pasien jadi mengetahui makanan-makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darahnya, sehingga makanan tersebut dapat di hindari. Pasien jadi makan dengan pola makan yang benar

Pasien dan suami pasien

Saat kunjungan ke rumah pasien.

Pasien mengkonsumsi makanan dengan menu yang sehat,bergizi dan terhindar dari makanan yang manis.
19

Menghentikan kebiasaan pasien (mengemil makanan yang manis, minum teh manis di setiap pagi dan makan dengan porsi seenaknya) dengan cara memberi tahukan kpada pasien dampak buruk dari kebiasaannya itu Aspek Memberi dukungan dan psikososial saran kepada pasien agar keluarga selalu sabar, tidak mudah putus asa dalam menjalani pengobatan Menjelaskan bahwa penyakit Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit yang di pengaruhi oleh aspek kejiawaan (psikologis) pasien, sehingga pasien sangat membutuhkan ketenangan dan kepercayaan diri serta dukungan penuh dari anggota keluarga untuk dapat sembuh. Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa untuk dapat minum obat secara teratur, di perlukan kerjasama dari anggota keluarga untuk dapat mengingatkan pasien jika pasien lupa meminum obat dan turut mengawasi pola makan pasien Aspek Mengingatkan pasien fungsional untuk olah raga setiap hari minimal 3 kali seminggu. Pasien dan anggota keluarga pasien Saat kunjungan ke rumah pasien.

Pasien jadi terbiasa dengan kebiasaan makan teratur dengan porsi makan yang benar, sehingga kebiasaan buruk paien tidak lagi di lakukan.

Pasien tidak putus asa dalam proses pengobatan yang dijalani. Pasien menjadi rajin minum obat karena mendapat dukungan dari anggota keluarga pasien, sehingga pesien merasa percaya diri dan yakin bahwa penyakitnya dapat di sembuhkan Anggota keluarga menjadi rajin mengingatkan pasien minum obat secara teratur dan mengawasi pola makan pasien, agar pasien makan dengan porsi yang benar.

Pasien dan anggota keluarga pasien

Pada saat kunjungan ke rumah.

Badan pasien jadi segar dan sehat.

20

F. Prognosis 1. 2. 3. Ad vitam Ad sanationam Ad functionam : Ad bonam : Ad bonam : Ad bonam

21

Anda mungkin juga menyukai