STATUS FORENSIK KLINIK . 3 VISUM ET REPERTUM TINJAUAN PUSTAKA PEMBAHASAN KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN FOTO SPV ..... 8 . 13 . 25 . 28 . 29 . 30
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
ILUSTRASI KASUS
Tanggal 28 September 2012 Pukul 06.15 WIB seorang saksi yang melapor melihat mayat di tempat sampah Jalan Ceremei Kelurahan Semper Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Mayat dilaporkan oleh masyarakat ke Resor Bogor Kota. Jenazah diantar oleh penyidik ke bagian Forensik Rumit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto, tiba pukul 10.00. Mayat diterima dari penyidik dan dibawa bagian Forensik Rumkit Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto bersama dengan Surat Permintaan Visum dengan nomor surat A.903/17/IX/2012/Reskrim Pada tanggal 28 September 2012 pukul 10.30 WIB bertempat diruangan otopsi di Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto telah dilakukan pemeriksaan luar. Dan pada tanggal 25 Oktober 2012 pukul 10.00 WIB bertempat diruangan otopsi di Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto telah dilakukan pemeriksaan dalam. Dari hasil pemeriksaan terhadap mayat, dibuat Visum et Repertum demi kepentingan peradilan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
BAB I STATUS FORENSIK KLINIK Hari / Tanggal Pemeriksaan : Jumat, 28 September 2012 pukul 10.30 WIB 1.1 IDENTITAS KORBAN
Nama Umur
1.2.
RIWAYAT KEJADIAN Pada tanggal 28 September 2012, telah diterima mayat seorang bayi perempuan bersama dengan Surat Permintaan Visum dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Bogor Kota Kota Bogor dengan nomor SPV A.903/17/IX/2012/ Reskrim.
Menurut keterangan kepolisian, korban ditemukan oleh warga di tempat sampah Jalan Ceremei Kelurahan Semper Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor pada hari Jumat tanggal 28 September 2012 Pukul 06.15 WIB. Mayat dilaporkan oleh masyarakat ke Resor Bogor Kota.
1.3.
HASIL PEMERIKSAAN
A. PEMERIKSAAN LUAR 1. Label mayat : tidak terdapat label mayat 2. Tutup / bungkus mayat : Terdapat potongan spanduk berbahan plastik berwana dasar kuning dengan sisi berwarna putih disamping kiri dan atas dari lambing POLRI dibagian tengah berwarna coklat tua dan coklat muda dan bertuliskan huruf P
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
disamping kanan tengah berwarna hitam dan putih dengan ukuran 106,5 cm x 87 cm. Terdapat dua lembar kertas Koran Radar Bogor edisi Jumat, 28 September 2012 / 12 Dzulqaidah 1433 H dengan halaman 1,2,3,4, 13, 14, 15, 16, dengan berukuran 69,5 cm x 57 cm. Terdapat dua lembar kertas Koran Bogor Ekspress Edisi 37 Jumat, 28 September 2012 dengan halaman 4,5,6,7,9,10,11,12, dengan berukuran 58 cm x 35 cm. Terdapat 3 buah tali rapia berwarna kuning dengan panjang masing-masing 97 cm, 71, cm, dan 69 cm. Terdapat baju tanpa kerah berlengan panjang berbahan dasar katun, berwarna dasar merah muda dengan motif bunga-bunga, pada daerah kerah dan bagian bawah baju berwarna kuning, putih, dan merah. Pada leher belakang bagian dalam terdapat laberl berwana biru dengan tulisan P2 Fashion berwarna putih dengan ukuran M dan terdapat 3 buah kancing di bagian depan atas berbahan plastik berwarna putih. Terdapat kantong berbahan dasar plastik berwarna bening dengan ukuran 95 cm x 58 cm. 3. Perhiasan mayat : tidak terdapat perhiasan mayat 4. Pakaian mayat : tidak terdapat pakaian mayat 5. Benda disamping mayat : tidak terdapat benda disamping mayat 6. Kaku mayat : tidak terdapat kaku mayat. Lebam mayat : terdapat pada hampir seluruh bagian depan tubuh (dada dan perut), berwarna merah keunguan, tidak hilang dengan penekanan. 7. Jenis kelamin wanita, ras/bangsa mongoloid/Indonesia, umur 0-5 hari, kulit sawo matang, gizi baik, panjang tubuh 49 cm, berat tubuh 2660 gram. 8. Tanda khusus : tidak terdapat tanda khusus 9. Rambut kepala Alis mata Bulu mata Kumis Jenggot : hitam, ikal, lebat, panjang 3 cm : hitam, lurus, jarang, panjang 0,3 cm : hitam, lurus, jarang, panjang 0,4 cm ::-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
10.
Kelopak mata Selaput bening mata Teleng mata Warna tirai mata Selaput bola mata Selaput kelopak mata
: pesek, simetris : caping telinga menggantung, simetris : terbuka 13 mm, lidah tidak terjulur
13. Dari lubang mulut Dari lubang hidung Dari lubang telinga Dari lubang kemaluan
: tidak keluar cairan : tidak keluar cairan : kanan dan kiri tidak keluar cairan : tidak keluar cairan
Dari lubang pelepasan : cairan berwarna hijau kehitaman 14. Luka luka : 1. Pada kelopak mata kiri 3,5 cm dari GPD, 0,3 cm dari bawah sudut luar mata kiri, terdapat luka lecet berbentuk lonjong dengan tepi kemerahan dan bagian tengah berwarna pucat seluas 0,7 cm x 0,3 cm dengan diameter bagian pucat 0,3 cm. 2. Pada bibir atas bagian dalam tepat pada GPD terdapat luka memar berwarna merah keunguan, berbatas tegas, berbentuk lonjong, berukuran 2 cm x 0,5 cm. 15. Patah tulang : tidak ditemukan patah pada tulang
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Pembentukan tulang rawan telinga telah sempurna Kuku jari telah melewati ujung jari Diameter tonjolan susu : 7 mm Garis-garis telapak kaki sudah melebihi bagian kaki Bibir kemaluan luar telah menutupi bibir kemaluan dalam Panjang tali pusat : 56 cm Ari-ari lengkap dengan berat 260 gram dan diameter 20 cm Tidak ada tanda-tanda perawatan Bibir, kuku, dan jari-jari berwarna kebiruan
PEMERIKSAAN DALAM (25 Oktober 2012) 1. Jaringan lemak dibawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal 3 milimeter. Otot-otot berwarna merah kecoklatan, tipis. Sekat rongga dada kanan setinggi sela iga ke lima, sekat rongga dada kiri setinggi sela iga ke lima. Tulang dada utuh. Tulang iga utuh. Dalam sekat rongga dada kanan terdapat bintik perdarahan dan dada kiri kosong, kandung jantung tampak satu jari diantara kedua paru kosong. 2. Jaringan ikat bawah kulit leher tidak terdapat resapan darah. Otot leher sebelah kanan, 2 cm dari GPD terdapat resapan darah seluas 4 cm x 1 cm. 3. Selaput dinding perut licin berwarna kelabu mengkilat. Otot dinding perut berwarna merah kecoklatan dan tipis. Rongga perut kosong. 4. Lidah berwarna kecoklatan, penampang berwarna kemerahan, tulang lidah utuh, rawan gondok utuh, rawan cincin utuh, kelenjar kacangan berwarna kemerahan berukuran tiga sentimeter kali tiga sentimeter. Kerongkongan terdapat lendir berwarna putih. Batang tenggorok terdapat lendir berwarna putih. 5. Jantung sebesar 1 kali tinju tangan mayat, berwarna merah kecokelatan. Pada dinding jatung bagian depan dan belakang terdapat bintik perdarahan. Berat jantung satu gram.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
6. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah muda tidak homogen namun berbercak-bercak, pada perabaan seperti spons dan berderik, pada pemijatan keluar cairan berwarna merah kehitaman, berat satu gram. Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah muda tidak homogen namun berbercak-bercak, pada perabaan seperti spons dan berderik, pada pemijatan keluar cairan berwarna merah kehitaman, berat satu gram. Tes apung paru : positif * Paru kanan: seluruh baga tampak mengapung; baga atas, baga tengah, baga bawah tampak mengapung; kelima potongan kecil baga atas, baga tengah, baga bawah tampak mengapung. * Paru kiri: seluruh baga tampak mengapung; baga atas dan baga bawah tampak mengapung; kelima potongan kecil baga atas dan baga bawah tampak mengapung. 7. Limpa berwarna merah, permukaan keriput pada perabaan lunak. 8. Hati berwarna kecoklatan, permukaan rata, tepi tajam, pada perabaan lunak. 9. Kelenjar empedu tidak dievaluasi. 10. Kelenjar liur tidak dievaluasi. 11. Lambung kosong. 12. Ginjal tidak dievaluasi. 13. Kandung kemih tidak dievaluasi 14. Kulit kepala bagian dalam : sisi depan terdapat resapan darah seluas 10 cm x 5 cm. Tulang tengkorak utuh, selaput keras otak utuh, selaput lunak otak utuh. Otak besar tampak pelebaran pembuluh darah. Otak kecil tidak ada kelainan. Bilik otak kosong.
KESIMPULAN Pada pemeriksaan mayat bayi perempuan ini, ditemukan bahwa bayi perempuan ini lahir hidup, cukup bulan dalam kandungan, mampu hidup di luar kandungan, tidak ditemukan adanya tanda perawatan, dan terdapat luka-luka akibat kekerasan tumpul. Sebab kematian korban tersebut adalah mati lemas akibat dibekap.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I R. SAID SUKANTO INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK Jl. Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta 13510 Nomor Lampiran Perihal : 098/IX/12/ML Rumkit Bhy TK I :: Hasil Pemeriksaan Visum et Repertum a/n By. Mrs. X Jakarta, 25 Oktober 2012 PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan di bawah ini saya Telly Nur Shabrina, dokter muda pada Instalasi Kedokteran Forensik, Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto Kramat Jati, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Bogor Kota Kota Bogor, dengan nomor surat : A.903/17/IX/2012/ Reskrim, tertanggal dua puluh delapan September tahun dua ribu dua belas, maka pada tanggal dua puluhdelapan September tahun dua ribu dua belas pukul sepuluh titik tiga puluh Waktu Indonesia Barat bertempat di Ruang Otopsi Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R.S. Sukanto telah melakukan pemeriksaan luar jenazah dan pada tanggal dua puluh lima Oktober tahun dua ribu dua belas pukul sepuluh titik nol-nol Waktu Indonesia Barat telah melakukan pemeriksaan dalam jenazah yang menurut surat tersebut adalah: ---------------------------------Nama Umur Jenis Kelamin Warga Negara Pekerjaan Agama Alamat : By. Mrs. X.---------------------------------------------------------------------------------------: 1 hari.-------------------------------------------------------------------------------------------: Perempuan.--------------------------------------------------------------------------------------:.------------------------------------------------------------------------------------------------------:.------------------------------------------------------------------------------------------------------: ------------------------------------------------------------------------------------------------------: -------------------------------------------------------------------------------------------------------
HASIL PEMERIKSAAN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------PEMERIKSAAN LUAR:----------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Label : Tidak terdapat label-----------------------------------------------------------------------------------------2. Tutup/bungkus mayat : ----------------------------------------------------------------------------------------------
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
- Terdapat potongan spanduk berbahan plastik berwana dasar kuning dengan sisi berwarna
putih disamping kiri dan atas dari lambing POLRI dibagian tengah berwarna coklat tua dan coklat muda dan bertuliskan huruf P disamping kanan tengah berwarna hitam dan putih dengan ukuran seratus enam koma lima sentimeter kali delapan puluh tujuh sentimeter.---------------- Terdapat dua lembar kertas Koran Radar Bogor edisi Jumat, dua puluhdelapan September tahun
dua ribu dua belas dengan halaman satu, dua, tiga, empat, tiga belas, empat belas, lima belas,
enam belas dengan berukuran enam puluh Sembilan koma lima sentimeter kali lima puluh tujuh sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Terdapat dua lembar kertas Koran Bogor Ekspress Edisi tiga puluh tujuh Jumat, dua puluhdelapan
September tahun dua ribu dua belas dengan halaman empat, lima, enam, tujuh, Sembilan,
sepuluh, sebelas, dua belas, dengan berukuran lima puluh delapan sentimeter kali tiga puluh lima sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Terdapat tiga buah tali rapia berwarna kuning dengan panjang masing-masing Sembilan puluh tujuh sentimeter, tujuh puluh satu sentimeter, dan enam puluh Sembilan sentimeter.------------------------------- Terdapat baju tanpa kerah berlengan panjang berbahan dasar katun, berwarna dasar merah muda dengan motif bunga-bunga, pada daerah kerah dan bagian bawah baju berwarna kuning, putih, dan merah. Pada leher belakang bagian dalam terdapat laberl berwana biru dengan tulisan P2 Fashion berwarna putih dengan ukuran M dan terdapat tiga buah kancing di bagian depan atas berbahan plastik berwarna putih.---------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Terdapat kantong berbahan dasar plastik berwarna bening dengan ukuran Sembilan puluh lima
sentimeter kali lima puluh delapan sentimeter.--------------------------------------------------------------------------
3. Perhiasan mayat :tidak ada.----------------------------------------------------------------------------------------4. Pakaian mayat : tidak ada.-----------------------------------------------------------------------------------------5. Benda disamping mayat : tidak ada.-----------------------------------------------------------------------------6. Kaku mayat tidak ada.-----------------------------------------------------------------------------------------------------------Lebam mayat terdapat pada hampir seluruh bagian depan tubuh (dada dan perut) yang berwarna merah keunguan, dan tidak hilang dengan penekanan.------------------------------------------------------------------
7. Mayat seorang wanita, ras/bangsa mongoloid/Indonesia, umur nol sampai lima hari, kulit sawo matang, gizi baik, panjang tubuh empat puluh sembilan entimeter, berat tubuh antara dua koma enam puluh enam kilogram.--------------------------------------------------------------------------------8. Identitas khusus : tidak ada.----------------------------------------------------------------------------------------9. Rambut kepala terwarna hitam, ikal, lebat, panjang tiga sentimeter.------------------------------------Alis mata berwarna hitam, lurus, jarang, panjang nol koma tiga sentimeter.--------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Bulu mata berwarna hitam, lurus, jarang, panjang nol koma empat sentimeter. --------------------Kumis tidak ada.-------------------------------------------------------------------------------------------------------Jenggot tidak ada.----------------------------------------------------------------------------------------------------10. Kelopak mata kanan dan kiri tertutup, selaput bening mata kanan dan kiri jernih, teleng mata kanan dan kiri berdiameter nol koma satu sentimeter, warna tirai mata kanan dan kiri berwarna hitam, selaput bola mata kanan dan kiri berwarna pucat, selaput kelopak mata kanan --------------------------------------------------11. Hidung pesek , simetris. Telinga menggantung, simetris. Mulut terbuka tiga belas milimeter, lidah tidak terjulur/tergigit.----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
12. Gigi geligi tidak ada.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------13. Dari lubang mulut, dari lubang hidung, dari lubang telinga kanan dan kiri, dari lubang kemaluan, dari lubang pelepasan tidak keluar cairan.-----------------------------------------------------------------------------------------
14. Luka-luka----------------------------------------------------------------------------------------------------------------1) Pada kelopak mata kiri tiga koma lima sentimeter dari garis pertengahan depan, nol koma tiga sentimeter dari bawah sudut luar mata kiri, terdapat luka lecet berbentuk lonjong dengan tepi kemerahan dan bagian tengah berwarna pucat seluas nol koma tujuh sentimeter kali nol koma tiga senitimeter dengan diameter bagian pucat nol koma tiga sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------------------------------2) Pada bibir atas bagian dalam tepat pada garis pertengahan depan terdapat luka memar berwarna merah keunguan, berbatas tegas, berbentuk lonjong, berukuran dua sentimeter kali nol koma lima sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------15. Patah tulang : tidak ditemukan adanya patah tulang.--------------------------------------------------------16. Lain-lain : ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------*
* Lingkar kepala : tiga puluh satu sentimeter.-------------------------------------------------------------------Lingkar dada : tiga puluh lima sentimeter.-----------------------------------------------------------------------
* * * * *
*
Pembentukan tulang rawan telinga telah sempurna.--------------------------------------------------Kuku jari telah melewati ujung jari.---------------------------------------------------------------------------Diameter tonjolan susu : tujuh milimeter.--------------------------------------------------------------------Garis-garis telapak kaki sudah melebihi bagian kaki.---------------------------------------------Bibir kemaluan luar telah menutupi bibir kemaluan dalam.-----------------------------------------Panjang tali pusat : lima puluh enam sentimeter.----------------------------------------------------------Ari-ari lengkap dengan berat dua ratus enam puluh gram dan diameter dua puluh
sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
* *
*
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
PEMERIKSAAN DALAM-------------------------------------------------------------------------------------------------------17. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal tiga milimeter. Otot-otot berwarna merah kecoklatan, tipis. Sekat rongga badan kanan setinggi iga lima, kiri setinggi iga lima. Tulang dada utuh. TulangIga utuh. Dalam sekat rongga dada kanan terdapat bintik perdarahan dan dada kiri kosong kandung jantung tampak satu jari diantara kedua paru kosong.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------18. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher tidak ditemukan resapan darah.Otot leher sebelah kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan depan terdapat resapan darah seluas empat sentimeter kali satu sentimeter. ----------------------------------------------------------------------------------19. Selaput dinding perut berwarna kelabu mengkilat.Otot dinding perut berwarna merah kecoklatan dan tipis. Rongga perut kosong.-------------------------------------------------------------------20. Lidah berwarna kecoklatan, penampang berwarna kemerahan. Tulang lidah utuh. Rawan gondok utuh. Rawan cincin utuh. Kelenjar kacangan berwarna kemerahan berukuran tiga sentimeter kali tiga sentimeter. Kerongkongan terdapat lendir berwarna putih. Batang tenggorok terdapat lendir berwarna putih.----------------------------------------------------------------------21. Jantung sebesar satu kali tinju kanan janin, berwarna merah kecoklatan dan Pada dinding jatung bagian depan dan belakang terdapat bintik perdarahan. Berat jantung satu gram.--------22. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah muda tidak homogen namun berbercakbercak, pada perabaan seperti spons dan berderik, pada pemijatan keluar cairan berwarna merah kehitaman, berat satu gram. Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah muda tidak homogen namun berbercak-bercak, pada perabaan seperti spons dan berderik, pada pemijatan keluar cairan berwarna merah kehitaman, berat satu gram.---------------------------------Tes apung paru: positif.--------------------------------------------------------------------------------------------- Paru kanan: seluruh baga tampak mengapung; baga atas, baga tengah, baga bawah tampak mengapung; kelima potongan kecil baga atas, baga tengah, baga bawah tampak mengapung.-------------------------------------------------------------------------------------- Paru kiri: seluruh baga tampak mengapung; baga atas dan baga bawah tampak mengapung; kelima potongan kecil baga atas dan baga bawah tampak mengapung.--23. Limpa berwarna merah keunguan, permukaan keriput, perabaan lunak.------------------------------24. Hati berwarna kecoklatan, permukaan rata, tepi tajam, pada perabaan lunak.---------------------25. Kelenjar empedu tidak dievaluasi.--------------------------------------------------------------------------------26. Kelenjar liur tidak dievaluasi.---------------------------------------------------------------------------------------27. Lambung kosong.-----------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
28. Ginjal tidak dievaluasi.-----------------------------------------------------------------------------------------------29. Kandung kemih tidak dievaluasi.----------------------------------------------------------------------------------30. Kulit kepala bagian dalam sisi depan ditemukan resapan darah seluas sepuluh sentimeter kali lima sentimeter. Tulang tengkorak utuh. Selaput keras otak utuh. Selaput lunak otak utuh. Otak besar tampak pelebaran pembuluh darah. Otak kecil tidak ada kelainan. Bilik otak kosong.------
KESIMPULAN--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Pada pemeriksaan mayat bayi perempuan ini, ditemukan bahwa bayi perempuan ini lahir hidup, cukup bulan dalam kandungan, mampu hidup di luar kandungan, tidak ditemukan adanya tanda perawatan, dan terdapat luka-luka akibat kekerasan tumpul. Sebab kematian korban tersebut adalah mati lemas akibat dibekap.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.------------------Dokter tersebut di atas,
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi dan Batasan Pengertian Pembunuhan Anak Sendiri Menurut KUHP pembunuhan anak sendiri (infanticide) adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan anak. Dengan demikian berdasarkan pengertian di atas, persyaratan yang harus dipenuhi dalam kasus pembunuhan anak, adalah: 1. Pelaku adalah ibu kandung. 2. Korban adalah anak kandung. 3. Alasan melakukan tindakan tersebut adalah takut ketahuan telah melahirkan anak. 4. Waktu pembunuhan, yaitu tepat pada saat melahirkan atau beberapa saat setelah melahirkan.4 Untuk itu, dengan adanya batasan yang tegas tersebut, suatu pembunuhan yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas tidak dapat disebut sebagai pembunuhan anak, melainkan suatu pembunuhan biasa.4
II. Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri Dalam KUHP, pembunuhan anak sendiri tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang. Adapun bunyi pasalnya adalah : Pasal 341 : Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 342 : Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pasal 343 : Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang diterangkan dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai pembunuhan atau pembunuhan berencana.5
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Dari Undang-undang di atas kita dapat melihat adanya 3 faktor penting, yaitu: Ibu : Hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak sendiri. Tidak dipersoalkan apakah kawin atau tidak. Sedangkan bagi orang lain yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan berencana, dengan hukuman yang lebih berat, yaitu penjara 15 tahun (ps. 338: tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati (ps. 339 dan 340, dengan rencana). Waktu : Dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang tepat, tetapi hanya dinyatakan pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian. Sehingga boleh dianggap pada saat belum timbul rasa kasih saying seorang ibu terhadap anaknya. Psikis : Ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui orang telah melahirkan anak itu, biasanya, anak yang dibunuh tersebut didapat dari hubungan yang tidak sah. 5
Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya tempat sampah, got, sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342), pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343), lahir mati kemudian dibuang (pasal 181), atau bayi yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308).5
III. Pemeriksaan Kedokteran Forensik Ditujukan untuk memperoleh kejelasan akan : 1. Apakah bayi tersebut dilahirkan hidup/mati ? 2. Berapakah umur bayi tersebut (intra dan ekstrauterin) ? 3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat ? 4. Apakah sebab kematiannya ?
Lahir Hidup Atau Lahir Mati A. Lahir Mati (Still Birth) Adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari ibunya, tanpa mepersoalkan usia kehamilan. Kematian ditandai janin yang tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain, sperti denyut jantung, denyut tali pusat atau gerakan otot rangka.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Tanda-tanda maserasi (aseptic decomposition). Merupakan pembusukan intrauterin, yang berlangsung dari luar ke dalam. Tanda maserasi baru terlihat setelah 8-10 hari kematian in-utero. Bila kematian baru terjadi 3 atau 4 hari, hanya terlihat perubahan pada kulit saja. Pada bayi yang mengalami maserasi, organorgan tampak basah tetapi tidak berbau busuk. Dada belum mengembang. Iga masih datar dan diafragma masih setinggi iga ke 3-4. Pemeriksaan makroskopik paru. Paru-paru mungkin masih tersembunyi di belakan kandung jantung atau telah mengisi rongga dada. Paru-paru berwarna kelabu ungu merata seperti hati, konsistensi padat, tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar (slack pleura). Berat paru kira-kira 1/70 x berat badan.
Uji Apung Paru Uji apung paru dilakukan dengan teknik tanpa sentuh (no touch technique), paru-paru tidak disentuh untuk menghindari kemungkinan timbulnya artefak pada sediaan histopatologik jaringan paru akibat manipulasi berlebihan.5 Setelah semua organ leher dan dada dikeluarkan dari tubuh, lalu dimasukkan ke dalam air dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian paru-paru kiri dan kanan dilepaskan dan dimasukkan kembali ke dalam air, dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Setelah itu tiap lobus dipisahkan dan dimasukkan ke dalam air, dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Lima potong kecil dari bagian perifer tiap lobus dimasukkan ke dalam air, diperhatikan apakah mengapung atau tenggelam.5 Hingga tahap ini, paru bayi yang lahir mati masih dapat mengapung oleh karena kemungkinan adanya pembusukan. Bila potongan kecil itu mengapung, letakkan di antara dua karton dan ditekan dengan arah penekanan tegak lurus jangan digeser untuk mengeluarkan gas pembusukan yang terdapat pada jaringan interstisial paru, lalu masukkan kembali ke dalam air dan diamati apakah masih mengapung atau tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru terisi udara residu yang tidak akan keluar. Namun, terkadang dengan penekanan, dinding alveoli pada mayat bayi yang telah membusuk lanjut akan pecah dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil uji apung paru negatif.5
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Uji apung paru harus dilakukan menyeluruh sampai potongan kecil paru mengingat kemungkinan adanya pernapasan sebagian (parsial respiration) yang dapat bersifat buatan atau alamiah (vagitus uternus atau vagitus vaginalis) yaitu bayi sudah bernapas walaupun kepala masih dalam uterus atau dalam vagina).5 Hasil negatif belum berarti pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan hidup tapi kemudian berhenti bernapas meskipun jantung masih berdenyut, sehingga udara dalam alveoli diresorpsi. Pada hasil uji negatif ini, pemeriksaan histopatologik paru harus dilakukan untuk memastikan bayi lahir mati atau lahir hidup.5 Bila sudah jelas terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang dapat dipercaya, sehingga tidak dianjurkan untuk dilakukan.5
Mikroskopik paru-paru Tanda khas untuk paru bayi belum pernah bernafas adalah adanya tonjolan (projection), yang berbentuk seperti bantal (cushion-like) yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar menipis sehingga tampak seperti gada (club-like). Pada permukaan ujung bebas projection tampak kapiler yang berisi banyak darah. Tanda khas untuk paru bayi yang belum bernafas yang sudah membusuk, dengan pewarnaan Gomori atau Ladewig, tampak serabut-serabut retikuler pada permukaan dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut keriting, sedangkan pada projection berjalan dibawah kapiler sejajar dengan permukaan projection dan membentuk gelung-gelung terbuka (open loops). Pada paru bayi baru lahir mati mungkin juga ditemukan tanda inhalasi cairan amnion yang luas karena asfiksi intrauterin. Mekonium yang berbentuk bulat berwarna jernih sampai hijau tua mungkin terlihat dalam bronkioli dan alveoli. kadang-kadang ditemukan deskuamasi sel-sel epitel bronkus yang merupakan tanda maserasi dini, atau fagositosis mekonium oleh sel-sel dinding alveoli.5 Lahir mati ditandai pula oleh keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya kehidupaan seperti trauma persalinan yang hebat, perdarahan otak yang hebat, dengan atau tanpa robekan tentorium serebeli, pneumonia intrauterin, kelainan kongenitasl yang fatal seperti anensefalus.5
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Adapun ringkasan perbedaan dari pemeriksaan paru:4,6 n No. 1. Paru belum bernapas Paru sudah bernapas Volume 4-6x lebih besar, sebagian menutupi jantung, konsistensi seperti karet busa (ada krepitasi) Tepi paru tumpul Warna merah muda
2. 3. 4.
Volume kecil, kolaps, menempel 1 pada vertebra, konsistensi padat, tidak ada krepitasi 2 Tepi paru tajam Warna homogen, merah 3 kebiruan/ungu 5 Kalau diperas di bawah permukaan air tidak keluar gelembung gas atau bila sudah ada pembusukan gelembungnya besar dan tidak rata. 6 Tidak tampak alveoli yang berkembang pada permukaan 6 Kalau diperas hanya keluar darah sedikit dan tidak berbuih (kecuali bila sudah ada pembusukan) 8 Berat paru kurang lebih 1/70 BB
Gelembung gas yang keluar halus dan rata ukurannya. Tampak alveoli, kadang-kadang terpisah sendiri Bila diperas keluar banyak darah berbuih walaupun belum ada pembusukan (volume darah dua kali volume sebelum napas. Berat paru kurang lebih 1/35 BB
5. 6.
7. 8. Seluruh bagian paru tenggelam Bagian-bagian paru yang mengembang 8 dalam air terapung dalam air.
B. Lahir Hidup (Live Birth) Adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi lengkap, yang setelah pemisahan, bernapas, atau menunjukkan tanda kehidupan yang lain, tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan uri dilahirkan. Dada sudah mengembang dan diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5, terutama pada bayi yang telah lama hidup. Pemeriksaan makroskopik paru. Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung. Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura yang tegang, dan menunjukkan gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi udara. Apeks paru kanan paling dulu jelas terisi karena halangan paling minimal. Gambaran marmer terjadi akibat pembuluh darah intersisial berisi darah. Konsistensi seperti spons, teraba derik udara. Pada pengirisan paru terlihat jelas keluarnya
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
gelembung udara dan darah. Berat paru bertambah hingga dua kali atau kira-kira 1/35 x berat badan karena berfungsinya sirkulasi darah jantung-paru. Uji apung paru memberikan hasil positif. (hasil negatif harus dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopik paru.) Pemeriksaan mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang mengembang sempurna dengan atau tanpa emfisema obstruktif, serta tidak adanya projection. Pada pewarnaan Gomori atau Laedwig, serabut retikulin akan tampak tegang.
Tanda Perawatan Penentuan ada tidaknya tanda perawatan sangat penting artinya dalam kasus pembunuhan anak. Keadaan baru lahir dan belum dirawat merupakan petunjuk dari bayi tersebut tidak lama setelah dilahirkan. Menurut Ponsold, bayi baru lahir (neugeborenen) adalah bayi yang baru dilahirkan dan belum dirawat. Jika sudah dirawat, maka bayi itu bukan bayi baru lahir dan tidak dapat disebut sebagai pembunuhan anak sendiri.3,5 Adapun anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat diketahui dari tanda-tanda sebagai berikut: Tubuh masih berlumuran darah. Ari-ari (plasenta) masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan dengan pusat (umbilikus). Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat tampak tidak beraturan, hal ini dapat diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat tersebut ke permukaan air. Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di daerah yang mengandung lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat ketiak, lipat paha dan bagian belakang bokong.3,5
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Gambar 1. Tali Pusat Belum Terpotong dan Masih Terhubung dengan Ari-Ari.
Viabilitas Bayi yang viable adalah bayi yang sudah mampu untuk hidup di luar kandungan ibunya atau sudah mampu untuk hidup terpisah dari ibunya (separate existence). Viabilitas mempunyai beberapa syarat, yaitu: a. Umur 28 minggu dalam kandungan. b. Panjang badan 35 cm. c. Berat badan 2500 gram. d. Tidak ada cacat bawaan yang berat. e. Lingkaran fronto-ocipital 32 cm.3,4 Selain itu, juga dilihat adanya kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup bayi, seperti kelainan jantung (ASD, VSD), otak (anensefalus atau mikrosefalus), dan saluran pencernaan (stenosis esophagus, gastroskizis).2
Cukup Bulan dalam Kandungan Bayi yang cukup bulan (matur, term) adalah bayi yang lahir setelah dikandung selama 37 minggu atau lebih tetapi kurang dari 42 minggu penuh. Pengukuran bayi cukup bulan dapat dinilai dari: Ciri-ciri eksternal Daun telinga
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Pada bayi yang lahir cukup bulan, daun telinga menunjukkan pembentukan tulang rawan yang sudah sempurna, pada helix teraba tulang rawan yang keras pada bagian dorsokranialnya dan bila dilipat cepat kembali ke keadaan semula.3 Susu Pada bayi yang matur putting susu sudah berbatas tegas, areola menonjol diatas permukaan kulit dan diameter tonjolan susu itu 7 milimeter atau lebih.3 Kuku jari tangan Kuku jari tangan sudah panjang, melampaui ujung jari, ujung distalnya tegas dan relatif keras sehingga terasa bila digarukkan pada telapak tangan pelaku autopsi. Kuku jari kaki masih relatif pendek. Pada bayi yang prematur kuku jari tangan belum melampaui ujung jari dan relatif lebih lunak sehingga ujungnya mudah dilipat.3 Garis telapak kaki Pada bayi yang matur terdapat garis-garis pada seluruh telapak kaki, dari depan hingga tumit. Yang dinilai adalah garis yang relatif lebar dan dalam. Dalam hal kulit telapak kaki itu basah maka dapat juga tampak garis-garis yang halus dan superfisial.3 Alat kelamin luar Pada bayi laki-laki matur, testis sudah turun dengan sempurna yakni pada dasar skrotum dan rugae pada kulit skrotum sudah lengkap. Pada bayi perempuan yang matur, labia minor sudah tertutup dengan baik oleh labia mayor.3 Rambut kepala Rambut kepala relatif kasar, masing-masing helai terpisah satu sama lain dan tampak mengkilat. Batas rambut pada dahi jelas. Pada bayi yang prematur rambut kepala halus seperti bulu wol atau kapas, masing-masing helai sulit dibedakan satu sama lain dan batas rambut pada dahi tidak jelas.3 Skin opacity Pada bayi matur, jaringan lemak bawah kulit cukup tebal sehingga pembuluh darah yang agak besar pada dinding perut tidak tampak atau tampak samar-samar. Pada bayi prematur pembuluh-pembuluh tersebut tampak jelas.3 Processus xiphoideus
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Pada bayi yang matur processus xiphoideus membengkok ke dorsal, sedangkan pada yang prematur membengkok ke ventral atau satu bidang dengan korpus manubrium sterni.3
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Alis mata Pada bayi yang matur, alis mata sudah lengkap, yakni bagian lateralnya sudah terdapat, sedangkan pada yang prematur bagian itu belum terdapat.3 Pusat penulangan Pusat-pusat penulangan khususnya pada tulang paha (femur) mempunyai arti yang cukup penting. Bagian distal femur dan proksimal tibia akan menunjukkan pusat penulangan pada umur kehamilan 36 minggu. Demikian juga pada cuboideum dan cuneiform. Sedangkan, talus dan calcaneus pusat penulangan akan tampak pada umur kehamilan 28 minggu. Penaksiran umur gestasi Rumus De Haas Menurut rumus De Haas, untuk 5 bulan pertama panjang kepala-tumit dalam sentimeter adalah sama dengan kuadrat angka bulan. Untuk 5 bulan terakhir, panjang badan adalah sama dengan angka bulan dikalikan dengan angka 5.3 Rumus Arey Menggunakan panjang kepala, tumit dan bokong. Umur (bulan) = panjang kepala - tumit (cm) x 0,2 Umur (bulan) = panjang kepala - bokong (cm) x 0,3.3 Rumus Finnstrom Menggunakan panjang lingkar kepala oksipito-frontal. Umur gestasi = 11,03 + 7,75 (panjang lingkar kepala)3
Penyebab Kematian Bila terbukti bayi lahir hidup (sudah bernafas), maka harus ditentukan penyebab kematiannya. Bila terbukti bayi lahir mati (belum bernafas) maka ditentukan sebab lahir mati atau sebab mati antenatal atau sebab mati janin (fetal death).3 Ada berbagai penyebab kematian pada bayi, yaitu: a. Kematian wajar 1. Kematian secara alami Imaturitas Terjadi jika bayi yang lahir belum cukup matang dan mampu hidup di luar kandungan sehingga mati setelah beberapa saat sesudah lahir.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Penyakit kongenital Seringkali terjadi jika ibu mengalami sakit ketika sedang mengandung seperti sifilis, tifus, campak sehingga anak memiliki cacat bawaan yang menyebabkan kelainan pada organ internal seperti paru-paru, jantung dan otak.
2. Perdarahan Perdarahan dapat terjadi dari umbilikus, perut, anus dan organ genital. 3. Malformasi Kadangkala bayi tumbuh dengan kondisi organ tubuh yang tidak lengkap seperti anensefali. Jika kelainan tersebut fatal, maka bayi tidak akan bisa bertahan hidup. 4. Penyakit plasenta Penyakit plasenta atau pelepasannya secara tidak sengaja dari dinding uterus akan dapat menyebabkan kematian dari bayi dan ibu, dan dapat diketahui jika sang ibu meninggal dan dilakukan pemeriksaan dalam. 5. Spasme laring Hal ini dapat terjadi karena aspirasi mekonium ke dalam laring atau akibat pembesaran kelenjar timus. 6. Eritroblastosis fetalis Ini dapat terjadi karena ibu yang memiliki rhesus negatif mengandung anak dengan rhesus positif, sehingga darah ibu akan membentuk antibodi yang menyerang sel darah merah anak dan menyebabkan lisisnya sel darah merah anak, sehingga menyebabkan kematian anak baik sebelum maupun setelah kelahiran.
b. Kematian akibat kecelakaan 1. Akibat persalinan yang lama Ini dapat menyebabkan kematian pada bayi akibat ekstravasasi dari darah ke selaput otak atau hingga mencapai jaringan otak akibat kompresi kepala dengan pelvis, walaupun tanpa disertai dengan fraktur tulang kepala. 2. Jeratan tali pusat Tali pusat seringkali melingkar di leher bayi selama proses kelahiran. Hal ini dapat menyebabkan bayi menjadi tercekik dan mati karena sufokasi.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
3. Trauma Hantaman yang keras pada perut wanita hamil dengan menggunakan senjata tumpul, terjatuhnya ibu dari ketinggian juga merupakan penyebab kematian bayi intrauterin. Untuk kasus seperti ini harus diperiksa tanda-tanda trauma pada ibu. 4. Kematian dari ibu Ketika ibu mati saat proses melahirkan ataupun sebelum melahirkan, maka anak tidak akan bertahan lama di dalam kandungan sehingga harus dilahirkan sesegera mungkin. Jika kematian disebabkan oleh penyakit kronis, seperti perdarahan kronis, maka kesempatan untuk menyelamatkan nyawa anak sangatlah kecil. Sedangkan jika kematian disebabkan karena kejadian akut seperti kecelakaan, dimana ibu sebelumnya sehat, maka kemungkinan untuk menyelamatkan nyawa bayi lebih besar.
c. Kematian karena tindakan pembunuhan 1. Pembekapan (sufokasi) Ini merupakan tindakan yang paling sering dilakukan. Bayi baru lahir sangat mudah dibekap dengan menggunakan handuk, sapu tangan atau dengan tangan. Dapat juga ditemukan benda asing yang menyumbat jalan napas, seringkali karena ibu berusaha mencegah agar anak tidak menangis dan ini justru menyebabkan kematian. 2. Penjeratan (strangulasi) Penjeratan juga merupakan cara pembunuhan anak yang cukup sering ditemui. Sering ditemukan tanda-tanda kekerasan yang sangat berlebihan dari yang dibutuhkan untuk membuat bayi mati. Tanda-tanda bekas jeratan akan ditemukan di daerah leher disertai dengan memar dan resapan darah. Kadang juga ditemukan penjeratan dengan menggunakan tali pusat sehingga terlihat bahwa bayi mati secara alami. 3. Penenggelaman (drowning) Ini dilakukan dengan membuang bayi ke dalam penampungan berisi air, sungai dan bahkan toilet.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
4. Kekerasan tumpul pada kepala Jika ditemukan fraktur kranium, maka dapat diperkirakan bahwa terjadi kekerasan terhadap bayi. Pada keadaan panik, ibu memukul kepala bayi hingga terjadi patah tulang. 5. Kekerasan tajam Kematian pada bayi baru lahir yang dilakukan dengan melukai bayi dengan senjata tajam seperti gunting atau pisau dan menyebabkan luka yang fatal hingga menembus organ dalam seperti hati, jantung dan otak. 6. Keracunan Jarang dilakukan, tetapi pernah terjadi dimana ditemukan sisa opium pada putting susu ibu, yang kemudian menyusui bayinya dan menyebabkan bayi tersebut mati.
Penentuan penyebab kematian dapat ditunjang dari pemeriksaan patologi anatomi yang diambil dari jaringan tubuh mayat bayi.3
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
PEMBAHASAN
Berdasarkan surat permintaan Visum et Repertum dari Kepolisian, jenazah bayi ditemukan di tempat yang tidak semestinya, yaitu di di tempat sampah Jalan Ceremei Kelurahan Semper Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Jenazah bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342), pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343), lahir mati kemudian dibuang (pasal 181), atau bayi yang diterlantarkan sampai mati (pasal 308). Pada kasus ini, harus dibedakan apakah bayi lahir mati atau lahir hidup, karena bila bayi lahir mati maka kasus tersebut bukan merupakan kasus pembunuhan atau penelantaran anak hingga menimbulkan kematian. Si ibu hanya dapat dikenakan tuntutan menyembunyikan kelahiran dan kematian orang. Untuk membuktikan hal tersebut, harus dilakukan pemeriksaan kedokteran forensik. Peran dokter pada kasus pembunuhan anak sendiri adalah memeriksa jenazah bayi. Pada kasus tersebut, penyidik secara resmi akan meminta dokter untuk membantu penyidikan. Terdapat beberapa hal yang harus ditentukan, yaitu apakah bayi tersebut baru dilahirkan, adanya tanda-tanda perawatan, dilahirkan hidup atau lahir mati, viable atau non-viable, cukup bulan dalam kandungan, tanda-tanda kekerasan, dan sebab kematian. Hal yang ditentukan pertama adalah apakah bayi tersebut baru dilahirkan. Bayi yang tidak lama setelah dilahirkan adalah keadaan bayi baru lahir dan belum dirawat. Jika sudah dirawat, maka bayi tersebut bukanlah bayi yang baru lahir. Pada kasus ini didapatkan adanya plasenta, tali pusat belum diikat. Hal ini menunjukkan bayi tersebut belum dirawat. Tanda lain yang menentukan bahwa belum dilakukannya perawatan terhadap bayi adalah tidak ditemukannya pakaian pada jenazah bayi. Selanjutnya adalah menentukan bayi tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati. Tandatanda kehidupan pada bayi yang baru dilahirkan adalah pernapasan (paru mengembang dan terdapat udara dalam lambung atau usus), menangis, adanya pergerakan otot, sirkulasi darah dan denyut jantung serta perubahan hemoglobin, isi usus, dan keadaan tali pusat. Karena bayi tersebut ditemukan dalam keadaan sudah menjadi jenazah, maka tanda kehidupan sudah tidak ada lagi selain tanda pernah bernapas di luar rahim. Untuk menentukan hal tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Pernapasan mengakibatkan perubahan sifat dan struktur jaringan paru yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, serta tes apung paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam, didapatkan gambaran makroskopik dari paru kanan dan kiri berwarna merah muda, pada perabaan seperti spons/lunak, pada
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
irisan paru berwarna merah kecoklatan, pada penekanan tidak keluar apa-apa. Sekat rongga dada (diafragma) kanan setinggi sela iga ke-5 sedangkan diafragma kiri setinggi sela iga ke-5. Hal ini menunjukkan paru kanan dan kiri sudah mengembang. Kemudian, dilakukan tes apung paru yang diambil dari kedua lobus paru dan diperoleh hasil positif, yaitu paru terapung. Ini membuktikan bahwa telah terjadi pengembangan paru atau respirasi yang menandakan bayi tersebut sudah sempat bernafas atau menghirup udara, sehingga dapat menunjukkan bahwa bayi tersebut lahir hidup. Kemudian, menentukan apakah bayi tersebut mampu hidup diluar kandungan ibunya (viable) atau tidak. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, didapatkan ukuran panjang badan (kepala-tumit) 49 cm, berat badan 2660 gram, dan tidak ditemukan cacat bawaan yang berat. Kondisi ini sesuai dengan kriteria bayi yang viable, berarti bahwa bayi tersebut mampu hidup di luar kandungan setelah dilahirkan. Setelah itu, menentukan apakah bayi tersebut cukup bulan dalam kandungan. Umur bayi dapat ditentukan dari ciri-ciri eksternal, yaitu tulang rawan daun telinga tipis dan setelah dilipat cepat kembali, diameter puting susu 7 mm, garis telapak tangan dan telapak kaki 2/3 depan, dan dapat juga dengan menggunakan rumus De Haas. Berdasarkan tanda-tanda yang didapatkan pada pemeriksaan yaitu garis kaki telapak kaki sudah terbentuk sampai 2/3 kaki bagian depan dan panjang badan janin 49 cm, dapat diperkirakan bahwa umur bayi dalam kandungan berkisar antara 39-40 minggu yang dapat diartikan bahwa bayi tersebut dilahirkan cukup bulan (matur). Pada jenazah bayi tersebut tidak dapat ditentukan umur ekstra uterinnya yang disebabkan oleh sulitnya mengevaluasi warna kulit dan perubahan tali pusat karena telah terjadi pembusukan. Karena bayi tersebut terbukti lahir hidup, maka sebab kematiannya harus ditentukan, apakah kematian wajar, akibat kecelakaan, atau karena tindakan pembunuhan. Pada pemeriksaan jenazah bayi tersebut ditemukan tanda kekerasan berupa adanya luka lecet pada kelopak mata kiri 3,5 cm dari GPD, 0,3 cm dari bawah sudut luar mata kiri, berbentuk lonjong dengan tepi kemerahan dan bagian tengah berwarna pucat seluas 0,7 cm x 0,3 cm dengan diameter bagian pucat o,3 cm dan luka memar pada bibir atas bagian dalam tepat pada GPD, berwarna merah keunguan, berbatas tegas, berbentuk lonjong, berukuran 2 cm x 0,5 cm. Sedangkan, pada pemeriksaan dalam di daerah kepala ditemukan resapan darah pada sisi depan kulit kepala bagian dalam. Adanya luka memar dan resapan darah yang ditemukan pada jenazah bayi di daerah kepala, leher, dada, dan bibir menandakan bahwa telah terjadi kekerasan tumpul pada daerah tersebut. Sebab kematian jenazah bayi tersebut adalah mati
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
lemas akibat dibekap karena ditemukan kekerasan tumpul berupa luka memar di pipi, leher bagian belakang kanan, dan bibir atas bagian dalam yang mana tanda-tanda tersebut
menyerupai luka memar karena pembekapan. Bila pelaku nantinya adalah ibu kandung korban, maka akan dikenakan pasal 341 atau pasal 342 KUHP.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
KESIMPULAN
Pembunuhan anak sendiri (infanticide) adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan anak. Berdasarkan undang-undang, terdapat tiga faktor penting mengenai pembunuhan anak sendiri, yaitu faktor ibu, waktu, dan psikis. Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang diduga kasus pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan mengenai anak tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati, adanya tanda-tanda perawatan, luka-luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab kematian, anak tersebut dilahirkan cukup bulan dalam kandungan, dan adanya kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Pemeriksaan terhadap kasus pembunuhan anak sendiri dilakukan terhadap pelaku/tertuduh (ibu kandung yang baru melahirkan) dan korban (bayi yang baru dilahirkan). Pada ibu, diperiksa tanda telah melahirkan anak, berapa lama telah melahirkan, adanya tandatanda partus precipitates, pemeriksaan golongan darah, dan pemeriksaan histopatologi terhadap sisa plasenta dalam darah yang berasal dari rahim. Sedangkan, pada korban diperiksa viabilitas, penentuan umur, pernah atau tidak pernah bernapas, umur ekstrauterin, dan sebab kematian. Sebab kematian dapat berupa akibat penyakit, kecelakaan, dan tindakan kriminal. Salah satu contoh kematian akibat tindakan kriminal adalah tindakan pembunuhan berupa sufokasi (pembekapan). Pada kasus ini, korban dilahirkan hidup, tidak ada tanda-tanda perawatan, viable, cukup bulan dalam kandungan, dan terdapat luka-luka akibat kekerasan tumpul. Sebab kematian korban tersebut adalah mati lemas akibat dibekap. Oleh karena itu, bila pelakunya adalah ibu kandung korban, maka akan dikenakan pasal 341 atau pasal 342 KUHP.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadijah, Siti. 2008. Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Pembunuhan Bayi Di Wilayah DIY. Available from: http://eprints.undip.ac.id (accessed: 2011, Mei 28) 2. Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara. 3. Budijanto, dkk. 1988.Pembunuhan Anak Sendiri. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 4. Apuranto H, Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 5. Budiyanto, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997. Edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 165 176. 6. Hoediyanto. (Last Update: 2008, September 17). Pembunuhan Anak (Infanticide). Available from: http://www.fk.uwks.ac.id (accessed: 2011, Mei 28)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
LAMPIRAN
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik Rumkit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto - FK UMJ Periode 15 Oktober 2012 17 November 2012