Anda di halaman 1dari 21

PEDIATRIC ANASTHESIA

Vina, Tri, Obel, Nur, Tami, Dira

PENDAHULUAN
Penanganan anestetik baik pada neonatus maupun pada anak yang berusia lebih tua harus juga memperhitungkan

proses pertumbuhan dan perkembangan yang cepat.


Karakteristik anatomis, fisiologis, farmakologis dan psikologis anak yang berbeda-beda, selain juga besarnya permasalahan bedah, mempengaruhi perawatan anestetik.

FISIOLOGIS
3 bulan pertama kehidupan, adaptasi sirkulasi dan ventilatorik sudah berkembang
lengkap, proses termoregulasi berubah, ukuran kompartemen cairan tubuh bergeser mendekati nilai normal dewasa, massa otot skelet meningkat, dan sistem enzim heap dan fungsi ginjal mengalami pematangan. 2 tahun setelahnya, seorang anak akan mendekati fisiologi orang dewasa namun tidak demikian dengan pematangan psikologis. Usia 18 bulan - 5 tahun, anak akan menunjukkan kesadaran yang cukup akan

lingkungan sekitar sehingga aspek psikologis dari perawatan dapat menjadi masalah.
Agen ansiolitik mungkin dapat bermanfaat pada persiapan praoperatif untuk anak

RESIKO DAN KOMPLIKASI


Penelitian terbaru (Jevtovic-Todorovic et al) terhadap binatang
menyebabkan terjadinya perdebatan dan kekhawatiran bahwa gas dan obat anestetik mungkin bersifat toksik terhadap otak yang sedang

berkembang.
Sistem klasifikasi risiko Perkumpulan Ahli Anestesiologi Amerika (ASA) digunakan untuk memperkirakan tingkat keparahan kondisi medis pasien serta untuk menentukan risiko mortalitas dan morbiditas relatif yang dapat terjadi sekunder akibat agen anestetik, bukan akibat pembedahan.

Keenam kelas ASA adalah sebagai berikut: ASA 1 : pasien sehat yang normal

ASA 2 : pasien dengan penyakit sistemik ringan


ASA 3 : pasien dengan penyakit sistemik berat ASA 4 : pasien dengan penyakit sistemik berat yang merupakan ancaman yang konstan bagi kehidupan ASA 5 : pasien sekarat yang tidak diharapkan bertahan hidup tanpa operasi ASA 6 : pasien yang dinyatakan mati batang otak yang organnya diambil untuk tujuan donor

E : semua pasien yang membutuhkan operasi darurat

Laringospasme dijumpai pada penggunaan anestesia inhalasi pada anak, didefinisikan sebagai penutupan glottis yang disebabkan

oleh konstriksi reflex dari otot-otot intrinsic laring.


Apnea pascaoperasi berkurangnya pernapasan atau tidak terdeteksinya aliran udara selama 15 detik atau lebih, atau kurang dari 15 detik yang disertai dengan bradikardia. Penyebab dari fenomena ini masih belum diketahui OSAS (sindroma apnea tidur obstruktif) penyempitan jalan napas atas dengan hipertrofi adenotonsiler.

E VA LUA S I DA N P R A - A N A S T E S I A
untuk mendapatkan informasi mengenai masalah bedah dan riwayat penyakit serta untuk menilai kemampuan anak untuk mentoleransi anestesia. Evaluasi preoperative memungkinkan dilakukannya identifikasi kelainan yang harus dikoreksi sebeum pemberian agen anestetik; dimana kelainan-kelainan ini meliputi anemia berat, kelainan sel sabit, infeksi sistemik akut, serta proses aktif pada saluran napas bawah seperti asma, dysplasia bronkopulmoner, dan fibrosis kistik.

Puasa pre operatif Lambung pasien harus kosong untuk mencegah aspirasi isi lambung ke dalam paru pada saat induksi

anestesia
Medikasi preanastesia meredakan kecemasan, memberikan analgesia, menurunkan reflex otonom (reflex vagus), menurunkan sekresi jalan napas, dan mengurangi volume serta keasaman cairan lambung

cairan Ringer laktat dapat digunakan untuk memberikan cairan rumatan dan cairan pengganti untuk kehilangan cairan intraoperative. Komposisi elektrolit dari Ringer laktat sama dengan komposisi elektrolit dalam serum perkiraan cairan yang hilang pada ruang-ketiga adalah 6-10 mL/kg er jam selama dilakukannya pembedahan intra-abdominal, 47 mL/kg per jam pada pembedahan intra-thoraks, dan 1-2 mL/kg per jam pada pembedahan superfisial dan pembedahan saraf. Pada umumnya, cairan Ringer laktat digunakan untuk mengganti cairan yang hilang

ANESTESEIA INHALASI
Konsentrasi alveolar minimal (MAC) merupakan konsentrasi

minimum dimana anestetik yang diinhalasi pada tekanan 1 atm dapat


mencegah pergerakan otot skelet sebagai respon terhadap insisi bedah pada 50% pasien

Nitrat oksida mengurangi efek samping dari agen-agen lainnya ini


dengan mengurangi jumlah yang dibutuhkan untuk analgesia efektif. merupakan agen inhalasi nonpoten dengan MAC sebesar 105%, agen ini

baisanya digunakan sebagai tambahan dari agen inhalasi lain yang lebih
poten

Halotan pernah menjadi agen anestesia yang paling sering digunakan pada anak karena kurang menyebabkan iritabilitas jalan napas

dibandingkan dengan isofluran dan desfluran. Namun, halotan bukan


merupakan agen induksi yang ideal karena berpotensi menyebabkan bradikardia, hipotensi dan ektopi ventrikel sekunder

Isofluran

memiliki

koefisien

solubilitas

yang

lebih

rendah

dibandingkan halotan, sehingga induksi dan pemulihan isofluran lebih cepat dibandingkan halotan. Namun, isofluran menyebabkan iritabilitas

jalan napas sedang sampai berat bila digunakan sebagai agen induksi.

Desfluran merupakan agen inhalasi poten. Solubilitas darah-gas dari agen inhalasi ini rendah dan sama dengan nitrat oksida. Karena agen inhalasi ini

merupakan iritan jalan napas dengan bau tajam, desfluran menyebabkan


insidens laringospasme, batuk dan hipoksia yang tinggi bila digunakan sebagai agen induksi anestesia pada anak. Pasien yang dianestesi dengan menggunakan desfluran lebih cepat bangun dari anestesia umum

Sevofluran merupakan agen inhalasi poten dengan koefisien solubilitas darah-gas yang rendah, tidak memiliki bau tajam dan telah menggantikan halotan sebagai anestetik inhalasi pilihan untuk bayi dan anak. Penelitian klinis mengenai pemberian sevofluran pada pasien pediatric menunjukkan waktu yang lebih singkat sampai pasien bangun dari keadaan anestesia dibandingkan dengan pada pemberian

halotan.

A G E N A N E S T E T I K I N T R AV E NA
Propofol merupakan agen sedative-hipnotik lipofilik i.v yang digunakan untuk induksi dan pemeliharaan anestesia. anak yang dianestesia dengan propofol memiliki denyut jantung yang lebih lambat dibandingkan dengan yang diberikan agen volatile. Atropin dapat digunakan untuk mengatasi bradikardia yang dapat terjadi pada anak

Tiopental merupakan agen induksi barbiturat yang dapat diberikan melalui jalur i.v atau rektal. Tiopental harus dihindari penggunaannya pada anak yang mengalami dehidrasi, anak yang mengalami gagal jantung, atau anak yang kehilangan darah dalam jumlah yang signifikan. Efek samping akibat dosis induksi thiopental meliputi cegukan, batuk dan laringospasme

Ketamin merupakan turunan dari fenislidin yang merupakan antagonis reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA). Obat ini menyebabkan disosiasi sentral dari korteks serebral dan eksitasi serebral. Obat ini merupakan analgesic dan amnestic yang sangat baik dengan dosis rekomendasi sebesar 1-3 mg/kg i.v sampai 5-10 mg/kg i.m, atau 5-10 mg/kg p.o

Etomidate merupakan agen hipnotik berbasis-steroid yang memiliki efek minima pada hemodinamika dan fungsi jantung pasien bila diberikan dalam dosis klinis. Obat ini juga memiliki efek minimal terhadap parameter respiratorik. Karena itu, obat ini bermanfaat pada pasien pediatric yang diharapkan atau sudah mengalami instabilitas hemodinamika

P E R E N C A NA A N P E R I O P E R A T I F DA N P E N D E K A TA N U M U M
untuk memaksimalisasi kenyamanan pasien sambil meminimalisasi efek samping seperti sedasi berlebihan dan depresi respiratorik non-farmakologis, seperti pencitraan dengan tuntunan dan pengalihan perhatian, mungkin dapat memperkuat analgesia, menguatkan kerjasama pasien, dan meminimalisasi terapi farmakologis. Analgesik non-opioid paling sering meliputi asetaminofen, NSAID, dan ketamin

ANESTESIA REGIONAL
Anestesia regional dengan anestetik local dapat dicapai dengan pemberian topikal atau diberikan secara infiltrasi langsung pada lokasi yang diinginkan atau dengan blok saraf perifer, pleksus atau neuraksial. Keuntungan dari anesthesia regional adalah hilangnya rasa nyeri dapat dicapai tanpa bergantung pada agen opioid atau sistemik lainnya

ANESTESIA TOPIKAL
Sejumlah formulasi anestetik local dapat memberikan analgesia kutaneus tanpa perlu dilakukan injeksi (Tabel 13-13), secara potensial dapat menurunkan atau mengeliminasi kebutuhan akan analgesia sistemik dan sedasi. Krim Eutectic mixture of local anesthetics (EMLA) merupakan kombinasi dari 2,5% lidokain dan 2,5% prilokain. Oleskan tipis dan

ditutupi dengan perban sekurang-kurangnya 60 menit.

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai