Anda di halaman 1dari 13

Anemia et causa Defisiensi Besi

Riana Angelina 102010177 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKR DA A!strak Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh dunia, di samping sebagai masalah utama masyarakat, terutama di negara berkembang. Kelainan ini merupakan penyebab debilitas kronik yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik. Abstrack Anemia is a problem medics most often found in clinics around the world, as well as major problems of society, especially in developing countries. This abnormality is a cause of chronic debilitas have a big impact on the social and economic well-being, and physical health. "endahuluan Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity . !ecara praktis anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit (red cell count ." Kekurangan #at gi#i yang dapat menyebabkan anemia sebagai gejala utamanya adalah kekurangan #at gi#i mikro, seperti mineral dan vitamin. Kedua unsur gi#i ini diperlukan, baik dalam proses pembentukan hemoglobin, seperti vitamin-vitamin tertentu, maupun sebagai bahan yang akan menjadi bagian hemoglobin itu sendiri, seperti besi ($e .% Anamnesis &alam setiap melakukan pemeriksaan terhadap pasien, hal pertama yang harus dilakukan adalah anamnesis atau tanya jawab dengan pasien tersebut. 'anya dengan anamnesis yang terarah hampir ()-*)+ diagnosis sudah dapat di tentukan, dan mungkin akan diperkuat dengan pemeriksaan fisik dan penunjang. ,ang perlu ditanyakan pada pasien anemia adalah
Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page

:ejala apa yang dirasakan oleh pasien; <elah, malaise, sesak napas, nyeri dada, atau tanpa gejala; Apakah gejala tersebut muncul mendadak atau bertahap; Adakah petunjuk mengenai penyebab anemia; Tanyakan kecukupan makanan dan kandungan $e. Adakah tanda-tanda kehilangan darah dari saluran cerna (tinja gelap, darah per rektal ; 1ika pasien seorang wanita, adakah kehilangan darah menstruasi berlebihan; Tanyakan frekuensi dan durasi menstruasi, dan penggunaan tampon serta pembalut. Adakah sumber kehilangan darah yang lain;=

!elain itu riwayat penyakit dahulu dan penyelidikan fungsional juga perlu ditanyakan. Adakah dugaan penyakit ginjal kronis sebelumnya; Adakah tanda-tanda kegagalan sumsum tulang (memar, perdarahan, dan infeksi yang tak la#im atau rekuren ; Adakah tanda-tanda defisiensi vitamin seperti neuropati perifer (pada defisiensi vitamin 4"% subacute combined degeneration of the cord >!A?&@?A ; Adakah alasan untuk mencurigai adanya hemolisis (misalnya ikterus, katup buatan yang diketahui bocor ; = Berlu juga mengetahui riwayat penyakit pada keluarga. Adakah riwayat anemia dalam keluarga; Khususya pertimbangkan penyakit sel sabit, talasemia, dan anemia hemolitik yang diturunkan. Tanyakan riwayat bepergian dan pertimbangkan kemungkinan infeksi parasit (misalya cacing tambang dan malaria . Ciwayat obat-obatan tertentu berhubungan dengan kehilangan darah (misalnya @A02! menyebabkan erosi lambung atau supresi sumsum tulang akibat obat sitotoksik juga perlu ditanyakan.= "emeriksaan Fisik Bada pemeriksaan fisik, harus dilihat kondisi umum pasien dari kepala hingga ujung kaki, dan juga periksa tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh, tekanan darah, frekuensi denyut nadi, dan pernapasan. Berhatikan apakah pasien terlihat sakit ringat atau berat, apakah pasien sesak napas atau syok akibat kehilangan darah akut. Adakah tanda-tanda anemia; <ihat apakah konjungtiva anemis dan telapak tangan pucat. Adakah koilonika (kuku Dseperti sendokE atau keilitis angularis seperti yang ditemukan pada defisiensi $e yang sudah berlangsung lama;= Adakah tanda-tanda ikterus (akibat anemia hemolitik ; Adakah tanda-tanda kerusakan trombosit (misalnya memar, petekie ; Adakah tanda-tanda leukosit abnormal atau tandaAlamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page

tanda infeksi; Adakah tanda-tanda keganasan; Adakah penurunan berat badan baru-baru ini, massa, jari tabuh, ata limfadenopati; Adakah hepatomegali, splenomegali, atau massa abdomen; Apakah hasil pemeriksaan rektal normal; Adakah darah samar pada feses ( faecal occult blood >$@4A ; = "emeriksaan "enun$ang Bemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostic pokok dalam diagnosis anemia. Bemeriksaan itu terdiri dari - " pemeriksaan penyaring (screening test 5 % pemeriksaan darah seri anemia5 = pemeriksaan sumsum tulang5 F pemeriksaan khusus." Bemeriksaan penyaring untuk kasus anemia terdiri dari pengukuran kadar hemoglobin ('b , indeks eritrosit, dan hapusan darah tepi. &ari sini dapat dipastikan adanya anemia serta jenis morfologik anemia tersebut, yang sangat berguna untuk pengarahan diagnostik lanjut. Kadar 'b, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit setiap individu tergantung beberapa faktor, antara lain usia, jenis kelamin, metode pemeriksaan, dan domisili (letak geografis . Berhatikan tabel ".F Tabel ". Kadar 'b, 'ematokrit, dan 1umlah 8ritrosit 2ormal Kadar 'b Bria dewasa /anita dewasa Anak-anak (= bulan-"= tahun "F-"7 gGd< "%-"H gGd< ")-"F,H gGd< 'ematokrit F%-H=+ =(-F3+ ="-F=+ 1umlah 8ritrosit F,3-3,% jutaGI< F,%-H,F jutaG I< =,(-H,( jutaG I<

Kadar 'b pada bayi lebih tinggi daripada orang dewasa dan kadar 'b pria lebih tinggi daripada wanita. Kadar 'b penduduk yang berdomisili pada dataran tinggi lebih tinggi daripada di dataran rendah. Bada ketinggian %))) m terjadi peningkatan kadar 'b sebanyak " gGd< dan pada ketinggian =))) m, kadar 'b meningkat % gGd<.F Bemeriksaan indeks eritrosit salah satunya adalah pemeriksaan nilai eritrosit rata-rata, yang terdiri dari = jenis pemeriksaan, yaitu- Jolume 8ritrosit Cata-rata ( Mean Corpuscular Volume, MCV , 'emoglobin 8ritrosit Cata-rata (Mean Corpuscular Hemoglobin, MCH , dan Konsentrasi 8ritrosit Cata-rata (Mean Corpuscular Concentration, MCHC . .ntuk
Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page

pemeriksaan ini diperlukan data hasil pemeriksaan kadar 'b (gGd< , nilai hematokrit (+ , dan hitung eritrosit (jutaGI< . Bemeriksaan darah seri anemia meliputi hitung leukosit, trombosit, hitung retikulosit, dan laju endap darah (<8& . !elanjutnya untuk pemeriksaan sumsum tulang perlu adanya indikasi yang jelas sebelum melakukannya. Bemeriksaan ini memberikan informasi yang sangat berharga mengenai keadaan sistem hematopoesis. Bemeriksaan sumsum tulang mutlak diperlukan untuk diagnosis anemia aplastik, anemia megaloblastik, serta kelainan hematologi yang dapat mensupresi sistem eritoid." .ntuk pemeriksaan khusus hanya dikerjakan atas indikasi khusus misalnya pada anemia defisiensi besi, maka dapat dilakukan pemeriksaan Serum Iron (!0 , daya ikat besi total (Total Iron Binding Capacity, TIBC , saturasi transferin, kadar feritin serum, dan pemeriksaan hemosiderin sumsum tulang. Bemeriksaan !0, mengukur kadar besi serum yang terikat dengan transferin. 'asil pemeriksaan !0 dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain pemasukan, pengeluaran, penggunaan #at besi, usia, jenis kelamin, dan waktu pengambilan sampel. Kadar !0 lebih tinggi pada pagi hari. Beningkatan !0 dijumpai pada anemia akibat pembentukan 'b terganggu, seperti anemia aplastik, anemia sideroblastik, anemia hemolitik, eritropoiesis yang tidak efektif (misal- anemia pernisiosa, talasemia , hemosiderosis, hemokromatosis dan hepatitisGkelainan hepar. !edangkan penuruan kadar !0 dapat dijumpai pada keadaan fisiologi seperti, kehamilan, neonatus %-= bulan, dan masa haid. Bada keadaan patologi seperti, anemia defisiensi besi, penyakit menahun, keganasan.F Bemeriksaan T04?, mengukur banyaknya besi yang dapat diikat transferin bila serum dijenuhkan dengan besi. Bada keadaan normal rasio !0-T04? K "-=. Keadaan fisiologi yang disertai dengan peningkatan T04? adalah kehamilan dan penggunaan pil K4. Keadaan patologi yang disertai peningkatan T04? adalah anemia defisiensi besi. !edangkan keadaan fisiologi yang disertai penurunan T04? adalah neonatus. !edangkan pada kondisi patologi adalah infeksi kronik atau akut, hemosiderosis, hemokromatosis, anemia sideroblastik, anemia hemolitik, dan anemia pernisiosa.F Bemeriksaan saturasi transferin, untuk mengukur presentase transferin yang berikatan dengan besi. Bada keadaan normal, %)-FH+ transferin jenuh oleh besi. Bada defisiensi besi saturasi transferin menurun hingga L H+. Bemeriksaan kadar feritin serum merupakan indikator awal
Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page

untuk mendeteksi adanya defisiensi besi. Bada anemia defisiensi besi hemosiderin sumsum tulang kosongGminimal.F %a!el 1&1 "er!edaan #arameter Fe #ada orang normal' anemia defisiensi !esi dan anemia #enakit kronis (ormal Anemia defisiensi !esi Fe #lasma *mg+,% B. "ersen saturasi Kandungan Fe di makrofag Feritin serum Rese#tor transferin serum %)-%)) (-%( ") M%( "H) (-%( 7)-*) %H*-F)) =) NN =) MFH) 7 Anemia #en)akit kronis =) L%)) "H NN

Anemia Defisiensi Besi Anemia defisiensi besi (A4& adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritopoesis, karena cadangan besi yang kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. A4& ditandai oleh anemia hipokromik mikrositer. 8tiologinya, dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat berasal dari saluran cerna (tukak peptik, pemakaian salisilat atau 2!A0&, kanker lambung, kanker colon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang , saluran genitalia perempuan (menorrhagia atau metrorhagia , hematuria, hemoptoe. 4isa juga karena factor nutrisi, yaitu berkurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin ?, dan rendah daging . Kebutuhan besi meningkat seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan, dan adanya gangguan absorpsi besi yang bisa disebabkan oleh gastrektomi, tropical sprue, atau kolitis kronik.H

Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page

Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling sering dijumpai baik di klinik maupun di masyarakat, dan sangat sering pada negara berkembang. &ari berbagai data yang dikumpulkan sampai saat ini, didapatkan gambaran prevalensi anemia defisiensi besi seperti yang tertera pada tabel %.H Tabel %. Brevalensi Anemia &efisiensi 4esi di &unia Afrika 3+ %)+ 3)+ Amerika ,atin =+ "7-%"+ =*-F3+ ndonesia "3-H)+ %H-F(+ F3-*%+

,aki/laki dewasa 0anita tidak hamil 0anita hamil

Terdapat tiga mekanisme regulasi absorpsi besi dalam usus, yaitu regulator dietetik, absorpsi besi dipengaruhi oleh jenis diet dimana besi terdapat. &iet dengan bioavailabilitas tinggi yaitu besi heme, besi dari sumber hewani, serta adanya factor enhancer akan meningkatkan absorpsi besi. !edangkan besi dengan bioavailabilitas rendah adalah besi non-heme, besi yang berasal dari sumber nabati dan banyak mengandung inhibitor akan disertai prosentase absorpsi besi yang rendah. egulator simpanan, penyimpanan besi diatur melalui besarnya cadangan besi dalam tubuh. Benyerapan besi rendah jika cadangan besi tinggi, dan sebaliknya. egulator eritropietik, besar absorpsi besi berhubungan dengan kecepatan eritropoesis. !rythropoietic regulator mempunyai kemampuan regulasi absorpsi besi lebih tinggi dibandingkan dengan stores regulator. 8ritropoesis inefektif (peningkatan eritropoesis tetapi disertai penghancuran precursor eritrosit dalam sumsum tulang , seperti misalnya pada thalasemia atau hemoglobinopati lainnya, disertai peningkatan absorpsi besi lebih besar dibandingkan dengan peningkatan eritropoesis akibat destruksi eritrosit di darah tepi, seperti misalnya pada anemia hemolitik autoimun.H Bertukaran besi dalam tubuh merupakan lingkaran yang tertutup yang diatur oleh besarnya besi yang diserap usus, sedangkan kehilangan besi fisiologi bersifat tetap. 4esi yang diserap usus setiap hari sekitar "-% mg, ekskresi besi terjadi dalam jumlah yang sama melalui eksfoliasi epitel. 4esi dari usus dalam bentuk transferin akan bergabung dengan besi yang dimobilisasi dari makrofag dalam sumsum tulang sebesar %% mg untuk dapat memenuhi kebutuhan eritropoesis sebanyak %F mg per hari. 8ritrosit yang terbentuk secara efektif yang akan beredar melalui sirkulasi memerlukan besi "7 mg, sedangkan besi sebesar 7 mg akan dikembalikan ke makrofag karena terjadinya eritropoesis inefektif.H,3
Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page

1ika dilihat dari beratnya kekurangan besi dalam tubuh maka defisiensi besi dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu- " deplesi besi (iron depleted state , cadangan besi menurun tetapi penyediaan besi untuk eritropoesis belum terganggu5 % eritropoesis defisiensi besi, cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara laboratorik5 = anemia defisiensi besi, cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi.H "atogenesis. !impanan besi tubuh umumnya cukup untuk dipakai selama beberapa tahun, tetapi pada orang sehat tetap terjadi pengeluaran besi secara terus-menerus sehingga keseimbangan besi bergantung pada asupan dan penyerapan yang adekuat. 4esi ditemukan terutama di hemoglobin dan disimpan di sebagian besar sel tubuh sebagai feritin, suatu kombinasi besi dan protein apoferitin. 4esi juga disimpan sebagai hemosiderin, yaitu feritin dengan sebagian selubung protein apoferitin yang terlepas. 4esi juga terdapat di mioglobin, protein penyimpan oksigen di otot rangka. Akhirnya, besi diangkut dalam darah terikat pada protein pembawanya, yaitu transferin.H-7 Beran utama besi adalah sebagai ion di bagian tengah molekul pengangkut oksigen, heme. 4esi yang terdapat secara stabil dalam bentuk fero oleh atom-atom lain di heme, mengikat oksigen secara reversibel. !etiap subunit protein pada hemoglobin mengandung satu molekul heme, karena hemoglobin mengandung satu tetramer, empat molekul besi diperlukan di setiap unit hemoglobin. 1ika terjadi defisiensi besi, tahap akhir dalam sintesis heme akan terganggu. Bada tahap ini, besi fero disisipkan ke dalam protoporfirin 0O oleh en#im ferokelatase, jika sintesis heme terganggu, produksi heme menjadi inadekuat. 4iosintesis globin dihambat oleh defisiensi heme melalui heme"regulated translational inhibitor ('C0 . Beningkatan aktivitas 'C0 (akibat defisiensi besi menghambat factor inisiasi transkripsi utama untuk sintesis heme, e0$%. Karena itu, jumlah heme dan rantai globin yang tersedia untuk setiap prekursor sel darah merah berkurang. 'al ini secara langsung menyebabkan anemia, yaitu penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah.7 :ejala umum anemia yang disebut juga sindrom anemia dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin turun dibawah 7-( gGd<. :ejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga berdenging. Bada anemia defisiensi besi karena penurunan kadar hemoglobin yang terjadi secara perlahan-lahan sering kali sindroma anemia tidak terlalu menyolok dibandingkan dengan anemia lain yang penurunan kadar hemoglobinnya terjadi lebih cepat, oleh karena mekanisme kompensasi tubuh dapat berjalan
Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page

dengan baik. Anemia bersifat simptomatik jika hemoglobin telah turun di bawah 7 grGd<. Bada pemeriksaan fisik ditemukan pasien yang pucat, terutama konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.H :ejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, dan tidak dijumpai pada anemia lain adalah koilonychias kuku sendok (spoon nail , kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical dan menjadi cekung sehingga mirip sendok, atrofi papil lidah sehingga permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap, stomatitis angularis (cheilosis adanya peradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan, disfagia karena kerusakan epitel hipofaring, pica yaitu keinginan untuk memakan bahan yang tidak la#im, seperti tanah liat, es, lem, dll. !indrom Blummer Jinson atau disebut juga Baterson Kelly adalah kumpulan gejala yang terdiri dari anemia hipokromik miktositer, atrofi papil lidah, dan disfagia.H !ecara laboratories untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dipakai kriteria sebagai berikut- anemia hipokromik mikrositer pada hapusan darah tepi, atau 6?J L() fl dan 6?'? L ="+, dua dari tiga parameter berikut, yaitu- " besi serum L H)mgGd<5 % T04? M =H) mgGd<5 = saturasi transferin L "H+, feritin serum L %) mgG<, pewarnaan sumsum tulang dengan biru prusia menunjukkan cadangan besi (butir-butir hemosiderin negatif, atau dengan pemberian sulfas ferosus = P %)) mgGhari (atau preparat besi lain yang setara selama F minggu disertai kenaikan kadar hemoglobin lebih dari % gGd<.H,( Benatalaksanaan anemia defisiensi besi jika tidak ada perdarahan aktif, biasanya hanya diperlukan terapi besi oral, yaitu preparat besi seperti sulfas ferosus %)) mg, tiga kali sehari sebelum makan. Terapi ini menjadi pilihan utama karena efektif, murah, dan aman. !etiap %)) mg sulfas ferosus mengandung 33 mg besi elemental. Bemberian tiga kali sehari mengakibatkan absorpsi besi H) mg per hari yang dapat meningkatkan eritropoesis dua sampe tigal kali normal. 8fek samping yang sering timbul adalah gangguan gastrointestinal , dan hal ini dapat mengurangi kepatuhan pasien. Bengobatan besi diberikan = sampai 3 bulan, ada juga yang menganjurkan sampai "% bulan, setelah kadar hemoglobin normal untuk mengisi cadangan besi tubuh. &osis pemeliharaan yang diberikan adalah ")) sampai %)) mg. 1ika tidak diberi dosis pemeliharaan, anemia sering kambuh kembali.H,( !elain itu untuk membantu penyerapan besi dapat diberikan preparat vitamin ?, tetapi dapat meningkatkan efek samping terapi. &ianjurkan pemberian diet yang banyak mengandung hati dan daging yang banyak mengandung #at besi.H
Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page

.ntuk penatalaksanaan non medikamentosa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti diet, sebaiknya diberikan makanan bergi#i dengan tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani. Bada anemia defisiensi besi jarang sekali perlu dilakukan transfusi darah, indikasi untuk ini adalah adanya penyakit jantung anemik dengan ancaman payah jantung, anemia sangat simtomatik, misalnya anemia dengan gejala pusing yang sangat menyolok, pasien memerlukan peningkatan kadar hemoglobin yang cepat seperti pada kehamilan trimester akhir atau preoperasi.H 6engingat tingginya prevalensi anemia defisiensi besi, terutama di 0ndonesia, maka diperlukan tindakan pencegahan terpadu seperti, pendidikan kesehatan yaitu kesehatan lingkungan, penyuluhan gi#i untuk mendorong konsumsi makanan yang bergi#i agar memenuhi kebutuhan #at besi. Bemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik paling sering dijumpai di daerah tropis. !uplementasi besi, yaitu pemberian besi profilaksis pada segmen penduduk yang rentan, seperti ibu hamil dan anak balita. &i 0ndonesia diberikan pada perempuan hamil dan anak balita memakai pil besi dan folat. $ortifikasi bahan makanan dengan besi, yaitu mencampurkan besi pada bahan makanan.H Komplikasi yang mungkin terjadi adalah kardiomegali hingga gagal jantung akibat jantung harus bekerja lebih keras dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik5 berhubungan dengan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah5 pada bayi dan anak-anak defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan disertai dengan resiko lebih rawan terkena infeksi.* Bencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi anemia defisiensi besi adalah" Benyuluhan gi#i untuk mendorong konsumsi makanan yang membantu absorpsi besi !uplementasi besi yaitu pemberian besi profilaksis pada segmen pendidik yang rentan, seperti ibu hamil dan anak balita. &i 0ndonesia diberikan pada perempuan hamil dan anak balita memakai pil besi dan folat. $ortifikasi bahan makanan dengan besi, yaitu mencampurkan besi pada bahan makan. &i negara barat dilakukan dengan mencapur tepung untuk roti atau bubuk susu dengan besi.

Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page

Bada anemia defisiensi besi prognosisnya baik, bila penyebab anemianya hanya kekurangan besi saja dan diketahui penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat. :ejala anemia dan manifestasi klinisnya akan membaik dengan pemberian preparat besi. Anemia #ada #en)akit kronis Anemia sering dijumpai pada pasien dengan infeksi atau inflamasi kronis maupun keganasan. Anemia ini umumnya ringan atau sedang, disertai oleh rasa lemah dan penurunan berat badan dan disebut anemia pada penyakit kronis. Bada umumnya, anemia pada penyakit kronis ditandai oleh kadar hb berkisar 7-"" gGdl, kadar $e serum menurun disertai T04? yang rendah, cadangan $e yang tinggi di jaringan serta produksi sel darah merah berkurang. " <aporan data penyakit tuberculosis, abses paru, endocarditis bakteri subakut, osteomyelitis, dan infeksi jamur kronis serta '0J membuktikan bahwa hampir semua infeksi supuratif kronis berkaitan dengan anemia. .ntuk terjadi anemia memerlukan waktu "-% bulan setelah infeksi terjadi dan menetap. " 'al ini memberikan konsep bahwa anemia disebabkan oleh penurunan kemampuan $e dalam sintesis 'b. Benelitian akhir menunjukkan parameter $e yang terganggu mungkin lebih penting untuk diagnosis daripada untuk patogensis anemia tersebut. " Karena anemia yang terjadi umumnya derajat ringan dan sedang, sering kali gejalanya tertutup oleh gejala penyakit dasarnya, karena kadar 'b sekitar 7-"" grGdl, umumnya asimtomatik. Anemia umumnya adalah normokrom-normositer meskipun banyak pasien yang mempunyai gambaran hiporkrom monositer. " %alasemia Talasemia merupakan sindrom kelainan yang diwariskan dan masuk ke dalam kelompok hoemoglobinopati, yakni kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi di dalam atau dekat gen globin. Terjadi penurunan kecepatan sintesis atau kemampuan produksi satu atau lebih rantai globin a atau b, ataupun rantai globin lainnya, dapat menimbulkan defisiensi produk sebagian atau menyeluruh rantai globin tersebut. Akibatnya, terjadi talasemia yang jenisnya sesuai dengan rantai globin yang terganggu produksinya. Bada thalassemia terjadi pengurangan atau tidak ada sama sekali produksi rantai globin satu atau lebih rantai globin. Benurunan secara bermakna kecepatan sintesis salah satu jenis rantai
Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page 10

globin (rantai Q atau rantai R menyebabkan sintesis rantai globin yang tidak seimbang. 4ila pada keadaan normal rantai globin yang disintesis seimbang yakni berupa Q %R%, maka pada thalassemia S R), di mana tidak disintesis samas sekali rantai R, maka rantai globin yang diproduksi berupa rantai Q yang berlebihan. !edangkan pada thalassemia Q), di mana tidak disintesis sama sekali rantai Q, maka rantai globin yang diproduksi berupa rantai R yang berlebihan. %halassemia 1 &ibagi = sindrom klinik Thalassemia R minor (trait - anemia hemolitik miikrositik hipokrom. Tampilan klinis normal. 'epatomegaly dan splenomegaly. 4iasanya anemia ringan yang tidak bergejala. 'b terentang antara ")-"= g+ dengan jumlah eritrosit normal atau sedikit tinggi. Thalassemia R mayor- anemia berat yang tergantung pada tranfusi darah. Kadar 'b rendah mencapai = atau F gr+. 8ritrosit hipokrom, 6?J terentang antara H)-3) f<. Cantai globin Q yang berlebihan dan merusak memban sel merupakan penyebab kematian precursor sel darah merah intramedula, sehingga menimbulkan eritropoesis yang inefektif. !umsum tulang menunjukkan hyperplasia eritroid dengan rasio eritroid dan myeloid kurang lebih %)-". 4esi serum sangat meningkat, tetapi T04? normal atau sedikit meingkat. !aturasi transferrin ()+ atau lebih. $erritin serum biasanya meningkat. Thalassemia R intermedia- gejala di antara thalassemia R mayor dan minor. 'emoglobinnya minimum T7 gr+ atau lebih tinggi tanpa mendapat transfuse. :ambaran klinik bervariasi dari bentuk ringan, walaupun dengan anemia sedang, sampai dengan anemia berat yang tidak dapat mentoleransi aktivitas berat dan fraktur patologis. 6uatan besi berlebih dijumpai, walaupu ntidak mendapat transfuse darah. 8ritropoesis nyata meningkat, namun tidak efektif, sehingga menyebabkan peningkatan turnover besi dalam plasma, kemudian merangsang penyerapan besi via saluran cerna. %halassemia 2

Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page 11

Thalassemia Q silent carier- delesi " gen menyisakan = gen Q. Klinisnya normal, tidak ditemukan kelainan hematologi.

Thalassemia Q traitGminor- delesi % gen. sindrom ini menunjukkan tampilan klinis normal, anemia ringan dengan peningkatan eritrosit yang mikrositik hipokrom.

'b' disease-

hanya ada " gen yang memproduksi rantai globin Q. Benderita

mengalami hemolitik kronik ringan sampai sedang, dengan kadar 'b terentang antara 7-") gr+. <impa biasanya membesar. !umsum tulang menunjukkan hyperplasia eritroid. !plenektomi sering memberikan perbaikan. 'ydrops fetalis- tidak dapat bertahan hidup karena sintesis rantai globin Q tidak terjadi. .

:ambar ". &iagnosis anemia mikrotik Kesim#ulan Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling banyak dijumpai di masyarakat. Anemia ini memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat baik anak-anak, para wanita baik yang hamil maupun yang tidak. &engan dilakukan pencegahan,masyarakat dapat terhindar dari anemia ini, sehingga pada anak anak usia sekolah tidak terjadi penurunan prestasi belajarnya dan pada orang dewasa tidak terjadi penurunan kemampuan fisiknya yang berakibat pada produktivitas kerja yang menurun. Apabila sudah terjadi Anemia defisiensi besi maka segera obati dengan menggunakan preparat besi dan dicari kausanya serta

Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page 12

pengobatan terhadap kausa ini harus juga dilakukan. &engan pengobatan yang tepat dan adekuat maka Anemia defisiensi besi ini dapat mempunyai prognosis yang baik. 3asaran Bela$ar &apat memahami anamnesis, pemeriksaan, dan penatalaksanan. Daftar "ustaka ". 4akta 06. Bendekatan terhadap pasien anemia. &alam- !udoyo A/, !etiyohadi 4, Alwi 0, !imadibrata 6, !etiati !. 4uku ajar ilmu penyakit dalam jilid 00. 8disi ke-H. 1akarta0nterna Bublishing, %))*.h."")*-"". %. =. !adikin 6ohamad. 4iokimia darah. 1akarta- /idya 6edika, %))%.h.==-H. :leadle, 1. Anemia. &alam- At a :lance anamnesis dan pemeriksaan fisik. 1akartaBenerbit 8rlangga, %))H. h. F"-%. F. !udiono ', 0skandar 0, 8dward ', 'alim !<, !antoso C. Benuntun patologi klinik hematologi. 1akarta- 4iro Bublikasi $K .krida, %))7. h.")=-"H. H. 4akta 06, !uega K. &harmayuda T:. Anemia defisiensi besi. &alam- !udoyo A/, !etiyohadi 4, Alwi 0, !imadibrata 6, !etiati !. 4uku ajar ilmu penyakit dalam jilid 00. 8disi ke-H. 1akarta- 0nterna Bublishing, %))*.h.""%7-=3. 3. Kumar J, Abbas AK, $austo 2.Cobbins U cotran dasar patologis penyakit. 8disi ke-7. 1akarta- 8:?, %))*.h.3H(-3H. 7. 6cBhee !1, :anong /$. Batofisiologi penyakit- pengantar menuju kedokteran klinis. 8disi ke-H. 1akarta- 8:?, %)").h."=(-*. (. Cubenstein &, /ayne &, 4radley 1. <ecture notes- kedokteran klinis. 8disi ke-3. 1akarta8rlangga, %))H.h.=HF-(. *. 6ehta A4, 'offbrand AJ. At a glance hematologi. 8disi ke-%. 1akarta- Benerbit 8rlangga5 %))(.h. (F-H "). 4akta 06, !uega K. &harmayuda T:. Anemia defisiensi besi. &alam- !udoyo A/, !etiyohadi 4, Alwi 0, !imadibrata 6, !etiati !. 4uku ajar ilmu penyakit dalam jilid 00. 8disi ke-H. 1akarta- 0nterna Bublishing, %))*.h."=7*-(H.

Alamat Kores#ondensi - .niversitas Kristen Krida /acana $akultas Kedokteran (Kampus 00 1l. Terusan Arjuna 2o. 3, 1akarta 4arat 5 /ebsite - www.ukrida.ac.id 5 206 - ")%)")"775 8mail - riana.angelinaa9yahoo.com Page 13

Anda mungkin juga menyukai