Anda di halaman 1dari 34

VISUM et REPERTUM

KEBIDANAN

PENDAHULUAN

Dokter

diagnostik, pengobatan dan perawatan.

pemeriksaan medik untuk tujuan terdapat kecurigaan kemungkinan

membantu penegakan hukum (visum et repertum ) adanya tindak pidana.

DEFINISI

keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati, ataupun bagian diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.

DASAR HUKUM
PS 120 KUHAP Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli PS 133 KUHAP (1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan ahli lainnya (2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis

Pasal 186 KUHAP Keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan. Pasal 187 KUHAP (c): Surat keterangan dari seorang ahli yang dimuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya.

PROSEDUR PERMINTAAN VeR


Pasal 133 KUHAP

(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat

FUNGSI UTAMA PROSES PERADILAN PIDANA

MENCARI KEBENARAN SEJAUH YANG DAPAT DICAPAI OLEH

MANUSIA DAN TANPA HARUS MENGORBANKAN HAK DARI


TERSANGKA ATAU TERDAKWA

PERANAN VISUM et REPERTUM


SEBAGAI PENGGANTI BARANG BUKTI

PENYIDIK PENUNTUT UMUM HAKIM

MENGUNGKAP PERKARA

MEMBUAT DAKWAAN
KEYAKINAN MEMBUAT PUTUSAN FUNGSI PEMBELAAN

PENASEHAT HUKUM

DAYA BUKTI VISUM et REPERTUM


PASAL 1 STATSBLAD No. 350 TAHUN 1937

BERAPA LAMA PENYIMPANAN VISUM ET REPERTUM

10 TAHUN MENGACU PADA PERMENKES NO. 749A TH. 1989 TENTANG REKAM MEDIS

30 TAHUN
MENGACU PADA SISTEM ARSIP NASIONAL

JENIS VISUM et REPERTUM

VISUM et REPERTUM PSIKIATRI

VISUM et REPERTUM FISIK VISUM et REPERTUM JENAZAH

VISUM et REPERTUM KORBAN HIDUP

VISUM et REPERTUM PERLUKAAN

VISUM et REPERTUM KERACUNAN

VISUM et REPERTUM KEJAHATAN SEKSUAL

Format Visum et Repertum


Pembukaan Pendahuluan Pemberitaan Kesimpulan Penutup

PRO JUSTITIA Identitas Hasil pemeriksaan (objektif) Pendapat pemeriksa (subjektif) sumpah, ilmiah, tandatangan, cap dsb

PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM PEMERIKSAAN


Harus ada permintaan tertulis dari penyidik yang berwenang Harus dibuat berdasarkan keadaan yang didapatkan pada tubuh korban pada waktu permintaan visum et repertum Korban harus diantar oleh polisi Ijin tertulis Di dampingi pada waktu pemeriksaan Dilakukan dan diselesaikan secepat mungkin

VeR KORBAN KEJAHATAN PERKOSAAN

Pengertian perkosaan di disetiap negara berbeda baik mengenai pelakunya,


korbannya dan cara pelaku mendapatkan kesempatan melakukan persetubuhan

Dibeberapa negara barat misalnya setiap persetubuhan yang diperoleh dengan cara
kekerasan, menciptakan ketakutan atau dengan cara memperdaya maka persetubuhan tersebut termasuk perkosaan.

Indonesia

Berdasarkan pada pasal 285 KUHP Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengannya, dihukum karena memperkosa, dengan hukuman penjara paling lama12 tahun

Disebut perkosaan bila memenuhi syarat sebagai berikut :

- Pelaku adalah laki-laki yang dapat melakukan persetubuhan

- Korban Perempuan yang bukan istrinya


- Perbuatan Persetubuhan yang dilakukan dengan paksa ( tanpa izin ) - Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan

PEMERIKSAAN DALAM KASUS PEMERKOSAAN


Persetubuhan adalah peristiwa dimana terjadi penetrasi penis ke dalam vagina, dapat lengkap atau tidak dengan atau tanpa disertai ejakulasi.

Pada pemeriksaan perlu diperhatikan apakah korban menunjukkan

tanda-tanda bekas kehilangan kesadaran, atau tanda-tanda telah berada

di bawah pengaruh alkohol, hipnotik, narkotik.


Tidak terdapatnya robekan pada hymen, tidak dapat dipastikan bahwa pada wanita

tidak terjadi penetrasi, sebaliknya adanya robekan pada hymen hanya merupakan

adanya suatu benda yang masuk ke dalam vagina.

Pembuktian Adanya Persetubuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi : - Besarnya penis dan derajat penetrasinya - Bentuk dan elastisitas hymen - Posisi persetubuhan

- Ada tidaknya ejakulasi


- Keaslian barang bukti serta waktu pemeriksaan

Pembuktian Adanya Persetubuhan


Sperma di dalam vagina masih dapat bergerak dalam waktu 4-5 jam post-coital, sperma masih dapat ditemukan tidak bergerak sampai 24-36 jam post-coital Perkiraan saat terjadinya persetubuhan juga dapat ditentukan dari

proses penyembuhan dari selaput dara yang robek


Adanya penyakit kelamin

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Badan

Lukisan rupanya (rambut, wajah) rapi atau kusut,keadaan emosi: tenang, sedih, gelisah,
Tanda-tanda bekas hilang kesadaran Adakah trace evedence yang menempel pada tubuh

Perkembangan alat seks sekunder Pupil


Tekanan darah, kor, pulmo, abdomen

Pemeriksaan Daerah Genital


Rambut kemaluan yang melekat menjadi satu karena air mani yang mengering Bercak air mani di sekitar alat kelamin

Pada vulva teliti adanya bekas kekerasan seperti hiperemi, edema, memar
Periksa jenis selaput dara, adakah ruptur atau tidak Periksa frenulum labiorum pudendi dan comissura labiorum posterior Periksa vagina dan spekulum bila keadaan alat genital memungkinkan. Periksa tanda-tanda adanya penyakit kelamin Periksa tanda-tanda kehamilan

Pemeriksaan Laboratorium Cairan Vagina


Penentuan spermatozoa
Tanpa pewarnaan
Setetes cairan vagina diletakkan di atas kaca benda dan diperiksa dengan pembesaran 500x dengan kondensor diturunkan. Perhatikan apakah spermatozoa bergerak. Dapat diambil sebagai patokan bahwa spermatozoa masih bergerak kira-kira 4 jam postkoital

Dengan pewarnaan
Buat sediaan apus dari cairan vagina pada kaca benda, keringkan di udara, fiksasi dengan api, warnai dengan Malachite-green 1% dalam air, tunggu 10-15 menit, cuci dengan air, warnai dengan eosin-yellowish 1% dalam air, tunggu 1 menit, cuci dengan air, keringkan dan diperikasa di bawah mikroskop.

Pemeriksaan Laboratorium Cairan Vagina


Penentuan cairan mani

Reaksi asam fosfatase Tes Florence Tes Berberio Elektroimmuno difusi Elektroforetik

Pembuktian adanya kekerasan

Sebenarnya yang dimaksudkan dengan kekerasan disini adalah kekerasan yang digunakan oleh pelaku untuk memaksa wanita agar dapat disetubuhi. Kekerasan tersebut dimaksudkan untuk menimbulkan ketakutan atau untuk melemahkan daya

lawan dari wanita itu

VISUM ET REPERTUM PADA KASUS ABORTUS

Definisi Pengertian pengguguran kandungan menurut hukum ialah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya, juga tidak dipersoalkan apakah dengan pengguguran kehamilannnya

tersebut lahir bayi hidup atau mati

( yurisprudensi Hoge Raad HR 12 April 1898).

Yang dianggap penting adalah bahwa waktu pengguguran kehamilan dilakukan, kandungan tersebut masih hidup ( HR 1 November 1897, HR 12 April 1898).

ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS


. Wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya atau menyuruh orang

lain melakukannya (KUHP ps 346)


. Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa seizinnya (KUHP ps 347) . Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita seizinnya,(KUHP ps 348) . Dokter, bidan atau juru obat yang melakukan kejahatan di atas (KUHP PS 349)

PEMERIKSAAN KORBAN HIDUP


Pemeriksaan test kehamilan hasil positif untuk hCG sampai sekitar 7-10 hari Tanda-tanda kehamilan,

Pemeriksaan luar pada perineum, genitalia eksternal dan vagina diteliti dengan baik
untuk melihat adanya tanda 2x luka seperti abrasi, laserasi, memar dan lain-lain Kondisi ostium serviks juga harus diamati, dilatasi atau tidak

Adanya perlukaan, tanda bekas forsep ataupun instrument lainnya di sekitar genitalia

Delik pidana yang berkaitan dengan korban hidup

1. 2. 3. 4.

Pasal 351, 352 KUHP tentang penganiayaan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang KDRT Pasal 284, 285, 286, 287 KUHP tentang kejahatan seksual

Kesimpulan Visum et Repertum kejahatan seksual


1.

Harus memuat

2.
3. 4.

Jenis luka Jenis kekerasan Tanda persetubuhan Identitas korban / umur

KESIMPULAN
Dalam tugas nya,selain melakukan pemeriksaan diagnostik,, dokter bertanggung jawab melakukan pemeriksaan medik untuk membantu penegakkan hukum, Agar kesaksian seorang dokter pada perkara pidana mencapai sasarannya ,dia harus tahu Undang 2x bersangkutan dengan tindak pidana tersebut Perkosaan adalah pengertian hukum, bukan istilah medis Pengertian pengguguran kandungan menurut hukum ialah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya.juga tidak dipersoalkan apakah dengan pengguguran kehamilannnya tersebut lahir bayi hidup atau mati.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai