Anda di halaman 1dari 2

Tulisan

tentang

MASYARAKAT

PEDESAAN

DAN

MASYARTAKAT PERKOTAAN
Sewaktu saya berkunjung ke sebuah pedesaan dimana untuk menempuh jarak ke pedesaan itu membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Pada dasarnya letak desa init uh di pinggiran kabupaten nya. Namun tetap saja menempuh perjalanan nya sangatlah panjang. Setelah sampai disana, ternyata ya sama saja penduduknya terdiri dari berbagai macam suku ada Jawa, Batak, Sunda, dan lainlain. Budaya yang sudah ada sangkut pautnya dengan perkotaan Dibilang letak nya di desa pinggiran yaa iya, namun bicara soal kondisi, suasana, pola fikir, dan perilaku, tunggu dulu nih !!! Hal ini biasanya hanya ada di kota, namun disini pun ada. Suatu hiburan sangatlah dicari oleh masyarakat. Yaa maklumlah untuk menonton TV saja masyarakat itu harus menunggu malam hari. Bayangkan!!! Coba saja di Jakarta seperti itu mungkin kebanyakan orang menilai, duh kampungan banget, atau ketinggalan banget sih nonton TV aja harus nunggu malem dulu. Namun disini tuh beda, pertama, dari segi fasilitas. Jika biasanya kita melihat orang bermain bilyard di caf caf, atau minimal tuh di pinggiran kota. Namun masyarakat disini tuh tidak perlu jauh-jauh untuk melakukan hal itu. Karena meja bilyard disini sudah tertata rapi sekali di kolong rumah salah satu warga. Nah betapa terkejut nya permainan init uh tidak hanya dimainkan oleh orang dewasa saja melainkan oleh anak-anak. Selain itu juga, permainan lainnya seperti PlayStation (PS). Disini ada salah satu rumah yang menyediakan dua set playstation. Disitulah anak-anak sepulang sekolah berkumpul untuk bermain. Namun byangkan kembali, disini sebenarnya PLN pun masih minim. Umumnya masyarakat menggunakan PLTD, genset dan sinar surya untuk penerangan nya. Namun sungguh sangat luar biasanya, salah seorang warga ini rela sekali mengeluarkan biaya untuk menghidupkan mesin sendiri demi memfasilitaskan anak-anak bermain PS tersebut. Sungguh amat tidak habis piker, masyarakat pedesaan namun bergaya orang perkotaan. Dimana yang kita ketahui bahwa dimana masyarakat pedesaan itu identik yang kehidupannya biasa-biasa saja.

Namun kenyataan nya tidak, mereka justru kehidupan nya itu melebihi bahkan modern nya sama dengan masyarakat perkotaan.

Pengaruhnya pada anak-anak Hal ini dapat mempengaruhi pola fikir dan perilaku anak-anak yang masih duduk di bangku SD. Tidak sama dengan anak-anak desa umumnya, yang cenderung berfikir tertutup, sedikit tertinggal terhadap hal-hal yang modern, anak-anak disini justru tak jauh beda dengan artis-artis di televisi. Dari lirik lagu, tarian, serta istilah-istilah bahasa gaul pun anak-anak disini tahu. Sebagai contoh mereka sangat hafal sekali dengan lagu-lagu girlband atau boyband seperti Cherrybell, SevenIcon, Smash, dsb. Kalau di daerah perkotaan banyak sekali anak yang memakai behel (kawat gigi) dan rambut sambungan. Disini pun anak-anak nya ada yang melakukan hal yang demikian. Sungguh tidak disangka budaya perkotaan sudah mempengaruhi masyarakat pedesaan. Bahkan yang dapat pengaruh besar nya adalah anak-anak desa yang pada umumnya tidak pernah dan tidak tahu budaya demikian. Terkadang saya suka heran sendiri kok bisa secepat itu yaa budaya perkotaan bisa masuk ke pedesaan sepelosok ini?? tapi kita berfikir kembali apa mungkin ini adalah efek dari perkembangan jaman dan era globalisasi yang memungkinkan masyarakat untuk tumbuh lebih maju lagi. Namun tidak tepat pada sasaran nya.

Anda mungkin juga menyukai