Vol. 21.2 TH 2009 3
Vol. 21.2 TH 2009 3
2 Tahun 2009 PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI SURAKARTA MENUJU KOTA LAYAK ANAK
Eva Agustinawati Dosen Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126 ABSTRACT Proper City for Children (PCC) is a city which has appreciation of childs rights as citizen. They have freedom for speech and opportunity in taking role in social life. They are also having access in health, education and high quality of citys infrastructure services. Surakarta in 2006 elected as a Developing Model of Proper City for Children in Indonesia. As a region of Developing Model of Proper City for Children, Surakarta has authority, task, and obligation to establish a task force in conducting basic data, deciding focus program which implementing in plan of action as PCC, mobilizing resources, conducting surveillance, evaluation and reporting implementation developing model for PCC. Developing Model of Proper City/ Regency for Children should take policy document of developing model of PCC developed by Women Empowerment Ministry as a reference. Based on this document, cities/regencies could develop PCC that compatible with their certain condition and in line with local government policy unit.
Key word : City, childs rights A. Latar Belakang Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan telah mencanangkan 5 (lima) kabupaten/kota di Indones ia s ebagai percontohan kota yang layak untuk anak. Kabupaten/kota t ersebut adalah Kota Surakarta, Kabupaten Sidoarjo, Kota Jambi, Kabupaten Kutai Katanegara dan Kabupaten Gorontalo. Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan, kota dinyatakan layak untuk anak apabila kota t ersebut memiliki sejumlah tempat ruang public unt uk bermain, mas yarakat nya memberikan perhatian terhadap kecukupan gizi, dan juga memberikan t empat yang sehat ba gi pertumbuhan mental, serta jaminan perlindunga n terhadap diskriminasi sert aancama n kekerasan. (www.tempointeraktif.com). Terpilihnya Kota Surakarta sebagai Kota Layak Anak menurut Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan karena pemerintahnya telah s iap unt uk melaksanakannya baik dari segi dana maupun kebijakan yang mengintergrasikan pemenuhan hak-hak anak dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kota. Penyusunan AP BD juga harus responsive terhadap kepentingan anak, serta menjadikan upaya perlindungan anak sebagai arus utama dalam pembangunan di wilayah s etempat. . (www.tempointeraktif.com). Komit me nt P emerintah Ko ta Surakarta dita ndai dengan t elah ditandatangani MoU dari berbagai SKPD di Kota Surakarta pada tanggal 30 Desember 2008 untuk mendukung terwujudnya Kota Layak anak ( KLA) tahun 2015. Program 21
Kota Layak Anak diwujudkan dengan: 1. Menyediaka n akses pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih, sanitasi yang sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan. 2. Menyediakan kebijakan dan anggaran khusus untuk anak. 3. Menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman, sehingga memungkinkan anak dapat berkembang. Anak dapat berekreasi, belajar, berinteraksi sosial, berkembang psikososial dan ekspresi budayanya. 4. Keseimbangan dibidang s osial, ekonomi dan terlindungi dari pengaruh kerus akan lingkungan dan bencana alam. 5. Memberikan perhatian khusus kepada anak seperti yang tinggal dan bekerja di jalan, eksploitasi seksual, hidup dengan kecacatan atau tanpa dukungan orang tua. 6. Adanya wadah bagi anak-anak untuk berperan se rt a dalam pembuatan keputusan yang berpengaruh langsung pada kehidupan mereka. (Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia 2007) Berdasarkan Konvens i Hak Anak (KHA), Kementerian Negara Pemberdayaan menetapkan 7 aspek dalam pengembangan KLA yang meliputi : Kesehatan, Pendidikan, Sos ial, Hal sipil dan part is ipasi, Pe rlindungan hukum, P erlindungan ketenagakerjaan dan Infrast ruktur. Sedangkan pelaksanaan Kota Layak Anak mempunyai prinsip : non diskriminasi, kepentingan terbaik untuk anak, setiap anak mempunyai hak hidup, kelangsungan hidup dan berkembang maksimal serta mendengar dan menghormati pandangan anak. 23
24
Kota Surakart a pada tahun 2006 ditunjuk s ebagai s alah sat u Ko ta Pengembangan Model Kota Layak Anak di Indonesia dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dengan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI No. SK-49/MEN.PP/IV/2007 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Pengembangan Model Kota Layak Anak. Pengembangan Kot a Layak Anak diimplementasikan melalui Pemerintah dan komunitas kota yang tergabung dalam mekanisme dan kerangka kerja institusi yang ada melalui Tim/Gugus Tugas Pelaksana Pengembangan Kota Layak Anak Kota Surakarta dalam Surat Keputusan Walikota Surakarta No. 130.05/08/1/2008 tentang Tim Pelaksana Pengembangan Kota Layak Anak (KLA) Kota Surakarta, Pengembangan Kota Layak Anak di Kota Surakarta didasarkan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI 2015) dan Pedoman Pengembangan KLA dari Kementerian PP yang berisi indikator KLA, serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi Kota Surakarta dan pemenuhan hak anak, maka disusun suatu program unggulan Pengembanga n KLA ya it u dengan mengangkat empat bidang sesuai indikator KLA yaitu : Bidang Kes ehatan, Bidang Pendidikan, Bidang Perlindungan anak dan Bidang Patisipasi.
Hartiningsih, Maria. 2003, 10 Tahun Rativikasi Konvensi Hak Anak: Persoalan Anak Masih Terus Dimarjinalkan dalam ST Sularto, Seandainya Aku Bukan Anakmu, Jakarta: Gramedia _____________.2003, Perlindungan Anak , Jakarta, UNICEF dan Pemerintah Republik Indonesia. _____________. 2003, Pengertian Konvensi Hak Anak , Jakarta, UNICEF dan Pemerintah Republik Indonesia. _____________. Dunia Yang Layak Bagi Anak-Anak, UNICEF dan Pemerintah Republik Indonesia, Jakarta, tt. _____________.2002 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak , Jakarta Kementrian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia dan Departemen Sosial Republik Indonesia. www.tempointeraktif.com)
28