Anda di halaman 1dari 9

Nama : Cici Nurfaizah NIM : 10630037

Prodi : Kimia

TEORI EVOLUSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. LATAR BELAKANG Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.Teori Evolusi merupakan sebuah teori yang dikemukakan Lamarck dan Charles Darwin. Teori Evolusi didefinisikan sebagai perkembangan berangsur-angsur suatu benda sederhana menuju suatu yang lebih sempurna dalam waktu yang lama. Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi oleh Darwin yang paling dapat teori . Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru. Teori menimbulkan kontroversial di kalangan masyakat. Ada yang menyetujui teori ini dan ada pula yang menolak. Khususnya dalam ummat Islam juga terdapat perbedaan perspektif. Sebagian yang membenarkan teori Evolusi mencoba menggunakan dalildalil untuk membenarkannya. Begitu juga dengan yang menolak teori tersebut. B. METODE Metode penelitian yang dilakukan berupa kajian pustaka yaitu menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang diteliti. Informasi diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain yang dapat

dipertanggungjawabkan.

C. PEMBAHASAN 1. Pengertian Teori Evolusi Evolusi dari segi bahasa (Bahasa Inggris: evolution), berarti perkembangan. Dalam ilmu sejarah, evolusi diartikan sebagai perkembangan social, ekonomis, politis yang berjalan sedikit demi sedikit, tanpa unsur paksaan. Dalam ilmu pengetahuan, istilah evolusi diartikan sebagai perkembangan berangsur-angsur dari benda yang sederhana menuju benda yang lebih sempurna. Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi perubahan gen ini menyebabkan terjadinya perubahan pada makhluk hidup. 2. Teori Darwin Gagasan tentang evolusi ini ditulis dalam buku yang berjudul The Origin Of Species By Means Natural Selection. Dalam buku ini Darwin mengemukakan dua teori pokok yaitu : a. Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies sebelumnya. b. Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi. Seleksi alam merupakan gagasan murni dari Darwin. Sementara teori pertama di atas telah ada sejak jama Yunani kuno, hanya saja Darwin menjelaskannya secara lebih tajam dan detil. 3. Teori Evolusi Sebagai Landasan Pencarian Asal-Usul Manusia a. Darwin dan Manusia Darwin berkeyakinan bahwa perbedaan antara manusia dan binatang, baik dari sisi postur tubuh maupun kejiwaan, hanya bersifat kuantitas. Ia tidak meyakini adanya perbedaan kualitas antara kedua makhluk ini. Atas dasar ini, perasaan, pemahaman rasional, naluri, keinginan, rasa cinta dan benci, dan lain sebagainya juga dimiliki oleh binatang-binatang hina dalam bentuk yang sangat primitif dan kadang-kadang pula dalam bentuk yang sudah sempurna. Darwin bersiteguh bahwa nenek moyang manusia yang berkaki empat pada mulanya berdiri dengan menggunakan dua kaki belakangnya, tetapi tidak secara sempurna. Realita ini adalah permulaan ditemukannya makhluk hidup berkaki dua. Pertikaian untuk kekal dan perubahan kondisi lingkungan hidup memiliki peran yang sangat penting dalam evolusi manusia. Dalam perubahan kera berbentuk manusia menjadi manusia,

Darwin menegaskan bahwa faktor geografis dan ekonomis memiliki saham yang sama. Penjelasannya adalah berikut ini: Ketika bahan makanan berkurang pada saat pertikaian untuk kekal terjadi, manusia sudah terbiasa mengkonsumsi bahan makanan yang beraneka ragam. Dengan berubah dari herbivora mutlak menjadi omnivora, ia telah mengambil langkah fundamental menuju evolusi. Banyak sekali ilmuwan yang menentang teori ini dan memilih persepsi yang lain. Sebagai contoh, Laille meyakini bahwa manusia menjadi sempurna dengan mengalami mutasi yang tiba-tiba dan tak disangkasangka. Vallas mengklaim bahwa terwujudnya manusia harus dicari dalam bentuk tertentu dari sebuah evolusi. Ia meyakini bahwa manusia dapat membebaskan dirinya dari cengkeraman alam materi dengan bantuan kecerdasan dan kemampuannya untuk menyediakan pakaian, membuat senjata dan seluruh sarana kehidupan, serta dengan kekuatan yang ia miliki untuk mengubah lingkungan hidup dan susunan internal tubuhnya. Seluruh kemampuan dan kekuatan ini juga mampu mencegah dunia luar untuk memaksa manusia seperti layaknya seluruh binatang yang lain berdamai dengan lingkungan hidupnya. Atas dasar ini, dengan bersandar pada keistimewaan dan karasteristik yang dimiliki oleh manusia, Vallas mengingkari bahwa teori pemilihan natural dapat dikomparasikan dengan teori Evolusi manusia. Ia berkeyakinan bahwa roh manusia bukan hasil sebuah proses alam. Dengan melontarkan perbedaan antara roh dan badan, serta keserupaan dan perbedaan embriologis dan psikologis yang dimiliki oleh manusia dan binatang, Wismen juga mendeklarasikan penentangannya terhadap teori Darwin. b. Manusia Berasal dari Kera Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari perkembangan makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan bentuk mirip manusia adalah Australopithecus yang diperkirakan umurnya antara 350.000 - 1.000.000 tahun dengan ukuran otak sekitar 450 - 1450 cm3. Perkembangan dengan perubahan volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia. Australopithecus yang mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3 berevolusi menjadi manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3. Dari penelitian ini diperkirakan dalam waktu

antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah 1000 cm3. Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang ini selama 100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang. Teori ini tidak mengemukakan alasannya. 4. Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Asal Usul Manusia Di dalam Al Quran dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Dan pada surat Al-Hijr ayat 29 Allah berfirman:

Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Asal mula tubuh manusia adalah dari tanah. Hal ini dalam firman Allah SWT dalam surat Nuh ayat 17 dan 18:

Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya (17). Kemudian Dia mengambalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya(18). Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :

"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim) Ungkapan ilmiah dari Al Quran dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Quran dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas). 5. Teori Evolusi Dalam Perspektif Islam Harun Yahya, salah seorang filosouf muslim dengan terang-terangan menolak teori evolusi. Hal tersebut karena dalam tori evolusi banyak terdapat kerancuankerancuan ilmiah. Dengan argumennya yang tajam, Harun Yahya menelurkan sebuah karya terkenal yaitu Runtuhnya Teori Evolusi. Lewat karya inilah Harun Yahya menyampaikan kekeliruan-kekliruan Teori Evolusi. a. Kekeliruan bahwa Manusia Diciptakan melalui Tahap-Tahap Evolusi Firman Allah SWT, Artinya: {13}. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? {14}. Padahal Dia Sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian Mereka yang mendukung penciptaan evolusi menafsirkan kata-kata "beberapa tingkatan kejadian" sebagai "melalui tahap-tahap evolusi". Akan tetapi, menafsirkan kata bahasa Arab atwaran sebagai tahap-tahap evolusi, yang

tak lebih daripada sebuah pendapat pribadi, tidak secara umum disepakati oleh semua ulama Islam. Atwar (suasana, keadaan) merupakan bentuk jamak tawru, dan tidak muncul dalam bentuk itu pada ayat Al Qur'an yang lain. Tafsiran dunia Islam atas ayat ini memperlihatkan fakta tersebut. Dalam tafsirnya, Muhammad Hamdi Yazir dari Elmali menerjemahkan ayat itu sebagai: "Ia menciptakanmu tahap demi tahap melalui beberapa keadaan." Dalam uraiannya, ia melukiskan tahap-tahap ini sebagai "tahap-tahap evolusi". Akan tetapi, penjelasan ini tidak berkaitan dengan evolusi yang menyatakan bahwa akar manusia terletak di makhluk hidup lainnya. Nyatanya, sesudah itu Yazir segera mengatakan bahwa tahap-tahap tersebut adalah: Menurut penjelasan yang diberikan Ebus Suud, pertama datang unsurunsur, lalu zat gizi, lalu adonan/campuran, lalu sel mani, lalu segumpal daging, lalu daging dan tulang, dan ini akhirnya dibentuk dengan penciptaan yang sepenuhnya berbeda. "Maka Mahasuci-lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu'minuun, 23: 14) Tidakkah Allah, Sang Pencipta yang Mahaperkasa, patut dipuja dan diagungkan? Tidakkah Dia sanggup terus mengangkatmu lebih jauh dengan bentuk dan penciptaan lain? Atau tidakkah Dia juga bisa menghancurkanmu dan melemparkanmu ke dalam siksaan yang pedih? Mengapa tidak kaupikirkan semua hal ini? Seperti ditunjukkan semua pernyataan di atas, ayat ini menggambarkan bagaimana manusia mencapai rahim ibunya sebagai sebuah sel mani, berkembang sebagai janin dan lalu segumpal daging, dan lalu tumbuh menjadi daging dan tulang sebelum lahir ke dunia sebagai manusia. b. Kekeliruan Bahwa Al Qur'an Berisi Isyarat Akan Proses Evolusi Artinya: Bukankah sudah datang atas manusia suatu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (QS. Al Insaan, 76: 1) Orang-orang yang sama tersebut juga menggunakan ayat ini sebagai bukti evolusi. Dalam terjemahan yang berdasarkan penafsiran pribadi, ungkapan "saat ia bukan sesuatu yang patut disebutkan" diungkapkan sebagai pernyataan

"keadaan-keadaan sebelumnya, saat manusia belum menjadi manusia". Akan tetapi, pernyataan ini sama jauhnya dari kebenaran dengan pernyataan pertama. Mencoba menggunakan ungkapan ini sebagai bukti evolusi adalah benar-benar memaksakan kata-kata. Nyatanya, para ulama Al Qur'an tidak menafsirkan ayat ini sebagai menandakan proses evolusi. Misalnya, Hamdi Yazir dari Elmali membuat uraian berikut: Awalnya adalah berbagai anasir dan mineral, lalu gizi tumbuhan dan hewan - "saripati tanah" (QS. Al Mu'minuun, 23: 12) diciptakan dari semua itu dalam tahap-tahap. Lalu, sesuatu muncul amat lambat dan bertahap dari sel mani yang disaring dari semua itu. Namun, itu bukan sesuatu yang disebut manusia. Manusia tidak abadi, begitu juga zatnya; itu muncul kemudian. Manusia ada lama sesudah permulaan waktu dan penciptaan alam semesta. 3. Kekeliruan bahwa Penciptaan Dari Air Adalah Tanda Penciptaan Evolusi Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. Al Insaan, 76: 2) Mereka yang membela penciptaan evolusi mencoba menunjukkan, pernyataanpernyataan dalam banyak ayat bahwa manusia diciptakan dari air adalah bukti semua makhluk hidup muncul dari air. c. Kekeliruan bahwa Penciptaan Itu yang Pertama dari Tanah Lalu dari Air Berarti Penciptaan Evolusi Artinya: Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? (QS. Al Kahfi, 18: 37) Imam Tabari menguraikan ayat ini sebagai berikut ... Apakah engkau hendak mengingkari Allah yang menciptakan ayahmu Adam dari tanah/debu, lalu menciptakanmu dari cairan lelaki dan perempuan, lalu membungkusmu dalam bentuk manusia? Allah, Dia yang memberimu semua ini dan menjadikan dirimu seperti saat ini, mewujudkanmu untuk membuatmu makhluk hidup lain setelah engkau mati dan kembali ke tanah. d. Kekeliruan Bahwa Manusia Pertama Diciptakan dalam Waktu yang Lama

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesunguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah" (QS. Shaad, 38: 71) Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah. Lalu jadilah ia. (QS. Al Baqarah, 2: 117) Kekeliruan lain dalam penciptaan evolusi berasal dari penafsiran ayat di atas secara salah. Kaum evolusionis menyatakan bahwa ruas kalimat yang digarisbawahi di atas menunjukkan sebuah penciptaan yang lamban dalam waktu lama. Akan tetapi, bahasa Arab yang asli jelas menegaskan bahwa ini adalah murni pandangan sepihak dan seluruhnya bertentangan: "innii khaaliqum basyaram min thiinin" berarti "Aku adalah Dia Yang menciptakan seorang manusia dari tanah liat." Ayat ini tidak mengatakan apa-apa yang seperti "Aku sedang menciptakan". Nyatanya, ayat ini berlanjut, "Apabila Aku telah membentuknya dan meniupkan ruhKu kepadanya, tunduk sujudlah kepadanya!" Jelas dari ayat ini bahwa kata kerja menciptakan di sini terjadi dalam sekejap.

Haidar Bagir, pakar filsafat Islam, tidak sepenuhnya sependapat dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya dengan mengatakan Sikap kita terhadap keyakinan Darwinian mengenai sifat kebetulan dan materialistic asal-usul kehidupan yang terkandung dalam teori itu sudah jelas. Kita menolaknya. Tidak demikian halnya dengan kesimpulan utama teori ini mengenai sifat-sifat evolusioner kehidupan. Karena betapapun demikian, tetap saja Tuhan bisa dipercayai sebagai Dzat di balik semua gerakan evolusi itu.Tentang prinsip survival of the littest (?), Bagir justru membenarkannya dan kita harus mengambil hikmahnya, karena hal itu sesuai dengan kenyataan sehari-hari dan didukung oleh tidak bertentangan dengan kandungan Alquran. Dingin dari dari dua sisi yaitu aspek teologis dan sisi etis. Tentunya dari kajian Bagir, kita harus melihat pula bahwa dari penafsirannya di dalam ayat Alquran mana yang secara implisit atau eksplisit bahwa kandungan dari teori Darwin tidak bertentangan, tentunya hal ini menjadi lebih complicated lagi. D. KESIMPULAN

Teori Evolusi telah mengalami evolusi pula karena munculnya banyak ilmuan yang mencoba membuktikan kebenaran teori Evolusi. Sehingga teori tersebut di tafsirkan dengan bebagai pemahaman. Teori Evolusi yang pada awalnya dipercaya sebagai teori asal usul manusia akhirnya mendapat perlawanan dari para evolusionis sendiri. Perlawanan ini terjadi akibat munculnya peristiwa yang membuktikan kesalahan Teori Evolusi tersebut. Manusia bukanlah makhluk yang berasal dari nenek moyang yang sama dngan kera. Harun Yahya dengan Runtuhnya Teori Evolusi, telah berhasil mengobok-obok Teori Evolusi sehingga kejanggalan-kejanggalan dan kerancuan dalam teori tersebut terungkap. Dalam memahami sebuah teori, ummat Islam mempunyai berbagai macam perspektif dan dalam perspektif tersebut dikaitkan dengan ayat Al-Quran atau Hadits. Yang menjadi perbedaan sehingga timbul perselisihan adalah penafsiran orang tersebut terhadap ayat Al-Quran. E. DAFTAR PUSTAKA Brotowidjoyo, Mukayat D. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga Pope, Geoffey. 1984. Antropologi Biologi. Jakarta: Rajawali Press Yahya, Harun. 2004. Pustaka Sains Populer Islami- Keruntuhan Teori Evolusi. Bandung: Dzikra Nugroho, L. Hartanto. 2004. Biologi Dasar. Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai