Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dalam kelistrikan dikenal muatan positif dan muatan negatif, sedangkan dalam kemagnetan dikenal kutub utara dan kutub selatan magnet. Dalam kelistrikan, muatan sejenis saling tolak menolak dan muatan berlawanan jenis saling tarik menarik. Demikian pula dalam kemagnetan, kutub sejenis akan saling tolak dan kutub berlawanan akan saling menarik. Perbedaan penting antara magnet dan listrik adalah bahwa dalam kemagnetan, kedua kutub selalu berpasangan. Tak pernah ada magnet dengan hanya kutub utara atau kutub selatan saja. Hal ini berbeda dengan kelistrikan dimana dimungkinkan adanya muatan tunggal, positif saja atau negatif saja, tak harus saling berpasangan. Sama halnya dengan muatan listrik yang menimbulkan medan listrik, kutub utara dan kutub selatan magnet akan menghasilkan medan magnet di sekitarnya. Jika garis-garis medan listrik berawal dari muatan positif dan berakhir pada muatan negatif, garis-garis medan magnet berupa satu lintasan tertutup dari kutub utara ke kutub selatan magnet dan kembali lagi ke kutub utara magnet. Pada magnet batang misalnya, garis-garis medan magnet berawal dari kutub selatan ke kutub utara magnet.
Tahun 1819 Hans Christian Oersted mengamati bahwa jarum kompas dapat menyimpang di atas kawat berarus. Pada kasus ini arus listrik sebagai sumber medan magnet. Kemudian pada tahun 1920-an Jean-Baptiste Biot dan Felix Savart melakukan eksperimen menentukan medan magnet di sekitar kawat berarus tersebut. Jean Baptiste Biot dan Felix Savart menyelidiki besarnya induksi magnet di titik P karena pengaruh elemen kawat dl yang berarus listrik I sebagai berikut :
Oleh karena r tegak lurus, berarti = 90 sehingga persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut
Induksi magnetik di titik P dari seluruh bagian lingkaran yang kelilingnya sama dengan panjang seluruh kawat adalah
Jika P digeser sehingga menjadi titik pusat lingkaran, r = a dan magnetik di titik pusat lingkaran menjadi
= 90. Induksi
Jadi, persamaan di atas digunakan untuk menentukan induksi magnetik di titik pusat lingkaran kawat dengan jari-jari a dan arus listrik I. Untuk suatu kumparan tipis dengan N buah lilitan, induksi magnetic di titik pusat lingkaran menjadi
Untuk menentukan induksi magnetik di titik P yang terletak pada sumbu lingkaran akan diperoleh
Karena sin =
Persamaan di atas digunakan untuk menentukan in-duksi magnetik pada sebuah titik sumbu lingkaran yang memiliki jari-jari .
samping, pola medan magnetik pada solenoida mirip dengan medan magnetik pada magnet batang. Jika panjang kumparan adalah L dan jumlah lilitan adalah N maka besarnya medan magnetik pada pusat kumparan dirumuskan sebagai: = 0
Sedang medan magnetik di ujung-ujung solenoida adalah: = Keterangan: : banyaknya lilitan dalam solenoida : panjang solenoida (m) 0 2
Misalnya, panjang solenoida terdiri atas buah lilitan. Jumlah lilitan setiap satuan panjang menjadi =
Savart, induksi magnetik di titik P yang terletak pada sumbu solenoida dan disebabkan oleh elemen solenoida sepanjang adalah sebagai berikut
2 = 0
dengan n adalah banyaknya lilitan per panjang kawat ( ). Coba bandingkan dengan penemuan Ampere :
dengan l
Hasilnya sama, tetapi cara untuk memperoleh persamaan tersebut lebih sederhana. Untuk titik P yang berada di ujung kiri dan kanan solenoida, persamaannya akan menjadi 2 = 0 dan 1 = 90.
Jadi, induksi magnetik pada sumbu solenoida dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : = 0
Medan Magnet
Jika sebuah penghantar yang ditempatkan pada medan magnet atau induksi magnetic maka akan mengalami gaya. Gaya yang dialami oleh penghantar yang berarus listrik disebut gaya Lorentz.
Gambar sebuah kawat penghantar berarus listrik melengkung ke bawah kaena pengaruh gaya lorentz
Pada gambar di atas tampak kawat melengkung ke kanan sebab induksi magnetik yang arahnya keluar tegak lurus bidang gambar. Besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh penghantar dengan panjang l yang dialiri arus listrik I dalam
dengan dalah sudut yang dibentuk oleh arus dan arah medan magnet . Jika = 90 atau dan saling tegak lurus, persamaannya menjadi
Karena sin 90 = 1
Jadi, besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh kawat penghantar sebanding dengan induksi magnetik (), arus listrik ( ), panjang kawat ( ), serta bergantung pada sudut yang dibentuk oleh dan .
Hubungan antara muatan ( ) dan kuat arus ( ) adalah = ruas kanan dikalikan dengan sehingga = =
Jika disubtitusikan persamaan I ke dalam persamaan = sin sehingga diperoleh persamaan : = sin = Persamaan di atas serupa dengan persamaan = sin jika = 90 atau 90 = 1 besarnya gaya Lorentz pada partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam medan magnet menjadi =
Untuk menentukan arah gaya Lorentz yang dialami oleh penghantar berarus listrik maupun muatan listrik yang bergerak dalam medan magnet yang homogen, digunakan aturan sekrup. Jika arus listrik diputar ke arah medan magnet , adalah arah sekrup. Maka dapat dilihat pada gambar berikut :
Arah gaya Lorentz juga dapat ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kanan. Untuk menentukan arah gaya Lorentz pada muatan positif dengan meng-gunakan aturan tangan kanan, coba amati gambar berikut ini
Pada gambar di bawah ini, tiga partikel yaitu , , bergerak dalam medan magnet homogen yang arahnya tegak lurus bidang kertas . Jika diketahui bahwa partikel bermuatan positif, partikel bermuatan negatif, dan partikel tidak bermuatan. Maka kita dapat menentukan pembelokan arah ketiga partikel tersebut dengan menggunakan aturan tangan kanan.
Jika sebuah partikel bermuatan listrik bergerak dengan kecepatan v, tegak lurus
dengan medan magnet homogen yang mempengaruhinya. Lintasan partikel tersebut berupa lingkaran. Gaya Lorentz berfungsi sebagai gaya sentripetal untuk bergerak melingkar ini. Selanjutnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Dari persamaan = jika untuk = 90 atau 90 = 1 besarnya menjadi = Partikel tersebut bergerak melingkar karena mendapatkan gaya sentripetal yaitu nilainya sama dengan gaya Lorentz. Menurut Hukum II Newton, pada gerak melingkar beraturan berlaku persamaan:
dengan: = = = = induksi magnetik homogen yang arahnya masuk bidang kertas (2) kecepatan partikel (/) muatan partikel ( ) massa partikel () jari-jari lintasannya ()
Jadi, jari-jari sebuah lintasan partikel yang bergerak dalam medan magnet homogen sebandingdengan momentum partikel ( ) serta berbanding terbalik dengan besarnya muatan partikel ( ) dan induksi magnetik () yang mempengaruhinya.
gambar a kedua kawat saling mendekati atau tarik-menarik, gambar b kedua kawat saling menjauhi atau tolak-menolak. Ini
menunjukkan bahwa antara kedua kawat timbul gaya Lorentz. Pada gambar di bawah ini, besarnya gaya timbal balik antara satu kawat dan kawat yang lain dapat diturunkan sebagai berikut
Kawat pertama (I) akan dipengaruhi oleh induksi magnetik yang ditimbulkan oleh 2 sebesar B dengan arah masuk bidang kertas sehingga arah gaya 12 ke kiri.
Kawat kedua (II) akan dipengaruhi oleh induksi magnetik yang ditimbulkan oleh 1 sebesar 1 , dengan arah masuk bidang kertas sehingga arah gaya 21 ke kanan. Dalam contoh ini, 1 dan 2 berlawanan arah sehingga kawat (I) dan kawat (II) mengalami gaya tolak-menolak, yaitu 12 pada kawat (I) ke kiri, sedangkan pada kawat (II) mendapat gaya 21 ke kanan menjauhi kawat (II).
Jadi,
12 1
21 2
Jika kuat arus pada masing-masing kuat sama (1 = 2 ) maka persamaannya dapat ditulis sebagai berikut
Satuan dari
Motor Listrik
Motor listrik sederhana arus searah terdiri dari kumparan yang ditempelkan pada as roda sehingga dapat berputar di antara kutub-kutub magnet
berbentuk ladam. Ujung-ujung kumparan (koil) dihubungkan dengan cincin belah yang disebut komutator. Dua blok karbon yang disebut sikat menekan komutator.
Arus listrik dialirkan masuk dan keluar dari kumparan/koil melalui sikat-sikat karbon. Komutator akan berputar bersamaan dengan kumparan, tetapi sikat-sikat karbon tidak ikut berputar sehingga kawat-kawat penghubung baterai tidak melintir (berpilin).
Dua sikat pada komutator mengubah arah arus sehingga mengubah-ubah gaya lorentz pada keempat sisi kumparan. Akibatnya, kumparan berputar di antara dua kutub magnet. Motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
Salah satu jenis alat ukur listrik yang banyak digunakan adalah alat ukur jenis kumparan berputar. Bagian utama dari alat ukur jenis kumparan berputra adalah inti besi lunak berbentuk silinder yang dililiti kawat membentuk kumparan. Kumparan dengan inti besi lunak ini diletakkan di
antara kutub-kutub sebuah magnet permanen. Ketika arus listrik mengalir dalam kumparan maka di sisi kumparan yang dekat dengan kutub-kutub magnet mengalami gaya magnet yang berlawanan arah sehingga menyebabkan kumparan berputar. Karena putaran kumparan tersebut ditahan eoleh kedua pegas spiral maka kumparan mengambil kedudukan pada suatu sudut putaran tertentu. Makin besar arus listrik yang mengalir ke dalam kumparan, makin besar pula sudut putarannya. Putaran dari kumparan diteruskan pegas ke jarum untuk menunjukkan angka dengan skala tertentu. Angka tersebut menyatakan besar kuat arus listrik atau besar tegangan listrik yang diukur. Alat ukur listrik dengan kumparan berputar banyak digunakan pada galvanometer, amperemeter, dan voltmeter.
Soal
1. Tentukan induksi magnet di pusat toroida yang berjari-jari 3 cm, memiliki 150 lilitan dan dialiri arus 0,5 A ! a. 2,5105 /2 b. 5105 /2 c. 2,5106 /2 d. 5106 /2 Jawab :
7 (150)(0,5 ) 0 (4 10 . ) = = = 5105 /2 2 2(0,03)
2. Sebuah kawat vertikal dialiri arus 5 A ke arah atas. Tentukan besar induksi magnet di sebuah titik berjarak 10 cm di sebelah kanan kawat itu ! Jawab :
7 0 (4 10 . ) (5 ) = 105 /2 = = 2 2(0,1)