Anda di halaman 1dari 18

FISIKA LINGKUNGAN MATAHARI Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Lingkungan Dosen Pengampu

: blablabla, M.Pd

Disusun Oleh : Brillian Megah Dwi Sasongko (11421078) Pendidikan Fisika VII B

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI MADIUN DESEMBER 2013

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang Fisika Lingkungan yang berjudul Matahari ini dapat diselesaikan sesuai dengan tuntutan proses pembelajaran di Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Madiun. Makalah ini membahas tentang Matahari dan dampaknya bagi lingkungan. Penulis sangat berharap makalah ini dapat membantu dalam memahami hubungan yang terjadi antara Matahari dan dampaknya bagi lingkungan. Ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Madiun, Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISI JUDUL ............................................................................................................ i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan Penulisan .................................................................................. BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. A. Pengertian Matahari ............................................................................. B. Struktur Pada Matahari ........................................................................ C. Proses Pembentukan Matahari ............................................................. D. Dampak Matahari Bagi Lingkungan .................................................... BAB III PENUTUP ......................................................................................... A. Simpulan .............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matahari merupakan pusat tata surya di galaksi Bima Sakti. Matahari mempunyai struktur, karakteristik, materi penyusun, dan manfaat yang khusus bagi kehidupan manusia. Salah satu manfaat matahari bagi kehidupan adalah energy yang dipancarkan oleh matahari dapat dimanfaatkan oleh berbagai makhluk hidup. Contohnya tumbuhan yang memanfaatkan energi matahari untuk melakukan proses fotosintesis, dan manusia yang memanfaatkan energy matahari sebagai energy alternative ramah lingkungan yang sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan energy manusia. Ditinjau dari segi lingkungan, energy matahari sangat bermanfaat serta tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Hal inilah yang melatarbelakangi kami menyusun makalah yang berjudul Matahari ini untuk mengetahui sejauh mana manfaat matahari bagi lingkungan. B. Rumusan Masalah Dari uraian dalam latar belakang, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan Matahari? 2. Bagaimana struktur pada Matahari? 3. Bagaimana proses pembentukan Matahari? 4. Apa dampak Matahari bagi lingkungan? C. Tujuan Penulisan Setelah menelaah latar belakang pembuatan makalah, maka dapat dirumuskan menjadi suatu tujuan pembuatan makalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian Matahari.

2. Untuk mengetahui struktur pada Matahari. 3. Untuk mengetahui proses pembentukan Matahari. 4. Untuk mengetahui dampak Matahari bagi lingkungan.

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Matahari

Gambar 1. Matahari Matahari adalah bintang di pusat tata surya yang berbentuk bola raksasa. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan

massanya (sekitar 21030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86% massa total Tata Surya. Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa Matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain. Matahari adalah bintang deret utama tipe G yang kira-kira terdiri dari 99,85% massa total Tata Surya. Bentuknya nyaris bulat sempurna dengan kepepatan sebesar sembilan per satu juta, artinya diameter kutubnya berbeda 10 km saja dengan diameter khatulistiwanya. Karena Matahari terbuat dari plasma dan tidak padat, rotasinya lebih cepat di bagian khatulistiwa ketimbang kutubnya. Peristiwa ini disebut rotasi diferensial dan terjadi karena konveksi pada Matahari dan gerakan massa-nya, akibat gradasi suhu yang terlampau jauh dari inti ke permukaan. Massa tersebut mendorong sebagian momentum sudut Matahari yang berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari kutub utara ekliptika, sehingga kecepatan sudutnya didistribusikan kembali. Periode rotasi aktual ini diperkirakan 25,6 hari di khatulistiwa dan 33,5 hari di kutub. Tetapi akibat sudut pandang yang berubah-ubah dari Bumi saat mengorbit Matahari, rotasi tampak di khatulistiwa kira-kira 28 hari. Efek sentrifugal rotasi lambat ini 18 juta kali lebih lemah dibandingkan gravitasi permukaan di khatulistiwa Matahari. Efek pasang planet lebih lemah lagi dan tidak begitu memengaruhi bentuk Matahari. Matahari adalah bintang Populasi I yang kaya elemen berat. Matahari tidak punya batas pasti seperti planet-planet berbatu, dan di kepadatan gas di bagian terluarnya menurun seiring bertambahnya jarak dari pusat Matahari. Meski begitu, Matahari memiliki struktur interior yang jelas. Radius Matahari diukur dari pusatnya ke pinggir fotosfer. Interior Matahari tidak bisa dilihat secara langsung dan Matahari sendiri tidak dapat ditembus radiasi elektromagnetik. Mengikuti seismologi yang memakai gelombang gempa untuk mengungkap struktur terdalam Bumi, disiplin

helioseismologi memakai gelombang tekanan (suara infrasonik) yang melintasi interior Matahari untuk mengukur dan menggambar struktur terdalam Matahari.

B. Struktur Matahari

Gambar 2. Struktur Matahari Matahari mempunyai struktur lapisan yang kompleks. Adapun struktur Matahari adalah sebagai berikut: 1. Inti Matahari Inti Matahari Inti adalah area terdalam dari Matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume Matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju bagian Matahari yang lebih luar.Sementara itu, energi panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir). Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa

sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dan cahaya yang diterima di Bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari Matahari melalui radiasi. Inti diperkirakan merentang dari pusatnya sampai 2025% radius Matahari. Kepadatannya mencapai 150 g/cm (sekitar 150 kali lipat kepadatan air) dan suhu mendekati 15,7 juta kelvin (K). Inti adalah satu-satunya wilayah Matahari yang menghasilkan energi termal yang cukup melalui fusi; 99% tenaganya tercipta di dalam 24% radius Matahari, dan fusi hampir berhenti sepenuhnya pada tingkat 30% radius. Sisanya dipanaskan oleh energi yang ditransfer ke luar oleh radiasi dari inti ke layar konvektif di luarnya. Energi yang diproduksi melalui fusi di inti harus melintasi beberapa lapisan dalam perjalanan menuju fotosfer sebelum lepas ke angkasa dalam bentuk sinar matahari atau energi kinetik partikel. 2. Zona Radiatif. Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti Matahari. Energi dari inti dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian Matahari yang lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir. 3. Zona Konvektif Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhu zona konvektif adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti Matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti Matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif.Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom

akan terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu. 4. Fotosfer Fotosfer atau permukaan Matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi Matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah meninggalkan Matahari. 5. Kromosfer. Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana Matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari. Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana. 6. Korona Korona merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di

sekeliling Matahari. Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.

C. Proses Pembentukan Matahari Matahari merupakan sebuah bintang, sama seperti bintang lain di langit yang terlihat kecil. Yang membedakan adalah jarak bintang-bintang lain yang lebih jauh dari matahari. Gravitasi merupakan hal yang membentuk struktur dari galaksi dan isinya termasuk bintang. Sebuah bintang merupakan sebuah bola plasma besar yang terdiri dari Hydrogen dan Helium. Bintang akan selalu tetap hidup selama terjadi pergolakan antara gravitasi yang menekan gas-gas ini melawan tekanan thermal yang terjadi dari fusi nuklir. Diibaratkan sebagai sebuah balon yang menggelembung. Tekanan di dalam mencoba mempertahankan bentuk balon menggelembung dengan menyeimbangkan dengan tekanan di luar balon. Begitu pula dengan matahari. Gaya gravitasi yang mencoba menghancurkan gas tersebut harus seimbang dengan tekanan thermal hasil fusi gas. Bila keseimbangan ini terganggu, bentuk dari bintang akan berubah. Proses terbentuknya bintang dan hal-hal yang mempengaruhi dijelaskan sebagai berikut: 1. Tekanan

Gambar 3. Pengaruh tekanan pada proses pembentukan bintang Bintang merupakan reaktor fusi nuklir alami, karena itu untuk memanaskan gas, matahari memerlukan energi. Energi ini didapat dari fusi nuklir yang terjadi di dalamnya. Fusi nuklir merupakan proses yang terjadi di dalam matahari dimana inti nuklir ringan seperti hydrogen mencoba menjadi elemen lain melalui proses fusi di suhu 7 juta kelvin. Hasilnya adalah elemen sesudah fusi memiliki massa yang lebih ringan daripada elemen sebelum fusi. Massa yang hilang ini menjadi energi (dapat dihitung menggunakan rumus Einstein E=mc2). Dapat dikatakan, matahari menjadi reaktor fusi nuklir alami atau tungku api alam semesta dimana elemen berat seperti Carbon dan Nitrogen disintesis.

2. Fusi nuklir Gambar 4. Fusi nuklir pada proses pembentukan bintang Semakin massive (padat) sebuah bintang, semakin cepat matinya. Massa awal sebuah bintang sangat berpengaruh terhadap evolusinya di masa depan. Teori evolusi bintang menyatakan bahwa semakin besar sebuah bintang, gaya gravitasi yang bekerja juga semakin besar. Artinya proses fusi juga semakin cepat yang menyebabkan bintang semakin panas. Dalam kata lain, hydrogen yang digunakan semakin besar sehingga bintang lebih cepat mati. 3. Teori Evolusi

Gambar 5. Teori evolusi bintang Selanjutnya dijelaskan proses terbentuknya Matahari sebagai berikut: a. Interstellar gas masuk ke dalam gravitasi. 6 miliar tahun yang lampau, awan hidrogen dingin yang merupakan bintang di masa lalu yang sudah mati mulai masuk ke dalam gravitasi. Awan ini terdiri dari elemen yang dahulu merupakan nenek moyang dari matahari. Awan gas dan debu ini mulai masuk ke dalam gravitasi dan menyebabkan ledakan supernova. Ledakan ini menghasilkan energi yang besar dan menstimulus energi potensial gravitasi dikonversikan menjadi energi panas yang menyebabkan gas juga ikut menjadi panas.

Gambar 6. Interstellar gas masuk ke dalam gravitasi b. Terbentuknya inti Matahari. Semakin banyak gas yang jatuh ke dalam gravitasi menyebabkan gumpalan awan ini menjadi makin padat dan panas. Kemudian terbentuklah protostar, atau bayi matahari, berbentuk bulat yang merupakan inti dari matahari. Proses meleburnya gas dalam gravitasi terus berlanjut untuk meningkatkan panas. Akan tetapi bila massa inti ini tidak lebih berat dari massa gumpalan maka proses ini akan berhenti dan tidak akan ada matahari. Itulah sebabnya banyak bintang yang menyandang status baru lahir tetapi tidak pernah dapat disebut sebuah bintang. Pada kasus matahari, prosesnya terus berlanjut dan menjadi semakin panas.

Gambar 7. Terbentuknya inti Matahari c. Fusi Hidrogen dimulai. Saat suhu mencapai 7 juta kelvin, proses fusi hydrogen menjadi helium terjadi. Pada kondisi ini protobintang dapat dikatakan sebagai bintang. Kondisi ini menciptakan hydrog sehingga tekanan panas dapat sama dengan tekanan gravitasi. Kondisi ini dinamakan keseimbangan hydrostatis. Fase ini dinamakan Main Sequence. Mulai fase ini, matahari akan terus menfusikan hydrogen menjadi helium selama

4,5 miliar tahun. Saat ini, matahari sedang dalam fase ini Gambar 8. Ledakan Matahari

D. Dampak Matahari Bagi Lingkungan Matahari adalah bintang yang mempunyai banyak manfaat bagi lingkungan dan kehidupan. Dampak positif matahari terhadap lingkungan salah satunya adalah matahari mampu menghasilkan energi dan cahaya yang sangat bermanfaat. Energi matahari adalah energi yang berasal dari matahari dan didapat dengan mengubah energi panas Matahari melalui peralatan tertentu untuk menjadi sumber daya dalam bentuk lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan energi. Selain itu energi matahari termasuk kedalam sumber energi yang tidak merugikan lingkungan. Penggunaan energi matahari. Energi matahari dalam kehidupan sehari-hari dapat kita gunakan untuk mengeringkan pakaian. Sedangkan tumbuhan memanfaatkan energi matahari untuk berfotosintesis. Namun seiring perkembangan jaman, bukan hanya itu saja manfaat yang dapat kita ambil dari panas matahari. Dijaman sekarang ini energi matahari bisa kita manfaatkan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depan energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap kesempatan. Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Antara lain dengan panel surya dan pembangkit listrik tenaga surya. Energi matahari tidak hanya menguntungkan bagi tumbuhan karena tumbuhan menggunakannya untuk membuat makanan atau berfotosintesis. Manfaat lain yang kita dapat dari energi matahari adalah kita bisa lebih hemat dalam penggunaan bahan bakar minyak yang kini semakin sedikit jumlahnya. Kita juga bisa membantu pencegahan pemanasan global karena energi ini sangat ramah lingkungan. Jadi kita tidak perlu khawatir akan memperparah kerusakan lapisan ozon yang kini semakin memprihatinkan. Selain itu jika kita memanfaatkan energi matahari kita dapat menghemat pengeluaran karena jika kita memanfaatkan energi ini kita tidak perlu khawatir mengenai harganya yang mahal. Dengan begitu kita bisa lebih menghemat dan

juga ikut menjaga kelestarian lingkungan yang keadaannya semakin hari semakin tercemar.

BAB III PENUTUP A. Simpulan 1. Matahari Matahari adalah bintang di pusat tata surya yang berbentuk bola raksasa. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 21030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86% massa total Tata Surya. Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa Matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain. 2. Matahari mempunyai struktur lapisan yang kompleks yaitu inti Matahari, zona radiatif, zona konvektif, fotosfer, kromosfer, korona. 3. Proses pembentukan Matahari diawali dari kabut purba di luar angkasa. Gaya gravitasi antar molekul menyebabkan adanya gerakan dan pusaran-pusaran. Pemampatan pada tempat-tempat tertentu sementara proses pemipihan terus berlangsung. Gumpalan kabut yang berada di tengah pusaran menjadi Matahari, sedangkan gumpalan-gumpalan yang lain menjadi planet. 4. Matahari adalah bintang yang mempunyai banyak manfaat bagi lingkungan dan kehidupan. Dampak positif matahari terhadap lingkungan salah satunya adalah matahari mampu menghasilkan energi dan cahaya yang sangat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA Asplund, M., N. Grevesse and A. J. Sauval . 2006. "The new solar abundances - Part I: the observations". Communications in Asteroseismology 147: 7679. Bonanno, A., et.al. 2008. "The age of the Sun and the relativistic corrections in the EOS". Astronomy and Astrophysics 390 (3): 11151118. Dwivedi, Bhola N. 2006. "Our ultraviolet Sun". Current Science 91 (5): 587595. Hansteen, V.H., Leer, E. 1997. "The role of helium in the outer solar atmosphere". The Astrophysical Journal 482 (1): 498509. Phillips, Kenneth J. H. 1995. Guide to the Sun. Cambridge University Press : 7879. Zirker, Jack B. 2002. Journey from the Center of the Sun. Princeton University Press : 119120.

Anda mungkin juga menyukai