Anda di halaman 1dari 35

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan anak secara optimal. Taman Kanak-Kanak adalah salah satu Bentuk Satuan Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun. Anak usia Taman Kanak-Kanak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan

kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, Sosial Emosional, konsep, konsep diri, displin, kemandirian, moral dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Selama lebih dari satu semester dalam proses belajar mengajar di Kelompok A. berdasarkan pengamatan dan temuan adanya masalah kurangnya kemampuan mendengarkan dan berbicara anak dalam konteks pembicaraan tertentu, hanya 50 % dari anak yang mampu mengucap apa yang dibicarakan/dijelaskan guna mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dan guru berkomunikasi dengan temannya bisa memceritakan kembali cerita yang diceritakan guru. Sedangkan kemampuan mendengar

dan berbicara ini perlu adanya latihan-latihan. Dengan demikian guru harus menentukan sikap dengan cara memberikan pendidikan yang terbaik untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Dengan adanya permasalahan tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh penggunaan metode ber cerita dalam upaya meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak Kelompok A di TK Mawar Baregbeg Ciamis.

1.2.

Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, saya mengidentifikasi penyebab dari permasalahan tersebut adalah : 1. Anak tidak mampu mendengar/menyimak informasi 2. Anak tidak mampu berbicara untuk mengungkapkan kembali informasi yang didengarnya. 3. Metode pembelajaran kurang menarik anak untuk berbicara

1.3.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan

kemampuan mendengar dan berbicara anak ?

2. Bagaimana proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak melalui metode bercerita ? 3. Seberapa besar pengaruh penggunaan metode bercerita dalam meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak ?

1.5.

Tujuan Perbaikan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengesahkan efektivitas penggunaan metode bercerita dalam upaya meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak. 1. Meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak melalui metode bercerita. 2. Memperbaiki proses pembelajaran dengan metode bercerita 3. Mengembangkan kreativitas berbicara anak melalui metode bercerita

1.6.

Manfaat Perbaikan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembelajaran di TK. Khususnya untuk : 1. Anak Taman Kanak-Kanak agar mampu meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara dalam konteks pembicaraan tertentu. 2. Guru peneliti agar mampu membuat laporan tentang penelitian tindakan kelas, mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam tindakan, dan mampu untuk melakukan tindak lanjut dari hasil penelitian.

3. Pendidikan Taman Kanak-Kanak agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Taman Kanak-Kanak sesuai dengan perkembangan

anak usia Taman Kanak-Kanak, khususnya di TK Mawar Baregbeg Ciamis.

Sebagaimana yang tercantum dalam PP No. 74 Tahun 2008 Pasal I bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari pernyataan di atas, guru Taman Kanak-Kanak berperan sebagai fasilitator dan bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang dapat menumbuhkan prakarsa, motivasi dan tanggung jawab peserta didik untuk belajar. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, guru Taman Kanak-Kanak diharapakan mampu untuk menyusun mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakterstik anak usia Taman Kanak-Kanak. Landasan dalam pemicu melakukan penelitian ini adalah layanan pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam Undang Undang N. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya

yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Direktorat PADU Dirjen PLSP Depdiknas, 2002: 1-2). Beranjak dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka fokus dari penelitian adalah MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGAR DAN BERBICARA ANAK MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERITA PADA KELOMPOK A DI TK MAWAR.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.

METODE BERCERITA 2.1.1. Pengertian Metode Bercerita Pengertian secara etimologi berasal dari bahasa yunani metha erate di balik atau di belakang sedangkan hodos berarti jalan, jadi metodhos berarti di sebalik jalan (dwi Sisuoy dkk. 2005 : 85) dengan demikian metode diartikan sebagai tata cara melakukan sesuatu atau prosedur. Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seserang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus di sampaikan dalam bentuk pesan informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk di dengarkan dengan rasa menyenangkan. Dengan kata lain metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan daalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik Taman Kanak-Kanak dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di TK metode bercerita dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan, memberikan keterangan atau penjelasan tentang hal baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat

mengembangkan berbagai kompetensi dasar anak Taman Kanak-Kanak Biasanya kegiatan bercerita dilkasanakan pada kegiatan penutup sehingga ketika anak pulang anak menjadi tenang dan senang setelah mengikuti pembelajaran di taman Kanak-Kanak.

Menikmati sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang anak semenjak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan setelah memorinya mampu merekam beberapa kabar berita masa tersebut terjadi pada usia 4-6 tahun yang ditandai oleh berbagai kemampuan (Depdiknas, 2000 : 5) Menurut Piaget (Tampubolon 1991) sejak lahir hingga dewan pikiran anak berkembang melalui jenjang-jenjang berperiode sesuai dengan tingkatan kematangan anak itu secara keseluruhan dengan interaksi-interaksinya dengan lingkungannya, Kegitan bercerita yang dikembngkan oleh peneliti akan

meningktkan kemampuan anak dalam mendengar dan menambah pembendaharaan kosakata sehingga dapat membantu kemampuan anak berbicara Menurut Prof Dr. Tampubolon (1991) dengan bercerita

pendengaran anak dapat difungsikan denagn baik untuk membantu kemampuan berbicara. 2.1.2. Manfaat metode bercerita Bagi anak TK Penggunaan metode bercerita dapat dimanfaatkan untuk : 1. Melatih daya serap atau daya tangkap anak 2. Melatih daya pikir anak TK 3. Melatih daya konsentrasi 4. Mengembangkan daya imajinasi anak 5. Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangan 6. Membantu perkembnagan bahasa anak dalam berkomunikasi

2.1.3. Tujuan kegiatan bercerita anak TK Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak dapat berbicara apabila tidak memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang di dengarkan dan di ceritakannya, sehingga si anak dari isi cerita dapat dipahami dan almbat laun di dengarkan di perhatian, di laksanakan di ceritakan pada orang lain karena menurut Jerome S Bruner (Tampubolon, 1991) bahasa berpengaruh besar pada perkembangan pikitran anak.

2.1.4. Kelebihan dan kekurangan penggunaan metode bercerita 2.1.4.1. Kelebihan

Dapat menjangkau jumlah anak yang relative lebih banyak Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien.

Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana Guru dapat menguasai kelas dengan mudah Secara relative tidak banyak memerlukan biaya

2.1.4.2. -

Kekurangan

Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan atau menerima penjelasan dari guru

Kurang merangsang perkembangan kreatifitas dan kemampuan siswa untuk mengutarakan pendapatnya

Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga sukar memahami tujuan pokok isi cerita

Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajian tidak menarik.

2.1.5. Rancangan Kegiatan Bercerita bagi anak TK Langkah langkah pelaksanaan kegiatan bercerita : 1. Dengan bernyanyi diiringi musik atau melalui permainan anak dikondisikan tempat duduknya, agar anak dapat duduk dengan nyaman dan melihat guru yang sedang bercerita 2. Guru melakukan apersepsi dengan percakapan yang dapat memotivasi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan cerita guru, percakapan diarahkan ke isi cerita dan menyebutkan judul cerita. Guru memperkenalkan atau memperlihatkan media yang akan dipakai, agar anak tidak verbalisme. 3. Setelah selesai memberikan apersepsi, guru memberikan

kesempatan anak untuk menyebutkan kembali judul cerita tersebut 4. Ketika situasi sudah tenang dan nyaman siap mendengarkan cerita, guru mulai bercerita dengan mimic dan pantomime dis esuaikan dengan isi cerita. 5. Setelah selesai bercerita, guru melakukan evaluasi isi cerita dalam bentuk pertanyaan atau peragaan, misalnya : Ayo sebutkan judul tadi? Siapa saja yang ada di cerita tadi? Bagaimana perilaku contoh dalam cerita tadi?

6. Guru menyimpulkan isi cerita tersebut, agar isi cerita dapat dipahami dan dimengerti anak. 7. Akhirnya dengan kemampuan berbahasa yang anak miliki, berilah ia kesempatan untuk menceritakan kembali atau menyimpulkan cerita yang baru saja ia dengarkan.

2.2.

Kemampuan Mendengar Kemampuan mendengar anak dapat dilatih sejak ia dalam kandungan ibunya, misalnya melalui : mendengarkan musik, mengaji dll. Metode-metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan mendengar pada anak Taman Kanak-Kanak adalah : misalnya mendengarkan atau memperkenalkan bunyi-bunyi tertentu seperti bunyi kendaraan, suara binatang, bunyi pintu ditutup atau juga bunyi bahasa. Melalui permainan misalnya : anak tidak boleh menyebutkan kata yang dibisikan guru dengan suara keras atau bisik berantai, menjawab pertanyaan.

2.3.

Kemampuan Berbicara Perkembangan berbicara pada anak berasal dari anak penggumam maupun membeo, Dyson (dalam Bromly 1992) berpendapat bahwa perkembangan berbicara memberikan konstribusi yang besar terhadap perkembangan menulis pada anak, anak memiliki kemampuan menulis dipengaruhi oleh kemampuan sebelumnya (dalam hal ini kemampuan berbicara) sehingga dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, ketika anak tumbuh dan berkembang, terjadi peningkatan baik dalam hal kuantitatif maupun kualitas, produk bahasanya secara bertahap kemampuan anak meningkat, bermula dari

mengekspresikan suara saja hingga mengekspresikan dengan komunikasi

10

Ada dua tipe perkembangan berbicara anak 1. Egosentric speech : ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak bicara pada dirinya sendiri (monolog) 2. Socialized speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya ataupun dengan lingkungannya, hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan adaptasi sosial anak

Tujuan bicara adalah untuk memberitahukan, melaporkan, menghibur, membujuk, dan meyakinkan seseorang. Hur Lock

mengemukakan dua kriteria untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar atau hanya sekedar, membeo sebagai berikut : 1. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu

menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya. 2. Anak mampu melapalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan mudah 3. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering mendengar atau menduga-duga

2.4.

Anak 2.4.5. Pengertian Anak Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa yang membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal.

11

Menurut John Loke (dalam Gunarso, 1986) anaka dalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai pikiran, perasaan, sikap dan minat, berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasannya. Hadiotono (dalam Damayanti, 1992) berpendapat bahwa anak merupakan makhluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembanganya.

2.4.2. Karakteristik Anak 1. Rasa ingin tahu dan sikap antusias terhadap segala sesuatu, senang berpetualang, berbicara memperhatikan dan membicarakan tentang hal-hal yang dilihat dan didengarnya. 2. Keinginan yang kuat untuk mengobservasi lingkungan membuat anak senang ikut bepergian, sehingga anak dapat mengenal lingkungannya dan memperoleh pengalaman yang positifyang dapat mengembangkan minat keilmuan anak. 3. Dalam kaitannya dengan aspek fisik, anak perlu aktif dalam berbagai aktifitas yang diperlukan untuk pengembangan otot kecil maupun besar yang berguna bagi anak dalam menguasai keterampilan-ketrampilan dasar akademik seperti belajar

menggambar, menulis. Gerakan fisik bagi anak sangat berpengaruh terhadap penumbuhan rasa harga diri (self esteem_ dan bahkan perkembangan kognisi (Bredekamp, 1987) 4. Dalam kaitannya dengan aspek intelektual, anak pra sekolah masih melekat sifat egosentriknya. Hal ini dapat dilihat ketika anak

12

bermain dengan teman-temannya dan terjadi konflik diantara mereka atau ketika berebut alat permainan. 5. Dalam kaitannya dengan aspek sosial, anak pra sekolah telah menunjukkan hubungan dan kemampuannya kerjasama dengan teman-temannya. Anak pada umumnya memilih taman berdasarkan kesamaan aktivitas dan kesenangan 6. Dalam kaitannya dengan aspek emosi, anak dapat lebih aktif untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya serta mampu mengekspresikan keinginan-keinginannya pada orang lain. 7. Dalam kaitannya dengan perkembangan bahasa, anak usia pra sekolah mulai menunjukkan hubungan dan kemampuan kerjasama dengan teman-temannya, dapat memahami pembicaraan dan pandangan orang lain.

Anak merupakan individu dalam perkembangannya, baik dalam perbedaan sosial, intelektual, emosi, kepribadian, minat maupun kecakapannya.

13

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN

3.1.

SUBJEK PENELITIAN Perbaikan kegiatan pembelajaran Upaya untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar dan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Pada Kelompok A TK Mawar. 1. Lokasi a. Nama TK b. Alamat c. Kelompok d. Tema e. Waktu : TK MAWAR : Dusun Desa Baregbeg Kec. Baregbeg Kab. Ciamis :A : AIR,UDARA,API : Minggu, 26 Maret 2012, semester 2

Karakteristik Anak Kelompok A JENIS KELAMIN L P L L P P P L L L L P L L P L P LATAR BELAKANG Rajin dan tekun Pendiam, agak tekun Pendiam Periang Periang Rajin, periang Rajin periang Pendiam, tekun Pemarah Pendiam Pendiam tapi tekun Periang, rajin Rajin dan tekun Periang dan rajin Rajin dan tekun

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

NAMA ANAK Alif Hila N Muhammad Fahmi Alia Dwi Lestari Alya Fridya S Anggi Mulyani Asep Dena S Fathin Aiman Fikri Habib M Gelia Nugraha Novita Tri R Rendiana Rifki Maulana Susy R Yanuar Aidil R Dewi Alini

UMUR 5,5 5,5 5,5 5 5 5,5 5,5 5,5 5 5 5 5 5,5 5 5

14

2. Waktu Pelaksanaan a. Siklus I b. Siklus 2 : hari Senin sampai Sabtu (26 s/d 31 Maret 2012) : hari Senin Sampai Sabtu (02 s/d 07 April 2012)

3.2.

DESKRIPSI PERSIKLUS 3.2.1. Siklus I 3.2.1.1. Tahap Perencanaan 1. Tindakan yang akan dilaksanakan alternative perbaikan dalam dua siklus pada siklus 1 peneliti merencanakan tindakan/alternative perbaikan dalam bentuk scenario perbaikan RKH (Rencana Kegiatan Harian)

RKH 1 : Tindakan yang akan dilakukan adalah anak mampu mendengarkan dan berbicara melalui mendengarkan cerita Adik Tersedak Air RKH 2 : Tindakan yang akan dilakukan adalah anak mendengarkan cerita Gara-gara Main Api RKH 3 : Mendengarkan cerita Pengalaman Anak Lain RKH 4 : Bercerita Dengan gambar yang dibuat anak RKH 5 : Bercerita Tentang hasil karya yang dibuatnya (membentuk dari wing blok)

15

2. Langkah-Langkah Perbaikan a. Skenario Perbaikan RKH I Bercerita Tentang Adik Tersedak Air Guru mengkonsidikan tempat duduk anak dengan posisi setengah lingkaran, agar anak duduk dengan nyaman dan melihat guru yang sedang bercerita Guru mengadakan apersepsi dengan percakapan yang dapat memotivasi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan cerita guru Anak memperhatikan dengan seksama Guru memperlihatkan alat/media yang akan di pakai buku cerita, alat-alat yang ada hubungannya dengan cerita Guru mulai bercerita tentang Adik Tersedak Air setelah selesai bercerita guru mengadakan evaluasi tentang judul dan isi cerita Guru menyimpulkan isi cerita Dengan kemampuan berbicara bahasa abak miliki anak ke depan untuk menceritakan cerita tadi.

b. Skenario Perbaikan RKH 2 Bercerita tentang Gara-gara Main Api Dengan posisi duduk melingkar anak sisp mendengarkan dan memperhatikan cerita guru Guru mengadakan apersepsi Memperlihatkan gambar-gambar yang akan di pakai dan buku cerita Guru mulai bercerita Anak mendengarkan dan memperhatikan lalu mengadakan Tanya jawab mengenai judul cerita dari isi cerita.

16

c. Skenario Perbaikan RKH 3 Bercerita tentang Pengalaman Anak Lain/teman Guru mengkondisikan tempat duduk anak dengan posisi setengah lingkaran, agar anak duduk dengan nyaman dan melihat guru yang sedang bercerita Guru mengadakan apersepsi dengan percakapan yang dapat memotivasi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan cerita anak lain/teman. Anak memperhatikan dengan seksama Guru memperlihatkan alat/media yang akan di pakai, alat-alat yang ada hubungannya dengan cerita tentang pencampuran warna Guru mulai mempersilahkan anak untuk bercerita tentang pengalamanya mengenai warna-warna air. setelah selesai bercerita guru mengadakan evaluasi tentang pengalaman anak tadi. Guru menyimpulkan isi cerita Dengan kemampuan berbicara bahasa yang anak miliki, anak ke depan untuk menceritakan pengalamanya secara bergiliran.

d. Skenario Perbaikan RKH 4 Bercerita tentang Gambar yang dibuat Anak Dengan posisi duduk melingkar anak siap mendengarkan dan memperhatikan guru Guru mengadakan apersepsi dan guru memberitahukan bahwa hari ini yang akan bercerita adalah anak-anak Guru membagikan hasil gambar anak pada waktu yang lalu yaitu hari Kamis, 29 Maret 2012 Anak-anak senang melihat hasil gambarnya dibagikan

17

Guru mempersilahkan anak untuk maju ke depan dan menceritakanhasil gambar yang dibuatnya

Anak maju ke depan dan menceritakan gambar yang dibuatnya secara bergilir.

Anak mendengarkan dan memperhatikan lalu mengadakan Tanya jawab mengenai gambar yang dibuat anak yang maju ke depan.

Guru memberikan penguatan terhadap anak yang berani ke depan dan menceritakan isi gambar yang dibuatnya.

e. Skenario Perbaikan RKH 5 Bercerita : hasil karya yang dibuat anak Guru mengkondisikan tempat duduk anak dengan posisi setengah lingkaran Guru memberitahukan bahwa hari ini yang akan bercerita anakanak Guru membagikan hasil karya anak pada waktu di area balok Anak-anak senang melihat hasil karyarnya dibagikan Setelah semua kebagian hasil karyanya masing-masing guru menyuruh anak siapa yang akan ke depan menceritakan hasil karyanya.

3.2.1.2.

Tahap Pelaksanaan Prosedur kegiatan pengembangan

RKH I

Kegiatan di fokuskan pada kemampuan mendengar

dan berbicara melalui bercerita RKH 2 : Fokus kegiatan pada kemampuan mendengar dan

berbicara melalui bercerita

18

RKH 3

Difokuskan pada kemampuan mendengar dan

berbicara melalui kegiatan bercerita tentang gambar yang dibuatnya. RKH 4 RKH 5 : : Difokuskan pada kegiatan bercerita anak Difokuskan pada kegiatan bercerita, anak bercerita

tentang hasil karya yang dibuatnya Prosedur kegiatan pengembangan secara umum adalah kegiatan anak yang banyak menggunakan cerita cerita sehingga anak akan terlatih kemampuan pendengarannya dan kemampuan bicaranya sarana dan tehnik pelaksanaan untuk tujuan perbaikan pengembangan agar berhasil optimal.

3.2.2. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrument. Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pengembangan di siklus 1 ini menggunakan : Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara 1. Instrumen yang digunakan adalah : Rencana satu siklus (terlampir) Rencana kegiatan 5 RKH (terlampir) Skenario perbaikan RKH 1 s/d 5 (terlampir) Lembar Refleksi

19

2. Data Observasi a. Lembar observasi kegiatan guru Siklus I Ya dapat Tidak

No 1 2 3

Aspek yang diamati

4 5

Apakah penggunaan metode bercerita meningkatkan kemampuan pendengaran anak Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan bercerita anak Apakah sesuai penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak Apakah metode bercerita dapat menarik perhatian anak Apakah dengan menggunakan metode bercerita kemampuan mendengar dan berbicara anak terlatih dengan baik.

b. Hasil Belajar siswa Nilai Anak 7 3 5

3.2.2.1. Refleksi Setelah melakukan perbaikan dalam pembelajaran dan pengembangan peneliti melakukan refleksi diri, yaitu dengan menilai apa saja yang telah saya lakukan. Dalam kegiatan perbaikan itu apakah masih ada

kekurangan atau kelebihan atau masih perlu perbaikanlagi untuk hari berikutnya

20

Inilah hasil refleksi saya dan scenario perbaikan, sampai dengan scenario perbaikan 5 : 1) Kelebihan dan kekurangan tindakan perbaikan

pengembangan setelah melaksanakan : Scenario perbaikan RKH I Kekuatan : Dengan penggunaan teknik bercerita anakanak tertarik untuk mengikuti kegiatan. : Anak-anak kurang aktif atau pasif.

Kelemahan -

Scenario perbaikan RKH 2 Kekuatan : Dengan memperlihatkan gambar-gambar tentang cerita yang akan diberikan anak antusias mendengarkan cerita : Anak-anak kurang aktif.

Kelemahan -

Skenario perbaikan RKH 3 Kekuatan : Dengan memperlihatkan gambar dan buku cerita tentang pengalaman anak yang lain, senang mendengarkan cerita dan mengomentari isi cerita tersebut : sebagian anak hanya duduk pasif.

Kelemahan -

Scenario perbaikan RKH 4 Kekuatan : anak senang mendengarkan cerita dari guru tentang gambar yang dibuat anak : sebagian anak pasif.

Kelemahan

21

Scenario Perbaikan RKH 5 Kekuatan : Guru membagikan hasil karyanya, anak senang melihat hasil karyanya anak senang ketika guru menyuruh anak ke depan untuk menceritakan hasil karya yang dibuatnya. : masih ada anak yang tidak mau ke depan dan tidak bisa menceritakan hasil karyanya

Kelemahan

Dalam merancang dan melaksanakan sesuatu tindakan perbaikan kegiatan pembelajaran terdapat kekuatan dan kelemahan diri. Setelah saya melakukan tindakan perbaikan dan kegiatan pengembangan dalam rancangan satu siklus pada siklus saat ini, peneliti menyimpulkan bahwa : a. Kekuatan diri : Dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi semua harus saling berkaitan samasama lain sehingga dalam kegiatan perbaikan pengembangan akan dapat berhasil dengan optimal peneliti merasa dengan adanya sumber belajar dan alat peraga yang akan di pakai sesuai dengan tingkat perkembangan anak, tapi kita juga tidak boleh melupakan peran serta anak didik kita sebagai subjekdalam proses perbaikan ini harus favorit, karena tanpa mereka kegiatan perbaikan tidak akan berhasil. : Kelemahan peneliti dalam siklus 1 masih belum bisa penguasaan kelas, misalnya masih ada anak yang tidak memperhatikan, anak-anak rebut, sehingga pembelajaran agak terganggu Maka peneliti tetap masih akan membuat satu siklus rancangan lagi pada siklus 2

b. Kelemahan diri

22

3.2.3. Siklus 2 3.2.3.1. Tahap perencanaan Pada siklus 2 tindakan yang akan dilakukan alternative perbaikan tindakan dalam rancangan 1 siklus yaitu dengan merencanakan tindakan (alternative ) perbaikan dalam bentuk skenario perbaikan RKH (Rencana Kegiatan Harian) RKH 1 : Kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan di RKH 1 adalah di fokuskan pada kegiatan bercerita, anak mendengarkan dan menyimak cerita yang disampaikan guru, anak menjawab pertanyaan guru dan menyuruh anak ke depan untuk menceritakan cerita tadi dengan judul Tentang Ulang Tahunku : Kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan di RKH 2 adalah di fokuskan pada kegiatan bercerita anak mendengarkan dan selesai bercerita guru menyuruh anak menjawab pertanyaan guru dan menyuruh anak ke depan untuk menceritakan cerita tadi dengan judul kebakaran. : Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan di RKH 3 masih tetap di fokuskan pada kegiatan menceritakan tentang pengalaman sendiri, guru mengajak anak untuk berkomunikasi tentang cerita/pengalaman anak dan guru menyuruh anak ke depan secara bergiliran untuk menceritakan pengalamanya masing-masing. : Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan di RKH 4 di fokuskan pada kegiatan menceritakan gambar yang dibuat sehari sebelumnya Anak mendengarkan/menyimak cerita anak lain tentang gambar yang dibuatnya, guru mengadakan Tanya jawab tentang gambar dan isi gambar dari anak yang tampil ke depan untuk menceritakan tentang gambar yang dibuatnya

RKH 2

RKH 3

RKH 4

23

RKH 5

: Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada RKH 5 difokuskan pada kegiatan menceritakan/menginformasikan tentang apa yang dibuatnya yaitu membentuk mainan dari faco blok/lego dan menceritakan peran dari mainanya itu.

3.2.3.2.

Tahap Pelaksanaan Prosedur Kegiatan Pengembangan ini adalah :

RKH 1

: Kegiatan pengembangan di RKH 1, anak difokuskan agar dapat mendengarkan/menyimak cerita guru dan menjawab pertanyaan guru tentang isi cerita yang diceritakan guru. : Kegiatan pengembangan di RKH 2, merupakan melanjutan dari RKH 1, dimana anak difokuskan menyimak cerita dan menceritakan kembali cerita yang sudah diceritakan guru. : Kegiatan di RKH 3 diharapkan anak dapat menceritakan pengalaman sendiri dengan bahasanya sendiri secara lugas dan ekspresif. : Kegiatan pengembangan di RKH 4 anak difokuskan untuk kegiatan menggambar bebas dan menceritakan isi gambar yang dibuatnya dengan bahasanya yang dimilikinya. : Kegiatan di RKH 5 masih melanjutkan kegiatan pengembangan di RKH 4 dengan pola kegiatan yang berbeda yaitu membentuk dengan dengan faco blok atau lego dan menceritakan apa yang dibuat anak tersebut.

RKH 2

RKH 3

RKH 4

RKH 5

3.2.4. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrument Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pengembangan di siklus 2 ini saya menggunakan :

24

1) Instrumen yang digunakan adalah : Rancangan satu siklus (terlampir) Rancangan 5 RKH (terlampir) Skenario perbaikan RKH 1s/d 5 (terlampir) APKG-PKP 1 dan APKG-PKP 2 (terlampir) Lembar refleksi (terlampir)

2) Data Observasi a. Lembar observasi kegiatan guru Siklus II Ya Tidak

No 1 2 3

Aspek yang diamati Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan pendengaran anak Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan bercerita anak Apakah sesuai penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak Apakah metode bercerita dapat menarik perhatian anak Apakah dengan menggunakan metode bercerita kemampuan mendengar dan berbicara anak terlatih dengan baik.

4 5

b. Hasil Belajar siswa Nilai Anak 10 2 3

25

3.2.4.1.

Refleksi

1) Kekuatan dan Kelemahan Tindakan Perbaikan Kegiatan Pengembangan Scenario perbaikan RKH 1. Kekuatan : Kekuatan yang saya miliki dalam menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang dilaksanakan. : Kelemahan yang saya miliki dalam melakukan pendekatan terhadap anak kurang optimal.

Kelemahan

Scenario perbaikan RKH 2 Kekuatan : Kekuatan dalam merancang dan melaksanakan pengembangan sudah sesuai dengan pelaksanaan. : Kelemahan yang saya miliki dalam penggunaan metode masih ada yang kurang tepat.

Kelemahan

Scenario perbaikan RKH 3 Kekuatan : Pada kegiatan ini saya memiliki kekuatan pada pendekatan terhadap anak dirancang dan diusahakan seoptimal mungkin : Dalam proses dan hasil belajar, anak masih belum konsisten karena saya dalam memotivasi anak belum menyeluruh.

Kelemahan

Scenario perbaikan RKH 4 Kekuatan : Saya merasa kekuatan saya pada pengalaman mengajar dan penyediaan alat yang variatif,sesuai dengan tujuan yang direncanakan juga keikutsertaan anak terlibat secara optimal dalam kegiatan pembelajaran.

26

Kelemahan

: Masih ada penggunaan waktu yang masih belum optimal.

Scenario perbaikan RKH 5 Kekuatan : Kekuatan terdapat pada media yang mendukung sehingga konsentrasi anak optimal juga perhatian yang menyeluruh pada anak, juga tehnik pelaksanaan yang sesuai dengan perkembangan kemampuan anak. : Masih dalam penilaian proses dan hasil belajar anak.

Kelemahan

2) Kekuatan dan Kelemahan diri dalam merancang dan melakukan sesuatu tindakan perbaikan kegiatan

pengembangan Setelah saya melakukan suatu tindakan perbaikan kegiatan pengembangan dalam rancangan satu siklus pada siklus ini, saya menyimpulkan bahwa : a. Kekuatan diri Dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi semua harus saling berkaitan satu sama lain, sehingga hasil perbaikan pengembangan juga akan dapat berhasil dengan optimal. Saya sudah berusaha dengan menyediakan media yang variatif ternyata memang dapat memfokuskan perhatian anak terhadap apa yang akan saya sampaikan, sehingga anak dapat menyimak dengan baik pembelajaran yang saya laksanakan dan terlihat kemampuan berbicara

27

anakpun meningkat. Selain itu dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode bercerita saya menjiwai apa yang saya sampaikan tentu saja karena tema yang saya bawakan adalah lingkungan terdekat anak.

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

HASIL PENELITIAN Secara keseluruhan dari hasil perbaikan kegiatan dan

pengembangan dalam siklus 1 dan 2 adalah :

Hasil penelitian a. Lembar observasi kegiatan guru Siklus I Tidak Siklus II Ya Tidak

No 1

Aspek yang diamati

4 5

Ya Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan pendengaran anak Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan bercerita anak Apakah sesuai penggunaan metode bercerita untuk meningkat kan kemampuan mendengar dan berbicara anak Apakah metode bercerita dapat menarik perhatian anak Apakah dengan menggunakan metode bercerita kemampuan mendengar dan berbicara anak terlatih dengan baik.

b. Hasil belajar anak Nilai Siklus 1 7 anak 3 anak 5 anak Siklus 2 10 anak 2 anak 3 anak

29

4.1.1. Siklus 1 Dalam siklus 1 perbaikan kegiatan pengembangan diutamakan pada kegiatan dimana anak dapat mendengar/menyimak dan mengenal bermacam-macam cerita, selain itu anak juga mendapat pengalaman berbicara atau bercerita baik itu cerita dari buku ataupun dari pengalaman anak sendiri. Anak belajar mengungkapkan apa yang ada dipikiranya dengan bahasanya sendiri secara sederhana tapi dapat dimengerti orang lain. Pendidik sudah berupaya dengan berbagai bentuk perbaikan dan peningkatan dalam berbagai hal, diantaranya penguasaan kelas,

penyususunan materi, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran,penataan kegiatan, alokasi waktu serta penilaian proses dan hasil belajar anak dari semua persiapan ini akhirnya perbaikan dapat dilaksanakan.

4.1.2. Siklus 2 Perbaikan kegiatan pengembangan diutamakan agar anak dapat menyampaikan informasi dan menceritakan tentang pengalaman yang dialaminya, berkreativitas dengan kata-kata untuk mengungkapkan hasil pemikiranya. Kreativitas berbicara anak akan tergali karena sering diulang-ulang dan dikondisikan untuk lebih banyak diberi kesempatan dan rangsangan untuk berbicara. Anak terlatih berbicara dan dapat menghargai pembicaraan atau pendapat orang lain.guru yang sering mengajak anak

30

berkomunikasi dan menghargai pendapat anak berpengaruh positip terhadap perkembangan bahasa anak.

4.2.

PEMBAHASAN 4.2.1. PERENCANAAN Pada siklus 1 dan siklus 2 perencanaan yang telah saya buat diantaranya : 1. Membuat perencanaan kegiatan 5 hari (5 SKH) 2. Membuat scenario perbaikan dalam 5 hari 3. Membuat prosedur kegiatan pengembangan 4. Mempersiapkan format APKG-PKP1 dan APKG-PKP2 5. Mempersiapkan surat kesedian berperan sebagai penilai dalam penyelenggaraan PKP, penilai 1 dan 2. 6. Menentukan penilai 1 dan 2 7. Mempersiapakn dan mengadakan media / alat peraga yang sesuai dengan pembelajaran yang di rencanakan. 8. Selalu konsultasi setiap ada permasalahan dengan pembingbing.

4.2.2. PENGAMATAN PELAKSANAAN Hasil dari pengamatan kegiatan perbaikan pada siklus 1 dan 2, didapat hal-hal sebagai berikut : a. Sebagai pendidik saya selalau kerja sama dengan anak didik pada setiap kegiatan perbaikan berlangsung, dengan menggunakan alat peraga yang baru diperkenalkan. b. Dari penilaian-penilaian APKG-PKP 1 dan APKG-PKP 2, yang hasil penilaianya selalu meningkat dengan baik.

31

c. Pengingkatan

dalam

penguasaan

materi,

pengelolaan

kelas,

penggunaan metode belajar yang di sukai anak-anak penilaiaan proses dan hasil kegiatan anak. d. Pengelolaan kelas, juga dengan memberikan motivasi. Hadiah baik itu benda maupun kata-kata pujian, semangat, tepuk tangan , dilaksanakan dengan optimal sehingga hasilnya di siklus 2 sangat baik. e. Perbaikan pengembangan yang optimal, sebagai factor yang

menunjang keberhasilan ini adalah : Anak-anak yang lebih antusias, aktif dan lebih termotivasi dalam kegiatan ini. Media alat dan sumber belajar yang digunakan sangat menarik dan menyenangkan bagi anak serta proses pembelajaran yang bervariatif, sehingga tidak membosankan bagi anak. Kegiatan perbaikan pengembangan dilaksanakan secara alamiah dalam suasana yang santai, nyaman, menyenangkan anak. Tidak memaksakan sesuatu kegiatan kepada anak sehingga keberhasilan kegiatan perbaikan pengembangan di dapat dengan optimal.

4.2.3. REFLEKSI Pada siklus 1 ini, saya masih merasa banyak sekali kekurangan dalam diri saya yang harus terus diperbaiki dan ditingkatkan lagi, khusunya dalam hal : 1. Penataan kegiatan yang kurang baik seolah-olah terlalu dipaksakan dan hal ini mengakibatkan anak merasa lelah. 2. Penguasaan kelas dan pengelolaan dalam kelas yang masih harus ditingkatkan 3. Pemahaman psikologi dan karakteristik anak yang masih belum optimal sehingga pendekatan kepada anak kurang maksimal, walaupun sudah dilaksanakan. 4. Pengalokasian waktu, karena kegiatan yang sulit teratasi sehingga waktu terasa kurang, walaupun anak sudah mampu untuk kerja.

32

4.2.4. TINGKAT KEBERHASILAN Tingkat keberhasilan pada siklus 1 dan 2 adalah sebagai berikut : 1. Anak-anak dapat termotivasi dengan alat peraga. 2. Dengan penggunaan metode pembelajaran dengan bervariatif dan akttraktif dapat meningkatkan kratifitas anak, sehingga anak mau mengikuti kegiatan perbaikan ini, karena anak tidak merasa bosan dengan kegiatan ini. Dan di kegiatan siklus 2 dapat berhasil dengan baik.

33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil pembahasan pada siklus 1 dan siklus 2 disimpulkan sebagai berikut, kemampuan mendengar dan berbicara anak dapat ditingkatkan diantaranya melalui kegiatan bercerita karena : 1. Dalam melaksanakan kegiatan bercerita hendaknya isi cerita harus sesuai dengan kehidupan anak, pesan moral dan agama juga bias disertakan atau hal lain tentang tata cara pembiasaan hidup yang positif 2. Kegiatan pembelajaran diupayakan menjadi menyenangkan bagi anak oleh pendidik. 3. Materi dan metode pembelajaran bercerita yang digunakan harus variatif supaya tidak membosankan. 4. Integritas kegiatan pengembangan yang dilaksanakan harus sesuai dengan tema yang sedang berjalan. 5. Pemberian reward, hadiah, tepuk tangan, pujian harus selalu diberikan agar anak semangat mengikuti dan melaksanakan kegiatan selama pelaksanaan perbaikan. 6. Media dan sumber belajar yang digunakan seperti buku cerita, gambar seri,boneka harus menarik agar dapat merangsang anak berbicara dalam kegiatan perbaikan. 7. Proses penilaian dalam kegiatan perbaikan pengembangan diharapkan menyeluruh. 8. Pengalikasian waktu harus disesuaikan dengan baik agar anak tidak merasa lelah dan bosan. 9. Apapun yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan

pengembangan harus difokuskan pada anak dan disesuaikan dengan kemampuan perkembangan anak.

34

10. Pendidik harus dapat memanfaatkan sumber belajar secara lansung bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari.

5.2.

SARAN Saya berharap penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak

diantaranya, pendidik, orang tua murid di TK dan semua yang terkait dalam PAUD. Saran-saran peneliti yang diberikan adalah : 1. Bagi guru Taman Kanak-kanak dapat memanfaatkan serta menggunakan media, alat peraga, sumber belajar tekhnik pelaksanaan, pengelolaan kelas, dan penilaian proses hasil belajar anak sesuai dengan perkembangan usiaanak dan bermakna bagi kehidupan anak dan juga dapat bervariatif, sehingga anak merasa senang termotivasi dalam kegiatan sehari-hari di Taman KanakKanak. 2. Kepada orang tua agar rajin memberikan cerita atau dongeng yang baik, yang berisi pesan moral serta pembiasaan kehidupan yang positif, jangan merasa bosan untuk selalu berkomunikasi dengan anak, agar kreatifitas berbicara anak terasah dengan baik, dengan begitu anak akan menemukan kelemahan dan kelebihanya sendiri. 3. Pengelola TK agar dapat memfasilitasi dan menyediakan media dan alat untuk semua kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak. 4. Bagi peneliti sebagai motivasi agar dapat meningkatkan PAUD juga

kemampuan dan profesionalitas sebagai pendidik

lebih khusus merupakan tujuan akhir Program S1 PG PAUD agar mahasiswa menjadi Pendidik AUD yang Profesional

35

Anda mungkin juga menyukai