Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN Gonorrhea atau di kalangan masyarakat umum dikenal dengan nama GO adalah penyakit menular seksual yang disebabkan

oleh bakteri Neisseria gonorrhea. Penyakit ini terutama menyerang mereka yang suka main suka bergonta ganti pasangan seksual. Bila kebetulan yang menderita GO adalah pasangan suami istri dan selama menderita GO mereka melakukan hubungan seksual aktif maka keduanya harus berobat meskipun sang istri tidak menimbulkan gejala apapun. Hal ini untuk mencegah terjadinya pingpong phenomenone yaitu bila hanya suami yang diobati maka ia akan dapat tertular kembali oleh istrinya demikian sebaliknya. Banyak di antara penderita GO yang di obati dokter meminta untuk merahasiakan penyakit mereka karena alasan malu, takut ketahuan pasangannya atau sebagainya. isini dokter di tuntut untuk bisa bertindak sesuai etika profesi kedokteran dan sesuai dengan peraturan yang terkait.Hak pasien untuk dihormati rahasia nya perlu dipertimbangkan juga.Oleh karena itu dokter sebaiknya memberi penjelasan dan edukasi yang tepat pada pasien sehingga tanpa melanggar aturan dan etika tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

PRINSIP ETIKA KEDOKTERAN

!tik profesi kedokteran mulai dikenal sejak "#$$ tahun sebelum %asehi dalam bentuk Code of Hammurabi dan Code of Hittites, yang penegakannya dilaksanakan oleh penguasa pada &aktu itu. 'elanjutnya etik kedokteran muncul dalam bentuk lain, yaitu dalam bentuk sumpah dokter yang bunyinya bermacam(macam, tetapi yang paling banyak dikenal adalah sumpah Hippocrates yang hidup sekitar )*$(+,$ tahun '%. 'umpah tersebut berisikan ke&ajiban(ke&ajiban dokter dalam berperilaku dan bersikap, atau semacam code of conduct bagi dokter. ", -

Beuchamp dan .hildress /"00)1 menguraikan bah&a untuk mencapai ke suatu keputusan etik diperlukan ) kaidah dasar moral dan beberapa aturan diba&ahnya.

2eempat kaidah dasar moral tersebut adalah3 ". Prinsip Otonomi Prinsip otonomi adalah prinsip moral yang menghormati hak(hak pasien, terutama hak otonomi pasien. Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent. -. Prinsip Beneficence Prinsip Beneficence adalah prinsip moral yng mengutamakan tindakan yang ditujukan demi kebaikan pasien. alam beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya /manfaat1 lebih besar dari sisi buruknya. +. Prinsip 4on(malificence Prinsip 4on(malificence adalah prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini juga dikenal dengan 5 primum non nocere atau 5above all, do no harm. ). Prinsip 6ustice Prinsip 6ustice adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya. 'edangkan aturan turunannya adalah veracity /berbicara jujur, benar dan terbuka1, privacy /menghormat hak pribadi pasien1, confidentiality /menjaga kerahasian pasien1 dan fidelity /loyalitas dan promise keeping1." .ontoh dari masing(masing prinsip3 ". 7idak merugikan /non maleficence1. .th 3 Pendapat dokter dalam pelayanan tidak dapat diterima pasien dan keluarga sehingga jika dipaksakan dapat merugikan pasien. -. %emba&a 2ebaikan /Beficence1. .th 3 okter memberi obat kanker tetapi mempunyai efek yang lain, maka dokter harus mempertimbangkan secara cermat. +. %enjaga 2erahasiaan /.onfidentiality1. .th 3 7enaga kesehatan menjaga identitas kesehatan pasien jangan sampai menghambat penyembuhan lanjutan.

). Otonomi Pasien /8utonomy Patient1. .th 3 Pasien berhak menentukan tindakan( tindakan yang dilakukan atas persetujuan dirinya. 9. Berkata Benar /7ruth 7elling1. .th 3 7enaga kesehatan harus menyampaikan sejujur(jujurnya penyakit pasien namun tidak dapat diutarakan semua kecuali kepada keluarganya. *. Berlaku 8dil /6ustice1. .th 3 7enaga kesehatan tidak boleh diskriminatif dalam pelayanan kesehatan. ,. %enghormati Pri:asi /Pri:acy1. .th 3 okter tidak boleh menyinggung hal pribadi pasien dan sebalik. 4ilai(nilai materialisme pada masyarakat harus dibendung dengan memberikan latihan dan teladan yang menunjukkan sikap etis dan profesional dokter, seperti autonomy (menghormati hak pasien, terutama hak dalam memperoleh informasi dan hak membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan terhadap dirinya), beneficence (melakukan tindakan untuk kebaikan pasien), non maleficence /tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien1 dan justice (bersikap adil dan jujur), serta sikap altruisme (pengabdian profesi).

;orld %edical 8ssociation dalam

eklarasi Gene:a pada tahun "0*#

menelorkan sumpah dokter /dunia1 dan 2ode !tik 2edokteran <nternasional. 2ode !tik 2edokteran <nternasional berisikan tentang ke&ajiban umum, ke&ajiban terhadap pasien, ke&ajiban terhadap sesama dan ke&ajiban terhadap diri sendiri. 'elanjutnya, 2ode !tik 2edokteran <ndonesia dibuat dengan mengacu kepada 2ode !tik 2edokteran <nternasional.

Pembuatan keputusan etik, terutama dalam situasi klinik, dapat juga dilakukan dengan pendekatan yang berbeda dengan pendekatan kaidah dasar moral diatas. 6onsen, 'iegler dan ;inslade /-$$-1 mengembangkan teori etik yang menggunakan ) topik yang essential dalam pelayanan klinik, yaitu3 ". %edical indication 2edalam topic medical indication dimasukkan semua prosedur diagnostic dan terapi yang sesuai untuk menge:aluasi keadaan pasien dan mengobatinya.

Penilaian aspek indikasi medis ini ditinjau dari sisi etiknya, terutama menggunakan kaidah beneficence dan non(malificence. Pertanyaan etika pada topic ini adalah serupa dengan seluruh informasi yang selayaknya disampaikan kepada pasien pada doktrin informed consent. -. Patient preferences Pada topic ini, kita memperhatikan nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan diterimanya, yang berarti cerminan kaidah autonomy. Pertanyaan etika meliputi pertanyaan tentang kompetensi pasien, sifat :olunteer sikap dan keputusannya, pemahaman atas informasi, siapa pembuat keputusan bila pasien dalam keadaan tidak sadar dan kompeten serta nilai dan keyakinan yang dianut oleh pasien. +. =uality of life 7opik >uality of life merupakan aktualisasi salah satu tujuan kedokteran yaitu memperbaiki, menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insane. 8pa, siapa dan bagaimana melakukan penilaian kualitas hidup merupakan pertanyaan etik sekitar prognosis yang berkaitan dengan beneficence, non(malificence dan autonomy. ). .onte?tual features alam topic ini dibahas pertanyaan etik seputar aspek non medis yang mendahului keputusan seperti factor keluarga, ekonomi, agama, budaya, kerahasiaan, alokasi sumber daya dan factor hukum.

Anda mungkin juga menyukai