Anda di halaman 1dari 19

ASKEP ORAL HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan bagian dari sistem pernafasan (Wolf, 1994). Mulut juga merupakan gerbang masuknya penyakit (Adam, 1992). Di dalam rongga mulut terdapat saliva yang berfungsi sebagai pembersih mekanis dari mulut (Taylor, 1997). Di dalam rongga mulut terdapat berbagai macam mikroorgnisme meskipun bersifat komensal, pada keadaan tertentu bisa bersifat patogen apabila respon penjamu terganggu. (Roeslan, 2002). Pembersihan mulut secara alamiah yang seharusnya dilakukan oleh lidah dan saliva, bila tidak bekerja dengan semestinya dapat menyebabkan terjadinya infeksi rongga mulut, misalnya penderita dengan sakit parah dan penderita yang tidak boleh atau tidak mampu memasukkan sesuatu melalui mulut mereka (Bouwhuizen, 1996). Pada penderita yang tidak berdaya perawat tidak boleh lupa memberikan perhatian khusus pada mulut pasien. Pengumpulan lendir dan terbentuknya kerak pada gigi dan bibir dikenal sebagai sordes. Jika terbentuk sordes atau lidahnya berlapis lendir menunjukan kalau kebersihan rongga mulutnya kurang. (Wolf, 1994). Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologi mempengaruhi kondisi dan penampilan struktur dalam rongga mulut. Anak dapat tejadi karies gigi pada gigi susu karena pola makan atau kurangnya perawatan gigi. Gigi remaja adalah permanen dan memerlukan perhatian teratur untuk diet dan perawatan gigi dan mencegah masalah pada tahun-yahun berikutnya. Pada saat orang bertambah tua, praktek hygiene mulut berubah untuk mempengaruhi gigi dan mukosa lebih lanjut. Usia yang berhubunga dengan perubahan di dalam mulut, dikombinasi dengan penyakit kronis, ketikmampuan fisik, dan medikasi yang diresepkan memiliki efek samping pada mulut, menyebabkan perawatan mulut yang buruk. Efek pada ketidakcukupan perawatan meliputi karies dan kehilangan gigi, penyakit periodontal, permulaan infeksi sistemik, dan efek jangka panjang pada harga diri, kemampuan untuk makan, dan pemeliharaan

hubungan(Danielson,1988). Pengkajian tingkat perkembangan klien membantu dalam menetukan tipe masalah hygiene yang di harapkan.

B. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : Untuk memnuhi tugas mata kuliah PKKDM Untuk mengetahui cara perawatan oral hygiene pada klien baik yang sadar maupun yang tidak sadar. Untuk menambah pengetahuan dalam mengenal masalah mulut yang umum. Untuk mengetahui diagnose keperawatan yang menyangkut masalah oral hygiene Untuk mengetahui pengkajian apa saja yang menyangkut oral hygiene.

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN Pada proses pengkajian tentang oral hygiene perawat memeriksa bibir, gigi, mukosa buccal, gusi, langit-langit dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien yang tidak mengikuti praktek hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi yag meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umumdari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organism seperti Treponema pallidum, Neisseria gonorrhoeae, dan Hominisvirus herpes. Jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai keadaan rongga mulut klien. Hali ini berfungsi sebagai dasar untu perawatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan. Data objektif Klien mengatakan Xerostoma (mulut kering) Klien menyatakan Ketidaknyamanan mulut Klien menyatakan Saliva kental Klien menyatakan Penurunan produksi saliva Klien menyatakan Bibir imflamasi Klien menyatakan Lidah kering dan pecah Data subjektif Mulut klien berbau Klien memperlihatkan pada mulut banyak plak Klien kelihatan sulit untuk bicara Klien mengatakan nafsu makan berkurang B. DIAGNOSA Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan actual atau potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnose keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan

rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan kien untuk bantuan perawatan mulut karena divisit perawatan diri. Identifikasi diagnose yang akurat memerlukan seleksi factor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien. Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi misalnya kan memerlukan intervensi berbeda daripada kerusakan mukosa akibat penempatan selang endotrakea. Contoh Diagnose Keperawatan Nanda Untuk Masalah Hygiene Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan : Trauma oral Asupan cairan yang terbatas Hygiene mulut yang tidak efektif Trauma yang berhubungan dengan kemoterapi atau terapi radiasi pada kepala dan leher. Nyeri yang berhubungan dengan : Gingivitis Kehilangan gigi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan : Gigi palsu yang tidak pas Gingivitis Devisit perawatan diri mandi/hygiene oral yang berhubungan dengan : Perubahan tingkat kesadaran Kelemahan ektremitas atas Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan : Halitosis Ketidakadaan gigi Kurang pengetahuan tentang hygiene oral yang berhubungan dengan : Kesalahpahaman praktek hygiene Resiko infeksi yang berhubungan dengan : Trauma mukosa oral C. INTEVENSI 1. Tujuan

Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi (Clark, 1993). Menurut Taylor et al (1997), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk : (1) menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut, (2) mencegah terjadinya infeksi rongga mulut dan (3) melembabkan mukosa membran mulut dan bibir. Sedangkan menurut Clark (1993), oral hygiene bertujuan untuk : (1) mencegah penyakit gigi dan mulut, (2) mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut, (3) mempertinggi daya tahan tubuh, dan (4) memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan. Secara umum dapat di simpulkan tujuan dari hygiens mulut meliputi : Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar Klien akan memahami praktek hygiene mulut Klien akan mencapai rasa nyaman. 2. Hasil yang Di harapkan Mukosa mulut dan lidah terlihat merah muda, lembab, utuh. Gusi basah dan utuh, gigi terlihat bersih, dan licin. Lidah berwarna merah muda dan tidak kotor. Bibir lembab, mukosa dan pharynx tetab bersih. Peradangan, kerak, luka, dan kotoran yang keras akan tidak ada. Dan gigi bebas dari partikel makanan. Dan diharapkan klien secara verbal menyatakan kenyamanan dan perasaannya tentang kebersihan mulut. Sehingga klien akan menelan dan berbicara lebih nyaman. 3. 1. 2. 3. 4. 5. Persiapan Alat Adapun persiapan alat yang di gunakan dalam oral hygiene adalah : Pencuci mulut atau larutan antiseptik Spatel lidah dengan bantalan/spons Handuk wajah, handuk kertas Baskom Gelas air dengan air dingin

6. 7. 8. 9. 4.

Jeli larut air Spuit ber-bulb kecil (opsional) Kateter penghisap yang dihubungkan dengan alat pengisap Sarung tangan sekali pakai. Persiapan Pasien Persiapan pasien : Memberitahukan pada pasien tindakan yang akan di lakukan Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan

5.

Prosedur dan Rasional Melakukan intervensi perawatan mulut untuk pasien yang tidak sadar atau lemah Langkah 1. Kaji adanya refleks muntah. Posisikan klien dalam posisi Sims atau miring dengan kepala diputar kea rah sisi yang terkena. 2. Jelaskan prosedur kepada klien. 3. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan; a. larutan anti infeksi b. sikat gigi spon atau spatel lidah dibungkus kasa tunggal;sikat gigi kecil c. spatel lidah berbantalan d. handuk wajah e. mangkok piala ginjal f. handuk kertas g. gelas air dengan air dingin h. jeli larut air i. mesin pengisap portable dengan kateter suksion j. sarung tangan sekali pakai Rasional Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat sekresi mengalir dari mulut daripada menumpuk dibelakang faring dan mencegah aspirasi. Klien yang tidak sadar masih mampu mendengar. Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak sebagai anti infeksi. Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon atau swab menstimulasi dan membersihkan gigi dan mukosa. Mempertahankan mulut terbuka dan gigi terpisah selama prosedur tanpa membuat trauma struktur mulut. Melubrikasi bibir Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal selama membersihkan rongga mulut., Rongga mulut berisi mikroorganisme penginfeksi yang tinggi.

4. Cuci tangan dan gunakan Mengurangi transmisi perpindahan mikroorganisme.

sarung tangan sekali pakai. 5. Letakkan handuk kertas di atas meja tempat tidur dan atur peralatan. Hidupkan mesin pengisap dan hubungkan selang ke kateter pengisap. 6. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu ruangan. 7. Tinggikan tempat tidur pada tingkat horizontal tertinggi;turunkan pagar tempat tidur. 8. Pindahkan klien mendekati sisi tempat tidur dank e dekat perawat;pastikan kepala klien diputar ke arah matras. 9. Letakkan handuk di bawah wajah klien dan mangkok piala ginjal di bawah dagu. 10. Secara hati-hati retraksi gigi bagian atas dan bawah klien dengan spatel lidah yang berbantalan dengan memasukkan spatel dengan cepat tetapi lembut diantara geraham belakang. Masukkan saat klien rileks. 11. Bersihkan mulut dengan menggunakan sikat atau spatel lidah yang dilembabkan dengan anti infeksi dan air. Minta perawat kedua mengisap sekresi yang mengumpul selama pembersihan. Bersihkan permukaan mengunyah dan bagian dalam pertama kali. Bersihkan permukaan luar gigi. Usapkan bagian dasar mulut dan sebelah dalam pipi. Secara lembut usap atau sikat lidah tetapi hindari menstimulasi reflex muntah(jika ada). Lembabkan lidi kapas yang

Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan yang dipersiapkan sebelumnya memastikan prosedur lancar dan aman.

Memberikan privasi Penggunaan mekanika tubuh yang baik denga tempat tidur pada posisi tinggi mencegah cedera pada perawat dank lien. Pengaturann posisi kepala yang sesuai mencegah aspirasi.

Mencegah linen tempat tidur menjadi kotor. Mencegah klien dari menggigit jari menyediakan kemudahan ke rongga mulut. dan

Tindakan penggosokkan mengangkat partikel makanan diantara gigi dan sepanjang permukaan pengunyahan. Pengusapan membantu pengangkatan sekresi dan enkrustasi dari mukosa dan melembabkan mukosa. Suksion mengangkat sekresi dan cairan yang berkumpul pada faring posterior. Pengulangan pembilasan mengangkat kotoran yang terlepas dan peroksida yang mengiritasi mukosa.

bersih dengan air untuk membilas. Ulangi membilas beberapa kali, isap semua sekresi yang tersisa. 12. Berikan jeli larut air pada bibir. 13. Jelaskan bahwa prosedur telah selesai 14 .Lepaskan sarung tangan dan letakkan pada tempat yang sesuai. 15. Atur kembali posisi klien yang nyaman, naikkan penghalang tempat tidur, dan kembalikan tempat tidur pada posisi semula. 16. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya yang sesuai. Letakkan linen kotor ke dalam tempat yang sesuai. 17. Cuci tangan. 18. Inspeksi rongga mulut. 19. Catat prosedur, termasuk observasi yang berhubungan (mis. Perdarahan gusi, mukosa kering, ulserasi, atau krusta pada lidah) dan laporkan setiap temuan yang tidak umum kepada perawat penanggung jawab atau dokter. palsu Langkah 1. Tanyakan klien apakah gigi palsunya tidak pas dan apakah ada gilisah atau membrane mukosa yang nyeri atau iritasi. Setelah gigi palsu dilepas, inspeksi rongga mulut dan permukaan gigi palsu. 2. Jelaskan prosedur dan pastikan klien bahwa akan menggunakan praktik pilihan pribadi(jika sesuai). Rasional Gigi palsu yang tidak pas bergesekan dengan gusi, dan membrane mukosa. Daerah iritasi mungkin memerlukan perawatan khusus. Meningkatkan kerjasama klien. pemahaman dan Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan retak. Menyediakan stimulasi yang bermakna pada klien yang tidak sadar atau kurang responsive. Mencegah transmisi muikroorganisme. Mempertahankan kenyamanan dan keamanan klien.

Pembuangan peralatan kotor yang tepat mencegah tranmisi infeksi.

Mengurangi tranmisi mikroorganisme. Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat inflamasi atau lesi dibawahnya. Mencatat respons klien terhadap terapi keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga mulut mungkin menjadi kanker.

Melakukan intervensi perawatan mulut pada klien yang menggunakan gigi

3. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan : a. Sikat gigi berbulu lembut b. Sikat gigi untuk gigi palsu c. Mangkok piala ginjal atau westafel d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi e. Gelas air (untuk air hangat dan dingin) f. Kasa tunggal 4x4 g. Waslap h. Cangkir plastic gigi palsu i. Sarung tangan sekali pakai 4. Cuci tangan 5. Atur bahan-bahan di meja tempat tidur atau dekat wastafel. 6. Isi mangkok piala ginjal setengah penuh dengan air biasa atau letakkan waslap pada wastafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2,5 cm. 7. Kenakan sarung tangan sekali pakai. 8. Minta klien untuk melepas gigi palsu dan letakkan gigi pada mangkok piala ginjal. Jika klien tidak mampu melepas gigi palsu, pegang piringan bagian atas di depan dengan ibu jari dan jari telunjuk yang di bungkus dengan kassa. Gunakan tarikan yang mantap dan ke arah bawah. Secara lembut angkat gigi palsu sebelah bawah dari dagu dan rotasikan ke satu sisi arah bawah untuk mengeluarkan dari mulut. Letakkan gigi palsu mangkok. 9. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu. Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan kebelakang dan ke depan untuk membersihkan permukaan penggigit. Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gosokan pendek dari atas gigi palsu pada permukaan penggigit gigi untuk membersihkan permukaan gigi sebelah luar. Pegang sikat secara vertical dan gunakan gosokan pendek untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke

Digunakan untuk menggosok gusi dan lidah.

Digunakan untuk mengangkat gigi palsu.

Mencegah kontak dengan mikroorganisme di dalam saliva. Mengurangi transmisi mikroorganisme Menjamin prosedur lancar dan terorganisir. Membantu mendistribusi dentrifikasi di atas permukaan gigi palsu. Kain melindungi gigi palsu menjadi patah. Air panas menyebabkan gigi palsu menjadi melengkung atau lunak. Mengurangi transmisi infeksi. Kassa mencegah tergelincir secara tidak sengaja saat menangani gigi palsu. Permutaran gigi palsu pada sudut mengurangi penarikan bibir selama pelepasan gigi.

Mencegah makanan dan bakteri yang menumpuk pada permukaan gigi palsu dan mencegah baud an terbentuknya noda. Memegang gigi palsu dekat dengan air mengurangi peluangretak karena air akan mencegah keluar jika gigi palsu tergelincir.

depan untuk membersihkan permukaan bawah gigi palsu. 10. bilas gigi palsu dengan teliti dalam Air hangat bercampur dan membilas air biasa. dentrifikasi lebih efektif dari pada air dingin. 11. kembalikan gigi palsu pada pasien Penyimpanan melindungi gigi palsu atau simpan dalam air biasa di dalam tetap lembab untuk memudahkan saat cangkir plastic. pemasukan. Gigi palsu plastic menjadi rapuh dan melengkung jika tidak dipertahankan untuk tetap lembab. 12. kosongkan mangkok piala ginjal dan Membantu menstimulasi sirkulasi gusi tambahkan air dingin yang segar. dan mengangkat sisa-sisa lapisan Berikan pasta gigi pada sikat gigi kotoran gusi dan mukosa. lembut, dan sikat gusi dan langit-langit, dan lidah dengan lembut. 13. Minta klien untuk berkumur dengan Berkumur mengangkat semua partikel teliti. makanan dan sekresi. 14. masukkan kembali gigi palsu jika Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah klien menginginkan, ayau biarkan klien atas lebih mudah untuk dimasukkan melakukan sendiri. Mulai dengan lembut pertama kali jika klien mempunyai memasukkan gigi palsu sebelah atas poringan sebelah atas dan bawah. yang lembab. Minta klien untuk Pelembaban melubrikasikan gigi palsu menggunakan jari untuk menekan gigi agar mempermudah insersi. Penggunaan palsu melekat pada tempatnya, dan tekanan yang lembut pada gigi palsu kemudian masukkan gigi palsu sebelah sebelah atas memperkuatnya menempel bawah yang lembab. pada langit-langit. 15. Buang sarung tangan pada tempat Mengontrol penyebaran infeksi. yang sesuai dan simpan bahan-bahan. Cuci tangan. 16. Tanya klien jika gigi palsu terasa Pembersihan mengangkat sumber iritasi. nyaman atau tidak. 17. Catat prosedur pada flowsheet atau Dokumentasi yang akurat dan tepat catatan perawat. waktu mempertahankan keakuratan catatan klien.

Contoh Rencana Asuhan Keperawatan untuk Perubahan Membrane Mukosa Mulut Diagnosa Keperawatan : Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan radiasi rongga mulut. Defenisi : perubahan membrane mukosa mulut adalah keadaan individu mengalami gangguan pada lapisan rongga mulut. Hasil yang Tujuan Intervensi Rasional diharapkan Klien akan memiliki mukosa utuh yang Mukosa, lidah, dan bibir akan menjadi merah muda, Membangun aturan perawatan-mulut setelah makan dan Menggosok yang konsisten meningkatkan

terhidrasi baik pada waktu pulang.

lembab, dan utuh. Peradangan, kerak, luka, dan kotoran yang keras akan tidak ada. Gigi bebas dari partikel makanan. Klien secara verbal mengatakan kenyamanan dan perasaannya tentang kebersihan mulut. Klien akan menelan dan berbicara dengan nyaman.

waktu tidur. menggosok dengan sikat gigi yang lembut menggunakan gerakan horizontal. bilas dengan garam atau larutan baking soda (1/2 sendok teh dengan 473 ml air) Flossing dengan flos gigi yang tidak berlilin dua kali sehari. Hindari flossing dengan keras dekat garis gusi.

jaringan gusi, mengurangi kotoran, dan menghasilakan pengontrolan plak. Sikat gigi yang lembut dengan gerakan horizontal membantu jaringan gusi yang lembut dan mencegah perdarahan. Membilas melarutkan keasaman mulut, mengangkat debris; dan membantu mengurangi mulut yang kering yang terjadi pada terapi untuk mengurangi produksi saliva. Larutan soda dan garam meningkatkan penyembuhan dan membantu pembentukan jaringan granulasi. Mereka bertindak sebagai penyegar dan menekan pertumbuahn bakteri. Flossing sistemik mengurangi produksi pertumbuhan bakteri yang hancur pada

Klien akan melakukan secara mandiri hygiene oral dengan benar.

Teknik hygiene mulut akan didemontrsi dengan tepat.

Minta klien untuk melakukan hygiene mulut.

permukaan gigi dan dekat garis gusi. Menggunakan flossing yang tidak berlilin dan menghindari flossing yang keras, untuk mencegah perdarahan. D. IMPLEMENTASI Hygiene Mulut Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari. Diet Untuk mencegah kerusakan gigi klien harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi asupan karbohidrat, terutama kedupan manis diantara makanan. Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit untuk mengurangi aksi plak. Gosok gigi Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan waktu tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus mempunyai pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan. Penggunaan Fluorida Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam menurunkan karies gigi. Flossing

Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss gigi, satu per satu. Hygiene Mulut Khusus Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena tingkat ketergantungan mereka pada perawat atu ada kelainan mukosa mulut. Klien yang tidak sadar. Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien yang tidak sadar Langkah 1. Mengkaji adanya refleks muntah. Memposisikan klien dalam posisi Sims atau miring dengan kepala diputar kea rah sisi yang terkena. 2. Menjelaskan prosedur kepada klien. 3. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan; a. larutan anti infeksi b. sikat gigi spon atau spatel lidah dibungkus kasa tunggal;sikat gigi kecil c. spatel lidah berbantalan d. handuk wajah e. mangkok piala ginjal f. handuk kertas g. gelas air dengan air dingin h. jeli larut air i. mesin pengisap portable dengan kateter suksion j. sarung tangan sekali pakai 4. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan sekali pakai. 5. Meletakkan handuk kertas di atas meja tempat tidur dan atur peralatan. Menghidupkan mesin pengisap dan hubungkan selang ke kateter pengisap. 6. Menarik tirai sekitar Rasional Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat sekresi mengalir dari mulut daripada menumpuk dibelakang faring dan mencegah aspirasi. Klien yang tidak sadar masih mampu mendengar. Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak sebagai anti infeksi. Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon atau swab menstimulasi dan membersihkan gigi dan mukosa. Mempertahankan mulut terbuka dan gigi terpisah selama prosedur tanpa membuat trauma struktur mulut. Melubrikasi bibir Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal selama membersihkan rongga mulut., Rongga mulut berisi mikroorganisme penginfeksi yang tinggi. Mengurangi transmisi perpindahan mikroorganisme. Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan yang dipersiapkan sebelumnya memastikan prosedur lancar dan aman.

Memberikan privasi

tempat tidur atau menutup pintu ruangan. 7. Meninggikan tempat tidur pada tingkat horizontal tertinggi;menurunkan pagar tempat tidur. 8. Memindahkan klien mendekati sisi tempat tidur dan ke dekat perawat;memastikan kepala klien diputar ke arah matras. 9. Meletakkan handuk di bawah wajah klien dan mangkok piala ginjal di bawah dagu. 10. Secara hati-hati meretraksi gigi bagian atas dan bawah klien dengan spatel lidah yang berbantalan dengan memasukkan spatel dengan cepat tetapi lembut diantara geraham belakang. Masukkan saat klien rileks. 11. Membersihkan mulut dengan menggunakan sikat atau spatel lidah yang dilembabkan dengan anti infeksi dan air. Meminta perawat kedua mengisap sekresi yang mengumpul selama pembersihan. Membersihkan permukaan mengunyah dan bagian dalam pertama kali. Membersihkan permukaan luar gigi. Menusapkan bagian dasar mulut dan sebelah dalam pipi. Secara lembut mengusap atau menyikat lidah tetapi hindari menstimulasi reflex muntah(jika ada). Melembabkan lidi kapas yang bersih dengan air untuk membilas. Ulangi membilas beberapa kali, mengisap semua sekresi yang tersisa.

Penggunaan mekanika tubuh yang baik denga tempat tidur pada posisi tinggi mencegah cedera pada perawat dank lien. Pengaturann posisi kepala yang sesuai mencegah aspirasi.

Mencegah linen tempat tidur menjadi kotor.

Mencegah klien dari menggigit jari menyediakan kemudahan ke rongga mulut.

dan

Tindakan penggosokkan mengangkat partikel makanan diantara gigi dan sepanjang permukaan pengunyahan. Pengusapan membantu pengangkatan sekresi dan enkrustasi dari mukosa dan melembabkan mukosa. Suksion mengangkat sekresi dan cairan yang berkumpul pada faring posterior. Pengulangan pembilasan mengangkat kotoran yang terlepas dan peroksida yang mengiritasi mukosa.

12. Memberikan jeli larut air pada bibir. 13Menjelaskan bahwa prosedur telah selesai 14 Melepaskan sarung tangan dan letakkan pada tempat yang sesuai. 15. Mengatur kembali kembali posisi klien yang nyaman, naikkan penghalang tempat tidur, dan kembalikan tempat tidur pada posisi semula. 16. Membersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya yang sesuai. Letakkan linen kotor ke dalam tempat yang sesuai. 17.Mencuci tangan. 18. Menginspeksi rongga mulut. 19. Mencatat prosedur, termasuk observasi yang berhubungan (mis. Perdarahan gusi, mukosa kering, ulserasi, atau krusta pada lidah) dan laporkan setiap temuan yang tidak umum kepada perawat penanggung jawab atau dokter.

Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan retak. Menyediakan stimulasi yang bermakna pada klien yang tidak sadar atau kurang responsive. Mencegah transmisi muikroorganisme. Mempertahankan kenyamanan dan keamanan klien.

Pembuangan peralatan kotor yang tepat mencegah tranmisi infeksi.

Mengurangi tranmisi mikroorganisme. Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat inflamasi atau lesi dibawahnya. Mencatat respons klien terhadap terapi keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga mulut mungkin menjadi kanker.

Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien menggunakan gigi palsu Langkah 1. Menanyakan kepada klien apakah gigi palsunya tidak pas dan apakah ada gilisah atau membrane mukosa yang nyeri atau iritasi. Setelah gigi palsu dilepas, menginspeksi rongga mulut dan permukaan gigi palsu. 2. Menjelaskan prosedur dan pastikan klien bahwa akan menggunakan praktik pilihan pribadi(jika sesuai). 3. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan : a. Sikat gigi berbulu lembut b. Sikat gigi untuk gigi palsu Rasional Gigi palsu yang tidak pas bergesekan dengan gusi, dan membrane mukosa. Daerah iritasi mungkin memerlukan perawatan khusus. Meningkatkan kerjasama klien. pemahaman dan

Digunakan untuk menggosok gusi dan lidah.

c. Mangkok piala ginjal atau westafel d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi e. Gelas air (untuk air hangat dan dingin) Digunakan untuk mengangkat gigi palsu. f. Kasa tunggal 4x4 g. Waslap h. Cangkir plastic gigi palsu i. Sarung tangan sekali pakai Mencegah kontak dengan mikroorganisme di dalam saliva. 4. Mencuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme 5. Mangatur bahan-bahan di meja Menjamin prosedur lancar dan tempat tidur atau dekat wastafel. terorganisir. 6. Mengisi mangkok piala ginjal setengah Membantu mendistribusi dentrifikasi di penuh dengan air biasa atau meletakkan atas permukaan gigi palsu. Kain waslap pada wastafel dan menyalakan melindungi gigi palsu menjadi patah. Air air sampai terisi kurang lebih 2,5 cm. panas menyebabkan gigi palsu menjadi melengkung atau lunak. 7. Mengenakan sarung tangan sekali pakai. 8. Meminta klien untuk melepas gigi palsu dan letakkan gigi pada mangkok piala ginjal. Meletakkan gigi palsu mangkok. Mengurangi transmisi infeksi. Kassa mencegah tergelincir secara tidak sengaja saat menangani gigi palsu. Permutaran gigi palsu pada sudut mengurangi penarikan bibir selama pelepasan gigi. Mencegah makanan dan bakteri yang menumpuk pada permukaan gigi palsu dan mencegah baud an terbentuknya noda. Memegang gigi palsu dekat dengan air mengurangi peluangretak karena air akan mencegah keluar jika gigi palsu tergelincir.

9. Menggunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu. Memegang sikat secara horizontal dan menggunakan gerakan kebelakang dan ke depan untuk membersihkan permukaan penggigit. memegang sikat secara horizontal dan menggunakan gosokan pendek dari atas gigi palsu pada permukaan penggigit gigi untuk membersihkan permukaan gigi sebelah luar. memegang sikat secara vertical dan menggunakan gosokan pendek untuk membersihkan permukaan dalam gigi. memegang sikat secara horizontal dan menggunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk membersihkan permukaan bawah gigi palsu. 10. Membilas gigi palsu dengan teliti Air hangat bercampur dan membilas dalam air biasa. dentrifikasi lebih efektif dari pada air dingin. 11. Mengembalikan gigi palsu pada Penyimpanan melindungi gigi palsu pasien atau simpan dalam air biasa di tetap lembab untuk memudahkan saat dalam cangkir plastic. pemasukan. Gigi palsu plastic menjadi rapuh dan melengkung jika tidak

dipertahankan untuk tetap lembab. 12. kosongkan mangkok piala ginjal dan Membantu menstimulasi sirkulasi gusi tambahkan air dingin yang segar. dan mengangkat sisa-sisa lapisan Berikan pasta gigi pada sikat gigi kotoran gusi dan mukosa. lembut, dan sikat gusi dan langit-langit, dan lidah dengan lembut. 13. Minta klien untuk berkumur dengan Berkumur mengangkat semua partikel teliti. makanan dan sekresi. 14. Memasukkan kembali gigi palsu Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah Mulai dengan lembut memasukkan gigi atas lebih mudah untuk dimasukkan palsu sebelah atas yang lembab. pertama kali jika klien mempunyai Meminta klien untuk menggunakan jari poringan sebelah atas dan bawah. untuk menekan gigi palsu melekat pada Pelembaban melubrikasikan gigi palsu tempatnya, dan kemudian masukkan gigi agar mempermudah insersi. Penggunaan palsu sebelah bawah yang lembab. tekanan yang lembut pada gigi palsu sebelah atas memperkuatnya menempel pada langit-langit. 15. Membuang sarung tangan pada Mengontrol penyebaran infeksi. tempat yang sesuai dan simpan bahanbahan. mencuci tangan. 16. Menanyakan klien jika gigi palsu Pembersihan mengangkat sumber iritasi. terasa nyaman atau tidak. 17. Mencatat prosedur pada flowsheet Dokumentasi yang akurat dan tepat atau catatan perawat. waktu mempertahankan keakuratan catatan klien.

E. EVALUASI Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa hari. Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat enkrustasi tebal pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal. Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas mukosa.Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi. Hal ini memerlukan beberapa minggu dari hiegine yang teliti untuk mengurangi kejadian karies gigi. Contoh evaluasi intervensi untuk masalah hygiene mulut Tujuan Klien akan memiliki mukosa mulut utuh dan Tindakan Evaluatif Inspeksi kondisi lidah, gusi, dan garis pipi. Inspeksi permukaan gigi Hasil yang Diharapkan Mukosa, lidah, dan bibir akan menjadi lembab, merah, muda, dan utuh. Inflamasi, krusta, lesi dan

terhidrasi baik saat pulang Observasi kondisi bibir

kotoraan yang keras akan tetap tidak ada. Gigi bebas dari partikel makanan dan plak. Klien akan melakukan perawatan hygiene mulut secara mandiri dengan benar Observasi pernampilan klien saat menyikat gigi, flossing, dan perawatan gigi palsu. Minta klien untuk menjelaskan teknik hygiene mulut. Teknik hygiene mulut akan didemonstrasikan dengan tepat. Klien akan menjelaskan langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggosokkan, flossing, atau perawatan gigi palsu dengan tepat.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Proses keperawatan pada oral hygiene membantu klien dalam menghadapi masalah mulut selain itu juga dapat membantu perawat dalam mengetahui masalah mulut yang umum. Pengkajian perawat tentang mulut termasuk dalam perawatan terhadap bibir, gigi, mucosa buccal, gusi, langit-langit dan ,lidah klien. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi yang meradang, gigi yang hitam, karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Hygiene mulut membantu memperthankan kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir. Tahap-tahap dalam proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi, dan evaluasi memegang peranan yang penting agar tindakan yang dilakukan perawat terhadap klien terstruktur dengan baik agar tujuan keperawatan tercapai sehingga mendatangkan kepuasan pada klien. Hygiene mulut dapat dilakukan dengan cara : Menggosok gigi Hygiene mulut khusus bagi klien yang tidak sadar

Menggunakan flourida Flossing Perawatan gigi palsu B. Saran Dengan adanya makalah ini dapat menjadi acuan bagi perawat dalam melakukan proses keperawatan oral hygiene.

DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Terjemahan oleh Komalasari, Renata dkk. Dari Fundamental of Nursing: Concept, Process, and Practice. Jakarta: EGC. Wikinson, Judith. M. 2007. Buku Ajar Diagnosis Keperawatan. Terjemahan oleh Widyawati dkk. dari Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions and NOC Outcomes. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai